Cogito et Scribo: Kumpulan Il...

By IreneFaye

57K 5.5K 794

Cogito et Scribo berasal dari bahasa latin yang berarti, "Aku berpikir dan aku menulis" Sebagai seorang pelaj... More

CREATIVE WRITING
Riset dalam Menulis Fiksi
Character Development 101-What is Character Development?
Character Development 101-Mary Sue and Gary Stu
Character Development 101-Creating a New Character
Dialogue 101-Dialogue's Punctuation
Dialogue 101-Dialogue Tag
Epigraph - What is it?
Worldbuilding 101-Introduction
Worldbuilding 101-The Basic of Setting
Genre - A Place Where You Belong
POV 101 - Choosing POV
POV 101 - I am 1st Person
POV 101 - You are 2nd Person
POV 101 - The Mighty 3rd Person Omniscient
POV 101 - The 3rd Person Limited

Types of Writers - Architects and Gardeners

2K 250 85
By IreneFaye

"Saya merasa ada dua jenis penulis, sang arsitek dan sang tukang kebun. Sang arsitek merencanakan segala sesuatu sebelum memulai apapun, sebagaimana seorang arsitek membangun rumah. Mereka tahu berapa kamar yang akan berad di rumah tersebut, bagaimana atap yang akan dimiliki, di mana kabel akan dipasang, dan jenis ledeng apa yang akan dipakai. Mereka merancang segala sesuatu dan mencetakknya dalam cetak biru sebelum mereka memakukan paku pertama. Sang tukang kebun menggali lubang, menanam benih dan menyiramnya. Mereka bisa memperkirakan benih apa yang kira-kira sedang ditanam, mereka tahu apa itu benih fantasi, benih misteri atau apapun itu. Tapi saat tanaman bertumbuh dan mereka siram, mereka tidak tahu berapa banyak cabang yang akan dimiliki tumbuhan itu, mereka mengetahuinya sebagaimana tumbuhan itu tumbuh. Dan aku lebih merupakan seorang tukang kebun ketimbang seorang arsitek."--George R. R. Martin.

Sebagaimana yang telah dijabarkan oleh George R. R. Martin di atas, dalam dunia kepenulisan, berdasarkan alat yang digunakannnya, penulis dibagi menjadi dua kelompok besar. Para "Outliners" atau yang G. R. R. Martin sebut sebagai "Arsitek," atau "Discovery Writer" atau yang disebut G. R. R. Martin sebut sebagai "Tukang Kebun." Mari kita pelajari apa yang termasuk dalam Arsitek dan Tukang kebun, dan apa alat yang digunakan oleh kedua jenis penulis ini.

Sebelum kita membahas lebih jauh, pahamilah bahwa setiap penulis menggunakan alat yang berbeda dan tidak ada "satu" cara pasti dalam menulis buku.

1. The Architect a.k.a Outliners

Ada banyak perdebatan yang mengatakan bahwa menjadi seorang arsitek adalah cara menulis yang paling baik. Sebagian besar karena menciptakan sebuah cerita tak jarang membutuhkan perencanaan yang panjang. John Truby dalam bukunya "The Anatomy of Story: 22 Steps to Becoming a Master Storyteller," menjelaskan secara rinci 22 hal yang harus dipahami sebelum membuat cerita, dan tak jarang dalam pelajaran kelas menulis pun banyak penulis yang menyarankan teman-temannya untuk membuat perencanaan detil sebelum memulai cerita.

Secara gamblang seorang arsitek adalah seseorang yang merencanakan segala sesuatu sebelum memulai ceritanya. Mereka harus tahu garis besar cerita, skema cerita, perkembangan karakter yang mendetil, mereka harus mengetahui plot cerita dan memiliki kerangka. Alat terbesar penulis arsitek adalah "kerangka cerita" dan tanpa kerangka penulis arsitek akan kehilangan arah dalam menulis cerita.

Para penulis arsitek biasanya memiliki gambaran berapa panjang cerita yang akan mereka tulis, dan berapa lama cerita itu akan ditulis. Mereka bekerja paling baik saat mereka sudah mengetahui kemana tujuan cerita mereka. Mereka menyusun sebuah peta perjalanan cerita mereka dengan baik, dan kemudian menggunakan peta tersebut sebagai dasar cerita mereka, dan cara ini membuahkan hasil yang benar-benar baik. Penulis arsitek biasa dapat mengeksekusi cerita sampai menuju akhir yang memuaskan dengan cerita yang tersusun rapi. Cerita dari penulis arsitek biasanya berakhir tanpa meninggalkan terlalu banyak pertanyaan di kepala pembacanya.

Salah satu keuntungan dari menjadi seorang penulis arsitek adalah, kelompok penulis ini lebih jarang berhadapan dengan "Writer's block," yang disebut sebagai musuh utama seluruh penulis. Hal ini disebabkan penulis arsitek biasa telah memfokuskan jalan cerita mereka tanpa tergoda untuk memasukkan hal-hal yang tak terencanakan sebelumnya ke dalam cerita. Hal-hal yang menghadang penulis arsitek biasanya hanyalah pemilihan kata yang tepat, hilangnya mood menulis, dan kejenuhan, tapi biasanya hal ini tak akan berlangsung lama karena mereka tetap dapat melanjutkan cerita mereka sesuai dengan rancangan setelah mereka mengatasi hal-hal yang menjadi penghalang mereka menulis.

Kelemahan dari para arsitek adalah, tak jarang mereka menghabiskan waktu terlalu lama dalam merancang cerita mereka. Mereka tak jarang terserang sesuatu yang dikenal sebagai "Worldbuilders disease" di mana seorang penulis terlalu berfokus pada detil-detil yang dapat mendukung cerita mereka atau subplot-subplot penting dalam cerita, tanpa akhirnya memulai cerita tersebut. J. R. R Tolkien adalah seorang arsitek yang menghabiskan waktu lebih dari 17 tahun untuk membangun dunianya sebelum memulai cerita, J. K. Rowling adalah seorang arsitek yang menghabiskan 5 tahun sebelum merampungkan dunia Harry Potter. Mereka terlalu lama menghabiskan waktu untuk merencanakan apa-apa saja yang akan terjadi dalam cerita mereka, sebelum memulai cerita itu sendiri.

Permasalahan lain dari seorang arsitek adalah terkadang setelah mereka selesai menulis suatu konsep cerita, mereka menikmati konsep tersebut, tapi sebagai ganti menuliskan konsep tersebut menjadi sebuah buku, penulis arsitek kemudian mendapatkan ide baru untuk membuat konsep baru dan kemudian konsep lama dipendam tanpa pernah terealisasi menjadi sebuah buku.

2. The Gardener a.k.a Discovery Writers

Sebagian besar penulis amatir atau penulis pemula adalah "Discovery Writers."Mereka memiliki sebuah ide, atau seorang karakter, atau sebuah dunia. Mereka menuliskannya dan dari sana mereka membiarkan cerita itu berjalan dengan sendirinya. Inilah yang menyebabkan banyak penulis profesional atau pelatih kepenulisan sering menyarankan agar teman-teman mereka yang selama ini merupakan seorang pekebun berpindah jalur ke jalur arsitek, karena jalur "Tukang kebuh/Pekebun" adalah jalur yang riskan dan penuh ketidak pastian.

Hal ini, walaupun begitu, sama sekali tidak berarti bahwa seluruh Pekebun adalah penulis amatir. Stephen King dalam bukunya "On Writing: A Memoir of the Craft," mengatakan bahwa seorang penulis seharusnya tidak menggunakan outline/garis besar cerita/kerangka. George R. R. Martin penulis serial fenomenal "A Song of Ice and Fire" atau lebih dikenal sebagai "Game of Thrones" adalah seorang pekebun.

Penulis pekebun adalah penulis yang bekerja paling baik saat mereka tidak memiliki terlalu banyak kerangka. Hal ini berarti, jika penulis pekebun diminta untuk menulis sebuah kerangka sebelum menulis cerita, hal yang paling sering terjadi adalah para pekebun kehilangan minat untuk menulis cerita tersebut karena mereka merasa mereka telah selesai menulis cerita tersebut. Penulis pekebun adalah mereka yang merasa kerangka cerita mengekang kebebasan cerita mereka. Penulis pekebun adalah mereka yang sering membiarkan cerita mereka bertumbuh, dan berkembang sesuai potensinya masing-masing. 

Hal ini sama sekali bukan berarti penulis pekebun adalah mereka yang menunggu inspirasi datang sebelum menulis. Para pekebun biasanya adalah mereka-mereka yang menulis dan kemudian menulis berulang-ulang kemungkinan apa saja yang dapat muncul dalam cerita yang mereka tulis, sampai mereka menemukan bagian cerita yang tepat dan kemudian bergerak maju. Para pekebun adalah pencandu revisi. Seorang penulis pekebun biasa dapat merevisi satu bagian ceritanya sebanyak lebih dari dua belas kali sebelum bergerak maju ke bagian ke dua.

Mereka biasa menulis cerita tanpa terlalu memikirkan ke mana cerita mereka akan berjalan, sampai kemudian mereka tiba ke satu titik di mana mereka menemukan sedikit gambaran kemungkinan arah cerita mereka akan bergerak. Saat mereka tiba di titik ini biasanya mereka sering melihat ke belakang, dan kemudian memperbaiki bagian-bagian cerita mereka yang sebelumnya untuk menyesuaikan dengan titik penentu tersebut, sebelum kemudian maju kembali sampai menemukan titik lain. Proses ini terus mereka ulang sampai mereka mendapatkan akhir cerita yang cukup mereka sukai, lalu mereka akan melakukan revisi besar-besaran dari awal cerita yang mereka tulis sampai ke akhir yang akhir cerita yang telah mereka temukan.

Hal yang paling dibutuhkan oleh penulis pekebun adalah untuk belajar terus bergerak maju, karena yang dilakukan oleh penulis pekebun sebenarnya adalah menulis sebuah kerangka yang sangat panjang dan kompleks, dan lalu saat revisi dimulai, maka biasanya mereka akan menulis sebuah cerita dengan perbedaan yang sangat dramatis, karena setelah mereka selesai menulis cerita mereka, penulis pekebun telah terikat dan mengenal cerita mereka dengan sangat baik.

Hal lain yang paling menjadi masalah untuk penulis pekebun adalah akhir cerita. Karena mereka biasanya tidak tahu ke mana arah cerita mereka, penulis pekebun biasa menulis sampai ke tahap 90% dari cerita mereka dan kemudian merasa kalau cerita mereka sudah selesai. Hal ini sayangnya tidak terlalu baik untuk pasaran buku karena para pembaca cendrung menginginkan akhir yang memuaskan, atau resolusi masalah, maka dari itu, para pekebun harus belajar untuk menulis akhir cerita. Karena itu, sebelum mereka menyatakan bahwa cerita mereka selesai, mereka sebaiknya menunjukkan cerita mereka kepada para pembaca alpha  pilihan mereka, mendengarkan masukan-masukan mengenai permasalahan apa saja yang ada dalam cerita mereka dan memikirkan jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil dari pemikiran ini akhirnya menjadi dasar akhir yang dapat mereka gunakan untuk menyelesaikan cerita.

Mengingat sifat dasar dari pekebun, maka para penulis pekebun paling mudah terserang "Writer's block," lebih karena mereka tidak tahu akan dibawa cerita mereka, ketimbang kata apa yang sebaiknya digunakan untuk menyampaikan cerita. Jika sebagai penulis masalah ini muncul terlalu sering dalam kepenulisan cerita kalian, maka kemungkinan besar kalian bukanlah seorang pekebun dan tidak ada salahnya untuk berhenti menjadi seorang pekebun dan beralih menjadi seorang arsitek.

Pada dasarnya, sebagian besar penulis jatuh dalam kelompok arsitek, sebagian lagi jatuh dalam kelompok pekebun, tapi tak sedikit juga yang jatuh dalam kelompok campuran. Di mana mereka tidak sepenuhnya merencanakan cerita mereka secara penuh, tapi juga tidak sepenuhnya membiarkan cerita mereka berkembang sebebas-bebasnya. Tapi kebanyakan dari kelompok ke tiga ini cendrung condong ke salah satu kutub. Sebagian besar cendrung merancang sebagian besar ceritanya sementara membiarkan beberapa bagian ceritanya berkembang secara alami, atau sebaliknya.

Tidak ada cara yang salah, dan tidak ada kelompok yang absolut berada di satu kelompok. Semua bergantung pada cerita apa yang ditulis dan bagaimana pendekatan serta eksekusi ceritanya. Pada akhirnya pilihan cara menulis ini akan dapat ditentukan seiring dengan seorang penulis mengenal dirinya sendiri dan kebiasaan-kebiasaannya. Jika kalian adalah penulis pemula maka saran terbaik adalah mencoba kedua cara dan melihat cara mana yang paling sesuai dengan cerita yang hendak disampaikan.

Catatan Pribadi Faye:

Saya adalah seorang discovery writers lebih karena jika saya tidak segera menuliskan konsep cerita yang saya dapatkan menjadi sebuah cerita, maka saya akan lebih cendrung memendam konsep itu dan mengembangkan konsep lain yang jauh lebih menarik. Inilah alasan kenapa sekalipun ada kritikan dalam cerita saya, saya hanya akan mengucapkan terima kasih tanpa memperbaiki bagian yang dikritik oleh pembaca.

Hal ini saya lakukan untuk mencegah diri saya terjebak dalam lingkaran setan revisi yang memang paling sering saya hadapi. Sebagian besar cerita saya di wattpad pun pada akhirya saya unpublish karena saya tidak bisa lepas dari lingkaran setan revisi tersebut, dan akhirnya bibit cerita yang tadinya saya sukai pun akhirnya terlanjur mati sebelum dapat saya biarkan berkembang sepenuhnya.

Dari pandangan saya, sebagian besar penulis wattpad adalah discovery writers. Jika kalian merasa diri kalian adalah seorang pekebun maka saran saya adalah tulis cerita yang ingin kalian tulis sampai selesai. EBI dan tata bahasa  kalian mungkin berantakan tapi naskah pertama seorang pekebun memang tidak akan pernah lepas dari kata hancur atau sampah, dan karena itu fokuslah terlebih dahulu dalam menyelesaikan cerita, sebelum kalian mengikuti kritik dan saran yang kalian terima. Karena jelek atau bagusnya cerita kalian tidak akan ada artinya di mata penerbit (kalau kalian memang ingin menerbitkan cerita), kalau kalian tidak menyelesaikan cerita kalian. Selesaikan cerita kalian, baru revisi.


Salam

Cogito et Scribo

p.s:

Penjelasan berkenaan alpha dan beta reader: alpha reader adalah pembaca non-profesional pertama yang dibiarkan penulis, membaca cerita yang sudah selesai atau hampir selesai, sementara beta reader adalah pembaca non-profesional yang dibiarkan membaca hasil akhir sebuah cerita, setelah revisi, untuk mencari kesalahan-kesalahan kecil atau besar cerita sebelum cerita pada akhirnya dipublikasikan/diterbitkan.

Jika kalian memiliki pertanyaan mengenai dua metode menulis ini, silahkan ditanyakan di kolom komentar.

Continue Reading

You'll Also Like

959K 88.2K 41
Olivia si gadis nakal dengan citra buruk di mata semua orang. Suatu hari, ia mengalami kecelakaan dan masuk ke dalam dunia novel sebagai tokoh figura...
19.9K 1.6K 30
menceritakan regie yang menyukai seorang ketos di sekolah nya,dan cinta yang bertepuk sebelah tangan karena ketos yang ia sukai menyukai orang lain y...
27.5K 2.3K 13
Di ceritakan seorang pemuda yang bernama lio kabur dari rumah di karenakan adik tirinya yg menfitnahnya sedang ada di bar dan mencium seseorang di sa...
4.3K 144 15
⚠️no salpak,cerita ini hanya nonfiksi/not real. • • • Jichen • • Posesif × centil • • • Happy reading, maybe this story is not clear or interestin...