Yes, Daddy? [H.S]

By SyaDeeRa

1M 15.1K 1.1K

"Aku tak akan pernah bisa mengabulkan keinginanmu, Ally" "Kalau begitu, just fuck me please?" "I- i can't" "P... More

Prolog
1. First Sight
2. A Job
3. Walk Around
5. Someone (?)
6. Heartbreak? No!
7. Bad Habit
8. Apprehensive
9. Hospital
10. Lie
11. Kid(ding)
13. Dirty Mind
14. Lunch
15. Porn
17. Plan
19. Little Sister
Baca penting, eh apa engga?
22. Welcome Home
Hello

23. Gone

15K 239 10
By SyaDeeRa

"Ally!"

Panggil Max saat aku baru saja melewati depan ruang kelasnya.

"Iya?" Jawabku spontan menengok ke arahnya yang kebetulan sedang berdiri dekat pintu masuk.

"Um, nanti siang kau ada waktu tidak?"

"Aduh bagaimana ya, aku harus ke toko buku setelah pulang sekolah" jawabku jujur karena memang rencananya hari ini aku hendak membeli novel yang telah lama kutunggu-tunggu terbitnya. Dan setelah itu aku akan mencari keberadaan Harry lagi.

"Oh begitu ya, sebenarnya Marie memintamu untuk datang menjenguknya lagi, tapi kalau kau tak bisa ya sudah" ucapnya diakhiri senyuman diakhir.

"Marie masih dirawat?" Tanyaku.

"Yah begitulah, kemarin kondisinya memburuk" ucap Max disertai nada kesedihan.

Mendengarnya aku jadi tak tega begini, lagipula aku juga senang bermain dengan Marie. Ah apa iya aku harus membatalkan rencanaku?

"Eh, kalau begitu nanti setelah aku pulang dari toko buku, akan kusempatkan mengunjungi adikmu" ucapku memutuskan saat itu.

"Serius?"

Aku hanya mengangguk.

"Ya sudah, bagaimana kalau nanti aku antarkan kau ke toko buku, setelah itu kita berdua bisa langsung ke rumah sakit. Kebetulan aku membawa mobil" tawarnya.

Wah.
Kesempatan bagus ini.
Kapan lagi Max mau mengantarku ke toko buku? Heheh.

"Awas-awas, hey babe!" Tiba-tiba Heather datang menyenggol-nyenggol diriku dengan sengaja lalu mengecup bibir Max.

"Heather, babe, sebentar aku sedang mengobrol. Jadi bagaimana Al? Kau nau?" Kata Max pada Heather lalu merubah pandangannya padaku.

"Bol-

"Kamu tega ya mengabaikanku" Potong Heather saat aku belum selesai berbicara.

"Tidak, bukan begitu. Tadi sebelum kau datang aku kan sedang ber-

"Shh shh. Sudahlah tak usah pedulikan perempuan tak jelas itu, lebih baik kau antar aku ke kelas sebelah yuk" ucap Heather lalu dengan paksa ia menarik tangan Max.

Bukannya Max menolak, eh dia malah ikut-ikut saja ditarik begitu. Dan aku ditinggalkan sendiri seperti ini.

Tentu saja aku kesal melihatnya. Ditambah tadi Heather menyebutku perempuan tidak jelas. Ish. Pagi-pagi sudah membuat kesal saja dia ini.

"Terserah" ucapku pada diri sendiri karena mereka terlanjur sudah jauh.

"Allyyy!!" Teriak Sarah pas di samping telingaku. Berteman dengannya lama-lama aku bakal seperti haji bolot, budeg!

"Apa Sar?" Ucapku tak semangat.

"Eh tadi dari jauh kulihat kau dan Max mengobrol ya? Um yah sebelum akhirnya Heather datang"

Aku hanya mengangguk-angguk pelan.

"Kau mengobrol apa saja Al?"

"Tidak penting, cuma nanti ia bakal mengantarku ke toko buku, itu saja" jawabku.

"Wah! Bagus kalau begini sih! Sebuah kemajuan!" Sarah antusias sekali mendengarnya, berbanding terbalik dengan diriku yang terlanjur kesal.

"Loh kok kau malah tak senang begitu sih kelihatannya? Bukannya kau sudah lama menyukai Max?" Tanyanya lagi setelah melihat diriku yang tak antusias.

"Oh aku tahu! Pasti gara-gara Heather ya?" Sarah menjawab pertanyaan dirinya sendiri.

"Sudahlah Sar, lebih baik kita beralih ke topik yang lebih penting"

"Topik penting? Apa?"

"Harry"

"Apa pentingnya dia?" Ucap Sarah dengan muka datar.

"Kau ini bagaimana sih, kita kan belum tahu dimana keberadaan Harry, ditambah ia baru saja sembuh"

"Oh iyaya, aku lupa menanyakan hal itu pada mom"

"Ish! Jadi Harry bagaimana nih? Keberadaannya masih menjadi misteri"

"Sudahlah Al, dia kan sudah kelewat dewasa, jadi ya pasti dia bisa menjaga diri sendiri dan tahu apa yang ia lakukan. Paling-paling kalau sudah bosan juga dia pulang sendiri" kata Sarah masih dengan santainya.

Keponakan macam apa Sarah ini?

~~~~~

Bel pulang baru saja berbunyi, aku bergegas keluar dari kelas tak sabar ingin ke toko buku. Max? Persetan dengan dirinya. Aku bisa pergi sendiri.

Tanpa kuduga ternyata Max sudah menunggu diluar pintu kelasku.

"Yuk" ajaknya begitu aku melewati pintu.

"Apa?" Jawabku datar.

"Ke toko buku lah"

"Lebih baik kau jalan dengan pacarmu saja sana" ucapku lalu segera berjalan. Max malah ikut berjalan disampingku. Aduh.

"Kau marah ya?" Tanyanya setelah sadar kalau aku tak ramah padanya seperti biasa.

Aku tak menjawab dan hanya tetap berjalan

"Oh aku tahu, kau pasti kesal tadi pagi saat Heather memotong obrolan kita. Maafkan ya, Heather memang kadang suka lancang, tapi dia baik kok"

Baik? Baik apanya? Aku sudah 2 tahun sekelas dengannya, dan selama itu pula sepertinya aku belum pernah merasakan yang namanya mendapat kebaikan dari dirinya itu.

"Jangan marah Al, yuk ah!" akhirnya ia malah menggeretku paksa ke arah parkiran mobil.

Tunggu. Kenapa ada Heather di samping mobil Max?

"Aduh babe akhirnya kau datang juga, panas tahu menunggu di tempat parkir seperti ini. Eh? Kok dia ada disini?" Ucap Heather seolah-olah tak tahu namaku siapa.

"Sudahlah naik saja dulu nanti aku jelaskan"

Aku duduk di kursi belakang sementara Heather duduk di depan bersama Max.

"Jadi?" Tanya Heather tak sabaran.

"Begini babe, nanti kita ke toko buku dulu sebentar, setelah itu baru kita ke rumah sakit" jelas Max.

"Ke toko buku? Untuk apa?"

"Kita antar Ally dulu"

"Maksudmu makhluk yang duduk di belakang itu?" Ucap Heather dengan nada yang tak mengenakan.

"Ayolah babe, jangan seperti itu"

"Kan rencananya kita ke rumah sakit sebentar lalu pergi ke mall. Kau ingatkan babe? Aku kan ingin membeli sepatu keluaran baru itu" kata Heather dengan manja. Ish aku sih eneg mendengarnya.

"Iya babe, tapi kita ke toko buku dulu sebentar saja"

"Dasar merepotkan saja"

"Sudahlah, lebih baik aku turun" ucapku kesal mendengar argumen mereka yang mempermasalahkan diriku ini.

Langsung saja aku turun dan tanpa menengok lagi aku berjalan keluar dari tempat parkir ini, kudengar Max memanggilku dari mobilnya itu. Ah bodo amat.
~~~~~

Jadilah aku jalan kali ke arah toko buku yang memang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dari sekolah, sementara Max dan Heather? Meh.

Tunggu.

Dikejauhan sana ku melihat lelaki yang dari posturnya mirip dengan Harry. Jangan-jangan itu benar Harry?

"Harry!!" Teriakku. Tapi sepertinya ia tidak mendengar. Ia terlihat sedang mengobrol dengan entah siapa.

Langsung saja aku berlari ke arahnya. Setelah agak dekat kufokuskan pandanganku sambil berlari, dan benar saja itu Harry, aku yakin itu benar Harry!

"Harry!" Teriakku lagi. Namun Harry berpindah dari tempatnya dan berjalan ke arah lorong gelap dan menghilang dari pandanganku.

Sial. Sial. Sial.

Aku berlari dengan lebih kencang, sampai di depan lorong yang tadi Harry masuki, aku terdiam.

Tidak ada siapa-siapa. Dan lorong ini buntu. Huh. Gagal aku menangkapnya.

Jadilah aku masuk ke dalam toko buku dengan ngos-ngosan.
~~~~~

Setelah cukup lama aku berkutat dengan buku-buku yang ku inginkan, akhirnya aku sampai juga di rumah sakit.

Aku sebenarnya malas bertemu Max dan Heather. Tapi aku tak tega kalau tak menjenguk Marie. Yah mudah-mudahan saja mereka sudah pergi.

Ah tak apa, demi Marie ini.

"Permisi" ucapku di depan ruangan Marie.

Pintu pun terbuka dan

"Kau?!"

Ha. Kan benar, yang membuka Heather.

"Kak Ally? Yeay! Kak ayo masuk-masuk" teriak Marie dari dalam sana. Wow, aku tak tahu anak kecil seperti ini masih bisa berteriak ketika sakit.

Heather yang dari tatapannya ingin mengusirku malah membukakan pintu lebih lebar untukku masuk ketika mendengar Marie yang kegirangan itu.

"Hai Marie" sapaku padanya, ia langsung bangun dari posisi tidurnya lalu memelukku.

"Marie kira kakak tak akan datang. Tapi ternyata kakak datang, Marie seneng deh" katanya masih sambil memelukku. Ah dia manis sekali, kurekrut saja Marie jadi adikku. Haha.

"Oh iya, kakak punya hadiah untukmu" aku mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasku.

Kebetulan tadi saat aku ke toko buku, aku melihat buku cerita bertema putri-putri kerajaan yang bisa diwarnai, dilengkapi stiker dan ber-glitter  yang kerlap-kerlip, entah mengapa aku jadi ingin membelikannya untuk Marie.

"Wah! Terima kasih kak Ally" ucap Marie antusias dan langsung membuka bukunya itu.

"Tuh kan kau merepotkan kak Ally saja" Max akhirnya bersuara.

"Ih kakak apaan sih" jawab Marie dengan nada bicara yang lucu dan muka yang gemas.

"Woah! Aku sukaaa! Semuanya cantik sekali!- eh ada stikernya juga, wahh!" Ucap Marie girang sementara aku hanya tersenyum ikut senang karena Marie menyukai barang yang ku belikan.

"Terima kasih ya Al" ucap Max padaku, sementara Heather duduk dengan muka cemberut sambil memainkan ponselnya.

"Iya sama-sama. Eh ibumu kemana Max?" Tanyaku yang sedari tadi tidak melihat ibunya Max ini.

"Sedang pulang mengambil pakaian, sebentar lagi juga kembali"

"Oh begitu, kalau begitu salam saja ya, aku ada suatu urusan, jadi tak bisa lama-lama disini, aku pamit ya?"

"Oh oke, sekali lagi terima kasih ya Al"

Aku mengangguk lalu menengok ke arah Marie yang masih berkutat dengan buku barunya itu.

"Heh, kak Ally mau pulang itu" ucap Max pada adiknya dengan nada suara macam berbicara dengan musuhnya.

"Hmm" ucap Marie singkat.

"Lah dasar kau ini" kata Max setelah mendengar reaksi adiknya yang nampak tak peduli.

"Sudahlah Max, sepertinya dia sedang sibuk, haha" jawabku.

"Hehe maaf ya Al, bocah mah gitu"

"Iya tak apa, Heather aku duluan" pamitku masih menghormatinya.

Heather nampak seperti tidak mendengar dan malah asyik dengan benda di genggamannya itu.

Hah terserahlah.

~~~~~

A/N:
Ini semalem dah di publish sebenernya tp kayanya error gt dah.

Oiya,
Ewoi manteman yg baik yg syantiq ataupun yg tamvan, polow instagram q bisa kali ya🌝, sepi bat ig ku kaya hati ini :'v Mueheheheheh...

Alay iya alay.

@indirarasya
@indirarasya

Polbek dm sj.

Oke? Oke.


All the love as always,

-Sya

Continue Reading

You'll Also Like

455K 45.9K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
43.3K 3.7K 84
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
63.6K 6.6K 22
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
628K 18.3K 14
LAPAK BROTHERSHIP ✔️ NOT BOYS LOVE...❌ SUDAH END TAPI TETEP VOTE + FOLLOW PROSES REVISI Kamu tahu obsessi? Ya apa saja bisa dilakukan bahkan bisa m...