I Love You, Captain (COMPLETE...

By deaprillissa

2.9M 103K 1.3K

WARNING!!! BEBERAPA BAGIAN PADA CERITA INI DI PRIVATE SECARA ACAK KARENA ADA ALASAN TERTENTU. Silahkan FOLLOW... More

Prolog
Arranged Marriage?
Daddy's Plan
The Plan
This Time!!
Accidental
Daniel's Problem
Our Trip
Our Holiday 1
Our Holiday 2
Pain and Happiness
Our Marriage and About You
Your Decision
PARIS!!
Full of Hates
Shocked!! (part 1)
Shocked!! (Part 2)
The Truth
Daniel's Nightmare (part 1)
Daniel's Nightmare (part 2) and Alana's Pain
AUTHOR NOTES
And Finally..... You, Me, and Our Baby.
Our Happines
New Journal
ATTENTION READERS!!! :*
HOT NEWS!!!
Epilog
Permisi......
Yuhuuuuuuuuu

New Begin (part 1)

74.4K 3K 78
By deaprillissa

Foilaaaaaa aku balik lagi niiiihhh dengan pasangan unyu Nata dan Alana. Maaf ya ngepost ceritanya lamaa banget. Aku sebenernya ga ada rencana buat ngepost dalam waktu dekat ini, tapi aku mau ngelunasin janjiku pada semua readers tercinta :* maaf ya kalo pendeeek. Selamat membacaaa

*

*

Alana POV.

Hari ini genap satu bulan sejak kejadian aku kehilangan bayiku. Sedih? Pastinya. Sampai sekarang pun aku masih belum bisa melupakan kejadian yang membuat aku harus kehilangan buah cintaku dengan Nata.

Aku terus mengedarkan pandanganku ke sekeliling taman di belakang rumah mami ini sambil menyesap camomile tea hangat yang baru saja disajikan mami untukku.

Sampai kurasakan ada seseorang yang menutupi mataku dan mencium pipi kiriku lembut.

Hey honey. Ngapain sih kamu sore-sore bengong disini? Mau kesambet bidadari nyasar kamu disini huh?” Tanyanya dengan nada jenaka.

“Apaan sih Nat jayus banget deh kamu. Lepasin ah.” Rengekku yang langsung dibalas dengan cemberutan. Dan langsung mengambil tempat duduk di sampingku.

“Kamu kenapa? Lemes banget. Kerjaan di kantor makin banyak ya?” Tanyaku akhirnya sambil berdiri dan memutuskan untuk memijat bahu Nata. Dan kulihat wajahnya sudah tidak selayu tadi.

“Hmm istriku ini memang tau ya bagaimana cara membahagiakan suaminya.” Ujarnya manja dan seketika membuatku tersipu.

“Um Nat...” Ujarku ragu.

“Ya sayang?” Jawabnnya dengan mata terpejam, menikmati pijitanku sepertinya.

“Maafkan aku...” Lirihku selanjutnya.

“Kenapa?” Tanyanya lagi dan sekarang dia sedang berbalik menatapku.

“Maafkan aku karena belum bisa memberi anak padamu.”

“Sayang aku ngerti kok, kita kan udah berusaha selama sebulan ini. dan sebulan itu menurutku waktu yang singkat untuk kamu bisa hamil lagi. Aku ngerti kok.” Ujarnya penuh rasa sayang.

Aku mengambil tempat duduk di sampingnya dan ia merangkulku.

“Nat..”

“Ya sayang? Kenapa lagi hm?”

“Kita usaha lagi yuk.” Ajakku dengan sedikit tersipu karena pernyataan yang aku keluarkan terdengar sangat aneh dan tak biasa.

“Maksud kamu?” Tanyanya dengan mimik wajah yang berubah jenaka, atau lebih tepatnya mesum?

“Yaaa, kita berusaha buat dedek lagi. Kamu ga mau ya?” Tanyaku selanjutnya.

Dan seketika aku terpekik karena Nata dengan gampangnya menggendong tubuhku ala bridal style.

“Nat turunin ah! Malu kalo mami sama papi liat.” Teriakku dengan memukul-mukul dada bidangnya.

“Ga mau ah. Kenapa mesti malu sih? Kamu kan istri aku.” Ujarnya enteng dan langsung berjalan menuju ke kamar masih dengan adegan gendong-gendongan.

Nataaaaaa.....

Nata POV.

“Pak siang ini akan ada rapat dengan para manager perusahaan untuk membicarakan kinerja di masing-masing divisi bulan ini.” Ujar Siska sekretaris baruku.

“Baiklah. Siapkan segala sesuatunya.” Balasku yang sama sekali tak meliriknya karena begitu sibuk dengan pekerjaan.

Setelah Siska pergi aku langsung melepas semua berkas-berkas yang aku pegang dengan malas dan menyenderkan tubuhku di kursi.

Astaga mau sampai kapan aku seperti ini? membohongi diri sendiri, berusaha menyenangi pekerjaan yang selama ini kukerjakan padahal passion-ku sama sekali tidak berada disini. Lirihku dalam hati.

Aku terus melamun sampai kudengar ketukan di pintuku dan aku langsung memberi isyarat untuk masuk.

Capt! Astagaa gue kangen banget sama lo.” God, ternyata dia. Kenapa selalu datang disaat perasaanku sedang buruk sih?

“Lo bisa ga sih ga usah panggil gue dengan panggilan itu lagi?” Tanyaku dengan wajah masam.

“Gabisa. Udah menjadi habbit capt. Ga akan bisa dirubah. Aneh rasanya kalo gue manggil lo Nata.” Imbuhnya dengan duduk santai di sofa.

“Tapi gue bukan captain lo lagi, dan nama gue juga Nata, ngapain harus aneh sih?” Tanyaku lagi.

Bima kini merubah posisi duduknya dengan kaki yang berada di atas meja dan membuka-buka majalan Forbes keluaran bulan ini.

“Gila, kapan ya gue bakalan kayak lo gini. Masuk ke dalam salah satu kandidat the most wanted CEO edisi majalah bisnis ginian.” Racaunya sambil terus membuka halaman demi halaman majalah itu dan berhenti di salah satu berita yang memuat tentang diriku.

“Lo bisa aja kalo lo mau ngelanjutin usaha retail bokap lo.” Ujarku santai padanya dan ia mengangguk-angguk.

“Tapi ga mau lah. Udah ada kakak gue ini yang ngejalanin itu perusahaan bokap. Ngapain juga gue ikut campur. Jadi pengusaha bukan jalan hidup gue.” Ujarnya santai tetapi berhasil membuatku terdiam.

“Ups sorry capt. Bukan maksud gue...”

“Udahlah, gpp kali Bim. masih ngerasa ga enak aja. Gue biasa aja kok.” BOHONG. Seratus persen itu bohong.

“Jangan bohongin gue capt. Lo masih pengen jadi Nata yang dulu kan? Jadi Nata yang selalu berhasil memuat para pramugari dan penumpang perempuan di pesawat yang lo bawa terpesona ngeliat muka adonis lo?” Ucapnya asal dengan lirikan mengejek.

“Apa maksudmu bodoh.” Kulempar dia memakai buku yang ada di mejaku dan ia hanya menghindar dan tertawa terbahak.

“Entah kenapa ya capt. Gue ngerasa yakin banget kalo lo bakalan balik lagi kerja bareng gue.” Ujarnya sambil berdiri dari sofanya dan tersenyum misterius.

Lunch? Together? Maybe?” Tanyanya kemudian dan aku langsung tersadar dari lamunanku karena omongannya.

“Traktiran nih?” Tanyaku yang langsung diasmbut gelak tawanya lagi.

“Ayolah capt, lo sama gue juga tau disini siapa yg paling punya banyak uang.” Ujarnya sambil melirik kesekeliling ruanganku.

“Baiklah baiklah. Gue yang traktir.” Ujarku jengah dan berjalan menuju pintu disusul dengan Bima di belakangku.

***

Saat ini aku lagi menikmati weekend di daerah Bogor dengan Alana. untuk yang satu ini dia yang meminta karena katanya sudah jenuh di Jakarta terus. Dan baiklah akupun menuruti kemauannya.

Kami sedang dalam perjalanan menuju ke hotel yang akan kami tempati nanti dan Alana daritadi hanya sibuk melihat-lihat suasana jalanan dari kaca mobil.

“Um Nat, mau ga kita berenti dulu di cafe itu?” Tunjuk Alana pada salah satu cafe yang sepertinya sangat comfortable dengan desain eksterior yang serba coklat dan cream.

“Kamu mau makan?” Tanyaku padanya, mengingat sekarang masih jam 9 pagi. Jauh dari jam makan siang.

Um some drinks, maybe?” Ucapnya kemudian dan akupun akhirnya menyetujuinya dan ia tersenyum sumringah.

Benar saja, begitu kami memasuki bagian dalam cafe terlihat sekali desain yang sangat khas dari cafe ini. serba coklat dan sangat creamy. Bangku dan mejanya pun mempunyai warna yang sangat hangat, coklat muda dan paduan warna pastel lainnya. Belum lagi wangi-wangian pastry dan cake serta aroma chocolate yang sangat menggiurkan menguar di udara. Membuat perutku seketika meminta diisi.

Kulirik Alana yang sedari tadi juga masih sibuk menikmati pemandangan cafe yang sangat menyenangkan ini. dan ketika tersadar ia langsung menarik tanganku dan mengambil duduk di tempat pojokan dekat jendela.

“Selamat datang. Silahkan dipilih pesanannya.” Seorang waitress datang dengan senyuman yang tak kalah ceramy-nya dengan cafe ini.

Alana langsung mengambil buku menu yang diberikan dan kulihat matanya sangat berbinar seperti menemukan sesuatu yang belum pernah ditemukannya.

“Saya pesan semua yang berbau coklat di cafe ini. semuanya, mulai dari makanan, minuman, dan dessert-nya.” ujar Alana yang seketika langsung membuatku shock mendengarnya.

Berbeda dengan tampang keterkejutanku, sang waitress justru memandang Alana dengan tatapan memujanya seperti Alana baru saja mengobati kehausannya di tengah gurun yang sangat panas.

“Terima kasih nona. Semua yang nona pesan akan sampai beberapa saat lagi.” Ujarnya sambil tersenyum dan berlalu meninggalkanku dan Alana.

Are you crazy?” Tanpa sadar aku mengucapkan kata-kata itu pada istriku. Dan ia hanya tersenyum mendengarnya.

“Gatau Nat, aku lagi pengen coklat aja tiba-tiba.” Ujarnya santai sambil terus mengedarkan pandangan memujanya pada penjuru cafe ini.

“kalo ga habis siapa yang mau ngabisin Al?” Tanyaku gemas dengan tingkahnya. Tidak biasanya Alana boros seperti ini hanya demi makanan.

“Kan kita makannya berdua. Pasti habis kok.” Masih dengan nada santainya.

Dan tak lama semua pesanan Alana datang. Benar saja, biasanya mungkin mereka menyajikan makanan hanya dengan sebuah nampan dengan maksimal dua orang waitress yang membawanya, tapi saat ini? ada dua orang waitress yang mendatangi tempat kami DAN dua buah kereta dorong bertingkat dua berbentuk persegi panjang yang berisikan SEMUA pesanan Alana. Astagaaaa.

Alana menatap semua makanan dan minuman itu satu persatu dengan tatapan sumringah dan memuja lengkap dengan senyuman lebarnya. Berbeda denganku yang menatap semua makanan itu dengan horror.

“Mari kita makaaaan” Ujarnya bersemangat sambil menyendokan satu suapan besar chocolava untuk disantapnya. Dan...

Hueeeekkk. Oh God, Alana.

“Sayang kamu kenapa?” Tanyaku dengan panik saat ia tiba-tiba saja membuat gelagat orang mual-mual.

“Aku gapapa Nat. tapi kok kayanya aku enek banget ya. Pusing lagi. Duuuh Nat kita ke hotel aja yuk.” Ujarnya dengan nada datar dan aku hanya menganga karenanya.

“Terus makanan ini gimana kabarnya?” Tanyaku memekik karena tidak percaya dengan sikap Alana yang ajaib ini.

“Hehehe kita bawa aja ke hotel.”

“Kamu bahkan belum nyentuh minuman ato makanan lainnya Al.” Ujarku frustasi sambil menunjuk semua makanan yang ada di hadapanku.

“Dan kita ga mungkin bawa semuanya ke hotel.” Lanjutku dan ia terlihat sedang berfikir.

Akhirnya aku meraih salah satu gelas yang berisikan milkshake chocolate dan meminumnya sampai tandas. Tidak menggunakan sedotan melainkan langsung meminum dari gelasnya yang menyebabkan permukaan atas bibirku ditutupi wipe cream.

“Maaf.” Tiba-tiba saja Alana terlihat sangat sedih. Oh Tuhan kenapa lagi ini? kenapa perubahan mood istriku ini sangat paraaah. Sesaat dia senang dan sesaat terlihat sangat menyedihkan.

“Oke oke, aku gapapa kok. Aku ga marah. Baiklah begini saja. Kita pulang, aku bayar semuanya tapi makanan ini kita berikan gratis pada semua pengunjung yang ada disini. Bagaimana?” Tanyaku padanya dengan pasrah. Dan kulihat senyumnya kembali mengembang.

Hey kemana tampang menyedihkan dan memelas yang satu menit lalu dia berikan padaku?

Aku memanggil waitress dan meminta bill untuk semua makanan ini. Dan ternyata harga yang harus aku bayar hampir saja menguras seluruh isi uang cash di dompetku. Semua berjumlah 789ribu rupiah. Dan aku pun membayarnya dan mengatakan rencanaku tadi pada sang waitress dan waitress itu pun mengerti.

Saat aku dan Alana ingin keluar dari cafe itu terdengar suara seorang anak laki-laki yang berteriak, sepertinya ia berteriak kearahku. Dan kulihat semua tatapan dan pandangan dari seluruh pengunjung saat itu.

“Hey om terima kasih untuk coklat gratisnya.” Teriaknya kepadaku sambil tersenyum sumringah, sangat menggemaskan. Dan aku pun hanya membalasnya dengan senyuman.

Alana yang melihat kejadian tadi hanya terkikik saat kami sudah berada di dalam mobil.

“Kenapa?” Tanyaku pura-pura ketus padanya dan seketika tawanya menghilang.

“Maaf Nat. Tadi kamu itu kayak pahlawan aja deh ngebagi-bagiin makanan kayak tadi.” Ujarnya lagi.

“Itu juga karena kamu. Lain kali aku gamau kalo kamu kayak tadi. Laper mata doang.” Aku masih tak mau melihat kearahnya.

Dan tanpa kusadari Alana langsung mendekatkan wajahnya dengan wajahku dan mengecup pipiku pelan dan lembut.

I love you” Ucapnya lembut.

Dan entah mengapa sepertinya perasaanku kembali melayang.

*

*

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa tinggalin VOTES dan COMMENT-nya kalo mau ceritanya terus di update :* LOVE LOVE

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 53.1K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
7K 1.2K 16
just simple story about bestfriend
2.4M 113K 54
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
53K 3.9K 6
Sequel HURT [Bisa dibaca terpisah]