JOLANG (NOVELET)

By TM_rockstars

600 43 88

Petualangan kocak anak desa bernama Andri dalam melepas status jomlo yang sudah ia sandang semenjak lahir ke... More

The King Of Kondor
Bakiak Sakti
JANGAR
BADAR BESI
REUNI

NGENES

32 4 1
By TM_rockstars

Lima bulan dua puluh hari Andri menapak waktu dalam penantian. Masih tersisa sepuluh hari lagi untuk menagih janji kepada Putri.

Pucuk dicinta ulam tiba, siang itu di hari ke seratus tujuh puluh penantian, Putri datang menemui Andri dan menitipkan buku harian bewarna orange. Pada sisi buku itu tersemat gembok kecil.

"Tolong kamu simpan buku ini. Seandainya esok hari kita tidak berteman lagi, atau langkah waktu menuntun kita untuk saling memusuhi, seburuk apapun kebencianmu kepadaku, mohon jangan buka gembok yang terpasang pada buku ini sebelum aku menyerahkan kuncinya kepadamu. Aku ingat, batas janji yang pernah kuucapkan tersisa sepuluh hari lagi. Tidak usah kamu tagih janji itu, karena jawabannya ada pada kunci yang kupegang. Tanpa perlu kamu minta, aku akan menyerahkannya kepadamu, tapi bukan saat ini."

Dengan hati berselimut tanya, Andri menerima buku harian titipan Putri. Tidak ada lagi kata yang terucap setelah itu. Kemudian Putri berlalu meninggalkan Andri.

Keesokan harinya Andri merasakan ada perubahan dari sikap Putri. Biasanya setiap jam istirahat, mereka berempat menghabiskan waktu untuk makan ketupat sayur di kantin sekolah, sekarang hanya tinggal Adit dan Dita. Kesepian Andri semakin larut, ketika Dita memutuskan pindah sekolah, mengikuti sang Ayah, Pak Jara Kada yang dimutasi ke kota. Kali ini tidak hanya Andri yang terpukul, tapi Adit juga, karena ia harus kehilangan Dita.

Dan hal yang paling mengiris hati Andri adalah ketika ia melihat Putri yang semakin hari semakin dekat dengan Bobby.

Sempat terlintas di pikiran Andri untuk membongkar paksa gembok buku harian yang dititipkan Putri, tapi ia mengurungkan niat itu, kala teringat sepenggal kata bijak. "Amanat harus dipegang teguh, dan janji harus ditepati." Hingga akhirnya Andri memutuskan untuk menyimpan kembali buku harian itu.

Andri yang biasanya selalu bersemangat, belakangan mulai uring-uringan dan gampang emosi.

***

Andri dan Adit melangkah beriringan saat pulang sekolah. Di tengah perjalanan, Adit kebelet pengen buang air kecil. Segera ia bergegas menuju kali kecil yang berjarak sepuluh meter dari tepi jalan. Sambil menunggu Adit selesai buang air kecil, Andri merintang waktu dengan membaca buku pelajaran. Ketika Andri lagi asyik membaca, tiba-tiba ada orang yang melemparkan permen karet bekas ke wajahnya. Andri kaget. Saat ia menoleh.

"Plaaaaaaak!"

Pukulan dari samping tak terelakkan menghujam tepat di pipinya. Dengan tatapan mata nanar, Andri melihat Bobby telah bersiap untuk menendangnya.

"Duuuck!"

Andri tersungkur ke tanah.

Dari tepi kali, Adit berlari ketika melihat sahabatnya menjadi bulan-bulanan Bobby.

Sejurus kemudian Andri berdiri, dan mulai menyerang Bobby. Berkali-kali pukulan dan tendangan Andri luput dari tangkisan Bobby, hingga menghujam wajah dan perutnya. Sampai akhirnya Bobby tersungkur ke semak-semak. Adit yang berusaha melerai tidak dapat berbuat banyak. Emosi Andri memuncak. Ketika Bobby tersungkur, ia terus berusaha mengejar. Sekuat tenaga Adit menahan Andri. Bobby yang masih tergeletak di semak-semak mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya. Dengan cepat ia berdiri, lalu menghunuskan pisau itu ke arah Andri. Tikaman pisau Bobby melenceng hingga mengenai punggung Adit. Menyaksikan Adit bersimbah darah, Andri langsung memeluknya, sementara Bobby melarikan diri.

Kemudian Andri menggotong Adit menuju Puskesmas.

Saat berada di Puskemas, Andri gelisah duduk di bangku ruang tunggu, ia sangat khawatir dengan kondisi sahabatnya. Setengah jam kemudian, seorang Bidan menghampiri Andri dan memberitahu, bahwa luka di punggung Adit cukup parah, tapi masih bisa ditangani di Puskesmas, tanpa harus dirujuk ke Rumah Sakit. Setelah itu Andri meminta izin kepada Bidan untuk melihat langsung kondisi Adit.

Ketika sampai di ruang perawatan, Andri melihat Adit masih mengerang kesakitan. Kemudian Andri duduk di sebelah Adit dan menanyakan kondisinya. Bukan menjawab, Adit malah meminta maaf sambil menangis di hadapan Andri.

"Andri, maafkan aku, jika selama ini aku menyembunyikan hal yang seharusnya tidak aku sembunyikan dari kamu."

Andri bingung memahami maksud pernyataan Adit.

"Dulu berkali-kali kamu bertanya kepadaku tentang siapa aktor sesungguhnya yang memprovokasi warga hingga membakar rumahmu di Desa Rawa Jolang. Sekarang aku katakan, orang tersebut adalah Bobby. Ia menghasut warga melalui orang-orang yang bekerja di pabrik dan peternakan milik bapaknya, dengan mengatakan bahwasanya Kondor Mahkota peliharaanmu yang mendatangkan bencana di desa Rawa Jolang waktu itu. Selama ini aku merahasiakannya darimu, karena bapakku punya utang satu ekor sapi pada Pak Muji, orang tua Bobby. Waktu kejadian di Desa Rawa Jolang itu, Bobby mengancamku. Jika aku menceritakan kejadian sesungguhnya kepadamu, Bobby akan menyuruh bapaknya untuk menagih utang kepada bapakku. Sekarang utang bapakku sudah lunas. Namun semenjak pindah ke Desa Serabi Gosong, kamu tahu sendiri, sampai sekarang keluargaku masih tinggal di tanah milik Pak Muji."

Andri terpaku mengepalkan tangan. Setelah itu ia melangkah keluar dari ruang perawatan.

"Mau kemana kamu, Ndri? tanya Adit.

Andri tidak menggubris, ia terus melangkah.

Dekat pintu gerbang Puskesmas, Andri meraih kayu seukuran lengan orang dewasa yang tergeletak di antara pohon bonsai. Setengah berlari, langkah Andri semakin cepat, hingga akhirnya langkah itu berhenti di depan sebuah rumah berpagar tinggi.

Andri menyembunyikan kayu yang ia bawa di balik baju bagian belakang. kemudian dengan ramah ia bertanya kepada Pak Muji.

"Bobby ada, Pak?"

"Ada." jawab Pak Muji.

Setelah itu Pak Muji berteriak.

"Boooob!

"Iya, Pak"

"Ada teman sekolahmu yang nanyain kamu nih!"

Setelah itu Pak Muji melangkah menapak anak tangga dan naik ke lantai atas, meninggalkan Andri yang menunggu Bobby di teras rumah.

Ketika Bobby keluar dari kamar menuju pintu depan, Andri memperhatikan bayangan melalui keramik, sambil merunduk dengan posisi membelakang ke arah dalam rumah. Saat bayangan di keramit semakin mendekat, Andri menarik kayu dari punggungnya.

"Plaaaaak!"

pukulan Andri tepat mengenai wajah Bobby. Kemudian Andri menghujani Bobby dengan pukulan dan tendangan. Setelah puas, Andri meninggalkan Bobby yang tergeletak di teras rumah, kemudian melangkah menuju Puskesmas.

Kejadian sore itu berbuntut panjang hingga berlanjut pada proses hukum, karena keluarga Bobby melaporkan kasus itu kepada pihak Kepolisian. Andri beruntung, setelah dilakukan proses penyelidikan, berdasarkan bukti dan keterangan saksi, ia dinyatakan bebas. Sementara itu Bobby yang juga dilaporkan ke Polisi, dijerat dengan pasal berlapis, yang membuat dia harus betah tinggal di hotel prodeo selama tujuh tahun.

Pasca kejadian itu, keluarga Adit pindah dan membangun rumah di tanah peninggalan Nenek Andri.

Persahabatan yang mengalir dari hati, tidak bisa dibekukan oleh kesengsaraan.

***

Hari berganti,  komunikasi Andri dan Putri semakin memburuk. Tidak ada lagi saling balas pesan singkat, tidak ada lagi saling komen pada status media sosial. Meskipun begitu, ingatan Andri tentang Putri masih melekat kuat. Ia sangat yakin, cepat atau lambat, Putri pasti datang menemuinya.

Andri teringat nasihat dari The King of Kondor saat di kaki bukit.

"Kalian masih sangat muda. Saranku, sebaiknya kalian fokus belajar. Sebab yang namanya ilmu pengetahuan itu sangat berguna dalam mengarungi bahtera kehidupan. Ilmu pengetahuan akan menjadi jembatan bagi kalian untuk maraih sukses. Jika kalian sukses, semua perempuan terbaik pasti akan mengejar-ngejar kalian dan memimpikan kalian untuk menjadi pasangan hidup mereka."

Ingatan Andri akan perkataan The King of Kondor membuat dia kembali termotivasi.

Setelah lulus dari SMU Negeri 2 Suka Mundur dengan peringkat nilai terbaik, Andri melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ia mengambil jurusan Teknik Kimia. Sambil kuliah, di samping rumahnya Andri membangun pabrik pengolahan karet skala rumahan, yang modal awalnya menggunakan uang pinjaman dari Bank. Semakin hari, Pabrik pengolahan karet yang ia beri nama Kondor Jaya Makmur Sentosa itu terus tumbuh dan berkembang.

Adit juga kuliah di perguruan tinggi yang sama dengan Andri, ia mengambil jurusan Teknik Mesin. Sambil kuliah, Adit membuka usaha bengkel di depan rumahnya.

----------------------
TM Hendry, s
----------------------

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
29.3M 1.2M 44
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...
13.4M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
308K 30.8K 29
Secuil kisah ajaib bin menarik dari keluarga mapia Papi Rion Kenzo dan Mami Caine Chana beserta tuyul-tuyulnya. YES THIS STORY CONTAIN BXB!