Another Second Chance

By dramioneyoja

167K 17.6K 1.9K

COMPLETED - Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua bukan? Termasuk Draco Malfoy. Tapi, bagaimana jik... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Epilog

Chapter 7

6.4K 794 128
By dramioneyoja

All of the character is not mine. They're belong to J.K Rowling.

Another Second Chance

7.

"Moving on is easy. It's staying moved on that's trickier."

― Katerina Stoykova Klemer

Draco duduk di ruangannya, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, ia tidak fokus sama sekali akan pekerjaannnya. Ia terus berusaha menemui Hermione tapi tidak bisa.

Ward di apartementnya terpasang begitu kuat dan menyebalkannya lagi sekarang bagiannya di kantor juga terpasang ward yang sama, demi merlin siapa yang memasang ward di kantor?

"Mr. Malfoy ada paket untuk anda." Sekretarisnya masuk dan meletakkan paket yang dikenalnya di mejanya. Itu paket yang ia kirimkan tadi pagi ke kantor Hermione, salah satu cetakan tertua dari Pride and Prejudice, tapi Hermione langsung mengembalikannya bahkan tanpa membukanya.

"Terimakasih Mrs. Dalton." Draco menjawab sambil lalu.

-Flashback-

"Oh ayolah Hermione..." Draco berseru.

"Ganti sekretarismu atau sebaiknya kau tidak berurusan lagi denganku." Hermione berseru emosi. Kali ini ia memang tidak mendapati Draco selingkuh dengan sekretarisnya, Draco mungkin belajar dari pengalamannya dan tidak melakukan hal-hal bodoh, setidaknya sampai sekarang.

Tapi Hermione tidak mau ambil risiko. Ia datang ke kantor Draco dan menemukan perempuan berambut pirang berkulit cokelat terbakar sinar matahari dan berdada besar duduk di meja sekretaris Draco. Tentu saja Hermione tidak bisa membiarkannya begitu saja.

"Aku akan mencarikanmu sekretaris dan aku akan mencarikan yang terbaik." Hermione bersikeras.

-End Of Flashback-

Dua hari kemudian Hermione membawa Mrs. Dalton, wanita paruh baya yang ramah dan bisa melakukan pekerjaannya dengan benar. Dan sekarang sepertinya sudah hampir dua tahun Mrs. Dalton bekerja untuk Draco.

"Mr. Malfoy apa kau dan Miss Granger bertengkar lagi?" Mrs. Dalton bertanya.

Draco mengangguk.

"Sepertinya kali ini masalah kalian serius." Mrs. Dalton berseru lagi.

Draco mengangguk lagi. "Aku khawatir kali ini berbeda." Draco menjawab khawatir. "Mrs. Dalton apa kau bisa memberikanku saran? Apa yang harus kulakukan?" Draco bertanya frustasi.

"Entahlah Mr. Malfoy." Mrs. Dalton menjawab bingung. "Jujur saja selama ini kau juga tidak pernah menjadi kekasih yang baik untuk Miss Granger." Mrs. Dalton berseru.

Draco langsung menjatuhkan kepalanya ke meja kerjanya. Sepertinya bukan hanya satu dua orang yang merasa kalau ia kekasih yang buruk, ini memang benar-benar salahnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Ia sudah mengirim surat ke Hermione tapi semuanya kembali tanpa di buka, ia berusah menemui Hermione tapi tidak pernah bisa.

Ia tahu ia tidak memperlakukan Hermione dengan baik sebelum ini, ia tahu ketika akhirnya sekarang Hermione menyerah dan membuangnya itu memang pantas ia dapatkan.

"Hermione perempuan yang baik, ia cantik, pintar dan kurasa kau memang terlalu menyianyiakannya selama ini." Mrs. Dalton berseru lagi. "Tapi Hermione perempuan yang baik, ia mungkin bisa memaafkanmu, dan mungkin kau bisa kembali padanya, tapi kau harus menunjukkan kesungguhanmu Mr. Malfoy, tunjukkan pada Hermione kalau kau serius, kalau kau tulus dan kalau kau menyesal." Mrs. Dalton berseru lagi.

"Tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan Mrs. Dalton, aku sudah melakukan semuanya dan ia tidak bergeming."

"Mungkin kau harus melakukan sesuatu yang berbeda Mr. Malfoy, sesuatu yang selama ini tidak pernah kau lakukan, sesuatu yang mungkin membuatnya merasa kalau kau sudah berubah." Mrs. Dalton berseru, ia kemudian tersenyum dan keluar dari ruangan Draco.

.

Hermione bersiap di apartementnya, setiap sabtu minggu ke empat ia akan pergi mengunjungi kedua orangtuanya, dulu ia akan selalu mengajak Draco ikut dengannya tapi Draco selalu menolak.

Ia sudah lebih dari satu bulan keluar beberapa kali dengan Fred, tapi ia merasa terlalu cepat utuk mengajak Fred ke rumah orangtuanya. Jadi ia berangkat hari ini seperti biasa.

Kedua orangtuanya tahu kalau ia dan Draco sudah berhubungan cukup lama, mereka selalu bertanya kapan mereka bisa bertemu dengan Draco, tapi Draco tidak pernah bisa, tidak mau lebih tepatnya. Ibunya tidak pernah mengatakan apa-apa, tapi ia tahu ayahnya mulai tidak suka pada Draco karena selalu mengindar.

Hermione belum memberitahu kedua orangtuanya kalau ia dan Draco sudah berpisah dan sekarang ia sedang menjajaki permulaan hubungan dengan Fred dan ia akan memberitahu mereka hari ini, jika hubungannya dengan Fred berjalan lancar, mungkin satu atau dua bulan lagi ia bisa mengajak Fred bertemu dengan kedua orangtuanya, Hermione yakin Fred tidak akan menolak seperti Draco.

Hermione menguncir rambutnya, mengambil tasnya dan kemudian berangkat ke rumah kedua orangtuanya.

"Mom... Dad..." Hermione berseru dan membuka pintu, ia tahu password pintu rumah keluarganya dan langsung masuk ke dalam.

"Di ruang makan sayang..." Helena berseru dari ruang makan, Hermione kemudian berjalan ke dapur dan menemukan kedua orangtuanya sedang bicara dengan Draco Malfoy dengan meja yang dipenuhi teh dan roti.

"Oh... Hermione kau tidak bilang Draco akan datang hari ini." Richard berseru. "Kemarilah, Draco membawa banyak makanan."

"Hermione, kau sedang sakit ya? Kenapa kau kurus sekali?" Helena bertanya, ia menghampiri Hermione kemudian mendudukkannya di kursi di depan Draco, di samping ayahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Hermione bertanya setelah rasa kagetnya melihat Draco di sini hilang.

"Kenapa kau bertanya seperti itu Hermione?" Helena bertanya. "Draco tidak bilang ya dia bisa ikut hari ini? Selama ini ia pasti sibuk sekali." Helena yang duduk di samping Draco menepuk-nepuk pundak Draco.

"Aku senang sekali Draco akhirnya sempat ke sini." Helena berseru.

"Mom.." Hermione baru akan mengatakan sesuatu saat Draco memotongnya.

"Aku minta maaf karena belum sempat kesini sebelumnya, tapi aku pasti akan lebih sering berkunjung." Draco berseru dan tersenyum pada kedua orangtua Hermione.

"Draco, kenapa kau tidak bilang pada Hermione akan datang? Sepertinya Hermione masih kaget." Richard berseru karena melihat Hermione yang seperti kehilangan kata-kata melihat Draco.

Draco tersenyum dan mengangguk. "Aku hanya ingin memberinya kejutan." Draco tersenyum pada Hermione.

Hermione menghela nafasnya. "Draco, kita harus bicara sebentar." Hermione berdiri dari kursinya dan menyeret Draco menjauh dari kedua orangtuanya.

"Apa yang kau inginkan?" Hermione bertanya pada Draco di ruang tamu. Kedua orangtuanya tidak bisa melihat dan mendengar mereka di sini.

"Kau selalu memintaku ikut mengunjungi kedua orangtuamu, sekarang aku melakukannya dan kau malah marah." Draco berseru, bertindak seakan-akan tidak ada masalah dalam hubungan mereka.

Hermione menghela nafasnya frustasi. "Hubungan kita sudah selesai Draco, sudah berakhir. Kenapa kau terus bertindak seperti ini? Kenapa kau terus membuat semuanya berantakan?" Hermione bertanya.

Draco yang sekarang menghela nafasnya. "Aku hanya ingin melakukan hal yang selama ini tidak bisa kulakukan untukmu Hermione."

"Berhentilah! Semuanya sudah terlambat Draco." Hermione berseru sedih. "Apa yang harus kukatakan pada orangtuaku sekarang?" Hermione mengeluh.

"Hermione, Draco, apa yang kalian lakukan di sana?" Helena berseru dan suara langkah kakinya mendekat.

"Kau tidak ingin mengecewakan kedua orangtuamu kan Hermione? Bertindaklah seperti tidak ada masalah di antara kita." Draco berseru, ia kemudian menggandeng tangan Hermione dan berjalan kembali ke arah ruang makan.

"Hermione baru saja memarahiku karena tidak memberitahunya akan datang ke sini." Draco tersenyum ke arah Helena dan mereka bertiga berjalan kembali ke ruang makan

.

"Perusahaanmu bergerak dalam bidang apa Draco?" Richard bertanya saat mereka duduk di ruang tamu. Helena fokus pada televisi yang sedang menyala di depan mereka sementara Hermione menghindar dari Draco dengan duduk di teras sambil bermain dengan anjing peliharaan ayahnya.

"Awalnya kami bergerak di bidang ramuan, tapi kami mulai mengadakan bahan-bahan ramuan kami sendiri." Draco menjawab.

"Draco, apa kau sedang bertengkar dengan Hermione?" Helena bertanya.

Draco menggeleng. "Kami tidak bertengkar, hanya saja memang Hermione sedang sedikit marah padaku." Draco tersenyum pada kedua dua orang tua Hermione. "Ia marah karena aku terus mengulangi hal yang tidak dia sukai." Draco menjawab.

Richard tertawa mendengar Draco. "Kau tahu kan minta maaf tidak akan ada gunanya?" Richard bertanya.

Draco mengangguk. "Aku sudah minta maaf padanya lebih dari tiga bulan dan Hermione masih marah padaku."

Helena menutup mulutnya kaget. "Astaga, Hermione sudah marah padamu selama ini?" Helena bertanya lagi.

Draco mengangguk.

"Aku tidak ingin ikut campur dalam masalah kalian, kalian berdua sudah dewasa, tapi aku ingin memberimu saran Draco." Richard memulai.

Draco mengangguk dan menunggu apa saran yang akan diberikan ayah Hermione kepadanya.

"Karena sepertinya masalah kalian besar, coba beri Hermione waktu sendiri, pertama katakan padanya kalau kau benar-benar minta maaf dan menyesal, kemudian beri dia waktu dan dengan sendirinya ia akan memaafkanmu."

Draco menghela nafasnya, berharap jika ia melakukan itu semuanya akan baik-baik saja, tapi ia sudah memberi Hermione waktu dan tetap tidak ada yang terjadi.

"Semoga Hermione cepat memaafkanku." Draco berseru.

.

"Mom, Dad, kami pulang dulu." Hermione berseru saat hari sudah sore.

"Kenapa kalian tidak menginap di sini?" Richard bertanya lagi. "Ibumu sudah menyiapkan makan malam." Richard berseru.

Hermione baru akan menolak saat Draco langsung bicara. "Apa kami tidak merepotkan?" Draco bertanya.

"Tidak, tentu saja tidak. Kasur Hermione cukup besar untuk dua orang." Helena berseru dari dapur.

"Mom..." Hermione berseru kesal.

Richard tertawa. "Hermione, Hermione, kalian sudah berhubungan lebih dari 10 tahun, lagipula aku dan ibumu orangtua yang berpikiran terbuka, jangan berpura-pura polos." Richard tertawa lagi, ia bangun dari sofanya di ruang tamu dan menuju ke dapur untuk membantu istrinya.

"Kalian bisa mandi dulu. Draco bisa memakai baju Dad untuk tidur." Helena berseru.

Draco berusaha menahan seringaiannya dan hanya tersenyum canggung pada Hermione sambil mengangkat bahunya.

Hermione menggerutu, menghentak-hentakkan kakinya ke lantai kemudian pergi ke kamar kedua orangtuanya. Draco menyeringai dan berjalan ke dapur. "Apa ada yang bisa kubantu?" Ia bertanya pada kedua orangtua Hermione.

.

Draco, Hermione, dan kedua orangtua Hermione duduk di ruang makan menyantap makan malam mereka. Draco datang tadi pagi dan membawakan wine juga untuk mereka dan Helena membukanya untuk menemani makan mereka.

"Sering-seringlah kemari Draco." Helena berseru. "Kami hanya berdua di sini dan Hermione hanya mengunjungi kami satu bulan sekali, itu juga karena sudah bolak-balik dimarahi oleh ayahnya."

Draco mengangguk lagi dan tersenyum pada kedua orang tua Hermione, sekarang ia merasa tidak enak karena selama ini selalu menolak jika diajak Hermione ke sini.

"Aku akan datang sesering mungkin." Draco menjawab penuh percaya diri sementara Hermione hanya menunduk sambil terus menatapi makananannya.

"Mom, tidak bisakah Draco tidur di kamar tamu saja?" Hermione bertanya kesal.

"Kamar tamu sudah lama tidak dibersihkan." Helena menjawab.

"Aku bisa membersihkannya dengan sihir." Hermione menjawab.

"Tetap saja debu-debunya tidak akan bersih sepenuhnya, kau mau Draco bersin-bersin karena debu?" Helena menjawab.

"Aku bisa tidur di ruang tamu." Draco menjawab, ia tahu Hermione mungkin tidak nyaman tidur di kamar yang sama dengannya sekarang.

"Jangan konyol Draco." Helena menjawab. "Tidurlah di kamar Hermione."

"Hmm..." Richard berseru setuju. "Jangan terlalu berisik nanti malam." Richard berseru dan ia juga Helena tertawa keras.

.

Draco duduk di kasur kamar Hermione, ia senang berada di sini. Kedua orangtua Hermione begitu ramah padanya, mereka tidak mempermasalahkan keabsenannya selama ini, mereka tetap membuka tangan mereka dan menerimanya sebagai 'kekasih' Hermione.

Jika Hermione kembali padanya ia berjanji apa memperlakukan mereka dengan lebih baik.

Ia sudah mandi dan memakai t-shirt dan celana dari ayah Hermione dan sedang menunggu Hermione selesai mandi di kamar mandi lantai dua rumah ini.

Tidak lama Hermione masuk dengan membawa bantal dan selimut tebal. "Kau tidur saja di kasur, aku di lantai." Hermione berseru tanpa melihat Draco sama sekali. Ia langsung meletakkan bantal di atas karpet di kamarnya kemudian selimutnya.

Draco menghela nafasnya, ia berdiri kemudian menghampiri Hermione. "Aku saja yang tidur di bawah."

Hermione menghela nafasnya. "Kurasa kita perlu bicara." Ia berseru.

Draco mengangguk.

Hermione kemudian duduk di kursi di meja belajarnya menghadap ke kasur sementara Draco duduk di kasur. Draco memperhatikan Hermione lekat-lekat. Perempuan di depannya tidak banyak berubah, ia masih tidur dengan celana pendek dan t-shirt-nya yang kebesaran, ia masih Hermione-nya yang dulu.

"Apa maksudmu sebenarnya datang ke sini?" Hermione bertanya. "Harus berapa kali aku mengatakan padamu kalau hubungan kita sudah berakhir? Apapun yang kau lakukan tidak akan ada yang berubah." Hermione berseru frustasi.

"Aku hanya ingin menunjukkan padamu kalau aku sudah berubah." Draco menjawab.

Hermione mengangguk. "Itu baik jika kau sudah berubah, mungkin setelah ini kau bisa menemukan perempuan lain dan memperlakukannya dengan lebih baik daripada kau memperlakukanku dulu."

Draco menghela nafasnya. "Aku tidak ingin melakukan hal baik untuk perempuan lain, aku hanya ingin melakukannya untukmu." Draco beseru frustasi. Ia berdiri dari kasur yang ia duduki dan menghampiri Hermione dan berlutut di depannya.

"Hermione, aku tahu aku pria yang brengsek! Aku tahu aku melakukan begitu banyak kesalahan, aku tahu aku sudah menyia-nyiakanmu selama ini. Aku tahu itu. Aku tahu mungkin aku terlalu tidak pantas untuk meminta kesempatan lagi darimu, tapi kumohon Hermione, kumohon." Draco berseru dan meraih tangan Hermione kemudian menggenggamnya.

"Draco..." Hermione menarik tangannya, kemudian menggeleng. "Aku sudah bersama denganmu lebih dari sepuluh tahun Draco. Aku ingin bahagia dan aku tidak bahagia denganmu." Hermione bisa melihat kalau Draco terluka dengan apa yang di katakannya barusan, tapi ia harus mengatakannya.

"Dalam sepuluh tahun aku bersamamu aku tidak ingat banyak momen dimana aku bahagia Draco, aku mencintaimu dan kau tahu itu, aku mengorbankan banyak hal untukmu, aku mengabaikan teman-teman dan keluargaku tapi kau tidak pernah menganggap itu penting, kau selalu sama, kau selalu meremehkan semuanya, kau hanya bertindak sesuai dengan keinginanmu, kau tidak pernah memikirkanku." Hermione berseru pelan.

"Aku tahu Hermione, aku menyadari sudah aku melakukan semua hal bodoh itu, Weasley, Blaise, Hell even Mrs. Dalton berkata begitu, karena itu aku ingin menunjukkan padamu kalau aku ingin dan akan berusaha berubah. Bisakah kau memberiku satu kesempatan lagi?"

Hermione menghela nafasnya kemudian menggeleng. "Maafkan aku Draco."

Draco terdiam mendengarnya, ia tahu keputusan Hermione sudah bulat, ia suda terlambat, sudah tidak ada kesempatan lagi untuknya. Draco mendongak dan melihat Hermione sekali lagi.

"Tidak bisakah kita menjadi teman setelah ini?" Draco bertanya pelan.

Hermione menggeleng lagi. "Kau tahu persis kita tidak bisa kan?"

Hermione benar, ia tidak akan bisa hanya sekedari menjadi teman dengan Hermione.

"Can I kiss you? For the last time?" Draco bertanya pelan, hatinya hancur, entah kenapa ia tahu ini akan menjadi yang terakhir untuk mereka.

Hermione mengangguk.

Draco berdiri dan menarik Hermione berdiri bersamanya kemudian mencium bibir perempuan yang begitu di cintainya untuk yang terakhir kalinya.

Hermione hanya diam begitu ia merasakan bibir Draco menempel di bibirnya, ia tahu jika ia merespon sedikit saja maka kendalinya akan hilang, semua usahanya untuk melupakan Draco selama ini akan sia-sia, jadi ia diam saja, biarlah saja ini menjadi ciuman perpisahan mereka.

Draco menarik dirinya kemudian mencium kening Hermione lembut.

"Akan aneh jika kedua orangtuamu mengecek kita nanti dan menemukan salah satu dari kita tidur di lantai. Kita bisa tidur di kasur bersama, aku tidak akan menyentuhmu." Draco berseru.

Hermione tersenyum dan mengangguk pelan.

Mereka tidur untuk yang terakhir kalinya di kasur yang sama. Hermione memunggungi Draco dan Draco memandangi punggung Hermione.

Hermione menutup matanya, berharap ia akan benar-benar bisa melupakan Draco mulai besok.

Draco tidak bisa menutup matanya, memikirkan cara paling tidak menyakitkan untuk menghilang dari dunia ini.

...to be continued

Continue Reading

You'll Also Like

38.5K 3.3K 12
Perceraian memang menyakitkan. Namun, hanya itu satu-satunya jalan untuk bahagia. ...
87.7K 7.1K 36
All You Want by SenLinYu Dramione A/B/O. Tahun Kedelapan di Hogwarts seharusnya menjadi tahun milik Hermione. Dan memang demikian, tidak seperti yang...
33.9K 4.6K 18
Hermione Granger terobsesi menjadi orang biasa.
15.5K 2.6K 10
Hermione tidak pernah tau apa motif Draco Malfoy menikahinya. Lantaran Hermione mampu menerima pernikahan ini karena kedua orang tuanya. Hanya karena...