MeloDylan 2 (Retrouvailles)

By asriaci13

44.9M 3.1M 1.5M

Cover by Wira Putra Kesalahan manis yang di rahasiakan. *** Ketika kita bertemu kembali, apakah yang akan ter... More

Sedikit Cerita Untuk MeloDylan Pertama
Prolog
CHAPTER SATU | Dylan Kembali
CHAPTER DUA | Dibalik Semua itu
CHAPTER TIGA | Sebuah Pertemuan dan Pernyataan
CHAPTER EMPAT | Pelukan Terakhir?
Chapter 5 | Video Perpisahan
CHAPTER ENAM | Deva mencari Melody
CHAPTER TUJUH | Pertemuan Melody dan Alice
CHAPTER DELAPAN | Masa Lalu dan Masa Depan
Chapter Sepuluh | Berdamai dengan Masa Lalu
CHAPTER SEBELAS | BERHARAP TAK BERPISAH
Chapter Dua Belas | Tanpa Sengaja
Chapter Tiga Belas | Sisi Manis Dylan
Chapter Empat Belas | Nostalgia
Chapter Lima Belas | Sebuah Syarat
Chapter Enam Belas | Tidak Baik-Baik Saja
Chapter Tujuh Belas | Kadang Aku Tidak Mengerti
Chapter Delapan Belas | Semua Punya Rahasia
Chapter Sembilan Belas | Menjelaskan Kesalahpahaman
Chapter Dua Puluh | Mengingat Yang Tidak Penting
Chapter Dua Puluh Satu | Sampai Disini
Chapter Dua Puluh Dua | Jawaban Dylan
Bukan Update!
Chapter Dua Puluh Tiga | Terlalu Percaya Diri
Chapter Dua Puluh Empat | Rapat Ketiga
Chapter Dua Puluh Lima | Survey Tempat Reuni
Chapter Dua Puluh Enam | Sebatas Teman
Chapter Dua Puluh Tujuh | Truth Or Dare
Chapter Dua Puluh Delapan | Teman Makan Teman
Chapter Dua Puluh Sembilan | Can I Kiss You?
Chapter Tiga Puluh | Jadi Siapa?
Chapter Tiga Puluh Satu | Retrouvailles (Bag •1)
Chapter Tiga Puluh Dua | Retrouvailles •Bag 2
Chapter Tiga Puluh Tiga | Retrouvailles •Bag 3
Chapter Tiga Puluh Empat | Retrouvailles (•Bag 4)
Chapter Tiga Puluh Lima | Retrouvailles (•Bag 5)
Chapter Tiga Puluh Enam | Retrouvailles (Bag Enam)
Chapter Tiga Puluh Tujuh | Retrouvailles (•Bag 7)
Chapter Tiga Puluh Delapan | Retrouvailles (•Bag 8)
Chapter Tiga Puluh Sembilan | Retrouvailles (•Bag 9)
Chapter Empat Puluh | Retrouvailles (Bag 10)
Chapter Empat Puluh Satu | Dibalik Yang Terjadi
Chapter Empat Puluh Dua | Alice kembali
Chapter Empat Puluh Tiga | Semuanya Telah Berakhir
Chapter Empat Puluh Empat - Rahasia Terbesar Alice
Chapter Empat Puluh Lima | Permintaan Alice
Chapter Empat Puluh Enam | Pertunangan?
Chapter Empat Puluh Tujuh | Apa yang terjadi?
Chapter Empat Puluh Delapan | Semua Berakhir Disini
Chapter Empat Puluh Sembilan | Pelaku Tabrak Lari
Chapter Lima Puluh | Keadaan tidak baik
Chapter Lima Puluh Satu | Menunggu Melody
Chapter Lima Puluh Dua | Penyesalan datang di akhir
Bagian Lima Puluh Tiga | Jangan datang lagi
Bagian Lima Puluh Empat | Lupakan, Aku sudah tak peduli
Bagian Lima Puluh Lima | Jeda
Bagian Lima Puluh Enam | Berdamai?
Chapter Lima Puluh Tujuh | Sekadar Saran
Chapter Lima Puluh Delapan | Pamit
Chapter Lima Puluh Sembilan | Menebus Kesalahan
Vote aja
Chapter Enam Puluh | Choose or Lose
Chapter Enam Puluh Satu | Puncak Part 1
Chapter Enam Puluh Dua | Puncak Part 2
Chapter Enam Puluh Tiga | Early Birthday
Chapter Enam Puluh Empat | Titik Balik Sebuah Kejelasan
Penjelasan Sedikit
Chapter Enam Puluh Lima | Kemungkinan Terburuk
Chapter Enam Puluh Enam | Salah Siapa?
Chapter Enam Puluh Tujuh | Friend?
Chapter Enam Puluh Delapan | Random Talk
Bagian Enam Puluh Sembilan | Bertemu Dengan Orang Baru
Tanya Dong
Bagian Tujuh Puluh | Sebuah Pemberitahuan
Sedikit Memberikan Jawaban
Bagian Tujuh Puluh Satu | Kamu, Lucu Sedunia
Bagian Tujuh Puluh Dua | Mencari Penyakit
Bagian Tujuh Puluh Tiga | Sudut Pandang Dylan
Bagian Tujuh Puluh Empat | Pernah Gak sih?
Bagian Tujuh Puluh Lima | Ending?
Bantu memilih.
Bantu Pilih Kover
Bagian Tujuh Puluh Enam | Restart
Bagian Tujuh Puluh Tujuh - Alasan Kembali
Harga Paket dan Merchandise
List TBO Yang Bisa kalian Pesan PO
Bagian Tujuh Puluh Delapan | Begini Adanya
Open Pre-Order
Spoiler Alert!
Spoiler alert Part 2!
Ending :)
Penjelasan Ending
Alternative Ending Part 1
Open Pre Order Merchandise
MeloDylan Special chapter
Special Chapter | Satu
Special Chapter | Dua
Special Chapter | Tiga

Chapter Sembilan | Aku Punya Hati

799K 51.1K 14.7K
By asriaci13

Update, 5 Agustus 2019

Tadinya mau update kemarin, tapi mati lampu huhuhu😭😭😭

Jangan lupa follow instagram :
asriaci13

NOW PLAYING | KAHITNA - AKU PUNYA HATI

SELAMAT MEMBACA CERITA MELODYLAN

CHAPTER SEMBILAH | AKU MASIH PUNYA HATI

Banyak hal yang tidak terduga terjadi sebelum ini, namun aku sudah melangkah sampai sejauh ini. Itu artinya, aku harus melanjutkan jalan yang sudah aku ambil, meski itu berat namun aku berusaha untuk tidak menoleh ke belakang lagi.

***

BELLA bisa melihat dengan jelas kalau Fathur dan Melody berpelukan di depannya. Dia memaksa ikut pergi dengan Dylan tadi saat pemuda itu mengatakan akan menjemput pacarnya karena mengajak Melody bertemu. Gadis itu tidak tahu kalau akan bertemu dengan Fathur, masa lalunya.

Masa lalu? Sepertinya hanya dia yang menganggap begitu. Sementara Fathur tidak.

Pintu mobil terbuka, membuat Bella menoleh ke sumber suara.

Kelihatannya Dylan marah, tetapi dia seperti mati-matian menahan emosinya agar tidak terjadi sesuatu hal yang bodoh. Bella bisa membacanya.

Dia turun dari mobil, mengahmpiri Alice dan Dylan yang tengah berdebat, sementara Deva hanya diam saja menyaksikan dua sejoli itu.

"Lo anter Alice aja pulang, gue biar sama Deva." Bella menjadi merasa tidak enak karena dia yakin kalau dirinya satu mobil dengan Dylan dan Alice, pasti akan terjadi kecanggungan yang luar biasa.

Dylan menoleh, "Bel?" kerutan di dahinya terlihat jelas.

"Lo ama Alice butuh ruang untuk ngomong berdua," jawab Bella sedikit melirik ke arah Alice yang kini tersenyum singkat ke arahnya. "Yuk, Dev." Bella mengajak Deva untuk segera pergi, untungnya Deva paham akan situasinya dan dia langsung mengajak Bella ke arah mobilnya.

Mereka berdua meninggalkan Dylan dan Alice yang sepertinya masih saling mendiamkan satu sama lain. Tetapi Bella tidak ingin kejadian di masa lalu terulang kembali, di mana Dylan lebih mementingkannya dari pacarnya sendiri.

Selama di dalam mobil Bella hanya diam, di dalam kepalanya memikirkan banyak hal. Padahal Dokter selalu menyarankan agar Bella tidak banyak pikiran dan hanya memikirkan hal-hal yang membuatnya senang.

"Tadi ada Fathur." Deva memulai pembicaraan, "Lo gapapa?"

"Gapapa," jawab Bella singkat.

"Perasaan lo?"

"Rasanya kesal, tapi setelah sejauh ini harusnya gue baik-baik aja."

Terakhir kali, Bella lah yang membuat keputusan untuk meninggalkan Fathur. Dia tidak ingin pemuda itu bersamanya hanya karena kasihan. Bella menyusul Dylan ke Amerika, disana dia memulai hidup baru dan sejenak melupakan Fathur. Disaat dia kembali ke Indonesia, dia tidak menyangka akan bertemu Fathur secepat ini.

Seharusnya Bella sadar, bahwa cepat atau lambat dia akan bertemu. Tidak bisa lagi bersembunyi.

"Lo gak suka sama Alice tapi lo masih baik sama dia, sebenernya, lo masih suka dia kan Dev?" tanya Bella

"Hah? Suka Alice? Di dalam kamus Deva gak ada kalimat balikan sama mantan," ujar Deva dan nada bicaranya terdengar sewot.

"Tapi kenapa lo mau nemenin Alice, bahkan bukan buat hari ini aja?"

"Gue hanya bersikap baik sama sesama manusia."

"Tapi lo gak suka dia, biasanya orang yang gak suka sama orang lain gak akan mau nunggu dan menghabiskan waktunya dengan orang yang dia ga suka."

Kini Deva hanya terdiam. Dia yakin bahwa dirinya memang tidak suka dengan Alice, gadis itu menyebalkan. Tapi, dia juga terkadang tidak bisa menolak permintaan Alice kepadanya. Deva akan selalu mengatakan ya, dalam logikanya beralasan bahwa Deva melakukan itu semata-mata hanya bersikap baik ke sesama manusia dan untuk calon tunangan sepupunya.

"Kalau gue jadi Alice, mungkin gue udah benci lo Dev. Di jadiin taruhan, diputusin di depan umum. Tapi, Alice enggak mungkin seperti itu, dia hanya diam saja dan menyetujui semuanya. Bahkan dia tidak terlihat terluka. Alice itu berbeda. Dia spesial."

"Kenapa jadi bahas dia sih? Kenapa gak bahas kita aja?" Deva berusaha mengalihkan pembicaraan mereka ke arah lain.

"Lo hanya lari dari masalah lo dengan mengatakan suka sama gue Dev. Gue paham."

"Tapi gue gak suka lo merasa sakit oleh si sialan Fathur."

"Makasih, lo udah baik sama gue." Bella tersenyum ke arah Deva sekilas.

Semua orang terdekatnya memang begitu perhatian dan tidak ingin dia terluka oleh orang yang sama. Tapi, kini dia harus memastikan beberapa hal mengenai perasaannya. Untungnya sekarang Deva bisa menjadi tamengnya, dia tidak bisa selalu mengandalkan Dylan karena dia kini sudah bersama dengan Alice.

Dia juga sama aja seperti Deva. Saling memanfaatkan keadaan.

"Gue besok mau ke kampus Melody, gapapa, kan?" tanya Deva

"Ngapain?"

"Cuma penasaran," jawab Deva tanpa ragu

"Lo gak akan ninggalin gue hanya karena dia, kan?" Bella memastikan.

"Tenang, lo tetap yang terbaik. Gue gak sebodoh dua cowok dari masa lalu lo." Deva mengelus rambut Bella dengan lembut.

Seharusnya seperti ini saja sudah cukup.

***

MELODY menatap pantulan dirinya di cermin, hari ini dia tidak ada jadwal kuliah. Jadi, Melody akan melakukan rutinitasnya seperti biasa, menyanyi di kafe. Louis belum menjemputnya, artinya dia masih ada waktu untuk bersiap-siap.

Pintu kamar Melody terbuka, "Lo gila ya Mel?"

Melody menoleh ke sumber suara, itu Kate dan Anna. Tanpa Jane, pasti Jane sibuk menemani Musical kemana-mana, beginilah punya teman yang pacaran sama abang sendiri yang super duper sibuk. Pasti Jane di culik, menyebalkan.

"Gila apaan? Masih waras gue," jawab Melody

"Lo kasih nomor tukang sedot WC kan sama Deva?" selidik Anna

Melody mengulum senyumnya, malam itu memang dia menuliskan nomor tukang sedot WC di handphonenya Deva. Tapi, Melody tidak tahu kalau teman-temannya, akan datang dan hanya membahas masalah ini.

"Tau dari mana?" tanya Melody

"Deva nungguin lo depan kampus, katanya lo yang nyuruh padahal lo gak ada kelas. Udah nyuruh anak orang nunggu, kasih harapan, di kasih nomor tukang sedot wc juga." Jawab Anna

"Bagus deh, lo gak sebego itu ngasih nomor ke sembarang orang. Itu baru teman gue." Kate langsung merusak rambut yang sudah di tata rapi oleh Melody, namun setelah itu di rapihkan kembali oleh Kate.

Tidak mungkin Melody semudah itu meberikan hal-hal privasinya kepada orang baru, dia tidak sebodoh dan semurahan itu. Malam kemarin, Melody tidak bisa berpikir panjang, Deva terus menerus menggodanya dan hal itu yang ada di pikirannya. Jadi, untuk membuat Deva diam tidak mengganggunya lagi Melody melakukan itu. Karena menurutnya Deva akan kesal, dan berhenti mengganggunya lagi.

"Tapi yang ada di pikiran gue, kenapa lo bisa hapal nomor tukang sedot wc?" tanya Kate, "Lo ada main ya sama abang-abangnya?"

"Jadi waktu minggu lalu, bunda minta dicariin tukang sedot wc gitu. Soalnya, wc di bawah mampet gitu. Nah waktu gue pergi bareng bang Ical gue liat tuh di tiang listrik ada tempelan tukang sedot wc gitu, yaudahlah gue hapalin nomornya dan gue kasih ke bunda. Gak tau juga, kenapa yang gue inget nomor tukang sedot wc bukan nomornya Kate."

"Yeuhh, bosen idup lo."

"Ody Louis udah nunggu dibawah."

Mendengar teriakan Bundanya dari lantai bawah membuat Melody buru-buru menyelesaikan dandannya dan mengatakan ia akan segera ke bawah.

Hari ini dia akan mengatakan kalimat perpisahan kepada Louis, semalaman dia sudha memikirkan hal itu. Menurutnya ini adalah hal terbaik.

Kate terlebih dahulu keluar dari kamar Melody, namun Anna tetap tinggal dan menahan Melody untuk tidak keluar kamar terlebih dahulu.

"Kenapa Na?" tanya Melody dengan kerutan di dahinya.

"Mending lo pikirin lagi buat putusin Louis."

"Na..."

"Gue tau itu salah, lo seperti menempatkan posisi Louis di tempat yang gak seharusnya. Tapi, menurut lo gimana perasaan Louis saat lo mutusin dia ketika masa lalu lo kembali? Dia akan semakin merasa bahwa dia hanyalah pelampiasan. Gue gak tega Mel, Louis itu baik. Dia mau nemenin lo kemana pun lo mau. Tapi, semua balik lagi ke elo, gue hanya bisa menyarankan."

Anna menepuk pundak Melody dan lebih dulu turun ke lantai bawah. Yang tadinya dia sudah mengambil keputusan kini terkecoh lagi dengan pemikiran Anna.

Dia tidak mengerti mengapa selabil ini? Tapi, yang dikatakan Anna juga ada benarnya. Louis akan merasa dirinya dimanfaatkan saat Dylan tidak ada, namun jika dia mempertahankan disaat perasaannya bercabang seperti sekarang, Louis juga akan menjadi pihak yang dirugikan.

Mungkin hari ini bukanlah hari yang tepat untuk mengakhiri.

Tanpa menunggu waktu lagi, Melody langsung turun dari kamarnya dan segera menemui Louis. Di ruang tamu, Louis tengah mengobrol dengan Kate, Anna dan Bundanya. Mereka sudah akrab.

Akan seperti apa tanggapan Bundanya, jika kali ini pun dia gagal dalam mempertahankan cintanya?

"Oh Odynya udah datang." Saat itu Bundanyalah yang pertama kali sadar akan kehadirannya, "Sekarang Ody butuh waktu lama buat make up, biar spesial ketemu Louis."

"Bunda apaan sih," rajuk Melody. Bundanya terlalu berlebihan, namun itu malah menimbulkan senyum di bibir Louis.

"Berangkat aja yuk, takutnya David udah nunggu disana. Nanti dia ngomel lagi, dia kan mulutnya kek cewek," ajak Melody

"Iya ayo." Louis langsung berdiri dan mengajak Melody untuk segera pergi, sementara Kate dan Anna langsung mengangguk.

Aneh. Louis tidak seperti biasanya, Melody merasa ada yang berbeda dari pacarnya itu.

"Lou, kamu gapapa?"

"Gapapa, kok nanya gitu?" tanya Louis sambil membukakan pintu mobil untuk Melody.

"Gak tau aku ngerasa ada yang beda aja dari kamu," jawab Melody

"Aku yang beda atau kamu?" Setelah kalimat itu Louis langsung meninggalkan sisi Melody dan berlari kecil ke sisi mobil lainnya.

Dia masuk ke dalam mobil hampir berbarengan dengan Melody. Dia merasa ucapan Louis tadi ada maksudnya, sekarang pun dia jadi serba salah seperti lagunya Raisa.

"Aku gak akan maksa kamu buat cerita, itu terserah kamu. Masing-masing dari kita punya masa lalu masing-masing dan aku gak berhak untuk itu. Tapi, ada kalanya aku juga harus tau, agar aku merasa yakin kalau kamu emang benar-benar mau sama aku."

"Lou..."

"Aku tau kamu perlu waktu, tapi aku akan berusaha meyakinkan kamu."

"Lou..."

"Aku tau."

"Lou dengerin dulu." Melody merasa Louis takut dengan kalimat yang akan dikatakannya, "Harusnya aku yang berusaha yakinin kamu, bukan kamu. Kamu berhak marah, kamu berhak nuntut aku. Kalau kamu baik terus kaya gini, malah bikin aku makin gatau diri."

***

SEPERTI biasa Melody mulai menyiapkan segala sesuatunya, kemudian David menghampirinya dan memberikan Melody dukungan. Selalu saja seperti itu, mereka telah berteman sejak lama, masalah yang dulu ada seakan hilang meskipun tidak pernah Melody lupakan.

Kesempatan kedua yang diberikan Melody kepada David begitu di manfaatkan dengan baik oleh David, dan Melody merasa dia tidak salah berbaikan dengan David. Karena setiap orang berhak diberikan kesempatan kedua dan bisa berubah.

"Hari ini mau nyanyi lagu apa?" tanya David

"Ah banyak request. Ada lagu Korea, Indo dan masih banyak juga. Terus ada titipan dari Kate barusan katanya dia minta lagu dari Kahitna - Aku punya hati."

"Emang si Kate punya hati? Dia udah hati gak punya otak juga gak punya." David bersenangat jika dalam menghujat Kate.

Keduanya tak pernah akur selalu bertengkar dan mempermasalahkan hal-hal sepele. Mungkin karena David juga sepupu Liam, jadi sifat mereka sama saja.

"Lagu koreanya apa? Lagian ngapain sih udah tau ini Indonesia minta lagu Korea segala. Percuma suara lo bagus, beberapa orang gak ngerti."

"Kita kan harus menerima request dari pengunjung kafe yang datang. Udah ah, gue mau naik ke stage sekarang."

"Gue iringin pake gitar atau keyboard deh." David mengajukkan diri.

"Oke." Melody langsung mengiyakan tawaran aravir barusan.

David memang cukup mahir dalam memainkan alat musik.

"Oke." Melody mengangguk, David memang jago main keyboard. Jadi, Melody akan senang hati menerima tawaran David barusan.

Kini Melody sudah duduk di depan stand mic, dia menoleh ke arah David yang ada di sampingnya. David tersenyum, menandakan dia sudah siap untuk memulai aksinya. Barulah Melody menatap ke arah pengunjung kafe, sudah lumayan penuh.

Louis mengangkat tangannya, membuat Melody membalas dengan senyuman. Louis duduk di kursi depan, bersama dengan Anna, Kate dan Fathur.

Ah, sejak kapan Fathur datang? Dia selalu ajaib dan tiba-tiba.

"Mel mulai?" tanya David yang dibalas anggukan kecil oleh Melody.

David memberi aba-aba dan Melody mulai menyanyikan lirik demi lirik lagu dengan penuh penghayatan.

Namun disaat lirik lagu Aku punya hati dari Kahitna sampai dibagian.

"Perasaanku tak bisa dustai, tak seperti dulu lagi..."

Pintu kafe terbuka, dan saat itu Melody melihat kalau Alice datang dengan Dylan, satu tangannya melingkar di lengan Dylan. Disusul dengan Bella dan Deva di belakangnya.

Sempat terhenti suara Melody dan itu menimbulkan banyak pertanyaan di benak David, namun tak lama Melody langsung kembali ke dunianya dan menyanyikan bait lagu selanjutnya.

"Aku tak mau terus begini, bila kau tak lagi sungguh-sungguh cinta aku...

"Walau hati ini tak sanggup lupakan dirimu... Ku sadari aku yang pergi....

"Aku masih punya hati, engkau pasti tau itu... Bila ku salah mengapa kau diam, mengapa tak kau bicara..."

Air mata Melody lolos begitu saja. Entah dia merasa lagu itu begitu sedih. Beberapa orang menyangka kalau Melody menyanyikan lagu itu karena terlalu menghayati, namun dia merasa bahwa dia menangis karena orang yang baru saja datang itu.

Alasan dibalik Kate meminta lagu ini, karena dia tengah bertengkar dengan Liam dan ini merupakan rekor mereka dengan tidak saling menyapa satu sama lain. Tidak ada maksud lain lagi.

Setelah lagu selesai, Melody buru-buru mengusap air matanya dan kembali ceria, dengan mengatakan bahwa dia akan membawakan lagu lain.

Lagu selanjutnya adalah lagu Korea dengan judul Me After You dari Paul Kim. Lirik lagu itu mendalam dan sangat indah.

Sementara di meja lain, ada beberapa pasang mata yang tengah memperhatikan Melody. Senyum dari salah satu mereka terangkat. Dia Alice. Berbeda dengan orang yang duduk di sebelahnya, tangannya masih menggenggam gelas yang sedari tadi dia pegang.

"Kamu tau ga arti lirik dari lagu Korea barusan?" tanya Alice

"Gak tau," jawab Dylan dengan tegas.

"Itu lagu tentang seseorang yang tengah jatuh cinta, liriknya bagus. Lain kali kamu harus nyanyiin lagu itu buat aku, boleh?"

"Lice..."

"Jawaban kamu enggak ya?" Alice langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain, dia merasa kekanak-kanakan sekarang.

Tapi harus bagaimana lagi, dia merasa takut jika Dylan pergi dari sisinya. Namun, Dylan tidak boleh tau akan hal itu. Semua orang tidak boleh tau. Dia harus terlihat baik-baik saja, dia benci dikasihani.

"Jangan aneh-aneh dan mikir macem-macem." Dylan memperlembut suaranya agar Alice tidak memancing keributan disini.

Sudah cukup semalam mereka berdebat dan pada akhirnya Dylan lah yang harus mengalah. Alice memang tidak menyalahkannya, namun gadis itu selalu mempunyai cara supaya Dylan merasa bersalah.

"Kalau aku minta Melody nyanyi di acara pertunangan kita menurut kamu gimana?"

Bella yang mendengar pertanyaan Alice barusan langsung menoleh. Tentu dia terkejut dengan pertanyaan itu, sementara tatapan Dylan seperti menolak dengan tegas.

"Ide bagus," jawab Bella semangat, "Lagian lo ama Melody udah masing-masing juga, kan, Lan?" tanya Bella sekadar memastikan.

"Tapi..." Dylan terlihat bingung

"Bercanda," ujar Alice pada akhirnya. "Aku gak sebodoh dan sejahat itu, membiarkan dia terjebak diantara kita. Aku mengundangnya agar dia berpikir bahwa antara kamu dan dia udah gak ada apa-apa, itu sebuah kenyataannya. Terkadang beberapa orang memang harus ditampar dengan kenyataan agar sadar."

Namun disaat mereka tengah memgobrolkan banyak hal, tiba-tiba saja Bella menoleh ke arah lain dan tak sengaja bertatapan dengan Fathur disana. Fathur tidak mengalihkan tatapannya ke arah lain, sementara Bella tersenyum kemudian kembali asik dengan obrolan di mejanya.

Dylan sadar kalau Bella berubah, dia sedikit menendang kaki Deva untuk memberinya kode. Tapi dasar anaknya kurang peka, Deva malah fokus makan saja.

"Deva."

"What?"

Tapi beberapa lama kemudian Deva sadar akan situasinya, lalu dia sedikit mendekat ke arah Bella dan merangkulkan tangannya.

"Sedikit lebih baik?" Bisik Deva tepat di kuping Bella

Bella mengangguk kecil. Setidaknya untuk hari ini.

***

Terima kasih sudah membaca sampai chapter ini :)

Silahkan beri vote dan komentar :)

Aduh makin rumit percintaannya?

Kayanya setelah selesai Melodylan 2 aku ada niatan nulis Belfa.

Ada shipper #BellaFathur kah?

Atau kalian mau #FathurMelody

Tapi bagaimana dengan Louis?

Dylan mah biarin aja, dia jahat soalnya :(

Gimana lagi. Cowok kebanyakan mikir pake logika, sementara cewek banyak yang pake perasaan.


***

Visual Alice

BONUS BUAT KALIAN YANG BACA CERITA INI

GAK USAH NGOMONG KASAR YA HAHAHA PADAHAL GUE AJA SENDIRINYA NGUMPAT PAS UNDUH FOTO INI :(

***
With Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 183K 38
Sequel (The Other Side) "Buat apa lo mertahanin suatu hubungan kalo lo berjuang sendirian?" "I can't say hello to you and risk another goodbye." Apak...
3.2M 230K 29
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
21.1M 1.1M 71
Sudah di terbitkan oleh penerbit Rainbookpublishing (FOLLOW SEBELUM BACA!) TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU INDONESIA (offline maupun online) Rank #1 re...
6.8M 89.5K 8
[available on bookstores; gramedia, etc.] Selain main COC, kesukaan Aidan yaitu menyendiri sambil denger musik. Dan, selain kentang goreng serta pep...