Spring Rain (Yoona-Sehun)

Od xohorat

12.7K 2.4K 551

[on going] ; Bahasa Indonesia Hidup bersama setelah 7 tahun tak membuat perasaan Yoona berubah pada suaminya... Více

Pemeran
One
Two
Three
Four
Five
Six

Seven

1.8K 307 85
Od xohorat

Warning : Adult content!
21+

Dosa ditanggung sendiri ya wkwkwk

oOOOo

Tidak ada lagi suasana canggung diantara mereka. Baik sikap maupun perasaan keduanya telah berubah menjadi lebih hangat dan bisa dikatakan penuh dengan romantisme.

Oh Sehun menautkan jari-jari besarnya pada jari lentik sang istri. Hari masih sore dan mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar disebuah taman yang menampilkan pohon maple disepanjang jalannya. Sesekali kelopak bunga maple yang berwarna putih itu berjatuhan ketanah dan ada juga yang meniban rambut Yoona.

Bagi Sehun, Yoona sudah sangat indah untuk disentuh dan terlalu cantik untuk dipandangi tanpa perlu dijatuhi kelopak-kelopak bunga tersebut.

Tangan kiri Sehun memegang cone es krim selagi tangan kanannya tak bisa melepas jemari istrinya. Begitu juga dengan Yoona yang memegang cone es krim miliknya ditangan kanan. Beberapa saat yang lalu wanita itu seperti anak kecil yang merengek meminta Sehun membelikannya es krim yang kemudian dimanfaatkan Sehun dengan meminta sebuah ciuman dibibirnya.

"Mau kuberi tahu rahasia?"

Yoona menoleh tanpa berhenti menjilat es krim chocochip rasa mint nya itu. "Apa itu?"

"Aku dan Somin pernah berkencan saat masih berkuliah. Hmm..sebelum secantik sekarang."

Sebenarnya Yoona terkejut tapi dia menyembunyikan ekspresinya untuk berpikir bahwa hal itulah yang menjadi faktor keduanya terlihat dekat. Apalagi mengingat manager Somin yang pernah datang kerumah hanya untuk mencari wanita masa lalu nya itu.

"Dia meminta mengakhiri hubungan kami demi obsesinya menjadi model. Pergi ke luar negeri dan fokus pada segala macam persiapan untuk kembali ke Korea seperti sekarang. Aku yakin kau tahu persis bagaimana penampilannya dulu."

"Sangat tahu. Karena dia yang selalu menggangguku. Sangat bodoh, berisik, dan selalu membuat emosi." mengingat Somin saja sudah membuat Yoona kesal apalagi ditambah fakta bahwa gadis itu adalah mantan kekasih suaminya.

"Kau benar, tapi dia selalu bercerita tentang betapa kesalnya dia padamu karena tidak mau membantunya membuat desain. Dan baiknya dia adalah tak pernah sekalipun menyebutkan namamu."

"Lalu darimana kau tahu kalau itu aku?"

"Aku hanya menebak."

Sehun masih asik berjalan tapi mendadak berhenti saat ia tak bisa berjalan lebih jauh berkat tautan tangan Yoona yang menahannya. Pria bermarga Oh ini menoleh kebelakang menemukan Yoona dengan tampilan wajah yang terlihat bingung.

"Kenapa?" tanyanya.

"Tidak mungkin kau bisa menebak semudah itu."

Sehun terkekeh. Dia mundur beberapa langkah lalu menempelkan bibir pada istrinya dan, "Kau ingat pertemuanmu dengannya didepan ruang operasi?"

Yoona yang masih sedikit terkejut dengan perlakuan Sehun itu hanya mengangguk seperti anak anjing.

"Setelah kau dan Hanna pergi dia mengatakan tentang sunbae yang dulu selalu ia ceritakan itu adalah dirimu. Dia sangat terkejut karena takdir menjadikan orang yang selalu ia ceritakan malah menjadi istri dari mantan kekasihnya."

"Kau bangga ya pernah menjadi mantan kekasih model terkenal itu?"

Sehun hampir tersedak oleh cone es krim didalam mulutnya. Tiba-tiba sebuah ide untuk menguji Yoona muncul, "Tentu saja. Lagipula siapa yang tidak bangga pernah berkencan dengan model sekelasnya?"

"Kalau begitu berkencan lagi saja dengannya!"

Yoona menarik tisu yang ada disaku kemeja Sehun dengan kasar lalu berjalan mendahuluinya. Ia mengelap tangannya yang lengket setelah memakan es krim tadi. Saat akan mengelap sudut bibirnya dengan sisa tisu lain, lengannya malah ditarik berbalik hingga kepalanya membentur dada Sehun.

"Apa?!" kesalnya.

"Bantu aku menghabiskan es krim ini."

"Habiskan saja sendiri!"

"Aku hanya bercanda tadi jangan dianggap serius, oke?" Sehun mengerling nakal dan itu membuat hawa disekitar Yoona jadi tidak enak.

Sisa eskrim yang masih berukuran setengahnya itu masuk tanpa ragu kedalam mulut Sehun. Ia menarik kepala belakang Yoona dan menahan punggung wanita itu agar tidak bisa menghindar darinya. Masa bodoh dengan orang-orang yang berlalu lalang akan memperhatikan keduanya. Yang jelas sikap menggemaskan Yoona membuat Sehun ingin mencium wanita itu tanpa ampun.

Ia melumat bibir Yoona dengan sangat lembut dan penuh kehati-hatian supaya wanita itu bisa menikmatinya.

Sehun mulai menyalurkan cairan eskrim yang meleleh dimulutnya untuk Yoona yang masih belum membalas perbuatannya. Akhirnya cairan itu terbuang sia-sia mengaliri sudut bibir Yoona. Ia benar-benar tidak ingin memaksa Yoona untuk membuka mulutnya dengan menggigit bibir wanita itu karena akan lebih menarik jika Yoona membuka mulut atas kemauannya.

Kepala pria bermarga Oh itu sudah bergerak kekiri dan kekanan untuk mendapatkan oksigen tanpa perlu melepaskan tautan mereka.

Sehun melepaskan tautannya dan beralih pada sudut kanan dan kiri Yoona yang terdapat sisa cairan eskrim tersebut. Ciumannya semakin turun keleher hanya untuk membersihkan sisa eskrim yang sudah mengaliri leher jenjang nan putih itu.

Yoona sama sekali tidak menolak ataupun memberontak karena dia sendiripun menikmati sensasi yang belum pernah ia rasakan lagi setelah 8 tahun lamanya. Cukup gila memang tapi begitulah kenyataannya. Baik ia maupun Sehun tak pernah melakukan hubungan suami istri dimalam pertama sekalipun.

"Aku hampir lupa dimana kita berada sekarang." bisik Sehun setelah menyelesaikan cumbuannya.

Pria itu dengan gentle menyeka sudut bibir Yoona menggunakan ibu jarinya. Ia tersenyum lalu menjaga jarak tubuh mereka dan menarik tangan Yoona setelah berhasil menautkan jari-jari mereka.

Kembali berjalan menikmati pemandangan taman pohon maple itu dengan sedikit rasa canggung yang dirasakan oleh Sehun. Ini karena dia merasa telah berbuat terlalu jauh hingga Yoona tak bisa berkata-kata. Mungkin wanita itu marah padanya.

"Aku tidak marah padamu." ujar Yoona seolah bisa membaca pikiran Sehun. Dia tersenyum pada Sehun lalu menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu, "aku kira kau yang marah karena caraku tadi masih terlalu kaku bukan?" lanjutnya.

"Maaf aku terlalu gegabah, Yoona."

"Berlebihan." cibir Yoona mencoba mengembalikan Sehun dari rasa canggungnya.

"Aku serius."

Yoona berdiri didepan Sehun. "Wajahmu itu sudah serius jangan buat semakin serius. Ayo tersenyum!" wanita itu menarik kedua sudut bibir yang tadi menciumnya itu.

"Apa kau selalu bersikap semanis ini pada orang-orang diluar sana?"

"Ya, aku selalu bersikap manis terutama pada pria muda yang menjadi investor untuk menyongsong brand ku."

"Yoona," dia menggeram mendengar penjelasan itu yang dibalas oleh tawa meledak Yoona.

"Aku hanya balas candaanmu."

"Kau balas dendam padaku hm?"

Yoona bergumam tidak dan menarik diri dari Sehun, menghentikan langkah keduanya sebentar, "Biar ku beritahu fakta bahwa aku hanya bersikap manis pada satu orang."

"Hanna?"

Yoona menggeleng dengan lucu, "Rekan kerja sekaligus sahabatku, Kwon Yuri. Tapi sepertinya sekarang akan bertambah satu."

"Siapa?"

"Kau."

"Aku?"

"Ya. Oh astaga aku malu sekali." Yoona mengibaskan tangannya didepan wajah, "Ayo kita ke Jamshil sekarang."

oOo


Hari ini Jamshil Stadium tengah dipenuhi ribuan penonton dari berbagai daerah untuk mendukung jagoan tim Baseball mereka. Tim dari Daegu dan tim dari Busan.

Diantara ribuan penonton Baseball malam ini, dua diantarnya menonton dengan cara yang berbeda. Yoona hanya duduk dan menopang kepalanya dengan pada kedua tangan yang diangkat sedangkan suaminya langsung terhanyut pada euforia pertandingan itu sejak mereka tiba beberapa menit lalu.

Tadi yang sangat berminat datang ke Jamshil adalah Yoona tapi keadaan sekarang seperti terbalik. Dia lupa bahwa ini adalah hari sabtu yang biasanya memang diadakan pertandingan Baseball dan Sehun memaksa masuk dengan alasan sudah terlanjur berada disini kenapa tidak sekalian menontonnya saja?

Oh, lihatlah!

Bahkan sekarang pria itu sudah memegang dua balon berbentuk lonjong yang biasa digunakan untuk dipukul bersamaan seperti bertepuk tangan.

"Aaaaaa!!"

Yoona hanya bisa menyernyit kala suaminya berteriak frustasi bersama para penonton yang lainnya.

"Sehun, ayo pulang saja."

"Sebentar lagi sayang."

"Terus saja bilang sebentar sebentar dan sebentar tapi tidak pulang juga." gerutu Yoona entah Sehun mendengar atau tidak karena pria itu benar-benar sibuk pada dunianya.

Merasa terus-terusan diacuhkan, Yoona berinisiatif untuk mengganggu Sehun. Menarik ujung jaket boomber yang pria itu kenakan dan memberi kode bahwa dirinya kedinginan. Sehun membuka jaketnya lalu menyerahkan pada Yoona dengan cara diluar dugaannya. Dia berharap Sehun memasangkan jaket kebahunya dengan cara romantis seperti dalam drama korea yang diam-diam ia lihat -saat Yuri tengah menontonnya- tapi Sehun malah memberikannya dengan mata yang tak teralihkan dari pertandingan Baseball dilapangan itu.

Yoona memperhatikan jaket milik Sehun yang ada dipangkuannya. Dia baru menyadari betapa Sehun memiliki aroma parfum yang begitu memabukkan. Ia melirik Sehun sekilas lalu memakai jaket tersebut sambil meracau dalam hati.

Entah karena bosan atau apa tiba-tiba Yoona merasa matanya sangat mengantuk. Ia melihat pergelangan tangannya dimana ada sebuah jam tangan merk Casio pemberian dari Yuri. Pukul 8 malam. Sungguh diluar dugaan karena dia bisa bertahan selama satu jam dalam ruangan besar yang berisik dan begitu membosankan.

Yoona hampir terlelap diatas dua tangan yang menumpu kepalanya tapi seseorang mengusap puncak kepalanya membuat ia gagal memejamkan mata. Jika itu bukan Sehun bisa saja ia sudah mengumpat sebanyak-banyaknya tidak perduli dimana mereka berada sekalipun.

"Ayo pulang.."

Pria bermarga Oh ini menarik Yoona meninggalkan stadium yang berukuran luar biasa besar itu. Pertandingan Baseball itu memang belum selesai, kira-kira masih ada waktu 25 menit lagi tapi karena Sehun tidak tega pada Yoona ia pun mengalah.

Mereka membelah keramaian kota Seoul dengan mobil sport yang dikendarai Sehun. Pria itu menyetir hanya ditemani dengan ocehan yang berasal dari radio. Yoona tertidur dan dia tidak bisa bergerak banyak ketika Yoona memaksa untuk tidur dibahunya. Sehun sama sekali tidak keberatan karena ia dengan senang hati akan melakukan apapun yang Yoona inginkan.

Mobilnya terparkir disebuah tempat yang luas namun sepi. Rupanya, Sehun memilih berhenti ditepi sungai Han lebih dulu dibandingkan langsung kembali kerumah. Tentu saja! Ia tidak mau membangunkan istrinya yang tampak sangat lelap tidur dibahunya.

Dalam hati ingin sekali bersorak karena mendapatkan dua keindahan sekaligus baik dari dekat maupun dari jauh. Dari dekat Sehun bisa menikmati keindahan wajah Yoona dan dari kejauhan ia menikmati jembatan sungai Han yang memancarkan berbagai warna bak pelangi itu.

"Aku tahu kau sedang terpesona padaku tuan Oh." tiba-tiba Yoona membuka matanya dan menatap Sehun yang tengah menatapnya. Ia baru terbangun sekitar lima menit lalu saat merasa seseorang terus memandangi wajahnya yang tertidur, "Aku haus." lanjutnya.

"Sayangnya aku tidak punya sesuatu untuk diminum. Mau kubelikan sebentar?"

Yoona mengangguk, "Yang sedikit manis, dingin dan jangan lama-lama."

"Baiklah tuan putri."

oOo

Dua orang berbeda jenis dengan status suami istri itu tengah menikmati pemandangan malam yang disuguhkan sungai Han. Yoona duduk diatas kap mesin sedangkan Sehun memilih bersandar saja.

Hampir tengah malam dan keduanya masih menyesap minuman kaleng yang memiliki kadar alkohol sekitar 40% itu. Tubuh Sehun bukan tipe yang mudah diresapi minuman alkohol sehingga dirinya masih dalam keadaan sadar dengan mata yang terbuka lebar.

Sebelumnya, Yoona meminum jus strawberry dalam kemasan yang Sehun belikan namun setelah melihat suaminya meminum minuman lain ia jadi menginginkannya. Belum sampai satu kaleng habis tapi matanya sudah berkunang-kunang bahkan kepalanya terasa pusing. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia minum alkohol karena ia tahu bahwa dirinya bukan sosok yang tahan pada minuman semacam itu.

Sehun melirik Yoona yang tidak terdengar suaranya semenjak merebut salah satu kaleng alkoholnya, "Kau sudah mabuk? Wajahmu merah sekali."

"Sepertinya begitu."

"Itu artinya kita harus saatnya pulang sekarang. Ayo.."

"Sebentar, aku mau buka jaketmu dulu."

"Jangan. Disini dingin, Yoona."

"Tapi aku kepanasan."

"Yoo.."

"Sssttt...panas sekali tahu."

Kini ia hanya mengenakan pakaian sebelumnya. Sebuah kaos putih polos dengan kerah berbentuk V dan celana jeans berwarna biru pudar.

Sehun bisa gila jika melihat Yoona terlalu lama dengan pakaian seperti itu. Dia juga pria normal yang bisa saja menerkam wanita itu ditambah suasana sekitar yang tampak mendukung. Sepi, gelap dan tenang.

Ia menggendong Yoona kepunggungnya. Lalu meletakkan wanita itu dengan hati-hati dikursi mobil.

Yoona masih sepenuhnya membuka mata hanya saja kepalanya terasa berat. Menyadari jarak wajah Sehun yang teramat dekat itu sedang memasangkan sabuk pengaman ketubuhnya membuat ia menelan salivanya sendiri. Pria itu benar-benar kelewat tampan dan seksi. Dua kancing kemejanya dibiarkan terbuka dan membuatnya mengintip sedikit untuk melihat ada apa dibalik kemeja itu.

Seperti sedang berfantasi, Yoona membayangkan otot kekar itu berada dalam sentuhan tangannya. Oh dia sudah gila rupanya!

Sehun sudah selesai memasangkan sabuk pengaman ditubuh istrinya. Ia mencium cepat bibir Yoona sebelum memutuskan berlari kesisi lain dan menyetir mobilnya.

Seolah terpancing, Yoona mengangkat tangannya melingkari leher Sehun ketika pria berusaha menjauhi kepalanya setelah menciumnya cepat. Ia memberikan tatapan semenggoda mungkin lalu mendorong kepala Sehun untuk mendekat padanya. Lumatan demi lumatan yang diawali oleh Yoona tak dapat di hindari lagi.

Entah keberanian dari mana yang diperlihatkan istrinya saat ini, Sehun merasa akan semakin gila dan tidak bisa menahan dirinya sendiri. Salah satu tangannya menahan punggung kepala Yoona agar bisa memperdalam ciuman itu sementara tangan satunya lagi bergerak menekan tombol agar sabuk pengaman yang baru dipasangkan pada istrinya terbuka.

Yoona terbawa suasana. Ia menikmati alur ketika Sehun membawanya untuk bergulat lidah, "hmmphhh.."

Ok! Satu desahan hanya karena berciuman sudah lolos dari bibir Yoona bukan membuat Sehun semakin bersemangat malah perlahan menghentikannya. Bayangan dimasa lalu dalam keadaan yang sama membuat Sehun tak ingin mengulang kesalahan. Bagaimana jika nanti Yoona kecewa telah berbuat jauh saat dirinya mabuk?- Pikir Sehun.

"Kau mabuk Yoona," Sehun menarik kembali sabuk pengaman ketubuh Yoona tapi wanita itu bergerak menahannya.

"Tidak. Apa kau takut menyentuhku karena aku mabuk?"

"Hmm"

"Kenapa?"

"Ada hal yang harus aku pertimbangankan..."

Yoona menyela kalimat Sehun, "Bagaimana jika aku menginginkannya?"

"Ne?"

"Aku mengizinkanmu menyentuhku, Sehun. Aku menginginkanmu dan aku tahu kau juga sudah lama menginginkan hal ini."

"Yoona, kau benar-benar mabuk."

Sehun berbalik berjalan memutari mobil dan Yoona dengan segala sisa kesadarannya beranjak dari kursi mobil mengikuti dibelakang Sehun. Ia mendorong tubuh itu hingga membentur bagian depan mobil.

"Kau membuatku kehilangan akal tuan Oh."

Yoona berjinjit untuk mencium Sehun yang sudah kelewat seksi dimatanya. Dilihat dari caranya, wanita itu benar-benar kaku untuk memulai melumat bibir Sehun.

Sehun tersenyum lalu tanpa keraguan lagi ia membalas lumatan Yoona kelewat lembut tanpa ada nafsu didalamnya. Keadaan berbalik, kini Yoona yang bersandar pada bagian depan mobil. Sebenarnya bukan bersandar lagi tapi sudah setengah tertidur disana.

Tangan besar itu meraba punggung Yoona untuk perlahan membuka pengait bra yang dikenakannya. Setelah terbuka, tangannya beralih kebagian depan menyelusup kedalam kaos yang Yoona kenakan. Mulai dari perut ratanya hingga kebagian dua payudara yang ternyata berukuran pas ditangannya. Yoona sudah memiliki anak tapi harus Sehun akui bahwa payudara itu masih sangat kencang meski ukurannya bertambah sedikit setelah terakhir kali ia menyentuhnya dulu.

"Hmmphhh..."

Desahan itu tak terkendali karena bibirnya yang sekarang menganggur. Sehun tengah asik mencium dan menghisap tengkuk hingga ketulang selangkanya. Dan tangan pria itu yang tak henti-hentinya menggoda dadanya.

Tiba-tiba Sehun berhenti, "ingin lanjutkan dirumah?" tanyanya dengan suara yang serak.

"Disini saja."

Oh, kalimat bodoh itu keluar dari bibir Yoona membuat Sehun tersenyum sendiri. Pria itu mengangkat tubuh Yoona ala bridal style kekursi belakang.

Tanpa babibu lagi ia membuka kaos putih yang Yoona kenakan dan membuka pengait jeans nya juga agar tangannya bisa menyelusup kesana.

Sehun menyingkirkan bra hitam yang sudah terbuka sejak tadi itu. Ia menatap kagum pada apa yang dilihatnya ditengah kegelapan. Tanpa berlama-lama, ia menghisap dua puting kemerahan yang membucah tinggi itu bergantian. Satu tangan meremas payudara lain yang menganggur saat bibirnya menghisap payudara lainnya.

Ini hal baru bagi Sehun. Melakukan kegiatan intim didalam mobil. Sulit memang karena tidak seluas saat berada diatas ranjang.

Sehun sampai pada hasratnya dan menyembur di dalam. Yoona terkesiap karena sesuatu didalam sana tiba-tiba terasa hangat setelah Sehun mendesah kencang. Pria itu berhenti menggerakan pinggulnya dan melumat bibir Yoona yang sudah membengkak karenanya.

"Ini adalah malam terindah. Terima kasih Yoona.." bisiknya lalu menciumi satu persatu pahatan sempurna pada wajah istrinya. Mulai dari alis, kelopak mata, hidung, pipi dan bibirnya, "Aku mencintaimu lebih dari apapun." lanjutnya sambil menempelkan dahinya pada dahi Yoona.

"Malam ini aku sadar satu hal. Boleh aku katakan?"

"Katakanlah."

"Aku ingin mulai mencintaimu, Oh Sehun."


Schneiden!

Part terpanjang nihhhh yeayy!!! Wkwk

Maaf ya kalau kurang seru atau banyak typo soalnya aku gak mengecek lagi. Hehehe


Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

63.8K 6.2K 44
Chava, terbiasa sendiri dalam menghadapi kerasnya kehidupan, membentuknya menjadi cewek yang tangguh. Nathan, terbiasa hidup di tengah-tengah kehang...
87.1K 7.1K 80
Ini hanya sebuah fiksi dan jangan sangkut pautkan kepada real life. Selamat membaca. Jangan lupa untuk votenya.
3.7M 181K 71
Amora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang beru...
132K 8.3K 24
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...