PREMAN dan WANITA BERCADAR

By laodetahsin

47.5K 568 49

Assalamu 'alaikum wr wb, Kisah ini saya ambil dari kisah nyata, dan di tambahi sedikit bumbu dari penulis... More

Prolog
Penginapan Pertama
Wanita Asing
Mata Ketiga
Pernikahanku Dengan Wanita Bercadar
Perpisahan Kedua
Cukup Satu Maria Yang Ku Cinta
Selamat Datang Anak ku
Maryam Dan Cadarnya

Persahabatan

3.9K 56 1
By laodetahsin

"Tiiitt. Klekk. Ayo dek, ikut saya ke ruangan. Kamu bisa ambil barang-barangmu lagi." ajak seorang petugas lapas padaku.

'Baik pak.' Jawabku.

Setelah berpamitan ke abang Frans, aku menuju gerbang keluar, gerbang kebebasan. Aku kembali menghirup udara segar. Aku lihat isi dompetku, semua uangku waktu itu masih utuh di dalam dompet.

Aku menuju tukang bakso, aku makan dengan lahap sepiring bakso itu. Aku duduk selama setengah jam, memikirkan apa rencanaku selanjutnya. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk pergi ke kota Malang.

Hanya butuh dua jam perjalananku menuju Malang dari Surabaya. Saat itu, aku hanya duduk di bangku terminal Arjosari. Aku tidak memikirkan pekerjaan kantoran, karena pendidikan terakhirku hanya sampai di bangku SMP.

Aku menghampiri salah satu bis jurusan Malang – Surabaya. Aku menanyakan pada supir bis itu, apa aku bisa bekerja untuk dia/ tidak. Dan ternyata, ada lowongan di bis nya sebagai kondektur. Aku di minta memperlihatkan KTP ku.

"Jadi asalmu Suroboyo le?" tanya supir itu yang bernama mas Dedik.

'Iya mas.'

"Pernah kerja dimanaaja kamu le?"

'Aku pernah ikut tetanggaku mas, dia supir truk barang.' Jawabku padanya.

"Oh gitu, berarti kamu udah pengalaman ya. Mana pakaianmu? Kamu tinggal di Surabaya/ di Malang?" tanyanya lagi.

'Aku di Surabaya mas. Aku baru kemarin keluar dari penjara karena kasus kecelakaan, bos kumenabrak orang.'

Mas Dedik mengangguk seraya mendengarkan ceritaku. Satu jam kemudian, aku mulai bekerja di bis itu. Setiap harinya, bis itu menempuh perjalanan empat rit, yaitu dua kali pulang-pergi antar kota Malang – Surabaya.

"Aku juga punya cerita nih mas Gatot, tentang tante-tante." Kataku ke beberapa orang terminal yang sedang berkumpul.

'Oh ya? Kirain kau ini masih perjaka Lexhahahaha!' sahut Joni.

"Gak mas, waktu itu aku gangerti apa-apa. Supir truk itu yang panggil wanita nakal buatku. Katanya supir itu, biar aku jadi laki-laki sejati."

'Hahahaha bisa aja kau Lex.' Mereka tertawa dengan candaanku.

Kami meminum alkohol sampai tengah malam. Hal itu membuatku muntah-muntah. Aku kembali ke bis mas Dedik, dan tidur di dalam bis. Empat jam aku tertidur.

Suatu hari, aku berkenalan dengan mas Jarot. Dia adalah bandar judi besar. Dia menyuruhku ke rumahnya saat sore hari.

"Alex, jaringanmu kan uda luas. Aku mau kamu kerja untuk kuLex, gimana?" kata mas Jarot.

'Bukannya aku menolak tawaran mas. Tapi aku juga kerja ama mas Dedik sekarang. Aku ikut bis nya sebagai kondektur.' Jelasku padanya.

"Bayarannya sedikit itu Lex. Sudahlah, kamu pegang wilayah Utara. Kamu bisa makan tidur di rumah disana. Kamu akan dapat bayaran yang banyak dari ku!"

'Kalau gitu, aku ijin dulu ke mas Dedik. Ga enak juga kalau langsung kabur gituaja.'

"Oke Lex, aku tunggu jawabanmu besok. Kalau jadi, kamu nanti harus nurutama mas Jimmy. Panggil dia kapten dua ya." Terangnya lagi seraya mengenalkan ku pada mas Jimmy.

'Iya mas siap. Besok aku kabari. Kalau gitu, aku pamit ya mas.'

"Oke Lex, kau hati-hati di jalan. Kalau ada apa-apa, hubungi aku atau ke kapten dua."

'Siap mas. Makasih banyak.'

Aku langsung ke terminal menemui mas Dedik. Setelah perjalanan dari Malang ke Surabaya, aku berbicara pada mas Dedik. Aku meminta ijin padanya untuk berhenti kerja. Aku juga menjelaskan pada mas Dedik, bahwa aku akan bekerja untuk mas Jarot.

Syukurlah mas Dedik mengijinkanku saat itu. Dia juga berpesan padaku untuk selalu hati-hati di lingkup perjudian, dan tidak memutuskan hubungan dengannya.

Aku menyalakan motor yang aku pinjam ke temanku. Aku memakai helm dan jaketku. Aku mulai mencari alamat rumah yang diberikan mas Jarot. Di tengah perjalanan, aku melihat dua pencopet melakukan aksinya. Lalu aku memarkir motor yang ku bawa di pinggir toko bunga.

"Woi berhenti lu!" teriak ku ke mereka.

'Tap taptaptap.'

"Sialan, cepat sekali mereka. Aku harus potong jalan dari lorong itu!" pikir ku cepat.

'Hiiaaat. Daaakk. Bugbagbug!'

Aku melancarkan pukulanku ke salah seorang dari mereka. Orang satunya lagi mengambil sebuah botol kaca, dan "praaaaankk!" botol itu pecah mengenai kepalaku.

Mereka menendang perutku berulang kali. Aku tetap bangun, lalu aku tendang orang itu dengan lututku. Aku mencekik satu orangnya lagi, dia mendorongku. Aku tarik lengan kanannya dan aku membantingnya ke tanah. Mereka meminta ampun padaku. Kemudian aku mengambil tas yang dicuri kedua orang itu.

"Ini tasmu." Kataku pada wanita itu seraya menyerahkan tas nya.

'Makasih mas. Apa mas gapapa?' tanya wanita itu padaku.

Aku berbalik dan berjalan menjauhinya. Tiba-tiba...

"Tunggu mas! Aku akan mengobati luka-luka mas."

'Gak perlu.' Jawabku tanpa menoleh ke arahnya.

Aku kembali ke tempat motorku. Aku menyalakan nya dan melaju ke rumah bang Jarot. Aku menemukan rumah mas Jarot. Dan aku memandangi rumah mewah itu dari atas motorku.

"Kenapa rumah ini sepi sekali. Gak ada orang satupun di depan rumah!" Tanyaku dalam hati.

Aku berjalan masuk ke rumah itu. Ku bunyikan bel rumah itu berkali-kali. Tidak lama kemudian, ada seorang laki-laki berbadan besar keluar menemuiku.

"Ada perlu apa kau dating kesini?" Tanya laki-laki itu.

'Aku bekerja untuk mas Jarot pak. Aku mau menemui mas Jimmy sekarang.' Jawabku dari balik pagar rumah.

"Oh kapten dua. Baiklah, ayo masuk!"

Aku masuk ke rumah itu dan menemui mas Jimmy.

"Selamat datang Alex. Sudah lama aku menunggumu. Jadi, lu sudah membuat keputusan sekarang?" Tanya mas Jimmy padaku.

'Iya kapten, saya sudah siap bekerja untuk mas Jarot.'

"Panggil mas Jarot dengan sebutan Jenderal ya. Dan ganti saja kata-kata saya, kamu dengan gue, lu. Paham gal u Lex?"

'Iya kapten, gue paham!'

"Oke, lu tunggu disini. Biar gue suruh orang membuatkan lu minuman. Nanti lu akan gue tunjukin juga kamar lu."

'Baik kapten. Terima kasih.'

Aku berkenalan dengan semua penghuni rumah itu. Di dalam rumah itu, ada sebelas orang, diantaranya Kapten yaitu mas Jimmy, yang mempunyai sepuluh anak buah termasuk aku. Kalau dibawah kepemimpinan mas Jarot, ada empat kapten yang menyebar di seluruh kota. Dan antara satu kapten dengan kapten yang lain, dilarang saling mengenal satu sama lain.

Setiap anggota diberikan satu buah motor untuk kebutuhan operasional, termasuk aku. Dan aku langsung diberikan uang pegangan oleh Kapten dua, untuk membeli kebutuhan ku.

Aku diberikan obat-obatan untuk membersihkan luka ku saat berkelahi dengan para pencopet tadi. Banyak perban yang membalut wajah dan tangan ku.

Di hari ketiga, aku pergi ke sebuah mall, untuk melepas kejenuhan ku. Saat aku berjalan mengelilingi toko, aku di kejutkan seseorang...

"Mas?" panggil seorang wanita seraya berjalan ke arahku.

"Ga disangka bisa ketemu lagi ya mas. Gimana keadaan mas?" Tanya nya lagi.

'Aku tidak apa-apa. Maaf, aku harus pergi.' Jawabku padanya.

"Tunggu mas, namaku Maria." Wanita itu menjulurkan tangan kanan nya.

Tanpa berjabat tangan wanita itu, aku berpaling dan meninggalkan nya. Sekiranya sudah jauh aku berjalan, aku melihatnya lagi ke belakang.

'Sial, itu cewek masih berdiri disana!'

Wanita itu tersenyum melihatku dari jauh.

'Sungguh bodoh kalau dia mau berteman denganku!' gumamku sendiri.

Aku kembali berjalan, dan aku memasuki toko pakaian. Aku membeli tiga kemeja, seperti yang disuruh Kapten dua. Setelah aku rasa cukup membuatku senang, aku kembali ke rumah (markas dua).

Sesampainya di rumah, aku langsung di beri tugas oleh Kapten. Aku disuruh mengawal perjudian yang ada di sebuah daerah. Disana sedang berlangsung perjudian 'sabung ayam'. Tanpa menunda nya, aku langsung ke daerah yang di maksud.

"Ini Alex, dia orang baru." Kata temanku Dani pada penjaga di sana.

Aku menjulurkan tanganku seraya memperkenalkan diri. Ku lihat serunya permainan itu. Dua ayam bangkok saling beradu, bahkan sampai salah satu ayam itu mati. Di tengah jalannya pertandingan ayam itu, ada seorang pemuda yang membuat onar.

Dani dan aku langsung mengamankan pemuda itu. Walaupun ada sedikit perlawanan darinya, kami berdua bisa menangani nya. Tiba-tiba ada seorang lagi yang berteriak dari kejauhan...

"Ada polisi. Cepat kabur!"

Dani dengan sigap membereskan uang perjudian. Aku membantunya. Lalu kami berdua mengambil motor kami masing-masing.

"Lex, kita berpencar. Kita ketemu di markas!"

'Oke Dani. Lu hati-hati ya.'

"Lu yang harus hati-hati Lex. Hindari jalan raya Lex!"

'Siap Dan.'

Aku memacu motor ku dengan cepat, meninggalkan arena pertarungan ayam itu. Setelah aku rasa cukup jauh, aku masuk ke sebuah gang. Aku menunggu di atas motor seraya membakar sebatang rokok ku.

Seketika mobil polisi berhenti tepat di samping ku. Aku panik dan langsung menyalakan motorku. Aku memasuki gang-gang sempit, yang tidak bias di lalui polisi itu. Aku memarkir motorku di kebun warga setempat.

Ada jalan setapak di samping kebun itu. Dalam keadaan masih gugup, aku kembali menyalakan rokok ku yang sempat mati. Dan dari belakang, ada yang menepuk pundak ku.

"Nah, mas yang itu hari kan?"

'Astaga. Sial. Aku kaget tau!' Bentak ku pada seorang wanita yang pernah ku temui.

"Maaf ya mas. Jangan marah dong mas!"

'Apa maumu sih? Lagian kamu itu, bias ada di semua tempat.' Kataku padanya.

"Aku belum sempat ber terima kasih ke mas. Jadi, aku sekarang mau bilang terima kasih ke mas." Jawab Maria sambil tersenyum.

'Iya sudah, aku terima ucapanmu! Sekarang tinggalkan aku.'

"Mas kok kasar banget ke aku. Ucapnya lagi padaku.

'Lalu apa lagi mau mu?'

"Maukah mas jadi sahabatku?" Katanya penuh harap. Namun aku tidak menjawabnya. Aku langsung pergi meninggalkan nya.

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 254K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
2.1M 17.5K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
792K 10.5K 32
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
318K 3.8K 13
BoyPussy Bxb Cowo Bermeki