Living Like a Dream

By Natya_Falisha26

68K 5.9K 666

Untuk mendapatkan harta warisan keluarganya, Jung Yunho harus mau menikahi Kim Jaejoong yang seorang pria kam... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 6
Part 7 End

Part 5

8.9K 885 119
By Natya_Falisha26

WARNING !!

Just Re-post, gak akan ada perubahan alur, karakter atau ending.
Ini FF Request jaman dulu yg direpost, jadi endingnya sudah dibuat.

Yg masih mau ikutin cerita ini, saya ucapkan terimakasih banyak, yg gak mau ikutin karena ceritanya tidak sesuai dg yg diharapkan juga tidak apa-apa, karena selera orang itu berbeda beda, dan saya paham. Mari saling menghargai dg berkomentar yg sopan 😊

Terimakasih 😊😊


~*Living Like a Dream by nickeYJung*~

Setelah melihat foto Hero ada diantara pria-pria selingkuhan Ahra, Yunho segera meminta Hero datang ke apartemennya untuk meminta penjelasan dari lelaki cantik itu.

Hampir satu jam ia menunggu kedatangan Hero di Apartemen miliknya. Tetapi laki-laki bermata doe itu tak kunjung datang. Beberapa kali ia mencoba menghubungi Hero, namun kekasihnya itu tak mengangkat panggilan telponnya.

'Apa Hero sedang sibuk?' Pikirnya mulai gusar.

Untuk yang kesekian kalinya Yunho melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia memijat keningnya pelan.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Mengapa Hero-nya bisa begitu dekat dengan Go Ahra?

Bukankah Hero tahu kalau Go Ahra itu calon isterinya?

Apa Hero-nya marah karena dirinya tak kunjung memutuskan wanita itu seperti janji yang kerap diucapkannya?

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang sekarang memenuhi pikiran Yunho.

'Atau... mungkinkah Hero mempermainkannya?'

..........

Di tempat lain. Seorang wanita paruh baya yang terlihat masih cantik menggertakkan giginya kuat saat ia menatap selembar foto yang memperlihatkan dua orang laki-laki yang masih muda tengah berciuman panas. Ia tahu siapa meraka. Sebab salah satu laki-laki tampan itu adalah puteranya, Jung Yunho, dan laki-laki satunya adalah lelaki cantik yang sekarang tengah menatapnya dengan senyuman atau lebih tepatnya seringaian.

"Aku tak percaya, ini pasti bukan puteraku!" Bantah Raesuk keras.

"Tapi sayangnya foto itu bukan rekayasa Nyonya Shin... Itu memang puteramu dan... Aku." Sahut lelaki cantik yang ternyata Jaejoong itu sambil tersenyum menyeringai.

"Kau? Apa maumu HAH? Siapa kau sebenarnya?!" Raesuk menatap geram Jaejoong yang tiba-tiba datang ke rumahnya dan menunjukan foto-foto kemesraan Yunho dengan Jaejoong yang jelas-jelas yang seorang pria.

"Aku? Kau lupa padaku Nyonya? Astaga... Padahal kita tidak bertemu baru setahun lalu, ckck... Ternyata daya ingat anda sungguh lemah.." Cibir Jaejoong berdecak lidah. Kemudian ia mengambil sesuatu dari saku mantelnya, sebuah kacamata lensa tebal berbentuk persegi dengan bingkai hitam. Lantas ia memakai kacamata itu. "Bagaimana? Apa sekarang anda sudah ingat? Ah.. Apa aku perlu menyisir rambutku menjadi lebih rapi? Atau aku harus memakai kawat gigi supaya anda bisa ingat?" Dengan nada santai Jaejoong berucap, tak lupa ia sunggingkan kembali seringaian di akhir kalimatnya.

"Kau?!" Mata Shin Raesuk terbelak kaget, ia ingat dengan jelas siapa pemilik wajah itu. Meski sekarang jelas berbeda, namun ia tak mungkin salah. "Kim.. Jaejoong..."

..
..

Drrtt... Drrttt...

Dengan semangat Yunho mengambil ponselnya yang bergetar di atas meja. Namun seketika tatapannya berubah kecewa saat tahu jika yang menggubunginya bukanlah Hero.

"Ya Eomma, ada apa?....... Aku tak bisa ke sana sekarang..... Penting? Tapi aku punya urusan yang lebih penting Eom-... Aish.. Baiklah, baiklah aku ke sana sekarang.."

PIP

Yunho memasukan ponselnya ke saku celana. Untuk apa ibunya itu menyuruhnya datang ke mansionnya? Pikirnya berdecak malas. Ia melirik kembali jam di pergelangan tangannya.

Menghela nafas, Yunho memutuskan untuk menemui ibunya terlebih dulu, dan tentang Hero, ia akan menemuinya nanti di apartemen kekasihnya itu.

..
..

Setelah keluar dari mobil, dengan santai Yunho masuk ke dalam mansionnya. Kemudian Yunho menghampiri ibunya yang ada di ruang tamu, ia tahu karena tadi sempat mendengar suara ibunya yang seperti radio rusak itu. #slap 😑

"Kau sudah datang Bear..." Tiba-tiba saja seorang laki-laki cantik menghampirinya dan langsung bergelayut manja di lengan kanannya, membuat Yunho terkesiap.

Cup

"Aku merindukanmu..." Lanjut laki-laki cantik itu mengecup pipi kiri Yunho.

Terkejut, Yunho mengerjapkan matanya beberapa kali. Bagaimana bisa seseorang yang ia tunggu berjam-jam tadi di apartemennya kini bisa berada di hadapannya? Di rumahnya?

Dengan tatapan bingung, Yunho beratnya. "He..ro... Kenapa?-"

"JUNG YUNHO!"

Hardikan itu membuat Yunho menolehkan wajahnya, ia melihat tatapan nyalang dari ibunya.

"Eomma--"

"Sejak kapan kau berhubungan dengannya? Apa kau tahu siapa dia HAH?"

"Eomma, aku bisa jelaskan." Tukas Yunho cepat, ia tahu ibunya sangat membenci hubungan sesama jenis, maka dari itu, dulu ia sempat ragu akan mengenalkan Hero pada ibunya. Namun mungkin sekarang waktunya, meski ia masih belum mengerti kenapa tiba-tiba Hero bisa berada di rumahnya.

"Eomma dia-"

"Dia Kim Jaejoong! Apa kau tahu eoh?"

"A-apa?" Yunho terkesiap mendengar nama itu. Ia tahu dengan Jelas siapa pemilik nama itu. Nama yang selalu ingin dia kubur dalam hatinya, namun sayangnya tak pernah bisa. Karena kenyataannya Yunho memang tak pernah bisa melupakan seseorang yang bernama Kim Jaejoong itu. Walaupun ia bertunangan dengan Go Ahra dan berpacaran dengan Hero Kim, namun ia tak pernah bisa melupakan sosok culun itu.

Diliriknya lelaki cantik yang kini masih bergelayut manja di lengannya. Jaejoong memang sudah membuka kacamatanya sebelum kedatangan Yunho tadi.

Yunho masih tak ingin percaya jika laki-laki cantik yang diketahuinya bernama Hero Kim atau lebih tepatnya laki-laki yang sebulan lebih telah menjadi kekasihnya itu adalah Kim Jaejoong. Raut bingung jelas terlihat di wajah tampannya.

"Kau..." Tidak. Ia tak percaya jika sosok cantik di hadapannya ini adalah Kim Jaejoong.

Jaejoong yang semula tersenyum manis, perlahan memudarkan senyumannya. Ia juga melepaskan tangannya yang tadi bergelayut di lengan kanan Yunho.

"Kau masih mengingatku, Yunnie..?"

Mata musang itu membulat, hanya satu orang yang memanggilnya dengan sebutan itu. "Jae...joong..."

"Syukurlah kalau kau masih mengingatku..." Ucap Jaejoong kembali tersenyum. Palsu.

"Katakan apa yang sebenarnya kau inginkan Kim Jaejoong?!" Raesuk kembali bersuara. Kali ini nadanya lebih tinggi.

"Kita harus bicara!" Yunho mencengkram pergelangan tangan Jaejoong dan mencoba membawa pergi lelaki cantik itu, namun dengan cepat Jaejoong menghempaskannya.

PLAS!

"Tak ada yang harus dibicarakan Yunho-ssi." Ucap Jaejoong dingin tanpa memandang Yunho.

Yunho tertegun, kemana panggilan 'Bear' yang selalu Hero-nya ucapkan?
Tidak. Ia belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Tidak, kita harus tetap bicara." Kukuh Yunho mencoba kembali meraih lengan Jaejoong, namun dengan cepat Jaejoong menghindar.

"Apalagi? Kau ingin meminta penjelasanku kenapa aku membohongimu? Atau kenapa aku memacari tunanganmu?"

"Jadi kau yang merusak hubungan Yunho dengan Ahra eoh?" Hardik Raesuk lagi. Wanita setengah baya itu memang masih marah karena Jaejoong tiba-tiba datang dan memberitahu jika ia tengah berhubungan dengan Yunho. Ia tak ingin percaya, namun melihat sikapnya pada Yunho tadi dan sikap Yunho sekarang ia percaya jika Yunho memang berhubungan dengan laki-laki ini.

"Awalnya memang begitu, tapi ternyata calon menantu idaman anda itu tak lebih dari seorang wanita murahan, aku bukan hanya satu-satunya pria yang menjadi mainannya... Jadi harusnya anda bersyukur karena putera anda bisa terlepas dari wanita itu Nyonya.." Jawab Jaejoong masih dengan nada santai.

Raesuk terdiam dan tak bisa mengelak lagi, ia memang telah salah menilai Go Ahra. Namun meski kini Yunho sudah memutuskan Ahra, tetap saja ia tak rela jika puteranya menjadi seorang gay.

"Sebenarnya apa tujuanmu Kim Jaejoong?" Raesuk menatap tajam Jaejoong. Wanita paruh baya itu terlihat semakin emosi, kentara dari deru napasnya yang memburu dan wajahnya yang mengeras.

Untuk beberapa saat Jaejoong terdiam. Ia menoleh ke arah Raesuk, kemudian ke arah Yunho yang sejak tadi masih terlihat bingung. Mungkin lebih tepatnya terkejut dan tak percaya. "Membuat kalian merasakan, bagaimana rasanya dipermainkan." Desisnya tajam menatap dalam mata musang Yunho. Kilatan amarah itu terpancar dari doe eyes-nya.

"Maaf saya terlambat.."

Ucapan seseorang itu membuat ketiganya menoleh ke arah suara.

Mata Shin Raesuk terbelak. "Kau? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Selamat sore Nyonya Shin, Yunho-ssi..." Seseorang yang ternyata Pengacara priadi keluarga Jung itu membungkuk hormat.

"Aku yang meminta Pengacara Lee ke mari." Jaejoong berjalan ke arah Pengacara pribadi keluarga Jung itu. Lee Jinki. "Bukankah dulu setelah kalian pergi meninggalkanku di Gwangju, pengacara Lee selalu mendatangi anda Nyonya?" Tanyanya pada Raesuk yang masih terlihat terkejut. Sebelum datang ke kediaman Yunho dan Raesuk, Jaejoong memang menghubungi pengacara Lee dan menyuruhnya datang ke kediaman Yunho pada jam yang sudah ia tentukan.

"Dulu beberapa kali saya pernah mendatangi anda, tetapi anda selalu menolak kedatangan saya, padahal waktu itu saya ingin membicarakan sesuatu hal yang penting.." Ujar Lee Jinki menjawab pertanyaan Jaejoong untuk Raesuk tadi.

"Jangan bertele-tele! Cepat katakan apa sebenarnya maksud kalian datang ke mari?"

"Sangat tidak sopan membiarkan tamu tetap berdiri Nyonya... Silahkan duduk Pengacara Lee..." Suruh Jaejoong tersenyum. Kemudian ia pun duduk di sofa yang ada di ruangan itu diikuti pengacara Lee.

Sementara itu Raesuk dan Yunho masih berdiri tak percaya. Jika yang kini ada dihadapan mereka adalah Kim Jaejoong, lalu ke mana Kim Jaejoong yang dulu polos dan pemalu itu?

Kenapa laki-laki yang di hadapan mereka kini terlihat tak sopan dan arogan? Dan hey! siapa di sini yang menjadi tuan rumah?

Dengan terpaksa Raesuk dan Yunho yang masih terlihat bingung ikut duduk. Raesuk melipat kakinya angkuh, sedangkan Yunho, tatapannya sedari tadi tak pernah lepas dari Jaejoong. Dan Jaejoong tahu itu, namun lelaki cantik itu tak mengacuhkannya.

"Baiklah... Maksud kedatangan saya ke mari untuk membacakan surat wasiat kedua yang ditulis oleh mendiang Nyonya Jung Min Ah.." Mulai Pengacara Lee mengutarakan maksud kedatangannya.

"Yya! Apa maksudmu? Bukankah surat wasiat itu sudah kau bacakan dua tahun lalu eoh?" Raesuk memotong ucapan Pengacara Lee.

"Justru itu maksud kedatangan saya dulu Nyonya, saya ingin mengatakan jika surat wasiat itu ada dua. Dan untuk pembacaan surat kedua, dibacakan sebulan setelah pembacan surat wasiat yang pertama, sesuai amanat mendiang Nyonya besar Jung." Jelas pengacara Lee Jinki. "Tapi karena dulu anda menolak, jadi saya harap anda jangan menyalahkan saya kali ini.." Imbuhnya tegas, ia sudah tahu sifat Shin Raesuk itu, wanita itu sangat picik. *author pundung* 😣😣

"Sudahlah Eomma.. Kita dengarkan saja..." Ujar Yunho tenang. Entah mengapa lelaki tampan itu terlihat lebih tenang dari biasanya. Mungkin karena kenyataan yang baru ia ketahui tadi. Bahwa pria cantik yang dipacarinya sebulan (lebih) yang lalu itu ternyata mantan isterinya.

Pengacara Lee mulai membacakan isi surat wasiat kedua itu.

"Surat wasiat kedua ini ditulis untuk melengkapi isi surat wasiat yang pertama... Aku yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan... Jika cucuku Jung Yunho yang sudah menjadi pemegang Seluruh aset dan kekayaan Keluarga Jung sekarang mempunyai keturunan, maka seluruh aset dan kekayaan keluarga Jung akan Jatuh ketangan anak pertamanya. Dan dia (Jung Yunho) harus segera memindahtangankan kekayaan dan melakukan peralihan kekuasaan itu pada anaknya ketika ia lahir. Dan sebelum anaknya dewasa, kekayaan itu akan dikelola oleh Jung Yunho selaku ayahnya. Tetapi apabila Ayah dan ibu anak itu bercerai, maka yang berhak mengelola kekayaan itu adalah Ibunya, yaitu Kim Jaejoong... Demikian surat wasiat ini aku tulis dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan dari pihak manapun.. Tertanda Jung Min Ah..."

Pengaca Lee selesai membacakan surat wasiat itu. Untuk beberapa saat ruangan besar itu terasa hening. Tak ada yang bersuara, mereka seolah berusaha memahami apa yang pengacara itu ucapkan.

"Ha-ha-hahahaha..." Suara tawa Shin Raesuk menggema memecah keheningan di mansion mewah itu. "Lelucon macam apa ini? Ha-haha.. Hah..."

"Jika anda tidak percaya, anda bisa memeriksa keaslian surat ini... Surat ini tulisan tangan Nyonya besar Jung, sama seperti surat yang pertama. Dan di sini juga tertera tandatangan dan cap ibu jari Nyonya besar. Jadi sudah dipastikan jika ini asli Nyonya.." Papar pengacara Lee. Ia sudah memprediksi jika Shin Raesuk itu tak akan mudah percaya begitu saja isi surat wasiat kedua ini.

"Baiklah.. Aku percaya, tapi maksudku... Kalian hanya membuang-buang waktu membacakan surat tak penting itu. Bukankah di surat itu membicarakan masalah keturunan? Yunho dan Jaejoong sudah bercerai, dan mereka tidak mempunyai keturunan. Itu berarti kekayaan itu tetap menjadi milik Yunho bukan? Dan demi Tuhan Lee Jinki-ssi, Jaejoong itu seorang PRIA, jadi bagaimana caranya mereka mendapatkan anak eoh?" Raesuk Jung kembali terkekeh geli.

"Tapi sayangnya Jaejoong-ssi adalah pria istimewa Nyonya... Ia mempunyai sel telur dan rahim." Ucapan Pengacara Lee sontak menghentikan kekehan wanita paruh baya itu. Tak kalah terkejut, Yunho pun terkesiap mendengarnya dan langsung menatap Jaejoong.

"Jangan bermimpi, ini bukan dunia fiksi!" Sergah Raesuk cukup kesal karena merasa dipermainkan.

"Tapi sayangnya ini nyata Nyonya.." Timpal Jaejoong dingin. Yunho masih memerhatikan wajah Jaejoong. Kali ini jelas sekali jika laki-laki itu sangat terkejut.

"Hah... Baiklah aku percaya. Tapi jangan lupa Kim, kau dan Yunho sudah bercerai.." Ucap Raesuk menyeringai.

"Yunho-ssi... Kau masih ingat bukan? Dulu saat malam pengantin kita, kau tidak mengijinkanku tidur satu ranjang denganmu hingga aku harus tidur di lantai yang dingin tanpa alas, tapi saat tengah malam kau membangunkanku dan..." Jaejoong menghentikan perkataannya, ia yakin Yunho pasti masih mengingat kejadian itu, karena dulu lelaki itu tak hanya sekali 'menyentuhnya'.

"A..aku-"

"Aku harap kami tidak terlambat..." Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik berdiri tak jauh dari mereka. Senyum manis terukir dari bibirnya yang tipis.

Kim Soo Eun, wanita itu tak datang sendiri, tapi ia datang bersama Jung Jaeho, cucu laki-lakinya yang baru berusia 18 bulan.

"Mama!" Pekik batita itu berlari oleng menghampiri Jaejoong.

GREP

"Ho tanen Mama~" Ucap batita yang baru lancar berjalan itu, cadel.

"Eomma juga sayang..." Jaejoong mengecup wajah Jaeho bertubi-tubi. Wajah duplikat seseorang yang sekarang tengah menatap tak percaya ke arahnya. Sungguh, ia sangat merindukan buah hatinya yang dulu ia tinggalkan bersama ibunya di Gwangju. Memang sesekali ia sering mengujungi batitanya itu, namun tetap saja, siapa 'ibu' yang tidak sedih harus tinggal terpisah dengan anak kandungnya?

Raesuk menatap horor pemandangan di depannya, begitupun Yunho, laki-laki itu terlihat sangat terkejut sekaligus tak percaya.

"Di-dia?" Ucap Yunho tergagap.

"Dia anakmu Yunho-ssi.." Sahut Soo Eun menyela. Yunho menatap tak percaya (lagi), bibirnya terbuka hendak berbicara, namun entah mengapa lidahnya terasa kelu. Matanya hanya terfokus pada batita yang kini duduk di pangkuan Hero.

"Kim- bukan, Jung Jaeho... Sangat mirip denganmu bukan?" Jaejoong tersenyum menyeringai.

..
..

"Tidak, mereka pasti membohongi kita, bagaimana bisa seorang laki-laki bisa hamil? Itu tidak mungkin! Ini gila!" Raesuk terus saja mondar mandir seperti setrikaan. Namun sedari tadi Yunho hanya terdiam tak bersuara. Laki-laki itu masih terkejut dengan kenyataan yang ia dapat.

"Kau benar-benar bodoh! Bagaimana bisa kau menyetubuhinya eoh? Bukankah kau tidak menyukainya?! Ommo, jangan bilang kau?..."

Yunho menatap jengah ibunya yang sedari tadi heboh sendiri. "Sudahlah Eomma, ini sudah terjadi... Sebaiknya kita kembalikan saja harta itu."

"Apa? Apa kau sudah gila? Apa kau tidak ingat eoh? Untuk mendapatkan harta itu kau harus menikahi laki-laki jelek itu. Perjuangan kita tidak mudah Jung Yunho!"

Untuk sesaat Yunho terdiam. Ia memijat pelipis dan memejamkan matanya. Sungguh, hari ini otaknya sangat lelah hingga tak bisa berpikir lagi. "Mungkin karena kita mengambil harta itu dengan cara yang salah." Ucapnya pelan.

Menghela nafas, Ia berdiri hendak pergi. Tubuhnya membelakangi ibunya. "Aku pemegang kekuasaan sekarang, dengan atau tanpa izin Eomma, aku akan menyerahkan perusahaan dan seluruh aset kekayaan itu pada Jaejoong.." Dan setelah mengatakan itu Yunho melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ibunya yang masih berdiri tak percaya dengan ucapan puteranya itu.

..
~*Living Like a Dream by nickeYJung*~
..

Jaejoong menghilang. Seminggu sejak kejadian itu ia memutuskan untuk berdiam diri di apartemen barunya. Ia tinggal bersama ibu dan anaknya.
Jaejoong sengaja mengganti nomor ponselnya untuk menghindari Yunho. Sebenarnya ia bisa saja bersikap biasa, namun ia tahu Yunho tak mungkin tinggal diam begitu saja setelah dia mengetahui penyamarannya sekaligus tahu bahwa dia mempunyai seorang anak darinya. Dan Jaejoong terlalu malas untuk membahas hal itu. Lebih tepatnya mungkin tak ingin lagi berurusan dengan Yunho.

Memang dalam seminggu itu Yunho tak pernah berhenti menghubungi Jaejoong. Ia selalu mencari Jaejoong, namun bukan untuk meminta penjelasan lelaki cantik itu, melainkan untuk membicarakan isi surat wasiat neneknya.

Ya, Yunho memang memutuskan untuk memberikan semua kekayaan keluarga Jung pada anaknya seperti yang ditulis dalam wasiat itu.

Anak?

Yunho sama sekali belum percaya sepenuhnya bahwa ia memiliki seorang putera dari Jaejoong. Bukan ia tak percaya, tapi ia masih terlalu terkejut. Tak pernah terpikirkan sebelumnya jika ternyata ia telah memiliki seorang putera, dan nama samaran yang digunakan Jaejoong ternyata adalah nama putera mereka.
Dan entah mengapa, ia merasa sangat bahagia mengetahui sudah memiliki buah hati dari Jaejoong. Ia juga bisa paham alasan Jaejoong melakukan ini semua. Maka dari itu ia tak mau bertanya mengapa Jaejoong mempermainkannya. Sangat sakit memang mengetahui orang yang kita cintai ternyata membohongi dan hanya memanfaatkan kita saja. Tapi dia memang pantas mendapatkan balasan, karena perbuatannya dulu sama, bahkan mungkin kata maaf tak cukup untuk menebus kesalahannya dulu.

Pasrah eoh?

Entahlah... Ia hanya berpikir jika inilah yang terbaik. Ia juga merasa heran dengan dirinya yang sekarang. Jung Yunho bukan seperti ini, Jung Yunho orang yang keras, dingin dan egois. Tapi entah mengapa setelah mengenal sosok Hero, pribadi Jung Yunho jadi berubah. Ia akui Herolah yang telah merubah sifatnya. Sungguh, ia sangat mencintai lelaki cantik itu. Namun kenyataannya sekarang, sosok yang telah merubahnya itu adalah laki-laki yang telah ia sakiti, laki-laki yang pernah menjadi isteri seharinya.

Lalu siapa sebenarnya yang ia cintai eoh? Hero atau Jaejoong?

..
..

"Aku tak tahu Hero di mana." Junsu menyimpan minumannya di meja. Sesaat lalu Yunho menghubunginya dan memintanya bertemu di sebuah kafe, awalnya ia menolak karena sudah tahu apa yang akan Yunho bicarakan. Junsu tahu, karena Jaejoong sudah menceritakannya. Namun karena Yunho memelas ingin bertemu dengannya, jadi mau tak mau Junsu menyetujuinya.

"Aku harus bertemu dengannya, ini sangat penting Xiah-ssi.."

"Kalu untuk menanyakan mengapa Hero melakukan semua ini, seharusnya kau sudah tahu alasannya..." Ucap Junsu dingin. Sekarang ia tak perlu lagi berpura-pura bersikap ramah pada Yunho.
Yeah... Sebenarnya Junsu sangat membenci Yunho karena perbuatan laki-laki ini pada Jaejoong. Kendati Jaejoong baru dikenalnya dua tahun belakangan ini, namun dia sangat menyayangi Jaejoong seperti halnya pada Changmin.

"Aku hanya ingin kau menyampaikan jika ini masalah penting yang menyangkut perusahaan. Lagipula Hero masih bekerja di perusahaanku, jadi tak seharusnya dia menolak perintah seorang Presdir bukan?"

Junsu terdiam. Yunho memang benar, bagaimanapun Jaejoong masih bekerja di bawah naungan perusahaan yang dipimpin oleh pria Jung itu.

"Aku tak akan mengatakan keberadaannya, tapi aku akan menyampaikan pesanmu Mr. Jung... Permisi.." Tanpa menunggu jawaban Yunho, Junsu berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan Yunho yang hanya bisa menghela nafas. Lelaki tampan itu tahu Junsu adalah dalang di balik semuanya, ia juga bisa merasakan sikap Designer itu berbeda dengan saat pertama mereka mengenal dulu.

Hah.. Tapi ia memang pantas mendapatkan ini, masih beruntung Junsu dan Jaejoong tidak membunuhnya.

..
~*Living Like a Dream by nickeYJung*~
..

YJ-s Entertainment

Yunho's Room

Keduanya masih tak ada yang mau bersuara. Terhitung dua minggu sejak kejadian di mansion Jung itu, Yunho dan Jaejoong baru bertatap muka kembali.

Keduanya duduk berhadapan. Yunho masih menatap dalam wajah cantik Jaejoong, tak bisa dipungkiri getaran itu masih sama dengan saat ia berdekatan dengan Hero dulu.

"Kalau kau menyuruhku ke mari hanya untuk menatapku, lebih baik aku pergi." Jaejoong berkata ketus. Ia memang merasa risih ditatap seperti itu oleh kekasihnya. Ah, apakah ia masih bisa disebut kekasih Yunho? Atau mantan isteri? Atau isterinya? Ck, Status yang membingungkan.

"Maaf..." Lirih Yunho tersadar.

"Yunho-ssi, sebenenarnya apa yang-"

Tak

Yunho menyimpan beberapa dokumen di atas meja kerjanya.
"Ini adalah beberapa dokumen seluruh aset keluarga Jung... Aku sudah merubah semuanya menjadi atas nama Jung Jaeho.. Dan seperti amanat Halmeoni, seluruh aset dan kekayaan keluarga Jung menjadi tanggung jawabmu sebelum Jaeho dewasa.." Papar Yunho menjelaskan maksudnya meminta Jaejoong menemuinya. Jaejoong sendiri hanya terdiam memerhatikan dokumen-dokumen itu.

"Aku dan Eomma juga telah mengosongkan mansion keluarga Jung, jika kau dan Jaeho mau pindah ke sana, silakan." Lanjut Yunho lembut. "Tapi... Untuk sementara aku belum bisa meninggalkan perusahaan.. Karena untuk memindahtangankan kepemilikan perusahaan butuh waktu dan prosesnya juga sedikit sulit, tidak apa-apa 'kan?" Tanya Yunho tersenyum hangat.

Jaejoong masih tak bersuara, ia cukup terkejut. Bagaimana bisa dengan mudahnya Yunho menyerahkan semuanya? Bukankah dulu Yunho dan ibunya sangat terobsesi memiliki kekayaan itu?

Dan lagi, sikap Yunho padanya sekarang sangat biasa, seolah tidak pernah terjadi sesuatu diantara mereka, dan seolah dirinya dan Yunho tak pernah 'dekat' sebelumnya.

"Jaejoong.. Kau mendengarkanku?" Untuk pertama kalinya Yunho memanggil nama asli Jaejoong. Lelaki itu mengibaskan tangannya di depan wajah Jaejoong.

"Apa? Ah.. ya, tentu saja aku mendengarkanmu..." Sahut Jaejoong tersadar. "Dan aku harap secepatnya kau meninggalkan perusahaan." Imbuhnya dingin.

Yunho yang mendengar itu sedikit miris, namun ia mencoba untuk tetap tersenyum tenang. "Tentu saja." Sahutnya terdengar sangat ikhlas.

Untuk beberapa saat keduanya kembali terdiam. Entah apa yang tengah mereka pikirkan.

"Tapi... Bolehkah aku meminta sesuatu?" Tanya Yunho setelah lama terdiam.

"Apa?" Jaejoong menyahut dingin.

"Aku ingin lebih dekat dengan Jaeho. Jujur saja aku masih belum percaya kalau aku sudah menjadi seorang ayah." Yunho terkekeh, namun ia segera menghentikan kekehannya ketika melihat delikan tajam mata bulat Jaejoong. "Tapi aku senang mengetahui kalau aku ternyata telah memiliki seorang anak... Jadi, boleh 'kan Jae? Lagi pula bukankah dia juga anakku? Aku ingin dia mengenal siapa Ayahnya.."

"Apa?"

..
..

"Untuk apa kau datang ke sini?" Tanya Raesuk ketus pada tamunya.

"Aku pikir anda sudah mengosongkan rumah ini, bukankah rumah ini juga termasuk harta keluarga Jung?"

"Kim Soo Eun-ssi, aku minta kau keluar dari sini sekarang juga!" Usir Raesuk kasar. Mantan Nyonya Jung itu masih keras kepala tak mau menerima kenyataan sekarang. Sungguh berbeda sekali dengan puteranya yang sudah mau berlapang dada.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu Nyonya... Anda sudah tidak berhak lagi atas rumah ini, karena sekarang rumah ini milik Jaeho, cucuku." Tegas Soo Eun tak mau kalah. Ia masuk melewati Raesuk  yang masih berdiri di ambang pintu. Kemudian ia duduk di sofa mewah yang ada di sana, membuat Raesuk semakin geram melihatnya.

"Kau?"

"Hidup ini seperti sebuah mimpi... Tak selamanya kita bermimpi indah, adakalanya juga kita bermimpi buruk." Ucap Soo Eun tak mempedulikan tatapan tajam Raesuk.

"Begitupun sifat dan takdir manusia yang bisa berubah, karena... dunia ini berputar." Lanjut Soo Eun menatap dalam wajah angkuh di depannya.

"Aku tak peduli dengan omong kosongmu, aku minta kau pergi sekarang juga!"

"Apa anda tidak ingin tahu alasan Nyonya besar Jung menginginkan Jaejoong untuk menjadi cucu menantunya?"

Seketika Raesuk terkesiap. Ia kembali menatap Soo Eun, penasaran. Jujur saja ia memang ingin tahu mengapa ibu mertuanya menyuruh Yunho menikahi seorang laki-laki.

"Karena Jaejoong adalah cucu kandung Nyonya Jung Min Ah yang sebenarnya."

JDERR!

Seperti mendengar suara petir, Shin Raesuk terhenyak. "A-apa mak..sudmu?" Tanyanya tergagap. Keringat dingin mulai merembes dari pori-pori kulitnya.

"Aku tahu apa yang membuat anda seperti sekarang. Dulu anda adalah sosok wanita terhormat yang mempunyai sifat hangat. Tapi karena pengkhianatan yang dilakukan suami anda, sifat anda berubah... Aku tahu anda hanya kecewa.."

"Jangan bertele-tele, cepat katakan apa maksudmu jika Kim Jaejoong cucu kandung mertuaku?!" Raesuk kembali membentak. Setelah semua kenyataan pahit -menurutnya- ia terima dua minggu lalu. Kini satu kenyataan yang tak pernah terduga kembali terlontar dari mulut mantan besannya.

Soo Eun menghela nafas sejenak.
"Jaejoong... Dia adalah anak kandung mantan suami anda, Tuan Jung Bong Gun."

"A-apa...?" Bibir Raesuk bergetar, matanya seketika berkaca-kaca. "Tidak.. itu tidak mungkin!" Pekiknya menatap nyalang Soo Eun. Andaikan Nyonya angkuh itu berkedip, pasti cairan bening itu terjatuh.

"Bukankah Tuan Jung meninggalkan anda demi mantan kekasih prianya? Kekasihnya itu adalah teman baikku, Cha Muwon... Muwon memang seorang laki-laki, tapi dia laki-laki istimewa yang mempunyai rahim dan sel telur layaknya perempuan... Mungkin anda juga tahu jika Tuan Jung dan Muwon memang sudah berpacaran sejak sebelum anda dan Tuan Jung menikah..." Soo Eun memulai ceritanya tak mempedulikan Raesuk yang kini terpaku menatap lantai. Ia tahu nyonya angkuh itu sangat shock.

"Dulu ketika kalian menikah, Muwon tengah mengandung anak Tuan Jung, namun Muwon tak bisa mengatakan hal itu pada Tuan Jung sebab dia tahu jika saat itu anda juga tengah mengandung anak Tuan Jung. Bukankah anda dan Tuan Jung menikah karena perjodohan? Dan bukankah anda tahu jika Tuan Jung dulu tak mencintai anda? Tapi karena 'kecelakaan' itu Tuan Jung harus menikahi anda dan menelantarkan Muwon yang saat itu telah mengandung benih cinta mereka."

Raesuk kembali tertegun mendengar semua penuturan Soo Eun.

"Aku juga tahu jika anda mengalami keguguran."

DEG

"Saat usia kandungan anda empat bulan, anda terjatuh hingga mengalami keguguran. Dan dokter memvonis anda tidak bisa mengandung lagi... Tapi saat itu anda tidak terima, mungkin anda berpikir hanya anak itu yang bisa mempertahankan pernikahan anda dan Tuan Jung, sehingga anda bekerjasama dengan dokter itu membuat kebohongan dengan mengatakan jika janin anda baik-baik saja. Anda berpura-pura hamil sampai saat waktu melahirkan tiba. Dan anda menutup rahasia anda rapat-rapat... Tapi apa anda tahu jika Nyonya besar Jung mengetahui semuanya? Beliau tahu jika anda berbohong... Tapi beliau berpura-pura tidak tahu karena beliau tahu anda sangat menginginkan seorang anak. Dan alasan lainnya, karena... Karena beliau sangat menyayangi anda nyonya..."

Raesuk memejamkan matanya. Airmatanya mengalir. Pikirannya berkecamuk. "Cukup.. Jangan diteruskan..." Lirihnya tak kuasa menahan sesak di dadanya.

"Tidak! Ini belum selesai Nyonya!" Sergah Soo Eun, entah mengapa wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu ikut menitikan air mata. Matanya memerah seperti menahan amarah.

"Saat persalinan pura-puramu, kau membeli seorang bayi laki-laki secara ilegal tanpa tahu siapa orangtua bayi itu... TAPI APA KAU TAHU BETAPA SEDIHNYA IBU BAYI ITU SAAT KEHILANGAN ANAK YANG BARU SAJA DILAHIRKANNYA?" Tiba-tiba saja nada suara Soo Eun meninggi membuat Raesuk tersentak.

"APA KAU TAHU BETAPA MENDERITANYA DIA?!" Tangis Soo Eun pecah. "Dia Aku Nyonya... Anak yang kau beli itu anakku... Jung Yunho adalah anak kandungku!"

DEG

DEG

DEG

"Tidak, itu tidak mungkin! Kau jangan berbohong!!" Raesuk berteriak histeris.

"Tapi itulah kenyataanya.. Mantan Suamiku menjualnya untuk membayar utang-utangnya. Dia menjualnya tanpa sepengetahuanku... Aku sangat terpuruk waktu itu, tapi aku mulai menerima kenyataan saat tahu jika dia diambil oleh keluarga kaya... mungkin dengan begitu anakku bisa hidup layak..." Lirih Soo Eun mulai tenang meski air matanya masih mengalir dan dadanya serasa sesak.

"Dan untuk mengobati rasa kesepianku, aku mengadopsi anak yang dilahirkan Muwon yang usianya hanya berbeda dua hari dengan anak yang kulahirkan... Aku memakai marga Kim untuk anak itu. Dan aku menyuruh Muwon untuk melanjutkan hidupnya kembali sebagai pria normal..." Soo Eun melanjutkan kembali ceritanya. Ia menyeka air mata di pipinya. Sementara Raesuk semakin terisak perih.

"Tapi mungkin takdir Muwon memang bersama Tuan Jung. Mereka dipertemukan kembali, dan akhirnya Tuan Jung tahu jika Muwon telah mempunyai seorang anak darinya. Mungkin itu juga yang membuat Tuan Jung menceraikan anda..."

"Hentikan! Aku tak mau mendengarnya lagi. Cukup!" Raesuk menutup kedua telinga dengan tangannya. Namun Soo Eun tak mengindahkannya, ia tetap meneruskan cerita yang sebagian diketahuinya dari Nyonya Jung Min Ah.

"Nyonya besar tahu jika Jaejoong adalah anak kandung Tuan Jung, maka dari itu sebelum beliau wafat, beliau membuat surat wasiat itu. Beliau juga sangat menyayangi Yunho walaupun Yunho bukan cucu kandungnya. Dan setelah Beliau tahu jika ternyata Yunho adalah anak kandungku, beliau memintaku menikahkan Jaejoong dengan Yunho. Selain karena beliau tidak ingin kehilangan salah satu cucunya, beliau juga tahu jika Jaejoong bisa memberikan keturunan kendati dia seorang pria..." Kim Soo Eun kembali menghapus sisa air matanya.

"Saya tidak terlalu berharap Yunho tahu jika saya adalah ibu kandung dia yang sebenarnya. Walaupun saya ingin sekali memeluknya setiap kali bertemu dengannya... Saya hanya meminta pada anda... tolong biarkan Yunho bahagia dengan pilihan hidupnya... Bukankah tak ada hal yang paling membahagiakan selain melihat anak yang dikasihinya bahagia? Saya mohon Nyonya..." Pinta Soo Eun menundukkan kepalanya. Meski ia sangat tak menyukai wanita angkuh di depannya ini, namun Soo Eun tak ingin membenci Raesuk, karena bagaimanapun Raesuk adalah wanita yang telah membesarkan putera kandungnya. Dan lagi Soo Eun paham alasan Raesuk bersikap angkuh seperti itu. Karena seandainya ia yang berada di posisi Raesukpun, bukan tak mungkin ia akan melakukan hal yang sama. Ya, masa lalunya yang kelamlah yang merubah sikap malaikat Raesuk menjadi iblis.

Sementara itu, Raesuk hanya  menatap kosong Soo Eun, masih jelas raut kesedihan dan jejak airmata di wajah cantiknya yang mulai menua.

Mereka masih terdiam tak berucap. Tanpa menyadari seseorang berdiri di balik tembok mendengar semuanya dari awal.

..
..
..
..
..

~*Living Like a Dream by nickeYJung*~

To Be Continue

Maaf jika banyak typo..
Silakan tinggalkan jejaknya bila berkenan..
Terimakasih.. 😊

💖 n i k i 💖

Continue Reading

You'll Also Like

26.6K 2.4K 12
Oh Sehun, seorang Alpha yang telah lama mencari keberadaan omeganya, ia telah pergi ke berbagai negara demi menemukan sang mate dan akhirnya, ia mene...
932K 40.7K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
239K 29.4K 42
warning!!! ini lapak homo, LGBT, Boy Love kalo gak suka bisa di skip yah... aku juga gak bisa bikin GS... kurang menjiwai ehee... ... cerita ini meng...
192K 29.8K 54
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...