hohoho, gece edition 😀
terimakasih untuk segenap usulannya di chapt sebelumnya ❤
enjoy 😘
💕
"(Y/n)" kata Mark.
Kamu yang sedang baca komik bersama Mark di perpustakaan, seketika menoleh menatap si pemuda tampan kepunyaanmu itu.
"Hm?"
"Kayaknya nanti aku gabisa nganter kamu pulang, deh. Soalnya aku harus dekor aula buat perpisahan kakak kelas nanti," ujar Mark.
Pacaran dengan Mark mengajarkanmu arti kesabaran.
"Iya, gapapa kok, Mark. Aku bisa pesen g0jek" kata kamu santai.
"Maaf banget, ya. Besok aku traktir apapun yang kamu mau deh" goda si Mark.
"Ya maksimal 50 ribu lah, hehe"
"Huu, padahal pingin minta traktiran tiket konser bias" candamu.
Ya iyalah bercanda.
Bisa kanker ntar si Mark kalo beneran.
KANtong KERing
💕
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Kamu segera berberes dan keluar kelas. Kamu melirik ke arah kelas XI MIA 2, kelasnya Mark.
Mark-nya gak ada.
Anak OSIS emang lagi pada sibuk banget belakangan ini buat ngurusin perpisahan kakak kelas.
Dengan sabar, kamu berjalan menuju gerbang sekolah sambil memesan g0jek dari ponselmu.
Bruk
"Ah, maaf!" pekik kamu setelah kamu menyadari kamu ga sengaja nabrak orang. Kamu sedikit mendengak untuk menatap si korban.
Dino, si anak ISOS. Temen kecil kamu yang udah lama ga main sama kamu sejak kelas 5 SD.
"Gapapa kok (y/n)" kata Dino. "Lain kali jalan jangan sambil mainan hp ya" katanya lagi.
Duh, malu juga.
"Iya, gue salah, gue minta maaf" kata kamu.
"Selow," kata Dino.
Entah apa karena dia sedikit lebih tinggi atau kayak mana, si Dino bisa ngelirik layar ponselmu.
"G0jek? Bukannya ada Mark?"
Ya satu sekolah pasti tahu siapa kepunyaannya si ketua osis.
"You know, lah" kata kamu sambil terkikih kecil.
Dino terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. Dan kemudian matanya berbinar-binar.
"Pulang ama gue aja, kuy! Kita kan satu komplek, gimana sih!" kata Dino seraya menepuk lenganmu pelan.
Kamu cuma bisa bengong.
"Gak usahlah. Masih jauhan rumah gue daripada rumah lo" kata kamu.
"Alah, 85 meter doang mah kecil. Udah buruan ah!"
Tanpa babibubebo Dino langsung nyamber tangan kamu dan narik kamu ke parkiran motor.
Kamu dan Dino pun sampai di motornya Dino.
"Dino" kata kamu sambil nepuk punggung Dino pelan. Si Dino langsung noleh menatapmu dengan semangatnya.
Saking semangatnya, jarak kalian jadi terlalu dekat.
"Hm?" kamu dapat sedikit merasakan hembusan nafas Dino.
Perlahan kamu menjauh.
"Hngg, gue mau ambil helm dulu, lepasin tangan gue"
Dino langsung membelalak dan malah ngeliatin tangan kamu —yang dia genggam, terlebih dahulu.
"Ah, maaf.." ia pun melepaskan tangannya.
"Yaudah, aku tungguin di sini ya" kamu pun berpaling dari Dino dan bermaksud untuk melangkahkan kaki menuju tempat penitipan helm. Namun sesuatu seolah menghentikan kakimu.
Mark ternyata lagi berdiri mematung 4 meter dari kamu dan Dino.
Mukanya asem, ga enak diliat. Gara-gara dia juga ga sengaja ngeliat adegan Dino nyamber tangan kamu sampe ke parkiran, makanya Mark ngikutin kamu dan Dino dan berpikiran yang tidak-tidak.
"M-Mark?" kamu ga ingin terjadi kesalahpahaman.
"(Y/n), kok om g0jeknya gapake jaket dan helm g0jek? Kok malah pake seragam sekolah yang sama kayak kita?" cerocos Mark sambil mandangin Dino lekat-lekat.
"A-aku gajadi pake g0jek, tadi si Dino yang nawarin pulang" kata kamu menjelaskan.
Dino cuma terdiam. Dia ga tau reaksinya bakal jadi seperti ini.
Dan Mark masih berkobar-kobar. Dia tahu dari kak Jeonghan — semacam lambe turah profesional-nya sekolah, kalau si Dino udah menaruh hati padamu sejak kecil.
Sejak Dino ga pernah main lagi sama kamu gara-gara dia malu dan jaim karena efek puber.
Makanya Mark takut Dino mengolengkan cintamu pada Mark.
"Gue cuma mau nganterin dia pulang" kata Dino.
"Gue udah mesenin dia g0car" kata Mark sambil nunjukin layar ponselnya.
"Cewe gue gaboleh kena sinar uv sedikit pun"
Dalem hati kamu ngekek.
Biasanya juga gue pulang sama lu naik motor mark -_- -kmu
"Ayo (y/n), kita tunggu g0carnya di depan" kata Mark sambil nyamber tangan kamu dan jalan ke dekat gerbang sekolah.
Pulang sekolah kayaknya kamu gamau cuci tangan.
-
-
"Jadi Dino tetangga kamu?" tanya Mark menginterogasi. Kamu mengangguk.
Kalian sedang menunggu g0car tiba.
"Tumben-tumbennya dia ngajak kamu pulang bareng" gerutu Mark sambil bersedekap.
"Jangan marah gitu dong, Mark. Kan dia berniat baik juga" kata kamu.
"Sebelum kita pacaran dia gaperna ngajakin kamu pulang bareng tuh" celoteh Mark.
"Kok kamu tau banget?" selidik kamu.
Mark salah tingkah sejenak, terus pura-pura marah lagi. "Ya taulah, aku kan pangerannya kamu" kata Mark.
"Huuu" ledek kamu sambil nepuk pelan punggungnya. Si Mark hanya terkikih.
"Di deket rumah kamu ada rumah dijual gak?" tanya Mark.
Kamu heran.
"Buat apa?"
"Supaya aku juga bisa jadi tetangga kamu, bisa ngawasin kalo si Dino macem-macem sama kamu" celoteh Mark lagi.
Kamu tertawa geli.
"Emangnya beli rumah segampang beli permen" ledek kamu.
"Ya aku pinjem uang Chenle lah, cicilan 0% seumur hidup" kata Mark sambil nahan ketawa, terus pura-pura serius.
Kamu nyikut pelan lengan Mark.
"Katanya ada urusan osis, kok malah keluar-keluar?" tanya kamu.
"Tadi aku mau ngasitau kamu kalau aku udah mesenin g0car, tapi pas aku keluar dari aula, eh malah ngeliatin kamu tabrakan sama Dino" kata Mark sambil mengerucutkan bibirnya.
"Aku takut Dino nembak kamu, soalnya aku nembak kamu abis kamu nabrak aku kan?"
Seketika ingatan konyol dengan sempak astroboy itu terulang kembali.
"Pokoknya kamu kalo jalan harus hati-hati dan jangan nabrak siapapun dan apapun, you got me bby?"
"Nje, Mark"
Mark tertawa bersamaan dengan suara klakson yang terdengar dari sebuah minibus. Mark mengamat-amati mobil itu sejenak.
"Nah, dah dateng" Mark menarik tanganmu kemudian membukakan pintu mobil untukmu.
"Pulang langsung istirahat, ya" kata Mark. Kamu mengangguk. "Hati-hati ntar pulangnya, jangan lupa makan siang" kata kamu.
"Om ini ongkosnya, anterin sampe rumahnya tanpa lecet sedikitpun ya" kata Mark. Si om supir cuma ngangguk-ngangguk.
Mark pun menutup pintu mobil dan mobil pun melaju. Kamu membuka jendela dan melambaikan tangan pada Mark.
"Dek.." kata om supir yang umurnya kira-kira 40an itu ketika mobil sudah melaju sedikit jauh dari sekolah.
"Iya, Pak?"
"Si adek pacarnya apa barang antiknya? Kok sampe gabole lecet sedikitpun gituloh, hahaha"
"Bocah edan..." kata om supir itu disela tawanya.
"Edan-edan begitu saya cinta, Pak"
-Fin
ulalaaa hello dinoo 😁💕
and saengil chukhae Lee Jeno 🎉🎇🎈🎂
salah lapak neh ngucapinnya -makeu
Wishnya ...
Semoga makin ++++ ke depannya uhuhuhuu my chinguu :3
luvluv,
shrimp.