Oriana's Wedding Diary (Akan...

By AyanaKamila

4M 141K 4.3K

Warning: Sebagian cerita telah dihapus demi kepentingan penerbitan "Kamu boleh mencintai orang lain dan aku n... More

Blurb
Juli 2016
Juli 2015 - Pernikahan
Juli 2015 - Surat Perjanjian
Juli 2015 - Kesepakatan
Agustus 2015 - Satu hari di tanggal 31 Desember 2013
Agustus 2015 - Menikah pura-pura
September 2015 - I kissed him
September 2015 - Pertengkaran pertama
September 2105 - Dia Ayesha
September 2015 - Her eyes
September 2015 - Cause I'm Yours
Oktober 2015 - Just Falling
Oktober 2015 - Kehilangan
Oktober 2015 - Happiness
November 2015 - Without You
November 2015 - Stay
November 2015 - Restart
November 2015 -She Will Be ...
November 2015 - Pudar
November 2015 - Kiss me!
Desember 2015 - Stay With Me
Desember 2015 - So Sick
Info penghapusan cerita
Voting cover Oriana's Wedding Diary
Info pemenang dan sekilas info PO OWD
Pre Order Oriana's Wedding Diary
Prolog Oriana's Wedding Diary
Pernikahan
Agustus 2016
H-2 Pre Order dan Konfirmasi Pembayaran
Order novel Oriana's Wedding Diary
I'll never love again

Special Interview with Oriana Jasmeen & Argani Hanan

11.8K 408 9
By AyanaKamila


Maret 2015

Special Interview with Oriana Jasmeen & Argani Hanan.

R: "Kapan rencananya pernikahan Mbak Oriana dan Mas Arga akan berlangsung?"

O: "Juli 2015. Doain ya biar semuanya lancar."

R: "Apa alasan kalian menikah?"

Arga dan Oriana saling menatap. Arga tersenyum, memberi kode kepada calon istrinya agar menjawab pertanyaan dalam press conference yang tengah berlangsung di ball room Hotel Lumiere.

O: "Cinta. Itu kan alasan dua orang menikah."

Semua orang yang ada di sana tertawa. Jelas-jelas jawaban itu terdengar sangat klise. Isu yang tersebar di masyarakat adalah pernikahan dua anak manusia ini jauh dari perasaan sentimental bernama cinta.

R: "Apa benar kalian dijodohkan?"

O: "Benar. Kami memang dijodohkan dan aku tidak mempermasalahkan hal itu. Calon suamiku pun juga begitu. Kami sepakat untuk belajar saling mencintai."

R: "Perjodohan dan pernikahan ini semata-mata hanya bisnis? Dan demi merger kedua perusahaan yang kalian miliki? Gosip atau fakta?"

A: "Kalaupun iya, siapa yang dirugikan? Dua perusahaan kami akan menjadi satu dan tentunya akan semakin memperluas jaringan bisnis keduanya."

R: "Mbak Oriana setuju dengan ide ini?"

O: "Dari awal kalian tahu, kan? Kalau aku nggak pernah tertarik terjun di dunia bisnis. Dan, aku sangat bersyukur memiliki calon suami seperti Argani Hanan. Aku bisa terus berkarir di dunia akting, sementara Arga bisa mengurus bisnis keluargaku."

R: "Apa yang kalian lakukan jika pernikahan ini tidak berhasil?"

A: "Saya akan berjuang dan terus mengusahakan pernikahan ini semampu saya."

O: "Yang pasti aku akan membuat Arga menderita seumur hidupnya! Kalau pernikahan kami sampai gagal."

Oriana tertawa di depan kamera begitu lepas. Dan, menerima uluran tangan Arga ketika press conference berakhir. Namun, genggaman tangan itu hanya terjadi ketika semua orang menatap mereka. Setelah memasuki lift, mereka tak lebih dari dua orang asing—jauh dan berjarak.

Keterangan:

R: Reporter

A: Argani Hanan

O: Oriana Jasmeen

***

Tiga bulan sebelumya—Januari 2015, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-28, Oriana mendapatkan hadiah yang teramat spesial dari orangtuanya. Sudjono dan Liliana memberikan tiga nama kandidat sebagai calon suami Oriana.

Menurut Oriana itu bukanlah sebuah hadiah melainkan malapetaka! Umurnya memang sudah cukup untuk menikah, tapi yang Oriana tidak habis pikir ... kenapa orangtuanya juga melakukan hal yang sama padanya?

Ya, Oriana akui, sebuah perjodohan dalam lingkungan keluarganya sudah menjadi hal biasa, tapi tetap saja Oriana tidak ingin memiliki kisah yang sama seperti saudara-saudara sepupunya. Yeah, pernikahan bisnis itu hanya sempurna di awal! Setelahnya, hanya menunggu waktu hingga bom waktu itu meledak dan hancur.

"Nggak ada salahnya dilihat dulu, Riana," kata Liliana meyakinkan tatkala melihat Oriana yang kesal.

Kalau bukan karena Sudjono yang tengah menatapnya tajam dan juga mamanya yang terlihat cemas, Oriana sudah ingin kabur dari rumahnya dan kembali mendekam di apartemennya saja. Dia pikir, ritual ulang tahunnya akan dilakukan seperti yang sudah-sudah. Mereka makan malam bersama dan mengobrol tentang apa saja yang terlewat satu sama lain, karena, waktu berkumpul seperti ini jarang sekali terjadi kalau tidak ada acara khusus.

Oriana dengan menahan napas, akhirnya pun mengambil amplop yang sudah diletakkan Sudjono di meja berbahan jati di depannya. Nasib jadi anak tunggal.

Kandidat pertama, Narendra Agung—pengusaha batu bara. Wajahnya cukup tampan dan usianya lebih tua delapan tahun dari Oriana. Tidak ada yang menarik, kecuali aset kekayaannya yang melimpah—Oriana langsung menggeleng pada Sudjono.

Amplop kedua, M. Irshad Nasution—pemilik saham terbesar di Surya Airlines. Sama seperti namanya, di foto yang Oriana lihat, wajah laki-laki itu terlihat damai dan tenteram. Pasti zaman di sekolah, dia jadi anak rohis, deh! Batin Oriana. Sudjono menunggu reaksi lagi dan hasilnya sama dengan yang pertama.

Ketiga. Oriana baru mau membukanya dan Sudjono buru-buru mengambilnya.

"Hanya ada dua nama, yang ketiga Papa anggap nggak lulus uji kompetensi!"

Oriana mendengus! Ini papanya kekurangan kerjaan atau apa, sih? Sampai niat banget mencarikan suami untuknya. Mana pakai acara uji kompetensi segala.

"Aku juga nggak akan tertarik, kok," jawab Oriana malas dan buru-buru ingin menyudahi obrolan super nggak jelas ini.

"Papa kenal baik dengan Narendra dan Irshad, Riana. Mereka laki-laki tangguh dan Papa juga yakin, salah satu dari mereka bisa jadi suami yang baik buat kamu."

"Baiknya, kan, sama Papa. Sama aku belum tentu mereka baik. Iya kan, Ma?" Oriana mencari pembelaan dari mamanya.

Liliana yang masih terlihat cantik meski usianya sudah menginjak kepala lima malah tertawa kecil. "Kamu bisa coba kenalan dulu, Riana. Kan, nggak ada salahnya." Secara tersirat, Liliana satu suara dengan suaminya. "Mama, tuh, waktu seumur kamu sekarang, dulu udah punya kamu, lho. Malah kamu udah umur lima tahun."

"Ye, dulu, sih, Papa sama Mama emang ngebet pengen nikah muda!"

Ini kelemahan orangtuanya—mereka selalu menganggap semua selalu sama. Padahal zaman semakin canggih, dan pola pikir orang juga semakin berkembang. Dulu nikah muda memang menjadi tren? Sekarang... menikah itu karena siap dan bukan karena faktor umur atau apalah itu.

"Papa sama Mama ini udah tua, Riana. Belum tentu besok masih ada umur! Kalau kamu tidak mau dengan calon yang Papa pilih, kamu cari yang sesuai dengan selera kamu." Sudjono terdengar sangat berharap dan perkataannya berhasil membuat Oriana merasa bersalah.

Satu-satunya hal yang Oriana tidak suka adalah melihat orangtuanya sedih. Biasanya dia akan menghibur atau melakukan apa saja untuk membuat mama dan papanya tertawa. Tapi untuk kali ini Oriana menyerah ... dia tidak ingin gegabah dalam menentukan pasangan hidup.

Oriana menatap amplop yang tidak jadi diberikan padanya. Tidak ada niat apa-apa saat Oriana membukanya karena bertepatan dengan Sudjono sedang menerima telepon dan berdiri menjauhi ruang keluarga.

Argani Hanan—pemilik Hanan Corp, berusia 34 tahun. Oriana buru-buru ingin memastikan foto laki-laki itu. Apakah dia pria yang sama dengan yang dulu pernah Oriana temui? Oriana tersenyum lebar.

"Aku mau nikah sama Argani Hanan, Pa!" ucap Oriana lantang. "Dibanding dua kandidat sebelumnya, aku suka sama Argani Hanan."

Setelah Sudjono menyudahi pembicaraannya di telepon. Dia ingin memastikan bahwa Oriana tidak salah bicara. "Tapi Argani Hanan nggak masuk kriteria, Riana."

"Apa sih kriteria Papa?" tanya Oriana penasaran.

"Hanan Corp sedang bermasalah dan Papa nggak mau menumbalkan diri untuk perusahaan mereka. Kerja sama itu harus terdiri dari dua perusahaan yang sama-sama sehat."

Gantian Oriana yang kecewa, bukan karena papanya menolak si Argani Hanan. Oriana jarang sekali marah atau menentang mama dan papanya, tapi malam ini dia ingin menyuarakan isi hatinya.

"Aku sedih banget lho, Pa! Papa ternyata menganggap pernikahanku semata-mata hanya karena bisnis dan keuntungan. Emang berapa, sih, modal yang akan Papa keluarkan kalau membantu Hanan Corp?" tanya Oriana dengan sinis. "Jangan pikirin bisnis aja dong, hati aku harusnya juga Papa pikirin."

"Papa cuma nggak mau kamu salah pilih calon suami, Riana. Bisnis nomor sekian, tapi kebahagiaan kamu dan Mama kamu itu yang paling penting."

"Ya udah, aku maunya nikah sama si Argani Hanan!"

"Memangnya kamu kenal Argani?" Gantian Sudjono yang bertanya.

Di dunia bisnis, sosok Argani Hanan merupakan salah satu sosok bertangan dingin yang membawa kejayaan Hanan Corp. Tapi ketika dia menyelidikinya, ternyata perusahaannya itu sedang goyah akibat isu pajak yang baru saja terbongkar. Alasan itulah yang membuat Sudjono ragu untuk menjalin perjodohan ini.

Oriana menggeleng dan mengakui kalau dia memang tidak mengenal Arga secara personal. "Tapi aku tahu Argani dan aku yakin dia bisa bangkit kalau Papa mau bantu."

"Kamu benar-benar mau menikah dengannya?" tanya Sudjono lagi.

"Iya," Oriana menjawabnya pasti. Dibanding dengan dua orang tadi yang Oriana sama sekali tidak tahu, dia lebih memilih Argani.

*

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 86K 41
[When You Fall In Love, Never Forget Your Pride] Apa salahnya kalau perempuan jadi pilot? Belum ada Undang-Undang negara yang melarang perempuan menj...
1.8M 92.3K 31
Agave Fyr Andromeda, berpesan pada Ana lewat lambang Asclepeia dan filosofi bunga dandelion. Bahwa setiap manusia, sebenarnya bisa mengubah kata "h...
437K 30.5K 23
Veline Hidup itu nggak pernah ada yang tahu ke mana takdir membawanya pergi. Aku pernah dikhianati dan pernikahan bukanlah hal yang benar-benar kuing...
54.3K 5.1K 46
[COMPLETE] Soal cinta itu tak bisa ditebak, diprediksi dan dihitung dengan rumus manapun. Bisa jadi detik ini kau jatuh cinta, dan detik berikutnya k...