BEST(BOY)FRIEND

By JJKHSB

43.5K 3.4K 592

Hwang Eunbi, gadis populer di sekolah. Tubuh ideal, tampang rupawan, pesona yang dimilikinya menguar memikat... More

Introduction
Best(boy)friend - 2
Best(boy)friend - 3
Best(boy)friend - 4
Best(boy)friend - 5
Best(boy)friend - 6
Best(boy)friend - 7
Best(boy)friend - 8
Best(boy)friend - 9

Best(boy)friend - 1

6.1K 463 47
By JJKHSB

Derungan mobil berwarna putih memasuki kawasan sekolah elit di kota Seoul. Seluruh pasang mata mengikuti gerak kendaraan itu, sampai berhenti terparkir manis.


Keluarlah seorang gadis berpakaian seragam sama seperti seluruh murid yang berada di sekolah tersebut. Rambut panjang berwarna coklat terang dengan highlight blond, kacamata berlensa coklat gelap bertengger di hidung mancung mungil pada wajah jelita gadis itu, bibir mungil merah mudanya bergerak seiring kunyahan permen karet rasa strawberry dalam mulut sesekali membentuk gelembung dan meledak karena tekanan udara yang ditiupkan.


Seragam yang ia kenakan tidak beraturan. Kemeja putih yang sengaja dikeluarkan tanpa dasi, jas sekolah hanya terpakai setengah pada bahu kanan gadis itu, ukuran rok lebih pendek dibanding siswi lain, kaos kaki putih polosnya terhias pita mungil berwarna merah tua, dan tak lupa tas ransel kecil yang hanya cukup berisi note berukuran 15cmx10cm.


Dia adalah Hwang Eunbi. Kerap disapa Eunbi sebagai nama panggilan.


Eunbi memasuki gedung sekolah dengan santai. Setiap langkah yang ia ambil menambah jumlah pasang mata para siswa yang menatap penuh kekaguman. Bau semerbak parfum yang Eunbi kenakan berenang di udara, para siswa pun tak menyiakan sisa aroma vanila yang tertinggal setiap Eunbi melewati mereka.


Eunbi melepas kacamata ketika ia sudah berada di depan loker miliknya. Kotak-kotak mulai dari ukuran kecil sampai besar dan beberapa bungkusan yang didominasi warna merah muda berjatuhan di lantai saat Eunbi menarik kenop kecil lokernya. Gadis itu memandangi lokernya yang -ia yakin adalah hadiah dari pengaggumnya. Ia tersenyum kecil melihat ada setangkai mawar merah dan beberapa surat, diambilnya surat itu dan buku mata pelajaran hari ini.


Baru saja Eunbi berbalik gadis berparas cantik itu dikagetkan oleh seorang pria yang berlutut di depannya dengan mata sembab.


"Hwang Eunbi, tolong jangan akhiri hubungan kita."


Pria dengan name tag Kim Minwoo di seragamnya tanpa malu bersimpuh dihadapan Eunbi. Wajah Eunbi sekilas terlihat bingung namun tak lama ia membulatkan mulutnya setelah mengingat siapa pria dihadapannya ini. Hanya salah satu pria dari kesekian mantan kekasih yang ia kencani. Eunbi baru teringat kalau Minwoo ini baru saja ia putuskan dua hari yang lalu setelah menjalani hubungan lima hari.


Salah satu peraturan yang ada dalam kamus hidup Hwang Eunbi, tidak pernah menjalani hubungan lebih dari dua minggu. Ia pernah mempunyai mantan kekasih dari sekolah lain yang mampu bertahan sampai dua belas hari -hampir saja mematahkan peraturan percintaannya, karena mantan kekasih yang ia kencani itu sangatlah sempurna fisik, otak maupun kepribadian, minus untuk sikap yang selalu mengekang Eunbi, dan Eunbi bukanlah gadis yang suka dibatasi, lalu berakhirlah hubungan mereka.


"Maaf Kim Minwoo-ssi, aku tidak berminat lebih jauh untuk menjalin hubungan denganmu. Permisi," balas Eunbi yang langsung berlalu melewati Minwoo menuju ruang kelasnya.


Bisik-bisik para siswa-siswi terdengar setelah menyaksikan sekilas drama yang terjadi. Mereka menatap kasihan Minwoo. Eunbi memanglah seorang playgirl namun tetap saja banyak pria yang masih saja mau untuk dipermainkan olehnya, lagipula siapa yang tidak ingin mengencani gadis cantik seperti Hwang Eunbi.


Drama tadi juga tak luput dari pandangan pria yang bersandar pada loker tak jauh dari tempat kejadian. Pria itu Jeon Jungkook. Telapak tangan kanannya tersimpan dalam saku sedangkan yang kiri ia gunakan untuk menahan tali ransel di bahunya. Jungkook menggelengkan kepala sambil berjalan menuju arah yang sama dengan Eunbi, melewati pria malang yang baru dicampakan Eunbi tanpa mempedulikan keadaan pria itu.


◾️◾️◾️◾️◾️


Jung seonsaengnim datang memasuki kelas, mematahkan harapan para siswa-siswi di kelas supaya melewatkan mata pelajaran matematika hari ini.

Pria berumur 40 tahunan itu berdiri di depan sambil membawa beberapa kertas. Murid-murid bisa menilik dari jauh jika yang dibawa Jung seonsaengnim adalah kertas coretan angka-angka hasil dari ujian harian yang baru mereka jalani seminggu lalu.


Salah satu murid itu adalah Jungkook. Jungkook mengalihkan pandangannya dari kertas tersebut pada gadis yang duduk tepat disebelah kanan pria itu, namun gadis yang dipandang tidak terganggu sama sekali, seluruh konsentrasi gadis itu tercurah pada jari-jari lentik miliknya. Eunbi sangat fokus pada setiap olesan cat kuku berwarna peach.


Jungkook memutar matanya jengah. Eunbi merasakan pandangan tajam Jungkook padanya hanya saja ia tak ingin meladeni pria itu, ia malah meniup cat kuku itu supaya cepat kering.


"Baiklah anak-anak akan saya bagikan hasil ujian minggu lalu, sebelumnya saya ingin menyampaikan rasa bangga saya kepada Jeon Jungkook yang selalu mendapatkan nilai sempurna. Kalian harus mencontoh Jungkook, tidak mengandalkan tampang saja namun ini," ujar Jung seonsaengnim sembari menunjuk tulang pelipisnya, "Begitu bukan Hwang Eunbi?"


Eunbi mengangkat kepala malas dari jemarinya beralih pada Jung seonsaengnim. Kertas penuh coretan merah dengan pemilik kertas di ujung kiri atas, Hwang Eunbi. Angka 40 terpampang di sebelah kanan atas.


Eunbi maju kedepan mengambil lembaran hasil ujiannya dengan telunjuk dan ibu jemarinya saja, bukan karena jijik hanya saja cat kuku yang baru dioles belum kering sepenuhnya. Tak ambil pusing ia pun hanya meletakkan lembaran itu dan kembali mengecat kuku lain.


"Bagaimana bisa kau terlihat tenang mendapat nilai 40?"


Eunbi mendengar suara berasal dari pria di sebelahnya. Ia menarik ujung kiri bibir atasnya seperti mengejek. Ia memandang Jungkook, ke kertas ujian pria itu yang berbeda nilai 60 poin darinya lalu kembali pada Jungkook.


"Kenapa? Ini bahkan lebih baik dari ujian sebelumnya aku mendapat 25. Aku bangga saja." balas Eunbi sekenannya.


Jungkook yang mendengar pun menghela nafas frustasi. Menahan kepalanya yang pusing akan tanggapan santai Eunbi.


◾️◾️◾️◾️◾️


Eunbi berjalan dengan sedikit meloncat-loncat menuju pintu utama sebuah rumah cukup besar. Ditekannya bel di samping daun pintu berwarna hitam itu. Tak lama pintu terbuka, seorang wanita seumuran eommanya tersenyum menyambut Eunbi.


"Annyeonghaseyo Jeon ahjumma." Eunbi membungkukkan badannya dengan senyuman lebar masih menghiasi wajahnya.


"Ah Eunbi.." Wanita itu mengusap pelan rambut panjang Eunbi. Eunbi digiring masuk ke dalam rumah dan dipersilahkan duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu.


"Ahjumma, eomma menyuruhku untuk memberikan ini." ucap Eunbi sembari memindah tangankan sebuah kantong belanja pada wanita yang ia panggil Jeon ahjumma.


Wanita itu teringat setelah melihat kantong belanja yang diserahkan Eunbi padanya. "Aigoo.. kemarin aku berbelanja dengan eommamu dan pasti aku belanjaanku tertinggal di mobil eommamu Eunbi-ya. Maafkan ahjumma yang merepotkanmu untuk mengantarkan ini kemari."


"Tidak apa-apa kok Jeon ahjumma." Eunbi melambaikan kedua tangannya cepat-cepat takut membuat Jeon ahjumma tidak enak hati. Senyuman lebarnya masih melekat meyakinkan Jeon ahjumma.


Eunbi mengedarkan pandangan keseluruh ruangan, "Emm Ahjumma, apakah Jungkook ada di rumah?"


Jeon ahjumma tersenyum kecil mendengar pertanyaan Eunbi. Mata bulat ibu Jungkook menyipit, "Oho jadi ini alasan untuk datang kemari?" tanya Jeon ahjumma dengan mengangkat kantong belanjaan miliknya.


Eunbi tersenyum meringis, "Ah tidak kok ahjumma. Niat awalku benar-benar untuk mengantarkan belanjaan ahjumma." bela Eunbi menutupi kebohongannya, yang benar saja Eunbi sukarela disuruh eommanya, itu sama sekali bukan dirinya. Ada sesuatu yang ia perlukan juga datang berkunjung ke rumah Jeon ahjumma.


Jeon ahjumma mengangguk-anggukkan kepalanya pelan sembari bergumam, "Jungkook ada kamarnya."


"Bolehkah aku ke kamarnya Jeon ahjumma?"


"Aigoo kau ini sudah kuanggap seperti anakku sendiri Eunbi-ya, lagipula kalian adalah sahabat dekat sejak kecil tanpa bertanya pun kau bisa ke kamarnya. Yasudah ahjumma juga harus bersiap-siap menghadiri acara teman ahjumma."


"Ne" jawab Eunbi patuh.


Setelah memastikan Jeon ahjumma masuk ke dalam kamar, Eunbi berjalan cepat menaiki tangga menuju kamar Jungkook yang berada di lantai dua. Sesampainya di depan pintu kamar pria itu Eunbi mengetuk pintu tak sabaran, tanpa menunggu jawaban dari dalam Eunbi masuk begitu saja.


Jungkook, sang pemilik kamar terlihat kesal. Sudah ia tebak dari cara ketukan itu adalah Eunbi, dan kini Eunbi berbaring telungkup di tempat tidur Jungkook. Eunbi menggeliat pelan di atas tempat tidur Jungkook yang terasa nyaman dan bau khas Jungkook yang sangat ia sukai.


"Kau menggangguku" ujar Jungkook dengan nada dingin menusuk berharap bisa menyadarkan Eunbi dari tingkah laku yang membuatnya terusik.


Ternyata tidak mempan untuk seorang Hwang Eunbi, yang sudah terbiasa mendengar berbagai ucapan tajam Jungkook. Eunbi mengadahkan kepala untuk memandang Jungkook. Pria itu duduk di kursi depan meja belajar. Tentu saja dengan beberapa tumpuk buku. Eunbi yakin kalau seharian di hari libur ini Jungkook menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas dan soal-soal latihan.

Eunbi mendecih pelan, "Maafkan aku tuan jenius."

Permintaan maafnya tak dibalas sepatah kata pun oleh Jungkook.


Eunbi kembali berbaring tanpa melakukan apapun, hanya memandang kosong langit-langit kamar Jungkook. Waktu berlalu sampai tiga puluh menit dengan kesunyian.


Merasa aneh dengan keadaan sunyi di kamarnya Jungkook berbalik melihat Eunbi yang masih melamun. Biasanya jika Eunbi sudah berada di kamarnya gadis itu akan bercerita panjang lebar tentang pacar barunya, boyband BTS kesukaan gadis itu, entah apapun topiknya tanpa lelah berbicara.

Heran, Jungkook pun bertanya, "Ada apa denganmu?"


Eunbi tersentak dari lamunannya, "Uhm? Tidak,"


"Tidak apanya. Itu, tertulis jelas di wajahmu." ejek Jungkook.


Eunbi mengecek seluruh permukaan kulit wajah dengan telapak tangannya. Tingkah laku polos Eunbi membuat perut Jungkook terasa geli, "Bodoh."


Baru tau kalau dia dibodohi dan ia merasa bodoh, Eunbi menekuk wajahnya cemberut.


"Jungkook, apa kau percaya jatuh cinta?"


Pertanyaan tiba-tiba yang meluncur dari bibir Eunbi menghentikan gerakan pensil yang dipegang Jungkook, membuat lanjutan rumus di buku tulis Jungkook terhenti separuh jalan.


"Wae?"


"Hmm hanya bertanya saja. Kau tau aku tidak pernah benar-benar merasakan jatuh cinta. Selama ini aku hanya bermain-main tanpa merasakan arti yang sebenarnya, aku penasaran.."


"Lucu sekali kau bertanya hal itu padaku."


"Huh benar juga. Kau pasti tidak tau jawabannya bahkan kata jatuh cinta tak ada dalam hidupmu."


Eunbi sudah menebak. Betapa bodohnya ia bertanya itu pada Jungkook.

Sudah jelas ia tau Jungkook selama ini tidak berminat pada yang namanya jatuh cinta, hidup pria itu hanya bergelut dengan buku-buku. Selama menjadi sahabatnya belum ia ketahui gadis mana yang mampu membuat Jungkook takluk. Terkadang Eunbi berpikir apakah Jungkook tidak berminat pada perempuan. Jikalau ada pasti gadis itu sangatlah sempurna, cantik dan pintar, mengingat seorang jenius adalah orang yang perfeksionis begitupula pasti dengan tipe ideal mereka.


Pria itu sudah kembali berkutat dengan soal mata pelajaran fisika, Eunbi yang melihatnya ingin muntah melihat soal memuakkan itu. Baru saja Eunbi ingin kembali bermalas-malasan ia terbangun, matanya membelalak.


'Tugas!'


Eunbi melihat tumpukkan buku di meja Jungkook dari kejauhan. Itu tugas mata pelajaran esok hari. Eunbi yakin Jungkook sudah menyelesaikan sedari tadi dan sekarang pria itu berlatih dengan soal lain. Eunbi sudah maklum dengan Jungkook yang jenius berbeda dengannya, boro-boro berlatih soal, mengerjakan tugas saja Eunbi malas setengah mati.


Perlahan Eunbi mendekati Jungkook dan berdiri di sebelahnya. Memandangi Jungkook mengerjakan hitungan listirk statis. Kepala gadis itu tepat di sebelah Jungkook. Pria itu menengok, wajahnya berhadapan tepat dengan wajah Eunbi. Hidung mereka nyaris bersentuhan.


"Kenapa kau disini?"


Mata dan helaan nafas mereka saling beradu.


"Kau sama sekali tidak mengajakku berbicara, cuek sekali. Kau tau aku bukanlah orang yang betah didiamkan, bahkan kau terlihat tak peduli." jawab Eunbi. Apa yang ia katakan memang benar ia tidak suka didiamkan oleh Jungkook dan pria itu pun sudah mengenal Eunbi dengan baik. Tepat untuk alasan sementara melancarkan aksinya.


Jungkook menahan nafas ketika Eunbi memporak-porandakan konsentrasi sekaligus mengambil seluruh perhatiannya dengan duduk di pangkuan Jungkook. Tanpa aba-aba Eunbi menautkan bibir miliknya dengan bibir Jungkook. Jungkook sedikit terkejut dengan tindakan gadis itu namun perlahan ia menutup mata dan mengikuti gerak bibir Eunbi.


Suara decapan hasil pergelutan bibir dan lidah mereka memenuhi ruangan. Kepala Jungkook beralih posisi berlawanan dengan arah kepala Eunbi. Tangan pria itu menahan belakang leher Eunbi dan satu tangan mendekatkan tubuh Eunbi pada dada bidangnya. Jungkook terus mengulum dan mencecap bibir manis Eunbi.


Jangan terkejut. Jungkook dan Eunbi sudah terbiasa melakukan hal seperti ini diantara mereka.

Berciuman? Sejak kelas satu menengah atas mereka sudah melakukannya. Ada perasaan? Tidak, sebatas pemenuh nafsu saja yang terus berkelanjutan menjadi kebiasaan di umur mereka yang beranjak dewasa dengan hormon yang meledak. Yah terkadang sedikit lebih, seperti saat ini Jungkook menuntut lebih menelusupkan lidahnya untuk beradu dengan lidah Eunbi. 


Tanpa melepaskan tautan bibir mereka perlahan tangan Jungkook semula berada di pinggang Eunbi kini bergerak perlahan menelusup pada balik hoodie kebesaran yang dikenakan gadis itu. Hormon di tubuh Jungkook terpacu merasakan halus kulitnya Eunbi, yang benar saja gadis itu tidak mengenakan kaos. Menantang pertahanan diri Jungkook.


Jari-jari Eunbi dengan hiasan cat kuku peach itu menelusup pada rambut lembut Jungkook, mengisi sela jemarinya dengan helai-helai rambut Jungkook yang terasa lembut pada reseptornya. Jungkook mengusap pelan punggung Eunbi. Tubuh Eunbi meremang merasakan sentuhan berdampak luar biasa padanya itu.


Eunbi sekuat tenaga menahan nafsu yang berusaha mengalihkan tujuannya menggoda Jungkook. Ketika Jungkook masih terfokus pada ciuman mereka Eunbi perlahan menarik sebelah tangannya dari rambut Jungkook untuk menggapai beberapa buku yang tergeletak di atas meja belajar.


Tepat sebelum Jungkook berhasil membuka kaitan bra Eunbi langsung mendorong pria itu, melepaskan sepihak tautan bibir mereka, "Aku pulang." bisiknya pelan lalu mengambil seribu langkah keluar kamar sesudah mengecup pelan bibir Jungkook.


Jungkook yang masih setengah sadar menatap pintu kamarnya heran. Baru saja ia berbalik menghadap meja belajar ia memejamkan kelopak matanya, telunjuk dan ibu jarinya memijat atas tulang hidung antara kedua matanya.


Pria itu bangkit dari duduknya lalu membuka kasar pintu balkon. Dilihatnya Eunbi melambaikan buku-buku tugas miliknya sambil menjulurkan lidah. Sebelum memasuki mobilnya Eunbi memberikan kecupan menggoda sekaligus mengejek dari bawah lalu menancap gas keluar rumah Jungkook.


Jungkook menghembuskan nafas dari mulutnya. Tak lama senyum kecil terbentuk meskipun hanya sedetik.


'Gadis licik. Bisa-bisanya dia membuatku seperti ini'


Telapak tangan pria itu tergerak menyentuh sumber dentuman menghentak ruas tulang rusuknya.






TBC


Hallo! FF Sinkook baru hehe

Maaf kalo pairingnya ini-itu aja karena hanya mood kalau castnya sinkook/sinv.
Dan ff 'baru' lagi karena author ga tahan pengen numpahin ide yang selalu berlarian di otak author semenjak nonton Run BTS JK dapet role tsundere. Lagipula author lihat dari ff Love Hurts dan Danger kok terlalu berat mulai dari pembaca dan author yang nulis juga wkwk kalo ini kan genrenya ringan(sedikit berat di akhir sebelum tbc wkwk) cuma kisah persahabatan dan cinta juga author pengen selipin scene lucu dari karakter Sinb disini tapi ga yakin bisa hhffff

Please support Best(boy)friend laflaf💕

Continue Reading

You'll Also Like

325K 26.9K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
473K 47.2K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
62.9K 5.7K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
1M 84.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...