Another Second Chance

By dramioneyoja

167K 17.6K 1.9K

COMPLETED - Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua bukan? Termasuk Draco Malfoy. Tapi, bagaimana jik... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Epilog

Chapter 17

6.8K 740 76
By dramioneyoja

All of the character is not mine. They're belong to J.K Rowling.

Another Second Chance

17.

"Lovers don't finally meet somewhere. They're in each other all along."

― Jalaluddin Rumi

A/N : Mature content in the middle part

Dear Draco.

Ada kuil bernama Jokhang di sini, para pelancong Pilgrims datang dan berkumpul di sana, aura di sana membuatku tenang, aku mengirimkan beberapa foto untuk kau lihat.

-HJG

.

Dear Draco.

Kau sehat-sehat saja kan? Aku sudah lebih dari satu bulan di Nepal dan mungkin akan pergi ke Thailand, kurasa aku sudah cukup mendapatkan ketenangan spiritual di sini jadi aku akan mencari suasana baru. Semoga kau sehat-sehat saja.

-HJG

.

Dear Draco.

Berhenti membual soal kartu pos ini pada Harry dan Ron. Mereka mengirimkan patronus padaku kemarin, apa kau tahu betapa paniknya aku? Bagaimana jika ada Muggle yang melihatnya? Ugh.

-HJG

.

Dear Draco.

Kau tahu? Australia punya komunitas sihir yang cukup besar dan Prophet juga terbit di sini. Aku melihat ibu dan ayahmu di Prophet kemarin, bagaimana mereka bisa diundang ratu ke istana? Dan kenapa kau tidak ikut?

-HJG

.

Dear Draco.

Sepertinya musim dingin akan datang lebih cepat tahun ini, berpakaianlah yang hangat. Aku merindukanmu.

-HJG

.

Dear Draco.

Aku berjalan-jalan di pasar tradisional di sini dan menemukan sesuatu yang luar biasa, aku akan menunjukkannya padamu begitu aku kembali.

-HJG

.

Dear Draco.

Ginny bilang aku sudah pergi terlalu lama, padahal belum sampai lima bulan, apa menurutmu aku juga sudah pergi terlalu lama?

-HJG

.

Dear Draco.

Aku merindukanmu.

-HJG

.

Draco melirik ke jam tangannya, kemudian ke kalender kecil di mejanya, sudah lebih dari seminggu Hermione tidak mengiriminya kartu pos, satu minggu lebih tiga hari tepatnya. Draco memang tidak pernah bisa membalas kartu posnya karena Hermione selalu mengirim kartu posnya dari tempat yang berbeda.

Hermione juga selalu berkata padanya untuk tidak membalas kartu posnya karena akan menghambat pergerakkannya dari satu tempat ke tempat lainnya.

Jadi Draco tidak pernah mengiriminya kartu pos.

Setelah Hermione marah-marah padanya ia juga akhirnya menarik semua mata-matanya di sekitar Hermione. Ada beberapa orang yang dikirim Draco untuk memata-matai Hermione.

Ada sepasang suami istri asal Spanyol yang dikirimnya untuk pura-pura menjadi peserta tour yang diikuti Hermione di tibet. Ia juga meletakkan paling tidak satu orang di setiap tempat yang ditiduri Hermione, entah hotel, atau penginapan sederhana.

Sekarang karena ia benar-benar sudah tidak punya mata-mata di sekitar Hermione, ia tidak tahu apa yang terjadi sekarang.

Draco mulai khawatir. Hermione sudah pergi lima bulan, satu bulan lagi ia akan kembali, tapi ia tidak kunjung mengirim kartu pos, Harry dan Ron juga tidak mendapat kartu pos lagi dari Hermione.

Dan itu membuat Draco khawatir, Draco juga sudah menghubungi kedua orangtua Hermione, tapi mereka juga sudah lebih dari dua minggu tidak mendapat kartu pos dari Hermione.

Draco tidak tenang, haruskah ia mencari tahu tentang Hermione? Mencari tahu keadaannya dan keberadaannya? Bagaimana jika ia terkena masalah? Bagaimana jika dia terkena musibah?

Draco menghela nafasnya.

.

"Draco! Kau mau kemana?" Narcissa bertanya melihat Draco sedang membereskan barang-barangnya.

"Aku mau mencari Hermione." Draco menjawab sambil memilih beberapa jacket untuk dimasukkan ke tas kecilnya.

"Memangnya Hermione kenapa? Dia kan memang sedang pergi."

"Dia sudah hampir dua minggu tidak mengirim kartu pos padaku Mother." Draco berseru.

"Mungkin dia sibuk?" Narcissa berseru bingung.

Draco menghela nafasnya. "Aku tidak tahu keadaannya sekarang! Aku khawatir Mother." Draco berseru lagi.

"Beri Hermione waktu, mungkin ia sedang sibuk, atau di tempatnya sekarang sedang tidak ada kantor pos." Narcissa berseru.

"Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu padanya Mother? Bagaimana jika ia tidak mengabariku karena ia tertimpa masalah? Aku tidak bisa duduk diam begitu saja." Draco berseru dan mengeluarkan semua rasa paniknya.

"Draco, tenanglah, apa kau sudah berusaha menghubunginya dengan sihir? Dengan patronus atau semacamnya?" Narcissa bertanya.

Draco menggeleng.

"Bagaimana jika kita coba untuk menghubungi Hermione terlebih dahulu?" Narcissa bertanya, ia sebenarnya juga panik tapi berusaha untuk berpikiran tenang.

Draco mengeluarkan tongkatnya dari saku jubahnya dan dengan cepat berpikir mantra macam apa yang bisa ia gunakan untuk menghubungi Hermione.

.

Seorang perempuan berjalan keluar dari bandara dengan tas ransel di bahunya dan koper di tangannya. Ia terlihat berbeda, semua orang yang melihatnya tidak bisa langsung melepaskan pandangannya begitu saja.

Rambut cokelatnya dikuncir tinggi dengan beberapa helai terlepas dan jatuh ke bawah, ia menggunakan kemeja kotak-kotak dan jacket cokelat panjang, di London sudah musim dingin tapi kulitnya kecokelatan seperti baru berjemur.

Ia terlihat cantik dan berbeda dari orang-orang di sekitarnya, ia berjalan dengan langkah yang penuh dengan percaya diri.

"Hermione Granger!"

Seseorang berseru kencang begitu Hermione sampai di bagian depan bandara.

Hermione langsung tersenyum begitu melihat siapa orang itu.

-Flashback-

Draco mengerang dan melihat ke arah jendela kamarnya, ia baru akan mengeluarkan patronusnya saat seekor burung hantu mendarat di sisi jendelanya dengan surat, bukan kartu pos tapi surat. Draco melihat burung hantu itu dengan aneh tapi kemudian berjalan mendekat, siapa yang mengiriminya surat di saat seperti ini?

Draco melihat namanya yang tertera di depan dengan tulisan tangan yang ia kenal. "Ini dari Hermione." Draco memberitahu Narcissa.

Narcissa menghela nafasnya lega.

Dear Mr. Draco Malfoy,

Maaf membuatmu menunggu kartu posku terlalu lama, jangan memutar matamu, aku tahu kau menunggu kartu posku. Anyway maaf karena sudah membuatmu khawatir.

Pesawatku ke London sampai hari ini jam empat sore, aku akan menunggumu tiga puluh menit, jika kau tidak datang dalam setengah jam maka itu artinya kau menemukan perempuan lain tapi jika kau masih menungguku....

Semoga kau punya waktu untuk menjemputku.

-Hermione.

"Ada apa? Apa yang dikatakan Hermione?" Narcissa bertanya begitu melihat wajah Draco yang seperti baru melihat hantu.

"Hermione kembali." Draco berseru pelan, suaranya tidak lebih dari bisikan dan ia tersenyum lebar.

-End Of Flashback-

Draco tersenyum melihat perempuan itu berjalan ke arahnya. Draco berdiri di tempatnya dan menyeringai.

Hermione menyeringai dan menjatuhkan koper juga tas ranselnya kemudian berlari ke arah Draco yang sudah melebarkan tangannya.

"Stupid." Draco bergumam saat Hermione memeluknya erat.

Hermione tidak mengatakan apa-apa dan Draco tahu kalau ia sedang menangis. "Kenapa kau menangis bodoh?"

"Aku kira kau sudah menemukan perempuan lain." Hermione bergumam.

"Bukankah aku sudah bilang kalau aku akan menunggumu?" Draco berseru kemudian ia memeluk Hermione begitu erat.

.

"Kau masih membersihkan apartement ini meskipun kau tidak tidur di sini?" Hermione bertanya begitu ia dan Draco sampai di apartement Draco, ia meletakkan ransel kecilnya di sofa.

"Tentu saja, kau tidak akan pernah tahu kapan kau membutuhkan tempat lain selain Manor." Draco menjawab dengan penuh rasa bangga, ia menutup pintu apartementnya dan meletakkan koper Hermione di dekat sofa.

"Kenapa tidak ada yang berubah dari tempat ini?" Hermione bertanya dan melihat-lihat ke sekelilingnya.

"Karena tidak perlu ada yang diubah." Draco berseru kemudian memeluk Hermione dari belakang, ia meletakkan kepalanya di tengkuk Hermione.

Hermione menutup matanya dan meletakkan kedua tangannya di atas tangan Draco yang melingkar di perutnya. "Did you miss me?" Hermione bertanya pelan.

"Like crazy." Draco menjawab dan mencium leher Hermione lembut.

Draco tiba-tiba memutar tubuh Hermione dan menatapnya.

"Apa kau menemukan pria lain selama perjalananmu?" Draco bertanya meletakkan tangannya di dagu Hermione dan mengangkat kepalanya, menatap mata cokelat yang begitu dirindukannya.

Hermione tersenyum dan menggeleng.

"Katakan padaku bagaimana hubungan kita setelah ini?" Draco bertanya, ia benar-benar ingin kepastian sekarang.

"Apa kau mau melakukannya lagi? Memulai hubungan kita dari awal?" Hermione bertanya pelan, ia meletakkan kedua tangannya di lengan Draco dan memandang mata Draco lembut.

Draco mengangguk, tidak sanggup berkata-kata, perasaannya begitu emosional sekarang.

Hermione tersenyum. "I love you Draco."

"I love you as well." Draco menjawab, ia memeluk Hermione dan mencium keningnya.

"Haruskah kita berdiri di sini terus atau kau mau bercinta denganku setelah sekian lama?" Hermione bertanya dan menggoda.

Draco tertawa kemudian menggendong Hermione dan membawanya ke kamarnya, ke kamar mereka.

Hermione menutup matanya dan meletakkan kepalanya di bahu Draco.

"Kenapa kulitmu begitu cokelat?" Draco bertanya begitu ia membaringkan Hermione di kasur mereka.

Hermione tertawa dan melepaskan jacketnya. "Ada banyak hal baru yang tidak kau ketahui dariku sekarang Draco."

Draco mencium bibir Hermione pelan dan membelai kepalanya lembut.

"Apa kau tahu betapa aku merindukanmu?" Draco bertanya. "Merindukan mata ini?" Draco bertanya dan mencium kelopak mata Hermione.

"Merindukan hidung ini." Draco berseru lagi dan mencium ujung hidung Hermione pelan.

Draco kemudian menelusuri bibir Hermione dengan jarinya.

Hermione membuka mulutnya dan menggigit jari Draco.

Draco menyeringai dan mencium Hermione lagi, ia kemudian mencium leher Hermione sambil membuka kemeja yang masih digunakannya. Hermione menutup matanya dan membiarkan Draco bekerja.

Draco melepaskan semua kancing kemeja Hermione, Hermione kemudian bangun dan melepaskan kemejanya juga celananya yang sudah setengah di tarik Draco kebawah, sekarang ia berbaring hanya dengan pakaian dalamnya dan Draco masih melihatnya dengan tatapan penuh makna.

Draco berdiri dan melepaskan bajunya juga, begitu tinggal brief-nya yang tersisa ia mendekat ke Hermione.

"Bukankah ini terlalu lambat?" Hermione bertanya sambil terus tersenyum.

Draco mengangkat bahunya. "I wanna make love to you, not just sex, so spare me." Ia berseru kemudian menurunkan tali bra Hermione dari bahunya dan mencium bahunya.

"Geli bodoh..." Hermione tertawa pelan karena geli. Draco ikut tertawa tapi terus melakukannya dan membuat Hermione tertawa. Hermione tiba-tiba meletakkan kedua tangannya di dada Draco dan mendorongnya ke samping, begitu Draco berbaring di sampingnya ia menduduki pinggang pria itu.

"Kau terlalu lama, aku sudah tidak sabar." Hermione berseru, ia kemudian melepaskan branya dan melemparkannya sembarangan. Ia baru akan melepaskan panty-nya saat Draco menahan tangannya.

"Later..." Draco berseru, ia ingin mengambil kendali kali ini. Ia membalikkan posisi mereka lagi sehingga Hermione berada di bawahnya, ia kemudian melepaskan panty Hermione dan juga brief-nya.

Draco menyentuh pelan bagian tengah Hermione dan begitu tahu kalau bagian itu sudah basah ia tidak bisa menahan dirinya lagi.

"Protection?" Hermione tiba-tiba bertanya.

"Apa?" Draco bertanya tidak percaya.

"Contraceptive charm... dimana tongkatmu?" Hermione bertanya karena tongkatnya ada di ruang tamu.

"Di ruang tamu." Draco berseru lagi. "Kau mau aku mengambil tongkat sihirku Hermione? Bukankah tongkat ini sudah cukup?" Ia menyeringai.

Hermione tertawa. "Do it then. Make love to me." Hermione berbisik pelan.

Draco tersenyum, ia mencium Hermione lembut kemudian mendorong ke dalam.

"I love you so much Hermione."

.

"Ayahmu mungkin akan mengarahkan senapan panjangnya ke kepalaku begitu ia tahu kalau kau sudah pulang tapi tidak langsung kerumah."

Hermione mengangguk setuju, ia kemudian mendekat dan meletakkan kepalanya di dada Draco.

Draco mengelus-elus kepala Hermione pelan. "Kau benar-benar tidak memberitahu siapapun kalau kau sudah pulang?"

Hermione menggeleng.

"Harry dan Ron juga akan berdiri di belakang ayahmu dengan tongkat mereka." Draco berseru lagi.

Hermione tertawa pelan.

"Hermione?"

"Hmm?"

"Kenapa kau tidak punya tan-line?" Draco bertanya curiga. "Well, kulitmu terlihat bagus dan kau terlihat sehat, tapi kenapa tidak ada tan-line?" Draco bertanya lagi. "Jangan bilang kau berjemur telanjang!?" Draco berseru lagi, suaranya panik dan penuh emosi.

Hermione tertawa lagi. "Kenapa memangnya?"

"Kau berjemur di pantai saja aku sudah tidak bisa membayangkannya, bagaimana jika ada pria yang melihatmu? Dan kau berjemur telanjang? Aku ingin bertemu semua pria yang melihatmu dan menebas leher mereka satu persatu."

Hermione terawa lagi. "Apa menurutmu ada pantai khusus wanita?" Hermione bertanya sarkas.

Draco menghela nafasnya kesal.

Hermione tertawa dan mencium Draco lembut. Ia belum memberitahu siapapun tentang kepulangannya kecuali Draco, apalagi ia pulang satu bulan lebih cepat dari rencananya. Jadi begitu mereka bertemu di bandara Draco langsung membawanya ke apartementnya dan mereka sudah lebih dari lima jam tidak keluar dari kamar.

"Ada banyak nude-beach di Thailand, kalau hanya aku yang memakai bikini maka akan aneh." Hermione menjelaskan.

Draco memutar matanya.

"Apa selama lima bulan ini kau tidak bertemu satu perempuanpun? Kau tidak tidur dengan siapapun? Bagaimana kau bisa bertahan?" Hermione bertanya sambil meledek.

Draco tersenyum bangga. "Jangankan selama lima bulan ini, semenjak kau pergi meninggalkanku aku bahkan tidak melirik wanita manapun."

"Benarkah?" Hermione bertanya tidak percaya.

Draco mengangguk lagi.

"Good boy..." Hermione berseru dan mengelus-elus kepalanya.

Draco tersenyum bodoh dan itu membuat Hermione ikut tersenyum.

"Hermione?"

"Iya?"

"Apa kau mau menikah denganku?"

...to be continued


Continue Reading

You'll Also Like

33.9K 4.6K 18
Hermione Granger terobsesi menjadi orang biasa.
546K 37.8K 29
Draco Malfoy × Hermione Granger
10.8K 1.6K 37
(LENGKAP). AU. Sebuah misi membawa Hermione ke dalam tembok Wiltshire untuk menjalin takdir dengan sang pemburu penyihir, Lord Draco Malfoy. HARRY PO...
38.5K 3.3K 12
Perceraian memang menyakitkan. Namun, hanya itu satu-satunya jalan untuk bahagia. ...