UNFAIR #hurtRain (CHANYEOL...

By skloeys

41.1K 4.1K 362

Apa Jadinya jika kekasih yang baru saja melamarmu dalam 24 jam berubah menjadi kakak se-ayah yang tak mungkin... More

CAST
프롤로그
1장
2장
3장
4장
5장
6장
7장
9장
10장

8장

1.9K 278 22
By skloeys

"Please don't be well without me
Please don't be happy without me
So when you miss me and cry and can't sleep like me
You can come find me

I want to look for you even like this
If only I can see you even like this
I can pray any kind of prayer
It's okay even if my happiness reduces to half" - Would We Have Changed, Younha ft. John Park

...

Chanyeol baru saja kembali dari memeriksa beberapa pasiennya saat para perawat di bangsal ER sedang menatapnya dengan penuh senyuman. Chanyeol menunduk memberi salam berniat untuk segera pergi namun terhenti saat salah satu diantara perawat tersebut mengatakan sesuatu.

"Park Chanyeol Seonsaengnim, selamat ya" ungkap Perawat tersebut yang chanyeol ketahui bernama Perawat Park Jihye.

Chanyeol berhenti berjalan lalu memasang wajah bingung.

"Maaf, Selamat atas apa?" Tanyanya.

"Atas promosimu" tambah sang perawat.

"Promosi? Promosi apa?" Tanya Chanyeol tambah bingung. Ia benar-benar tak mengerti arah pembicaraan dua perawat didepannya.

"Kau belum mendengarnya seonsaengnim?" Tanya perawat tersebut.

Chanyeol menggeleng kemudian segera pamit untuk segera menuju ruangan Junmyeon untuk menanyakan apa yang dinyatakan perawat-perawat tersebut padanya.

Sebelum itu Chanyeol sempat melirik kearah resepsionis ditengah bangsal ER ada Sewoo yang tengah tersenyum bersama Sehun dengan earphone ditelinganya.

Chanyeolpun segera melanjutkan tujuannya menuju ruangan Junmyeon.

"Hyung" seru Chanyeol setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh Junmyeon.

"Ah Chanyeol-ah" seru Junmyeon.

"Hyung, apa maksudnya ini?" Tanya Chanyeol mendekat.

"Maksud apa?" Tanya Junmyeon lagi.

"Promosi? Ada apa dengan promosi?"

"Kau sudah mendengarnya?" Tanya Junmyeon santai, iapun berjalan menuju sofa dan segera duduk, tak lupa pula ia meminta chanyeol juga untuk duduk.

"Ya baru saja. Tapi aku tak mengerti"   Ungkap chanyeol dan ikut duduk.

"Kau akan dipromosikan di posisiku, aku akan menggantikan ayahku"

"Kau akan menyerah menjadi dokter?" Tanya Chanyeol.

Junmyeon tersenyum, benar kata chanyeol jika Junmyeon menggantikan ayahnya iya secara langsung akan berada di struktural rumah sakit tanpa berhadapan kembali dengan pasien secara langsung. Tidak sama dengan cita-cita junmyeon selama ini.

"Hyung" panggil chanyeol lagi.

"Ini permintaan ayahku chanyeol-ah" balas junmyeon.

"Dan kau setuju? Menyerah menjadi dokter seperti ini?"

"Aku tetap menjadi dokter chanyeol-ah" balas Junmyeon santai.

Chanyeol menggeleng. "Tidak, ini tidak seperti yang kau impikan sejak dulu hyung"

"Chanyeol-ah, tak ada mimpi yang lain bagiku selain harus menggantikan posisi ayahku. Dan yang harus kau pikirkan sekarang adalah bersiap-siaplah menggantikan posisiku saat ini"

Chanyeol kembali menggeleng. "Aku tidak bisa hyung"

"Mengapa?" Junmyeon bingung.

"Aku tidak bisa"

...

Diwaktu yang sama, Jongin pulang kerumahnya setelah mengejar sekelompok gerbong narkoba. Ia melihat ibunya yang sedang menyemprotkan cairan vitamin untuk tanaman-tanaman yang begitu mahalnya.

"Jong-jong uri adeul!" Teriak ibunya yang dengan cepat meletakkan semprotan serta melepas sarung tangannya bergegas menghampiri anak bungsunya itu.

"Ah eomma" seru jongin tersenyum.

"Tumben pulang" kata ibunya.

Jongin tersenyum kemudian memeluk ibunya.

"Ada yang ingin ku katakan pada eomma" ungkap jongin.

Dengan gerak cepat ibunya membawanya ke kamar untuk mengobrol lebih intens dengan putra bungsunya itu. Jongin dengan patuh mengikuti ibunya.

"Apa yang ingin kau bicarakan dengan eomma?" Tanya ibunya sambil menatap jongin intens.

"Aku menyukai Sewoo" ungkap jongin tanpa basa-basi. Ibunya tak bisa menyembunyikan senyumnya karena memang ia menginginkan Jongin mendapatkan jodoh seperti Sewoo.

"Ia baik, sangat baik. Aku suka bagaimana ia bicara padaku, ia juga pendengar yang baik" tambah jongin.

"Jadi?" Tanya ibunya.

Jongin menatap ibunya bingung. "Jadi apa eomma?" Tanya jongin lagi.

"Ah, eomma harus segera membicarakan tanggal yang tepat untuk pertunangan kalian, secepatnya!" Ibu Jonginpun segera meninggalkan Jongin menuju halaman tempat dimana dia merawat bunga-bunganya tadi, berniat untuk mengambil ponsel yang ia tinggalkan disana. Sedang Jongin masih bingung dengan apa yang baru saja ia katakan pada ibunya, ia bingung apakah yang ia katakan tadi adalah benar adanya? Atau hanya perasaan semu semata?.

Cepat-cepat jongin turun mencari ibunya.

"Eomma, tidak harus cepat-cepat. Aku masih tidak tahu bagaimana perasaan Sewoo padaku"

Ibu Jongin tersenyum menatap putra bungsunya.

"Sewoo gadis yang baik, ia tidak mungkin menolak pemuda baik sepertimu. Sewoo juga buka tipe gadis pembangkang"

Jongin menelaah kata setiap kata yang diucapkan ibunya. Apa benar? Apa ini keputusan yang benar? Semata-mata ia tak ingin menyakiti siapapun lagi, ia juga tak ingin mengecewakan ibunya lagi.

...

Sewoo sedang bercengkrama di lobby rumah sakit bersama Sehun saat ia mendapati Chanyeol berjalan bersama Hani yang sedang membawa buku tebal dan terlihat sedang diterangkan sesuatu oleh Chanyeol.

Dulu ia dan Chanyeol juga sempat seperti itu, tapi lebih tertutup tanpa seorangpun yang Tahu. Di tangga darurat ataupun diatap rumah sakit.

"Kau sudah tahu?" Tanya Sehun.

"Apa?" Respon Sewoo sangat lamban, karena ia sibuk memikirkan Kenangan pahitnya bersama Chanyeol dibanding apa yang sedang dibicarakannya dengan Sehun.

"Chanyeol sunbae dipromosikan menjadi kepala departemen" balas sehun.

Sewoo memekik, kopi yang baru saja diseruputnya hampir saja ia semburkan ke wajah Sehun.

"Haruskah aku berhenti?" Kata-kata itu tiba-tiba saja mencelos dari mulut Sewoo.

"Berhenti? Untuk apa? Menjauhinya?" Tanya Sehun.

Sewoo mengangguk singkat. "Aku selalu memikirkannya, setelah mendengar kabar ia dekat dengan hani aku terus saja memikirkannya. Entah mengapa"

Sewoo menarik nafas panjang. "Aku butuh istirahat, atau aku berhenti saja?"

"Kau sudah gila? Berhenti karena urusan seperti itu sangat tidak profesional Park Sewoo!"

Sewoo terdiam, ia bingung sendiri. Sehun mencengkram bahu Sewoo, meyakinkan sahabatnya itu bahwa semua ini buka apa-apa. "Seorang Park Sewoo tidak mungkin menyerah hanya karena hal seperti ini! Kau paham?" Tanya Sehun, ia tatap mata Sewoo lekat-lekat hinggal akhirnya Sewoo mengangguk mantap.

Ia bisa melakukannya kan? Ya, entahlah.

...

Ia tidak bisa.
Saat ini Sewoo terpaku didepan pintu ruang inap Mark dan Jaemin saat mendapati Chanyeol juga berada disana tertawa bersama kedua adik mereka.

"Noona" panggil Jaemin, orang pertama yang menyadari adanya Sewoo disana.

"Ap..appa memintaku kemari" ungkap Sewoo cepat, pandangannya tepat pada satu orang disana. Park Chanyeol, yang saat ini tengah memasang wajah yang sulit diartikan.

"Masuklah noona" seru jaemin dengan riang dengan tangannya meminta Sewoo mendekat padanya. Sewoo menurut.

Terjadi kecanggungan didalam ruangan tersebut. Hingga Suara Milik Mark memecah kecanggungan tersebut.

"Kau juga kemari karena appa, hyung?" Tanyanya pada Chanyeol.

Chanyeol mengangguk.

"Wae?" Tanya Jaemin pada Sewoo dan juga Chanyeol.

Keduanya menggeleng kompak.

Hingga Park Hajoon pun datang dan meminta Sewoo dan Chanyeol duduk berdampingan di sofa ruang inap Jaemin dan Mark menghadapnya.

Wajah sumringah ayah mereka membuat keduanya khawatir atas apa yang terjadi, pasalnya Park Hajoon tak pernah seceria itu sejak kematian istrinya.

"Sewoo, sabtu ini jadwalmu kosong bukan?" Tanya Park hajoon.

Sewoo terlihat berpikir sejenak lalu mengangguk setelah yakin bahwa hari sabtu ia sedang libur, tak ada jadwal jaga sama sekali.

"Good, Kau juga?" Kali ini pertanyaan Park Hajoon tepat pada Chanyeol.

Berbeda dengan Sewoo, Chanyeol tak langsung menjawab melainkan balik bertanya pada ayahnya. "Ada apa dengan hari itu?" Tanya Chanyeol.

Wajah Sumringah Park Hajoon kembali nampak, membuat Keduanya tambah bingung termasuk Mark dan Jaemin yang juga berada dalam ruangan itu tanpa ikut dalam pembicaraan. Mereka mendengarkan dengan baik juga ikut penasaran ada apa dengan ayah mereka.

'Ppak-ppak!' Park Hajoon menepuk tanganya dua kali, tak lama sekretarisnya yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergipun masuk dengan sebuah kotak besar ditanganya.

Hwang minjoon, sekretaris Park Hajoon meletakkan kotak tersebut tepat didepan Sewoo.

"Bukalah" seru Park Hajoon pada Sewoo.

"Apa ini appa?" Tanya Sewoo bingung sambil perlahan membuka kotak bersar berwarna krem diikat pita besar berwarna putih diatasnya.

Sewoo terbelalak saat melihat isi dari kotak tersebut.

Gaun brukat berwarna babypink, sepatu hak tinggi berwarna senada serta dua kotak kecil yang diyakini berisi perhiasan.

"Untuk apa ini? Appa?" Tanya Sewoo lagi.

Jelas ia bertanya, Chanyeol yang melihat isi dari kotak tersebutpun ikut penasaran juga ingin bertanya. Mengapa ayahnya bertanya hari libur mereka kemudian memberikan sebuah gaun cantik untuk Sewoo?

"Sabtu depan akan menjadi hari pertunanganmu dengan Jongin"

Dunia Sewoo seolah runtuh, cukup saja ia bermasalah dengan hatinya karena Park Chanyeol mengapa ditambah dengan beban seberat ini.

Bagaimana mungkin ia bertunangan dengan orang sebaik Kim Jongin sedang ia hanya memikirkan Park Chanyeol, orang yang saat ini berada disampingnya tanpa ia tahu apakah ikut memikirkannya juga atau tidak. Ah jelas tidak, ia sudah memiliki kekasih.

"Whats?" Seruan itu datang dari Mark yang tak jauh dari mereka, Jaemin menatap Mark kemudian menatap lagi kearah tiga orang didepannya.

Park Hajoon tertawa kecil saat menatap Mark dan Jaemin yang terlihat bingung.

"Kenapa Sewoo? Kau keberatan?" Tanya Park Hajoon.

Sewoo terpaku, tentu ia keberatan. Keberatan beban dihatinya.

Sewoo menatap ayahnya lekat-lekat kemudian menggeleng pelan sambil sejenak menyuri pandang kearah Chanyeol yang terlihat memasang wajah biasa saja, menurut Sewoo. Itu tambah membuatnya memantapkan gelengan tidak keberatannya.

"Bagus! Berdandanlah yang cantik sabtu nanti. Dan satu lagi" park hajoon menatap kearah sekretarisnya lagi. Tak lama hwang minjoon, sekretaris Park Hajoon memberikan sebuah paperbag yang entah sejak kapan dibawanya masuk. Ia terlihat gesit mengikuti perintah tuannya.

"Ini undangan pertunanganmu, undanglah siapapun yang dekat dengan kalian" Seru Park hajoon dengan senyum yang tak pernah luntur kemudian bangkit memeriksa keadaan Mark dan Jaemin kemudian kembali kekantor, meninggalkan Sewoo yang masih terpaku dengan kotak besar didepannya juga paperbag berisi undangan-undangan pertunangannya.

Chanyeol bangkit setelah itu bermaksud pergi.

"Aku boleh mengundang orang-orang terdekatku bukan?" Tanyanya pada Sewoo.

Sewoo mengadah kearah Chanyeol yang terlah berdiri menatapnya dengan wajah dengan senyum kecil terpampang disana. Sewoo tak pernah menyangka chanyeol akan bertanya hal itu padanya.

"Bolehkan?" Tambah Chanyeol.

"Ya, si-silahkan sunbae. T-Tentu saja" Seru Sewoo tergagap lalu memberikan paperbag tersebut pada Chanyeol.

Chanyeolpun menerima paperbag tersebut lalu meraih beberapa undangan kemudian memberikan paperbag itu kembali pada Sewoo, berterimakasih lalu pergi.

Namun sebelum benar-benar keluar dari ruangan tersebut Chanyeol berhenti lalu kembali menoleh ke arah Sewoo. "Chukkhae" serunya dengan senyum manis kemudian benar-benar pergi.

Sewoo yang bingung hanya bisa diam ia buru-buru membereskan Itu semua kemudian pamit kepada kedua adiknya lalu segera membawa barang miliknya kembali keruangan kerjanya.

Jaemin masih bingung dengan apa yang sedang terjadi.

"Hyung, apa yang sedang terjadi?" Tanyanya pada Mark, Mark dengan wajah datarnya menatap Jaemin menggeleng dan mengangkat bahunya.

...

"Sehun seonsaengnim" Sehun menoleh terhadap suara yang baru saja memanggilnya.

Terlihat Hani datang dengan senyum mengembang diwajahnya. Sehun tak menjawab atau membalas salamnya ia hanya berhenti lalu menunggu hani mendekatinya.

"Kau berkencan dengan yerim sunbaenim?" Tanyanya begitu tepat berada disamping Sehun.

Sehun mengangguk singkat. "Ne maja".

"Aah begitu rupanya, kalian terlihat serasi" ungkap Hani basa-basi.

Sehun kembali mengangguk kemudian melanjutkan perjalanannya diikuti hani.

"Kau ta ada pekerjaan?" Tanya Sehun pada hani.

"Ne?" Hani terkejut dengan pertanyaan Sehun. "Ada seonsaengnim, jika begitu aku pamit" seru Hani kemudian.

Sehun terdiam kemudian mengerutkan dahinya, sebenarnya apa yang sedang Hani pikirkan?

Saat itu pula Sehun melihat Sewoo keluar dari lift dengan kotak besar diangkatnya.

"Ya, apa ini?" Seru Sehun kemudian mengambil alih kotak tersebut dari Sewoo.

"Hadiah dari ayahku" balas Sewoo.

"Lalu itu?" Tanya Sehun menunjuk dengan matanya kearah paperbag yang juga dibawa Sewoo.

"Ah ini, undangan pertunanganku" balas Sewoo.

"What? Are you serious?" Tanya Sehun menghentikan langkahnya diikuti pula oleh Sewoo.

"Yes I'am" dengan wajah datar.

"With who? Kim Jongin?"

Sewoo mengangguk.

"Eottokae?" Tanya Sehun lagi.

"Aku juga bingung" balas Sewoo.

Disepanjang perjalanan menuju ruang kerja mereka, Sewoo ditanya ini dan itu. Ya dia merasa itu wajar, jangankan Sehun. Ia saja yang akan ditunangkan masih bingung dengan apa yang terjadi.

...

"Apa ini?" Baekhyun menatap sebuah amplop merah muda yang baru saja diberikan Chanyeol padanya.

"Siapa yang betunangan?" Tanya Baekhyun pada Chanyeol setelah menangkap kata-kata yang tertulis dengan tinta silver di depan amplop tersebut.

'We are angaged!'

"Buka saja" Seru Chanyeol.

"Park Sewoo adikmu?" Tanya Baekhyun pada Chanyeol yang segera menjawabnya dengan anggukan singkat. Kemudian Baekhyun bertanya lagi "Kim Jongin? Adik Junmyeon hyung?" Tanya Baekhyun.

"Ya" balas Chanyeol iapun kembali ke meja kerjanya.

"Aku tak pernah melihat mereka bersama, bagaimana bisa bertunangan?" Baekhyun kebingungan.

"Kau tahu ayahku bersahabat dengan Ayah Junmyeon Sunbae"

Balas Chanyeol tersenyum kecut, mungkin jika Jongin atau junmyeon perempuan makan pasti ia akan dijodohkan dengan salah satunya. Lucu.

"Dan sewoo mau?" Tanya Baekhyun.

...

"Aku tidak bisa menolak keinginan ayahku" ungkap Sewoo, saat ini ia tengah berada diruang kerjanya bersama Sehun dan juga Yerim kekasih Sehun yang baru saja masuk kedalam ruang kerja mereka.

"Kudengar dia orang yang baik sunbae" Yerim mendekati Sewoo yang sedang bertopang dagu pada satu tangannya.

"Maja, dia sangat baik" balas Sewoo.

"Lalu apa yang kau pertimbangkan lagi sunbae?" Tanya Yerim lagi, Sehun menarik Yerim menjauh dari Sewoo. Semata-mata tak ingin membuat Sewoo banyak pikiran, yerim juga tak tahu banyak tentang penyebab kegundahan Sewoo saat ini.

Sewoo bangkit dari duduknya menatap Yerim dan Sehun bergantian. "Aku akan memberi waktu untuk kalian berdua, aku ingin mencari angin sebentar" tanpa persetujuan siapapun, sewoo keluar dari ruangannya dan berjalan menuju bangsal mencari pasien untuk menghilangkan stres dikepalanya saat ini.

...

"Bagaimana perasaan mu, hyung?" Tanya Mark pada Chanyeol yang sedang bersamanya menatap langit sore hari di atap rumah sakit yang disulap menjadi taman yang indah.

Chanyeol menatap Mark sejenak kemudian tersenyum. "Tak ada yang bisa kulakukan selain mendukung keputusannya, dia adikku. Bukankah perasaan yang tidak pantasku padanya harus segera ku hapuskan?"

Mark tersenyum kecut. "Jongin hyung juga orang yang baik" serunya.

"Kau benar"

...

Ada yang bilang.
Kak ini udah malam rabu ke sekian tapi kok #unfair enggak di update2 ?

Haha mian, aku bingung mau bawa ceritanya gimana soalnya 😂
Jujur aja, chapter ini sudah ku tulis ulang benerapa kali haha

Pokoknya dinikmatin aja yaa!
Jangan terlalu ditunggu updatenya kapan karena pasti bakal lama hahaha

sk.

Continue Reading

You'll Also Like

440K 11K 60
𝐋𝐚𝐝𝐲 𝐅𝐥𝐨𝐫𝐞𝐧𝐜𝐞 𝐇𝐮𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠𝐝𝐨𝐧, 𝐝𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐞𝐥𝐥-𝐤𝐧𝐨𝐰𝐧 𝐚𝐧𝐝, 𝐦𝐨𝐫𝐞 𝐢𝐦𝐩𝐨𝐫𝐭𝐚𝐧𝐭𝐥𝐲, 𝐰𝐞𝐥𝐥-𝐫...
600K 18.2K 75
Hiraeth - A homesickness for a home to which you cannot return, a home which maybe never was; the nostalgia, the yearning, the grief for the lost pla...
469K 14.3K 98
Theresa Murphy, singer-songwriter and rising film star, best friends with Conan Gray and Olivia Rodrigo. Charles Leclerc, Formula 1 driver for Ferrar...
1.1M 36.8K 63
𝐒𝐓𝐀𝐑𝐆𝐈𝐑𝐋 ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 jude bellingham finally manages to shoot...