Lucky ⇨ malik.

By est-1999

371K 30.6K 1.2K

Cerita ini menceritakan perjalanan hidup dari adik seorang superstar, Louis Tomlinson. Adiknya yang bernama A... More

Before A Beginning
Prologue : The Very First Beginning.
Chapter One : The Boys and I
Chapter Three: Show's On
Chapter Four : Day Off
Chapter Five : Dance Floor
Chapter Six : Half A Heart
Chapter Seven: Loves Me, Loves Me Not
Chapter Eight : Surprise or Bad Luck?
Chapter Nine: Midnight Memories
Chapter Ten: Daylight
Chapter Eleven : Trapped
Chapter Twelve : Sleepover
Chapter Thirteen : Nemi?
Chapter Fourteen : Troublemaker
Chapter Fifteen : Mess
Chapter Sixteen : Thank You Louis!
Chapter Seventeen : Move Back
Chapter Eighteen : Bali, B*tch!
Chapter Nineteen: Last First Kiss
Chapter Twenty : Zabigail?
Chapter Twenty-One : The Beach Party
Chapter Twenty-Two : Back To School, Or Not?
Chapter Twenty-Three : Duet And Our Oath
Chapter Twenty-Four : Accident
Chapter Twenty-Five : Aghast
Chapter Twenty-Six : Complicated.
Chapter Twenty-Seven : Hard To Tell
Chapter Twenty-Eight : Different
Chapter Twenty-Nine : Try
Chapter Thirty : Hardwork
Chapter Thirty-One : Zayn's Proof
Epilogue : The One
Questionary : SEQUEL?
Information : THE SEQUEL

Chapter Two : Payback a.k.a Revenge

11.8K 995 17
By est-1999

Aby's POV

Berita mengagumkan! Aku sudah bangun pagi ini untuk mempersiapkan balas dendam terselubungku.

"Game on, Abigail. Semangat!" Ucapku menyemangati diri sendiri. Setelah mempersiapkan segalanya, aku pun bergegas menuju kamar kakakku dan mengetuknya.

"Hmm.. Yeah get in Abigail," jawabnya dari dalam. Aku membuka pintu kamarnya dan mendapati ia masih terbungkus di dalam selimut.

"Kau tak kuliah?" tanyaku.

"Aku libur hari ini. Oh ya, kau berangkat dengan Zayn ya. Aku sudah memintanya," ujarnya lalu menguap.

"Kau ini merepotkan saja!" Ucapku sambil geleng-geleng kepala. Ia tidak merespond. Sepertinya ia akan kembali ke alam mimpi.

"Nanti kau bantu mereka berempat ya," ucapnya setengah tidur.

"Ngapain?"

"Mulai nanti siang, mereka akan tinggal di rumah kita," ucapnya lalu tertidur. Dasar konyol.

Din din.

Sepertinya Zayn sudah datang dan membunyikan klaksonnya. Aku bergegas turun kebawah dan menghampirinya.

" Hey Zayn," sapaku.

"Hey Aby! Get in!" Serunya.

Akupun memasuki mobil Zayn. Ia memasangkan seatbelt untukku. Ugh, itu membuatku dapat menghirup parfum yang ia gunakan.

"Louis tidur, ya?" Tanyanya.

"Ya, kok kau tau?" Tanyaku balik.

"Kalau kami konser, dia selalu begitu kok," ucapnya sambil terkekeh.

"Keboo keboo," kataku sambil geleng-geleng kepala lagi. "Dulu dia rajin, lho."

Zayn memutar kedua bola matanya, tidak mempercayai apa yang kukatakan barusan. "Oh ya, nanti kau pindah ke rumahku?" Tanyaku.

"Iya dong. Rumahmu kan besar, punya 7 kamar masa tak boleh bagi-bagi?" Ujarnya.

"Boleh sih, asal tidak mengganggu daerah kekuasaanku," ucapku sambil memeletkan lidah. Ia menoyorku.

Tidak terasa, kami sudah di parkiran sekolah. Aku pun beranjak pergi ke lobi sekolah.

"Heh tunggu. Aku mau ambil skateboardku," ucap Zayn.

"Kukira kau tidak main skateboard,"ucapku.

"Main lah, masa tidak," ucapnya sambil mencibir.

"Sombong sekali kau. Aku tau kau punya skateboard sedangkan aku tidak," ucapku sambil mencibir balik.

Zayn tidak berkata-kata lalu membuka bagasinya.

"Yeah, I have two!" Tawanya.

Aku ke belakang untuk melihatnya. Tampak dua buah skateboard.

"Wow, keren-keren sekali Zayn. Aku sedang menabung untuk membeli yang baru," ucapku. Ya, aku iri. Aku suka sekali skateboarding.

"Tidak perlu karena yang ini untukmu," ucap Zayn sambil mengambil salah satu skateboardnya yang bertuliskan 'Z' .

" Kau bercanda?" Ucapku berbinar-binar. Zayn baik sekali!

"Tidak, karena itu memang punyamu," ucapnya sambil menurunkan satu skateboard lagi bertuliskan 'A'.

"Punyaku darimananya?" Tanyaku heran.

"Lihat saja," ucapnya cuek.

Ya benar, ini memang punyaku, terlihat ada retakan kecil bekas patahan. Zayn memperbaikinya dan mengecatnya ulang dengan huruf namanya. Bisaan kau Zayn! Dia juga menandatanganinya. Wow! Aku punya tandatangan seorang Zayn Malik di skateboard kesayanganku!

"OH MY GOD, THANK YOU ZAYN KAU BAIK SEKALI!" Teriakku senang. Aku langsung reflek memeluk Zayn, saking senangnya.

"No problem, Abigail," ucapnya sambil tersenyum senang.

"Mmm..Maaf zayn, aku refleks," ucapku yang tersadar akan yang aku perbuat.

"Not a problem either. Kita lomba naik skateboard sampai aula yuk yang menang traktir Starbucks!" ajaknya.

"Ayo!" Sahutku senang.

Aku menaiki skateboard baruku dengan senang. Aku ngebut agar bisa menang dari Zayn.

Zayn's POV

Widih, jago juga ini anak, masa aku kalah cepat sih? Ayo Zayn cepat ayo!

Dang.

Sampai sudah di aula. Dia yang menang. Malu aku.

"Kau jago sekali, Aby," gerutuku. Ia tertawa senang.

"Starbucks untukku, oke?" Ucapnya senang.

"Fine," ucapku.

"Eh Zayn, aku kumpulkan tugas kemana?" Tanyanya.

"Karya tulis? Aku mau baca dong," jawabku.

"Kau kaget pasti akan isinya," ucapnya sambil tertawa.

"Nanti Liam akan membaca laporanmu bersamaku, jadi aku lihatnya nanti," ucapku lalu mengambil karya tulis Abigail.

Acara pagi ini pun dimulai. Hari ini adalah hari bebas, yang perlu dilakukan hanyalah kabur dari anak-anak MOS yang meminta tandatanganku. Aku harus bersembunyi dimana ya?

"MALIK GIVE ME YOUR AUTOGRAPH!" Teriak seorang gadis dibelakangku. Damn it! Aku ketahuan. Padahal kan aku sudah sembunyi. Sebagai wakil OSIS, masa mereka gampang sih dapat tandatanganku? Tidak dong. Aku mengeluarkan skateboard dari tasku dan, meluncur!

Aku bersembunyi di ruang musik one direction. Aku tiduran dan bersantai sampai ketika.......

ckrek

Pintu ruang musik terbuka. Damn it! aku harus kabur kemana lagi? Capek tahu.

"Zayn, kau kok malah tidur?" Ucap seorang perempuan.

"Aby?" Kataku sambil mendongak.

"Yes,"

"Kau ngapain disini?"

"Kau mau tidak jadi kekasihku?" Ucapnya pelan.

"Hah?"

"Tidak usah dijawab, aku sudah merekamnya. Ini hanya agar aku dapat Liam's autograph, bye Zayn!" Ucapnya sambil meluncur dengan skateboardnya.

Aku kaget sekali. Tapi Liam jahil sekali sih? Bisa-bisanya seperti itu. Kalau ketawan Louis, mati aku! Asik juga ya ngerjain adik kelas, atau aku harus keluar?

***

Aby's POV

"Ni, berikanlah tandatanganmu, tinggal kau dan Zayn yang belum kupunya, please," ucapku sambil memelas kepada Niall.

"Kau memangnya punya apa bisa memaksaku untuk memberikan tandatanganku?" Ucapnya dengan muka nyolotnya.

"Kau pasti ingin makanan kan? ucapku dengan nada pasti.

"Yap," dia pun mengangguk.

"Nando's deh nanti kutraktir," ucapku.

"Sini kertasmu, kutandatangani," ucapnya senang.

"Makasih, Ni," ucapku.

"Ya, jangan lupa Nando's-nya!"

"Kapan-kapan," ucapku sambil menjulurkan lidah.

Satu, dua, tiga, LARIIII!

Akupun mencari Zayn. Dimana ya dia? Masa dia masih di ruang musik? Aku melewatinya, malah mendapati Liam tertidur disana. Dimana ya dia?

Aku naik keatas. Diatas terdapat sebuah taman besar yang terbuka. Wow, indah sekali ya. Aku melihat sekeliling dan mendapati Zayn sedang menggambar grafitti di ujung tembok.

"Hey Zayn!" Sapaku.

"Ya, ada apa Abigail?" Ucapnya tanpa memalingkan pandangan, dan terus menggambar.

"Aku minta tandatanganmu, boleh?" Ucapku.

"Kan kau sudah punya di skateboard-mu," ucapnya.

"Aku butuh di kertas ini Zayn, pleasee," ucapku memelas.

"Okay, but teach me how to dance later on," ucapnya sambil tersenyum jahil.

"Huh, motto-mu 'cool kids don't dance' tapi kau memintaku mengajarimu?" Gerutuku.

"Nanti kubuang baju itu kalau kau sukses mengajariku. Ya kalau," ucapnya lagi.

"Oke deal, tandatangani lah," ucapku sambil menyodorkan kertas dan pulpen. Ia pun menandatanganinya.

"Terimakasih Zayn, aku turun dulu ya," ucapku. "Oh iya, kata Liam, dia mencarimu dan menunggumu di ruang musik 1D,"

Pada akhirnya aku turun bersama Zayn. Aku ke aula sementara dia ke ruang musik.

***

Waktu pencarian tanda tangan sudah selesai, aku dapat semuanya dong, hehehe. Senang sekali rasanya, nambah teman juga. Sekarang waktunya presentasi karya tulis. Game on Abigail, game on!

"Abigail, Taylor, menghadap Liam dan Zayn ya untuk presentasi tentang karya tulis kalian," ucap Ashton lalu menunjuk ruang OSIS. Taylor mendengus sebal. Aku tersenyum senang.

"So, jadi ini tentang bullying. Bisa kau ceritakan secara singkat tentang karya tulis ini?" Ucap Liam.

"Let her speak," kata Taylor menunjukku. Taylor memang tidak tahu apapun tentang isi karya tulis ini.

"So, Liam, kau bisa buka halaman pertama. Itu adalah beberapa definisi bullying" ucapku santai. Liam memerhatikan karya tulisku.

"Halaman ke 14, itu berupa beberapa contoh bullying yang saya pernah alami" ucapku santai.

"HAH? TAYLOR MELAKUKAN INI PADAMU?" Seru Liam kaget. Aku memang menaruh semua foto yang kudapat dari CCTV studio dance-ku, foto skateboardku yang patah, dan tulisan cakar bebeknya di skateboardku. Kena kau, Taylor.

"Dan itu cukup menjelaskan apa itu bullying, benar tidak Liam?" Tanyaku sambil tersenyum.

"Ya, kalian boleh keluar sekarang," ucap Liam. Zayn masih melongo tidak percaya.

Aku berjalan ke lorong loker dengan santai sambil tersenyum puas. Aku hendak menaruh skateboardku di loker. Setelah menaruhnya, seseorang menjenggut kerahku dan mendorongku ke tembok. Tebak siapa? Taylor Lautner, jagoan ya?

"APA MAKSUD KAU MELAKUKAN ITU?" Tanyanya dengan penekanan di setiap katanya.

"Apa memangnya yang kulakukan?" Kataku polos. Ya, sembari kaget, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.

"BISA-BISANYA KAU MENARUH SEMUA FOTO YANG KULAKUKAN KEPADAMU. MEMANGNYA PANTAS? LAGIAN NGAPAIN DISEBAR? KAU TAK MALU?" Omelnya.

"Perlu aku malu?memangnya aku ngapain?" Ucapku lantang.

"Kau ini y-" ucapnya sambil melayangkan kepalannya, namun terpotong.

"CCTV menyala, hukumanmu akan lebih berat jika kau menghajar perempuan," ucap seorang pria yang dengan santainya menyenderkan badannya sambil melipat kedua tangannya.

"Ugh," gerutu taylor. Lalu dia melengos, membanting diriku hingga terdampar ke loker-loker. suasana menjadi hening dan seketika gelap semuanya.

**

Continue Reading

You'll Also Like

24.3K 4.4K 24
❝No matter how long you're gone, i'm always gonna want you back❞ Is it real or just bacot? © 2018, Uangreeceh
237K 22.1K 32
Dia adalah gadis yang dapat kau temukan berdiri disisi big ben sambil mendongkak menatap jam besar yang berputar. atau duduk disisi big ben sambil be...
189K 19.2K 28
"But I'm not done yet falling for you. Fool's Gold." Disaat hubungan antara One Direction dengan mantan personilnya Zayn Malik sedang merenggang kare...
182K 15.5K 35
"Rain teaches us about everything. From the best things until the worst things. It will save me from the danger things. But the rain doesn't do it, b...