L♡DK: Living With You

By duarekata

51.2K 6.1K 795

[COMPLETED] Bae Irene adalah seorang gadis SMA yang tinggal sendirian di flatnya sendiri. Kehidupannya begitu... More

Cast Introduce
Volume 01 - Confession
Volume 02 - Accident
Volume 03 - Start
Volume 04 - Crazy
Volume 05 - Blushes
Volume 06 - He
Volume 07 - Realize
Volume 08 - Confused
Volume 10 - SweetHun
Volume 11 - Shattered
Volume 12 - SOS
Volume 13 - Letting
Volume 14 - Leave
Volume 15 - Indestructible [END]

Volume 09 - Actually

2.2K 352 68
By duarekata

"Two minus one is one but, me without you is not one at all."—Same, Song Ji Eun and Sung Hoon

Author's side

"Kau ingin naik wahana yang mana?" suara Sehun mengembalikan kesadaran Irene, gadis itu mendadak terlihat gagu di dekat Sehun. Ia merutuk dirinya yang berpikiran melantur kesana dan kemari.

"Kau gugup karena aku menggandeng tanganmu?" tanya Sehun menggoda seraya tersenyum jahil, Irene yang mendengar itu lantas segera menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Pede sekali kau!" sanggah Irene cepat, gadis itu bahkan membuang buka dengan tujuan agar Sehun tidak melihat pipinya yang merona. Melihat senyuman jahil saja dia sudah blushing seperti ini bagaimana jika pria itu tersenyum manis?

"Iya, iya, jadi kau mau naik wahana yang mana?" Sehun menghentikan langkahnya, Irene pun pura-pura berpikir dan akhirnya yang keluar dari mulutnya adalah;

"Roller coaster!" jawab Irene semangat namun berbeda dengan Sehun yang mendadak terlihat pucat. Pria itu menggaruk tengkuknya yang sepertinya tidak gatal.

"Ro—roller coaster? Kenapa kita tidak mencoba wahana yang santai dulu? Seperti komedi putar?" suara Sehun yang terdengar gagap mengundang senyum jahat dari Irene. Gadis itu menaik-turunkan kedua alisnya seraya memasang mimik wajah licik.

"Kau takut, ya? Omo, seorang Oh Sehun tidak berani naik wahana roller coaster." ejekan Irene membuat kedua telinga Sehun memerah, pria itu kemudian melotot jengkel pada Irene.

"Si—siapa yang bilang aku takut?" kali ini suara Sehun mengundang gelak tawa dari Irene, gadis itu merasa Sehun benar-benar imut sekaligus lucu saat ini. Ingin rasanya Irene mencubit gemas kedua pipi putih Sehun, namun gadis itu harus tetap pada batasnya.

"Ya sudah, kalau begitu ayo kita naik." kali ini Irene memimpin langkah, dia menarik tangan Sehun yang terlihat mulai berkeringat. Sehun bahkan menahan langkahnya, seakan belum siap menghadapi wahana bernama roller coaster itu.

"Ini akan menyenangkan, ayo!"
Sehun memandang wahana yang merupakan sumber suara jeritan paling histeris di taman hiburan itu dengan pandangan memelas. Dia menelan saliva-nya pelan kemudian melangkah dengan wajah memberenggut.

L♡DK

"HAHAHAHAHA..." tawa Irene yang kencang membuat gadis itu dilirik heran oleh orang. Sungguh, suara tawa Irene bahkan tidak sebanding dengan tubuh mungilnya. Lain halnya dengan Sehun yang duduk dengan wajah pucat serta rambut acak-acakkan di kursi café yang berada di dalam taman hiburan itu.

"Astaga, airmataku sampai keluar." Irene mengusap sudut matanya yang berair kemudian ikut duduk di kursi di depan Sehun.

Sehun menatap Irene jengkel, pria itu pun merapikan rambutnya yang terlihat baru saja diterpa badai dengan jemarinya.

"Puas kau menertawakan aku?" Irene tersenyum geli melihat raut wajah Sehun, gadis itu meraih gelas plastik berisi bubble tea rasa bubble gum-nya kemudian menyedotnya dengan rakus.

"Ternyata seorang Oh Sehun juga punya aib." ejek Irene puas, gadis itu lagi-lagi tersenyum melihat tingkah Sehun. Kemudian terlintas sesuatu di kepalanya.

"Kau mau naik la—"

"Tidak mau!" Irene terkekeh mendengar jawaban tegas dari Sehun bahkan sebelum gadis itu menyelesaikan kalimatnya. Irene akhirnya memutuskan untuk diam menikmati bubble tea-nya seraya memperhatikan Sehun yang juga sedang meminum bubble tea.

When I see you, my heart trembles
When I miss you, my heart rings
I wanna be your one and only

Diam-diam Irene mengulum senyum. Ini adalah kali pertama buatnya untuk pergi bersama seorang pria—selain ayahnya—ke sebuah taman hiburan. Dan ini sangat menyenangkan buatnya.

Tiba-tiba Sehun melihat ke arah Irene membuat Irene segera mengalihkan pandangannya. Gadis itu pura-pura melihat kesan-kemari dan matanya tak sengaja melihat poster yang menempel di dinding café yang tengah mereka tempati.

"Wah, akan ada pesta kembang api spesial musim panas disini!" tiba-tiba Irene menyeletuk membuat Sehun ikut mengikuti arah pandang gadis itu.

"Sebulan lagi." tambah Irene. Sehun memperhatikan mata Irene yang terlihat berbinar melihat poster berwarna biru langit malam hari itu.

"Apakah acara itu semenarik itu?" batin Sehun bertanya, pria bermarga Oh itu memang tidak terlalu menyukai acara-acara yang menurutnya tidak penting itu.

"Kau mau kesini pada saat itu?" pertanyaan Sehun dijawab dengan gelengan lemah dari Irene, "Ini bukan waktu yang tepat untukku, aku akan datang kesini jika aku sudah punya kekasih nanti."

"Mau pergi bersama?" Irene melebarkan kedua matanya, memandang Sehun tak percaya.

"Apa dia baru saja mengajakku kencan?"

"Anggap saja sebagai balas budiku atas pertolonganmu selama dua minggu ini." lanjut Sehun kemudian menyeruput kembali bubble tea-nya.

Pranggg!! 

Seakan ada kaca besar yang pecah di dalam hati Irene. Irene yang tadinya ingin tersenyum cerah mendadak menekuk wajah cantiknya.

"Ah.. hanya balas budi ternyata."

"Baiklah, untung kau sadar harus membalas kebaikanku." Irene berucap angkuh kemudian kembali menatap poster itu. Berusaha menyembunyikan kekecewaannya.

"Kau sudah tidak lelah lagi, 'kan? Ayo kita naik wahana selanjutnya!" Irene mengangguk kemudian mengikuti langkah Sehun dari belakang. Menghabiskan waktu seharian ini dengan Sehun saja sudah bagaikan sebuah jackpot baginya.

"Aku akan berusaha bahagia meski hanya dengan perasaan sepihakku ini saja."

My sign is the star of scars
I'm shy, lonely and irritable
I always think alone and get hurt alone, a coward

L♡DK

Sehun menggosok rambutnya yang basah dengan handuk miliknya. Pria itu menggantung handuknya di gantungan kemudian berjalan mendekati meja bundar yang sudah dihuni oleh Irene yang sedang tidur dengan buku di dekat kepalanya. Sehun duduk di sebelah gadis yang tengah mendengkur halus itu, nafas Irene begitu teratur sehingga Sehun yakin gadis itu sudah tertidur pulas.

Sehun ikut meletakkan kepalanya di atas meja. Memperhatikan lekuk wajah sempurna milik Irene. Sehun akui, Irene memiliki wajah dan senyuman yang indah. Sehun sering kali terkesima dengan senyum manis milik gadis itu meski ia tak menunjukkannya secara terang-terangan. Sehun menaruh anak rambut Irene yang menutupi wajah gadis itu ke belakang telinganya. Dengan begitu, Sehun semakin leluasa untuk menikmati wajah polos Irene yang sedang tertidur.

"Kau mencoba menyembunyikannya, 'kan?" Sehun berbisik pelan, menatap wajah Irene sedih, "Aku tahu, kau diam-diam suka padaku." lanjut Sehun seraya tersenyum hambar. Ia mengelus pelan pipi Irene kemudian berbisik lagi,

"Ku mohon jangan menyukaiku, karena itu akan menyakitimu."

L♡DK

"Ish, melihatmu senyam-senyum seperti itu membuatku ketakutan." Irene segera mengerucutkan bibirnya mendengar kalimat yang Wendy lontarkan. Gadis itu segera memasang tampang masam yang mengundang gelak tawa dari Wendy.

"Aku hanya bercanda." Wendy menepuk pundak Irene sembari tersenyum geli, membuat Irene mengangkat tangannya bersiap untuk menjatuhkan sebuah jitakan ganas di dahi milik Wendy.

"Hm.. Irene, kita sudah berjanji untuk saling memberitahu jika kita sudah punya orang yang disukai, kan?" pertanyaan Wendy membuat tubuh Irene menegang seketika, gadis itu pun menyunggingkan sebuah senyuman kaku di bibirnya seraya mengangguk kaku jua.

"Aku tahu kau sedang menyukai seseorang." Wendy tersenyum tipis, namun ia memasang raut wajah kecewa. Mendadak rasa bersalah muncul di hati Irene. Irene merasa menjadi sahabat terburuk di dunia.

"Wen, aku tidak punya—"

"Aku sudah punya kekasih, Rene." seketika mata Irene membola, ia kaget bukan main. Setelah sekian tahun bersama, akhirnya kalimat sacral itu meluncur dengan mulus dari bibir Wendy.

"Se—serius?" beo Irene masih dalam mode kaget, Wendy lantas tersenyum kemudian menyahut, "Dua rius."

Irene mengerjapkan kedua matanya berulang-ulang, bingung harus bereaksi bagaimana lagi. Dia seakan terjebak dalam dua pilihan yang keduanya tidak menguntungkannya.

"Aku tidak akan memberitahu siapa pria yang menjadi pacarku jika kau tidak memberitahu siapa pria yang kau suka."

Irene terjebak. Bohong kalau dia tidak penasaran siapa sosok pria yang menjadi kekasih Wendy. Sudah lama ia mengetahui kalau Wendy begitu menginginkan sosok seorang kekasih dan kini harapan gadis itu sudah terkabul.

"Apa kekasihmu itu Sehun?" Irene bertanya pelan, pertanyaannya membuat Wendy tersenyum geli kemudian tertawa hingga menepuk-nepuk kedua telapak tangannya.

"Sehun? Menurutmu itu mungkin terjadi? Lagipula aku sedang belajar melupakan Sehun." Wendy menopang dagunya dengan kedua bola mata indahnya fokus pada Irene yang dari tadi terlihat kaku.

"Ke—kenapa kau berusaha melupakannya?" Irene menatap Wendy balik dengan ekspresi serius, meski begitu gadis bermarga Bae itu tengah dilanda kegugupan sekarang. Ah, ini salahnya, mengapa ia harus merahasiakan perasaannya pada Wendy? Tapi, ia takut Wendy akan membencinya jika ia memberitahu perasaannya.

Wendy menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Tangan kananya terulur untuk mencubit pelan pipi kanan Irene, kemudian gadis Son itu tersenyum lembut.

"Karena kau menyukainya, juga."

Deg!

Kedua mata Irene membulat sempurna, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar barusan. Bagaimana bisa Wendy mengetahui perasaannya terhadap Sehun? Apakah dari sikapnya yang terlalu kentara?

"A—apa? Ke—kenapa? Ba—bagaimana bi—bisa?" Irene bahkan speechless, ia tak tahu lagi harus mengatakan apa. Apalagi senyuman simpul Wendy membuat dirinya seakan baru saja kepergoki mencuri sesuatu.

"Hmm... memangnya kita ini baru kenal kemarin? Aku sudah sadar semenjak kita pesta barbeque kemarin, kau bahkan tidak bisa melepas pandanganmu dari Sehun." Irene membuang wajah, ia merutuk dirinya yang secara tidak sadar sudah memperhatikan Sehun secara terang-terangan saat itu.

"Lagipula kenapa kau menyembunyikannya dariku, hm?" Wendy menatap Irene penasaran.

"Aku malu dan aku takut kau membenciku." jawaban Irene sukses membuat Wendy mengulum senyum.

"Aigoo, lihat kedua pipimu itu. Warnanya seperti lipstick grandma-ku." Wendy menusuk-nusuk pipi Irene seraya tersenyum gemas, Irene hanya mengerucutkan bibirnya menanggapi perbuatan sahabatnya itu.

"Jangan melihatku, aku malu." Irene mendorong tubuh Wendy menjauh, membuat Wendy semakin gencar untuk menggoda gadis Bae itu.

"Apa bagusnya sih pria sok cool itu?" ledek Wendy mengulang gaya bicara Irene yang sudah lalu dan sontak membuat Irene mencebikkan bibirnya sebal.

"Jangan menggodaku! Lebih baik kau memberitahuku siapa kekasihmu itu!" ucap Irene jengkel, seketika Wendy tertawa terbahak  kemudian menatap Irene geli.

"Kekasih apanya? Kau saja yang terlanjur percaya, wleee!" Wendy menjulurkan lidahnya pada Irene kemudian berlari kabur.

"Ya, Son Wendy!! Aishh!!" Irene mengacak rambutnya kesal namun ujung-ujungnya gadis itu tersenyum juga.

"Terimakasih, Wendy-ah."

L♡DK

"Tumben kau mengajakku belanja." Irene berusaha menyamakan langkahnya dengan langkah lebar Sehun namun hal itu cukup sulit ia lakukan mengingat kakinya yang pendek.

"Aku lihat persediaan makanan kita sudah habis, padahal baru-baru ini kau sudah belanja dan aku kasihan padamu." Sehun yang sadar kalau Irene terlihat kesusahan menyamakan langkah mereka memperlambat langkahnya.

"Aigoo, ternyata kau cukup peka juga." Irene tersenyum simpul.

"Tapi sayangnya hanya pada makanan saja, dengan perasaanku tidak." sambung Irene dalam hati.

Sehun hanya menanggapi perkataan Irene dengan seulas senyum tipis. Kebetulan hari ini dia tidak ada jadwal kerja paruh waktu maka jadilah ia mengajak teman serumah-nya itu berbelanja setelah selesai makan siang tadi. Lagipula sekali-sekali ia harus membayar kebaikan Irene padanya. Irene sudah membiarkannya tinggal dan makan gratis di flat gadis itu.

Sesampainya di supermarket mereka segera membeli bahan makanan untuk seminggu. Irene memutuskan untuk mengambil beberapa bungkus ramen dan meninggalkan Sehun yang tengah sibuk memilih sayuran. Irene berjalan menuju rak mie instan dan tak sengaja bertemu dengan seseorang yang ia kenal.

"Oh, Jinwoo-ssi?" Jinwoo menoleh kaget pada Irene, "O—oh, halo, Irene-ssi." pria itu berucap takut-takut. Mendadak ingatannya mengenai kejadian beberapa hari yang lalu saat ia melihat Sehun mojok dengan Irene di kelas 11-A membuat kedua pipinya panas.

"Kita sudah dua kali berjumpa disini, apa kau tinggal di sekitar sini?" tanya Irene seraya mengambil beberapa bungkus ramen, pria yang disebelahnya hanya mengangguk pelan tak berani menatap si gadis lagi. Karena dimatanya Irene adalah milik seorang Oh Sehun dan ia tak berhak untuk menyimpan perasaan lagi pada gadis itu. Ah, Jinwoo sudah kalah sebelum berperang.

"Ah, benarkah? Apa jauh dari sini?" tanya Irene lagi kali ini dia sudah memeluk beberapa bungkus ramen. Gadis itu memandang Jinwoo yang tengah menundukkan kepalanya.

"Ti—tidak." jawaban Jinwoo membuat Irene tersenyum tipis, ia baru menyadari kalau Jinwoo selalu berbicara gagap dengannya.

"Tidak usah setakut itu padaku, Jinwoo-ssi. Tenang saja, aku tidak mema—aw!" kepala Irene tiba-tiba didorong ke depan membuat gadis itu mendesis sebal kemudian menoleh ke belakang.

"Apa yang kau lakukan?" Irene bertanya kesal, sedang si pelaku hanya memasang ekspresi datar.

"Apa kau kemari untuk menggosip? Ayo, masih banyak hal yang harus kita beli." Sehun menarik kerah bagian belakang baju Irene sehingga gadis itu mau tak mau harus berjalan mundur.

"Ish, aku ini bukan anak kambing, Oh Sehun sialan! Eh, sampai jumpa lagi, Jinwoo-ssi." Irene melempar sebuah senyum tak enak kepada Jinwoo dengan singkat kemudian kembali menggerutu dengan sikap semena-mena Sehun padanya.

"Harusnya kau sadar, Irene. Pria itu menyukaimu dan entah kenapa aku tak suka hal itu." Sehun membatin seraya tetap menarik kerah baju Irene.

L♡DK

"Kenapa jadi aku yang membawa semuanya?" Irene menggerutu kesal seraya menaiki satu-persatu anak tangga yang ada di gedung flat-nya sedang Sehun dengan santai berjalan meninggalkan gadis itu.

"Aku 'kan sudah membayar semuanya, masa iya aku yang harus membawanya juga?" Sehun berucap enteng membuat Irene ingin menendang bokong pria albino itu.

"Apa katamu? Ya! Aku bahkan sudah lebih sering memba—"

"Hm, iya, iya." Sehun tak mengizinkan Irene menyelesaikan kalimatnya, pria itu menarik paksa kantung plastik belanjaan itu dari Irene membuat gadis itu tersenyum senang.

"Terimakasih, Oh Sehun. Ah, kau jadi terlihat tampan." Irene berucap manis yang sontak mengundang seulas sebuah senyuman tersipu yang tak terlihat dari Sehun. Pria itu pun berdehem pelan lalu berusaha memasang ekspresi dinginnnya.

"Kau harusnya sering-sering melakukan ini. Dengan begitu aku bisa berhe—"

Mendadak Irene dan Sehun menghentikan langkahnya, mata mereka berdua menatap kaget sosok gadis yang tengah berdiri di samping pintu flat Irene. Gadis itu lantas menoleh dan segera memasang tampang kesalnya.

"Sehun-ah!"

"Krystal-ah?" "Krystal-ssi?" ucap Irene dan Sehun berbarengan, gadis bernama Krystal itu pun melangkah mendekat seraya melempar pandangan sinis pada Irene yang berdiri di samping Sehun.

"Apa benar kau tinggal dengan gadis ini?!" tanya Krystal tak senang, dia bahkan menunjuk wajah Irene dengan jari telunjuknya. Hal itu membuat Irene melebarkan matanya karena terkejut, Irene pun melirik Sehun yang mendadak mengeluarkan aura yang berbeda dari sebelumnya.

"Iya."

Jawaban Sehun membuat Irene dan Krystal melotot kaget, terlebih-lebih lagi Krystal yang kini tampak sudah mengeraskan rahangnya. Irene menelan saliva-nya pelan dan merutuk mulut—sialan—Sehun.

to be continue

cuitcuit:

Update nya lama banget ya? Maaf udah buat kalian nunggu 🙇🙇 menjelang ukk gini tugas aku menumpuk.

Btw,  chapter ini gak aneh 'kan? Alurnya kecepatan kah? Atau ff ini udah mulai membosankan? Kasih pendapat kalian ya🙏

Fyi, mungkin minggu depan aku bakal gak update soalnya ukk udah dimulai, bagaimanapun aku juga harus mempersiapkan diri karena real life aku juga penting :') dimohon pengertiannya ya, doain ukknya berlangsung dengan lancar 🙆

Btw(2), aku mau buat ff hunrene baru, apa ada yang berminat? Kalo ada yang berminat, kemungkinan aku bakal publish prolognya hari Minggu nanti.

Jangan lupa vomentnya ya! 💕💕

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
754K 69.1K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
543K 88.4K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...