Only Hope

Camilaaz_ tarafından

48.3K 5.1K 2.7K

"Bisakah aku menjadi - KAMU- untukmu? Sebagai orang pertama yang menjadi maksud pikiranmu." Kalimat itu, ada... Daha Fazla

Prolog
The beginning-part 1
Story of class- part 2
Why- part 3
Picture??- part 4
Last MPLS!- part 5
Begin!- part 6
Choice- part 7
Miss him!-part 8
Good news- part 9
Line!-part 10
Him-part 11
Meet- part 12
The place- part 13
Really?- part 14
About you- Part 15
Run- part 16
A beautiful day -part 17
Fake- part 18
Telling the truth- part 19
Free- part 20
Miscommunications- part 21
Lockers - part 22
Modus- part 23
First greet- part 24
Prepare - part 26
Miracle - part 27
Thank you - part 28
Lucky day - part 29
Change (1) - part 30
Change (2) - part 31
Peka? - Part 32
Almost - Part 33
A Problem - Part 34
Letter - Part 35
Mean - Part 36
Focus- Part 37
This's Over? - Part 38
Wrong Opinion - Part 39
For Reset - Part 40
Part 41

Again - part 25

859 84 53
Camilaaz_ tarafından

"Diii" panggilku sambil menatap ke arah Dio yang masih memegang tanganku.

"Eh emm sorry Kei. " katanya lalu melepaskan genggamannya.

Aku hanya mengangguk tersenyum, sekarang kami masih di koridor gedung B tapi jarak kami sudah jauh dari semua kakel yang bergerombol tadi.

"Lo ngapain lewat sini Kei? " tanyanya, sambil berjalan tanpa melihat ke arahku.

"Oh tadi gue tuh mau ke atas, eh tau nya banyak anak cowok yang lagi ngerumpi di tangga jadinya gue lewat tangga gedung B deh. " jelasku.

"Haha lagi ngerumpi? Lo pasti malu kalo lewat situ kan? " katanya menoleh ke arahku.

"Iyalah Di, orang cowok semua. " jawabku, Dio hanya tersenyum padaku.

"Lo sendiri ngapain kesana? " tanyaku.

"Emm ngapain ya? Gue lupa hehe" jawabnya sambil tertawa renyah.

"Masih muda kok pikun haha" ledekku, dia pun hanya menggaruk kepalanya sembari senyum meringis.

"Gue kira lo gak masuk, " ucapku.

"Tadinya sih gitu, tapiii" Dio berhenti.

"Tapi kenapa? " aku pun juga berhenti.

"Tapi kan gue mau ngasih first greet yang lo tunggu itu Kei haha"

"Ihh apaan sih Di, gak banget deh. " kataku malu lalu jalan mendahuluinya.

"Kei kok ninggalin sih? " dia menjajarkan posisinya di sampingku.

"Engga-engga gue bercanda kali Kei. "

"Iyaa" jawabku.

"Kemarin lo gak masuk? Kemana? " lanjutku.

"Kemarin gue ada acara keluarga di bandung, baru aja jam 3 pagi tadi pulang." katanya.

"Kenapa gak izin aja? Kan cape pulang jam segitu. "

"Cape sih, tapi ada sesuatu yang harus gue lakuin jadinya masuk deh. " jawabnya.

"Oh, sesuatu apaan? " tanyaku kepo.

Triiinnggg -bunyi bel masuk-

"Emm udah masuk Kei, cepetan yu. " ajak Dio tanpa menjawab pertanyaanku.

Aku hanya mengangguk.

Kami pun mempercepat jalan kami dan berhenti di tangga untuk berpisah, karna Dio adalah anak IPA dan kelas anak IPA tuh ada di atas.

"Lo lurus kan? " tanyanya.

"Iya,"

"Kalo gitu kita pisah disini Kei. "

"Oke deh, Yaudah bye Di. " jawabku sambil tersenyum.

Belum sempat kami melangkahkan kaki untuk berpisah, tiba-tiba seorang guru menghampiri kami.

"Hey kalian. " kata guru itu yang aku tidak tahu siapa namanya.

"Iya bu? " aku dan Dio langsung salim kepadanya.

"Ibu bisa minta tolong kasih ini ke kelas 11?" katanya sambil menunjukkan buku paket Geografi.

Aku dan Dio saling menatap, "bisa bu. " jawab kami bersamaan.

"Nanti tolong kasih tau halaman mana aja yang mereka kerjakan ya! " katanya yang mulai membuka halaman demi halaman.

"Coba sini dengarkan, " perintahnya, Dio melihat ke arahku seperti menyuruh aku yang harus mendengarkan.

Aku pun mulai mendengarkan apa yang di katakan guru itu.

"Ingat kan? " tanya guru itu.

"Inget bu, " jawabku, dia pun memberikan buku paketnya.

"Yasudah terima kasih ya."

"Iya bu, " aku tersenyum.

"Bu ini buat kelas 11 berapa ya? " tanya Dio.

"Oiyah ibu lupa, ini buat kelas 11 IPS 1." mataku membulat sempurna saat mendengar itu.

11 IPS 1?

Oh noooo.

"Bener kan kelasnya di lantai 3?" kata Dio sambil celingak-celinguk.

Aduhh kalo ada ka Albyan gimana nih? Bisa mati kutu gue arrgghh.

Ya kelas 11 IPS 1 adalah kelasnya Ka Albyan, aku juga baru tahu akhir-akhir ini, fakta ini juga membuktikan bahwa mimpiku yang dulu adalah halusinasi semata. Aaiisshh

"IPS 3...IPS 2...IPS 1 nah ketemu! " ujar Dio.

Rasa panik ku semakin besar, aku takut jika bertemu ka Albyan nanti di sangka mau modus lagi.

Aku membuka buku paket yang aku pegang dan langsung mengambil kertas yang terselip disana untuk menutupi wajahku.

"As... " kalimat Dio terhenti.

"Kenapa Di? " tanyaku.

"Kasih ke Ka Albyan aja. " dia menunjuk ke arah kiri dengan dagunya.

Aku menoleh ke arah yang di tunjuknya, benar saja disana aku melihat ka Albyan yang sedang berjalan ke arah kami tepatnya ingin masuk kelasnya.

Dasar doi kalo lagi di cari gak nongol, eh pas di hindarin malah nongol. Err

Dengan sigap aku menutupi setengah wajahku dengan kertas.

"Lo ngapain disini Di? " tanyanya ramah, melihat Dio lalu melihatku.

Deg deg an akutuuu.

"Oh ini ka, mau ngasih tugas titipan dari guru . " jawab Dio, aku langsung memberikan buku itu ke Dio, Dio pun memberikan padanya.

"Ohh geografi. " katanya setelah melihat judul buku itu.

Yaampun keringet dingin gue.

Aku menarik pelan lengan Dio agar mendekat ke arahku.

"Udah yu cepetan Di. " bisikku.

Belum sempat Dio menjawab, Ka Albyan sudah melayangkan pertanyaan lagi.

"Ini halaman berapa aja? " tanyanya.

"Oiyah, Kei tuh kasih tau! " suruh Dio.

Astaga cobaan ini cobaannn.

Ka Albyan melihat ke arahku, lalu menyodorkan buku itu.

"Lo ngapain nutupin muka gitu sih Kei? Buka aja napa! Aneh tau." kata Dio.

Dio taiii!

Aku menatap tajam Dio, lalu terdengar suara tawa kecil dari sang pangeran. Aaaaa

Aku langsung memberitahu halaman berapa aja yang di perintahkan, tanpa mendekat ke posisi Ka Albyan.

"Halaman 105 bagian A sama B, terus 107 yang di tengah itu ka, sama 110 yang uji kompetisi. " kataku dengan gemetaran.

"Aduh gue bingung, ini uji kompetisi ada 2 jadi yang mana? " tanyanya.

"Yang ada di ba... " kalimat ku terhenti saat detak jantungku tak bisa terkontrol karena...

"Nah jadi yang mana? " tanyanya lagi saat sudah berada di sampingku, ya di sampingku!

Jangan pingsan Kei jangan pingsan!

"Emm yang emm... " dia melihat ke arah ku yang terlihat bingung.

Astagfirullah ini jantung bikin gue blank.

"Coba deh dari ulang. " dia membalikkan halaman kembali ke halaman 105.

Ya allah deket banget iniii.

"Kan yang ini sama ini, " dia menunjuk dengan benar, aku pun mengangguk.

"Terus 107 yang ini, " lanjutnya sambil melirik ke arahku.

Gak kuat kaa. Aw

"Terus yang 110?" tanyanya.

"Yang ini ka, uji kompetisi 3.1" kataku menunjuk kesana.

"Oh yang ini, oke deh, " dia menutup bukunya.

"Udah ka? " tanya Dio.

"Udah, makasih ya! " katanya tersenyum.

"Yaudah kita balik dulu ka, " kata Dio.

"Oke. "

Dengan cepat aku menarik tangan Dio untuk segera pergi.

"Eh tunggu! "

Aku dan Dio berhenti lalu melihat ke belakang, Ka Albyan sekarang berlari ke arah kami.

"Kenapa ka? " tanya Dio.

"Emm itu kertasnya mau di bawa juga? Gue takutnya nanti Bu Artika marah kalo ada yang ilang dari bukunya. " katanya dengan tersenyum.

Loh kok dia bisa tau, kalo ini kertas bu Artika?

Aku melihat kertas yang sejak tadi ku gunakan untuk menutup wajahku, terlihat jelas bahwa disitu ada nama Bu Artika dan beberapa catatan.
Dengan terpaksa aku memperlihatkan wajahku.

Ketahuan juga akhirnya. Aarrgghh

Aku memberikan kertas itu, dia pun langsung menerimanya dengan menatapku lurus.

"Oke makasih sekali lagi. " katanya.

Semoga dia lupa sama yang kemaren ya allah...

"Oke ka, ayo Kei cepet! " ajak Dio.

"I-iya Di. " jawabku, kami pun bergegas pergi.

Sambil berjalan menjauh aku menoleh sedikit ke belakang, ternyata ka Albyan masih setia menatap kepergian kami. Eeaa

Dia tersenyum padaku dan aku membalasnya dengan senang hati lalu mengalihkan pandangan ke depan dan berjalan cepat.

"Kei tungguin! " ucap Dio yang ku tinggalkan.

"Tadi katanya suruh cepet! " jawabku asal.

Pengen teriak gue rasanya. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
-cuma dalem hati guys hihi-

•••

Gimana part yang ini? Gaje gak sih?
Tapi walaupun gaje tetep pencet tombol bintang yaaa 👌

#Bodo amat sama judul yang gak nyambung hehe

❤❤ dari Author

Btw nih ada bonus pict dari 2 cogan yang ngisi part ini :)

Dio

Albyan

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

2.7M 133K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
1.7M 77.8K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
253K 24K 30
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
292K 17.4K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...