Let You Go My First Love [P Y...

By ppaptho

10.8K 914 36

Aku bahkan masih ingat bagaimana kau mengatakan kalau kau tak akan meninggalkanku. Tapi, kau berbohong. Aku i... More

All About ~Let You Go My First Love~
Prologue
Chapter 1 - It's You?
Chapter 2 - Is That Sure?
Chapter 4 - Who?
Chapter 5 - Because Of Me?
Chapter 6 - What Are You Doing?
Chapter 7 - Why?
Chapter 8 - Enough?
Chapter 9 - Again?
Chapter 10 - Can You Stop?
Chapter 11 - What Should I Do?
Chapter 12 - Can I Say 'Sorry'?
Chapter 13 - Can I Always With You?
Chapter 14 - For What?
Chapter 15 - Is This The End?
Epilogue
~Thanks All~
Promote (1)
Promote (2)
Author Place!!
Promote (3)
author.
author. (2)
author. (3)
finally (?)

Chapter 3 - What?

384 49 2
By ppaptho

Pyu couple fanfiction♡

ㅡLet you go my first love
*Chapt03*

"Sooyoung-ah." panggil Sungjae.

"Ya?" tanyaku.

"Sejak kapan kau mengenal Sana?" tanya Sungjae.

"Kau bisa menanyakannya nanti, sekarang fokuslah pada jalan. Aku tak mau terjadi kecelakaan." ucapku tanpa menghiraukan pertanyaan Sungjae.

Sungjae mengerem mendadak saat lampu merah dan itu membuatku spontan memeluk pinggangnya erat, sangat erat.

"Jangan takut, tidak apa-apa." ucap Sungjae selagi menggenggam tanganku yang berada di pinggangnya.

"Aku tak takut hanya saja aku terkejut." jawabku mengelak.

"Jangan lepaskan pelukanmu, aku akan mengebut." ucap Sungjae kemudian menancap gasnya saat lampu hijau.

Aku terkejut dan membuat pelukanku semakin erat. Tak lama, Sungjae memarkirkan motornya di depan tempat tinggalku selama ini. Ya tepat sekali, Panti Asuhan.

"Kau tinggal di sini?" tanya Sungjae nampak terkejut

"Iya, memangnya ada apa?" jawabku.

"Tak apa, sudah berapa lama kau tinggal disini?" tanya Sungjae.

"Sejak aku kecil," jawabku. "Hmm.. Jangan tanyakan hal semacam itu lagi."

"Kenapa?" tanya Sungjae dengan kernyitan halus di keningnya yang mendeskripsikan dirinya saat ini sedang bingung.

"Tidak apa-apa, aku hanya tak suka." jawabku kemudian berbalik dan berjalan perlahan. Sebenarnya, karena itu akan mengingatkanku pada kenangan buruk yang sama sekali tak ingin kuingat lagi. Tiba-tiba..

Sungjae menarik tanganku, spontan aku menoleh. "Apa lagi?" tanyaku.

"Nanti kuhubungi." jawabnya kemudian pergi.

Aku juga pergi dan mencoba menetralisir perasaanku saat ini, aku amatlah senang. Ya Tuhan, aku yakin wajahku memerah saat ini. Entah mengapa, saat aku dekat dengan Sungjae mulai dari aku melihatnya di bus wajahku selalu memerah dan jantungku selalu berdebar.

Aku juga sangat senang jika dia peduli seperti tadi. Dan senyumannya, amat sangat manis. Itu membuat dia tampak sangat tampan di mataku. Atau mungkin sempurna. Ada apa ini?

ㅡLet you go my first love

Pagi hari ini aku memutuskan untuk pergi ke taman. Aku sangat bosan jika selalu ada di kelas. Apalagi jika ada sekelompok orang yang membicarakanku. Aku memang sudah biasa, namun lama-kelamaan aku tak tahan. Jadi, mulai saat ini aku akan menjauh. Karena menjauh lebih baik daripada diam. Dan diam tak akan memperbaik semuanya begitu juga dengan pergi.

"Sooyoung, kenapa kau sendirian disini?" tanya seseorang. Aku menoleh ke arahnya.

"Sungjae?" tanyaku kaget.

"Iya aku Yook Sungjae. Kau kenapa disini sendirian?" tanya Sungjae.

"Tak apa, kau sendiri kenapa ke sini?" jawabku dengan memberikan pertanyaan padanya, tujuannya agar perbincangan kami tak berhenti hanya sampai sini.

"Aku hanya ingin menanyakan suatu hal padamu." jawab Sungjae.

"Apa itu?" tanyaku.

"Sejak kapan kau mengenal Sana?" tanyanya mengundang kernyitan halus di keningku. Sungguh, aku bingung. Kenapa dia menanyai hal semacam itu?

"Belum lama ini." jawabku singkat berniat tak menanggapi.

"Apa kau tahu orang yang disukai Sana?" tanya Sungjae.

"Tentu tau." jawabku semakin bingung.

"Siapa? .. Eh, jangan beritahu. Aku akan mencari tahunya sendiri." ucap Sungjae.

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanyaku semakin penasaran dan sudah tak bisa membendung rasa penasaranku.

"Karena sebenarnya Sana adalah tetanggaku, dan sejak awal aku melihatnya aku amatlah menyukainya." jawabnya membuat aku menyesal telah penasaran tadi.

Deeg.. Sakit? Tentu saja. Aku tak tahu rasa apa ini, tapi yang pasti sangatlah menyakitkan. Dadaku terasa sesak. Mataku memanas dan semakin lama semakin memanas. Perih sekali. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Aku tak tahu harus berkata apa. Apakah mungkin kalau aku patah hati? Hei! Aku bahkan tak menyukainya, mana mungkin aku patah hati karenanya. Lalu, kenapa aku kecewa? Kenapa bisa jadi seperti ini? Kecewa? Sakit? Sebenarnya apa maksud dari ini semua?

"Kau kenapa? Apa kau sakit?" tanya Sungjae.

Sakit? Iya, aku sakit. Dadaku sesak, sangat sesak. Air mataku menetes begitu saja. Aku sudah tak bisa membendungnya. Tusukannya sudah terlalu dalam. Tusukannya berhasil membuat aku melupakan semuanya. Yang ada dibenakku saat ini hanya satu, aku sakit. Aku membersihkan jejak air mataku.

"Sebenarnya kau kenapa?" tanya Sungjae.

"Aku? Aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku, aku benar-benar baik. Sangat baik." jawabku kemudian pergi.

Sebenarnya aku tak tahu harus kemana. Tapi menjauh lebih baik daripada diam. Aku pergi ke perpustakaan. Aku pergi ke pojok ruangan dan menangis dengan sangat tenang. Suasana perpustakaan yang hening membuatku semakin tenang. Namun rasa sakitnya tak surut dengan cepat. Bahkan bisa dikatakan malah semakin parah. Apakah mungkin kalau aku menyukainya? Aku mencintai seorang Yook Sungjae? Apakah mungkin itu terjadi?

Aku tak tahu rasa apa ini namun amatlah sakit. Aku sulit untuk bernapas dan dadaku terasa sangat sesak. Aku tak tahu kenapa aku seperti ini, namun aku yakin ini karena perkataan Sungjae tadi. Pengakuan cintanya kepada Sana. Sakit? Tentu, amat sakit. Perih? Sangatlah perih. Kurasa aku mencintainya. Iya aku mencintainya. Hanya dia. Karena aku sudah tak kuat, kurasa ini terakhir kalinya aku jatuh cinta. Pertama dan terakhir, cukup sampai sini.

ㅡLet you go my first love

Triing~

Bel pulang sudah berbunyi, aku berjalan keluar kelas. Aku duduk di taman untuk menenangkan diri.

"Sooyoung-ah!" panggil Sana.

"Ya?" tanyaku.

"Kau sedih? Kenapa kau menangis sepanjang pelajaran Guru Kim?" tanyanya.

"Sedih? Tentu tidak, untuk apa aku sedih? Aku tak menangis, mataku hanya terasa perih." jawabku dengan berbohong.

"Ku kira kau sedih." ucapnya terlihat sedikit lega.

"Sana-ssi!" panggil seseorang. Aku dan Sana menoleh bersama.

"Sungjae? Kenapa?" tanya Sana. Ada apa Sungjae kesini? Kenapa melihatnya membuat dadaku menjadi sesak? Atau mungkin sudah sesak sedari tadi. Melihat Sana juga sama saja, sama seperti melihat Sungjae, menyakitkan. Sungjae mendekat hingga sekarang sudah berada tepat di hadapan aku dan Sana.

"Ayo pulang bersamaku." jawab Sungjae.

Deeg.. Aku baik, Park Sooyoung kau baik-baik saja. Kau tak apa 'kan? Jangan pikirkan mereka. Biarkan saja. Kau akan baik-baik saja. Percayalah, kau baik-baik saja. Ya ampun, bahkan sangat sulit meyakinkan diriku sendiri. Bagaimana bisa aku meyakinkan mereka?

"Tapi bagaimana dengan Sooyoung?" tanya Sana.

"Aku? Aku baik-baik saja. Aku bisa pulang sendiri." jawabku. Hatiku sakit, sangat sakit. Mataku memanas, namun aku mencoba menahannya.

"Aku lupa kalau aku meninggalkan sesuatu di kelas, aku duluan ya." ucapku kemudian pergi meninggalkan mereka.

Air mataku berhasil menetes menghiasi pipiku. Lama-kelamaan menderas. Dan saat ini aku menangis di perpustakaan. Dimana tak ada satupun orang disini. Hanya ada aku dan suasana hening. Disini aku bisa menangis sepuasku.

Ngiik..

Seseorang memasuki perpustakaan. Aku mencoba untuk tenang,namun air mataku tepat mengalir.

"Kau tak apa?"

*Chapt03*
ㅡLet you go my first love

To be continued~

A/n : maaf ya karena author telat kirim lanjutannya . harusnya tanggal 6 kemaren tapi ga keburu karena nungguin day6 sampe kelupaan . berhubung sekarang sempet jadinya author kirim sekarang . sekali lagi maaf atas ketidaknyamanannya ya readers . makasih juga buat yang udah ngikutin ff ini .

Date: Jun 9, "17
ㅡP P A P T H O

-1082 words-

[Edited]
>> May 16 "18 <<

Continue Reading

You'll Also Like

219K 3.4K 12
suka suka saya.
934 97 6
Aku yang akan menanggung semuanya ~ Ruka Jangan egois kita dilahirkan untuk bersama ~ Pharita Jika aku tidak bisa bahagia maka kalian harus bahagia ~...
863K 60.3K 49
Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang bahkan tak terlibat dalam scene novel sedikitpun. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia...
320K 408 4
21+