Aftertaste ㅡ Park Chanyeol ✅

By nihaojuyeon

39.9K 5.6K 1.2K

REWRITE VERSION [Slightly!18+ - PLEASE BE A WISE READER!] Gadis Skandinavian yang selalu Chanyeol prioritaska... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13

09

2K 327 52
By nihaojuyeon

Dua bulan setelah malam perpisahan paling tidak Chanyeol inginkan selama hidupnya, ia masih belum bisa benar-benar meninggalkan segala hal tentang Annelise, sang mantan kekasih. Ujian akhir semester tiba sebentar lagi. Beberapa tugas yang diberikan dosen milik Chanyeol masih menumpuk untuk dikerjakan. Pikirannya masih menerawang bagaimana bisa selama ini ia tanpa Annelise di kehidupannya.

Namun Chanyeol rasa ia hanya belum terbiasa. Cukup menyakitkan, tapi masih teratasi. Lelaki itu tidak mau berlarut dalam penyesalan dan kesedihan akan hubungan yang seharusnya memang harus dilepaskan. Rasanya agak aneh tapi nyaman karena tidak harus melulu menyepelekan perasaannya ketimbang egonya. Chanyeol baru kali ini merasa bersyukur telah menyudahi hubungannya dengan Annelise.

Paginya ia gunakan untuk mengambil beberapa buku yang tertata di rak buku berwarna cokelat kayu demi mengejar ketertinggalannya soal tugas-tugas kuliah. Biasanya Sabtu untuk berolahraga sejenak, tapi kali ini ia akan mengolahragakan otaknya terlebih dahulu. Matanya yang masih sayu siap terkungkung dalam kalimat-kalimat sebagai referensi serta analisisnya.

"Turns out that no one can replace me
I'm permanent you can't erase me..."

Beriringan dengan melodi musik yang sedang menemani Chanyeol bekerja itu, ia ikut menyanyikan pula lagu tersebut. Sesaat Chanyeol menyadari arti yang terkandung. Ia menyeringai, berharap Annelise tidak sama seperti lirik tersebut. Mantan kekasihnya juga berhak bahagia.

Chanyeol meletakkan bolpoint yang ia gunakan untuk menandai materi di buku, lalu mengambil ponselnya untuk mengirimi seseorang pesan.

To: Annelise
Hi... It's been two months, right? Gimana kabar kamu? Oh ya, waktu festival kemarin aku gak dateng karena ikut ngurusin pernikahan kak Yoora. Maaf.. Gimana? Lancar dong pastinya? Pasti kamu lebih keren deh dari Jongin apalagi Sehun. Uhm, kamu sama Jongin gimana sekarang? Aku udah gak pernah ketemu dia lagi. Waktu nikahannya kak Yoora juga Jongin gak dateng. Kamu juga sama... Padahal Sehun, Taeyong, Jaehyun dateng loh. Oh mungkin lagi bareng kamu kali ya hehe.
Ok then, see u when i see u again, Ann. Take care.

•••

"Gimana kuliahnya?"

Seseorang duduk di sebelah Chanyeol seraya menaruh cokelat panas di hadapannya. Parasnya yang ayu ditambah dengan senyum manisnya yang tidak kalah manis kala Chanyeol menyesap cokelat panas itu.

"Lancar, dikit lagi mau ujian akhir sih. Lagi usaha juga buat ikut exchange, Seul. Eh makasih cokelatnya by the way," ujar Chanyeol yang dibalas anggukan serta senyuman darinya.

Wanita yang disebut 'Seul' adalah Kang Seulgi, teman Jongin. Chanyeol dan Seulgi ternyata pernah bertemu sebelumnya atas insiden dirinya menabrak tubuh tinggi Chanyeol di jalan saat terburu-buru menuju kafe kakak Jongin. Entah apa yang Seulgi pikirkan hingga ia meminta dompet Chanyeol yang ditemukan Jongin kala itu untuk ia kembalikan. Dengan informasi dari Jongin yang juga merasa aneh dengan temannya itu, akhirnya Seulgi bertemu dengan Chanyeol dan menjalin pertemanan hingga sekarang.

"Really? Ke Paris aja yuk, nanti gue siap anterin lo jalan-jalan di sana," tukas Seulgi bersemangat.

"Paris ya? Maunya ke Jerman gimana dong?"

"Yaaaah."

Chanyeol tertawa kecil melihat ekspresi putus asa Seulgi yang menurutnya sangat imut. Bagi Chanyeol, Seulgi mirip seperti beruang dengan mata sipit dan bentuk wajah yang cenderung bulat. Tapi itu menjadi nilai plus bagi Seulgi dari Chanyeol selain parasnya yang tidak kalah candu dari Annelise serta perangainya yang tentu lebih baik.


"Iiiiii iyaa aku juga maunya ke Paris kok, kalo Jerman alternatif kedua aja."

Tidak tahan Chanyeol dengan keimutan Seulgi, akhirnya ia mengatakan hal tersebut. Chanyeol mencubit kecil hidung Seulgi yang membuat si empu meringis.

"Chanyeol, ihhh sakit tau. Shit," umpat Seulgi sambil mengelus hidungnya yang memerah.

Sepasang muda mudi itu menghabiskan waktu malam minggu bersama di kafe milik paman Seulgi dengan suasana yang sepi dan nyaman. Terhitung hingga hari ini adalah sudah lebih dari satu bulan mereka kenal dan berhubungan. Obrolan mereka pun sudah mulai melantur menandakan satu sama lain telah nyaman bersama.

Seulgi yang tengah meneguk cokelat panas itupun mendadak sakit mata melihat Chanyeol dengan santainya memerhatikan wajahnya lekat-lekat hingga dirinya mengulum bibir menahan kedua pipinya yang sudah merasa panas. Seringaian Chanyeol menurut Seulgi mampu membuatnya terpana apalagi dengan mata bulat dan bentuk bibir sempurnaㅡmenurutnya.


"Apa sih, Chan? Jangan kayak gitu... Aku tau aku emang cantik kok," ujar Seulgi tak mau kalah menggoda dengan mengibaskan surai panjangnya yang tergerai.

"Dih pede banget!"

"Serius tauu. Kalo aku gak cantik, kamu ngapain liatin aku kayak gitu hm?" ledek Seulgi yang tak lupa menjulurkan lidah menggoda.

"Kamuuu ya, narsis banget tauuu. Aku sebel sama Seulgi."

Alhasil mereka malah saling cubit, memberi pukulan kecil, menjambak ujung rambut, dan lain sebagainya hingga Chanyeol akhirnya menyerah.

"Udah dong, Seul. Anjir sakit banget rambut aku dijambak mulu sama kamu." Chanyeol meringis sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa pedih.

"Makanya jangan gangguin akuu mulu."

"Dih."

"Puㅡ"

"Bentar, bentar ada telepon nih. Aku angkat dulu."

Chanyeol segera pergi ke luar kafe untuk menerima telepon tersebut. Ia tidak ingin Seulgi mendengar percakapannya karena itu dari Annelise.


"Kenapa, Ann?"

"Have a great days even it's without me.."

"Astaga, Annelise. What's wrong?"

Seketika bayang-bayang kenangannya bersama Annelise terputar kembali di otak Chanyeol. Masa-masa dimana Annelise belum mengenal Jongin. Masa-masa dimana Annelise tidak peduli dengan ponselnya ketika bersama Chanyeol. Ah, hanya seonggok kenangan.

"Aku cuma kangen suara kamu, Chan. Jadi pesan yang kamu kirim gak aku bales. Yaudah aku tutup yaa."

"Iya, Ann. Anㅡ Loh? Seul? Mau kemana?!"

Tuut...

Tanpa kata perpisahan pada Annelise, Chanyeol langsung mematikan panggilannya dan mengejar Seulgi yang sudah berlalu.

•••

Bau khas rumah sakit yang menguar di indera penciuman Chanyeol, membuatnya agak sedikit pening. Ia menyandarkan tubuhnya ke tembok sambil menemani Seulgi yang gelisah menunggu hasil pemeriksaan dokter di ruang Gawat Darurat. Sebenarnya Chanyeol ingin sekali mendekap Seulgi dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, tapi Chanyeol paham dirinya bukan siapa-siapa, juga ia tidak mau Seulgi menaruh harapan kepadanya.

Setelah beberapa saat akhirnya sang dokter keluar dengan ekspresi wajah yang tak terdefinisi. Seulgi mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan tidak sabar soal keadaan ayahnya yang tadi beri kabar oleh Jongin bahwa ayahnya mengalami serangan jantung ketika Jongin mengunjungi rumah keluarga Kang itu. Chanyeol hanya mematung mendengar ujaran sang dokter yang menanggapi Seulgi. Ia tidak mendengar pasti karena sedikit berjauhan jaraknya dengan mereka, memberi cukup ruang privasi.


"Seul," panggil Chanyeol ketika melihat Seulgi menangis sambil terduduk.

Chanyeol memeluk Seulgi dengan rasa khawatir yang tinggi. Merasakan tubuh Seulgi yang berguncang hebat akibat menangis, membuat Chanyeol semakin mengeratkan dekapannya dan mengelus punggung wanita bermata sipit itu.

"He died, Chan... How could I live then...?"

Sweater hitam kebesaran Chanyeol basah juga karena air mata Seulgi yang terus-menerus menangisi ayahnya yang telah tiada. Chanyeol tidak tahu harus berbuat apa, tapi ia juga bisa merasakan apa yang tengah Seulgi alami ini. Rasanya sangat sakit kehilangan orang yang dicintai, bukan?

"Seul, ini miㅡ" Jongin berhenti beberapa langkah membelakangi Seulgi seraya menyodorkan sebotol air mineral yang ia bawa.

Salivanya ia telan susah-susah ketika melihat Chanyeol yang tengah memeluk Seulgi. Ada rasa tidak nyaman dan tidak terima di lubuk hatinya. Nyeri, sungguh. Jongin merasa seharusnya dirinya yang menenangkan dan menemani Seulgi bukan Chanyeol.

"This is not fair!" lirih Jongin. Ia kemudian berlari menjauh dari mereka yang tidak disadari oleh keduanya.


"Jongin kemana ya?" tanya Seulgi dengan suara paraunya.

"Udah, kamu gak usah mikirin dia dulu. Mending urus ayahㅡ"

"Kamu gak paham, Chan. Dia segalanya buat aku."

Hati Chanyeol mencelos mendengar penuturan Seulgi yang tiba-tiba dan diluar ekspektasinya. Chanyeol terkekeh, tertawa kecil dengan miris. Nasib Chanyeol menurutnya buruk sekali soal hubungan dengan lawan jenis ini. Harus ya, ia patah hati untuk kesekian kalinya dalam waktu berdekatan? Atau Chanyeol yang terlalu berharap? Entahlah. Chanyeol hanya paham bahwa ia menyukai Seulgi sejak pertama bertemu.


"Jongin sahabat aku dari kecil. Dia tau persis soal aku, Chan. Harusnya Jongin di sini, tadi juga dia yang ngabarin aku," tutur Seulgi kembali menangis.

Chanyeol pun akhirnya memeluk Seulgi lagi, dan tidak ada pilihan lain selain meminta Jongin berada bersama Seulgi. "Oke, aku telepon dia ya biar ke sini."

Beberapa kali percobaan menelepon Jongin, ia malah menolaknya. Tentu Chanyeol tidak paham mengapa Jongin menolak panggilannya.

"Jongin gak jawab teleponku, Seul."





[]

Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 496K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
16.4M 386K 17
[SUDAH TERBIT] Tentang Graziano Gerald Alexio, kapten basket populer yang terkenal dingin serta kejam dalam menyikapi para gadis yang menyukainya. Di...
2.1M 331K 67
Angel's Secret S2⚠️ [cepat, masih lengkap bro] "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Ang...