Who? (#3)

By skyegirlx

11.5K 738 71

Kisah perjalanan Ariz dan Key bukan sampai situ saja. Seseorang datang dan mengaku sebagai tunangan Ariz. Mem... More

Prolog
Bahagia?
Merindukan-nya-
Sesuatu Yang Baru
Tentang Cerita 'Why?' Series
Rasa Yang Terbelenggu
Key dan Bang Kev.
Bukan Ariz yang Dulu
Surprise
Benarkah Itu Dirimu?
Kembali

Kembali Seperti Saat Itu

612 51 7
By skyegirlx

Di dalam kamar mandi, aku terdiam cukup lama. Baru saja aku ingin meredam tangis di bawah guyuran shower.

Namun jam kini telah menunjukkan pukul dini hari. Karena aku tidak ingin mengkhawatirkan bang Kev. Jadi aku mengurungkan niatku itu.

Aku sempat menangis tanpa suara, tangisan serta air mata itu meninggalkan jejak bengkak pada kedua mata ku.

Sudah berkali kali aku membasuh wajahku dengan air. Tetapi masih saja belum hilang.

Saat tengah mencari solusi agar mata bengkak ku ini tak terlihat. Gedoran pintu serta panggilan bang Kev menyadarkan ku.

Membuat jantung ku berpacu 2x lebih cepat dari sebelumnya karena takut.

"Key.. Kok ga keluar keluar? Kamu gapapa kan? Atau abang dobrak pintunya?" teriakan itu membuatku panik.

"ehh.. Jangan di dobrak, bentar lagi keluar kok.."

Dengan cepat, aku lekas membuka pintu kamar mandi. Terpampanglah kedua wajah cemas di hadapanku.

"kamu ngapain aja sih di dalem? Lama amat." omelan bang Kev terdengar merdu di telingaku.

"ssh.. Jangan marah marah dulu.. Key belum ngomong." kak Alice mengusap bahu bang Kev untuk menenangkannya.

Yup, beruntunglah aku karena kak Alice ada disini.

"buruan jawab" aku tersentak.

"tadi Key ketiduran bang.. Ngantuk." dustaku dengan harapan tak terbaca.

Kak Alice sempat memperlihatkan wajah tak percaya nya. Namun seolah ia menangkap maksud dari perkataan ku, ia pun tersenyum samar.

Bang Kev juga ikut mengeryitkan alisnya seolah tak percaya. "kamu pikir abang bisa di boongin gitu? Trus apaan tu mata bengkak?"

Yah, memang dasar abang ku. Gak bisa di bohongin sama sekali.

Aku sempat berpikir keras untuk membalas kata kata bang Kev. Tapi gak mungkin juga kan aku bilang nangis karna rindu Hariz?

Di tengah kebingunganku, tiba tiba saja suara kak Alice terdengar di antara kami. "Vin.. Aku mau pulang, aku juga ngantuk." rengekan itu membuatku sedikit bernafas lega.

Setidaknya bang Kev akan menunda pertanyaan maut nya itu. Membuatku bisa berpikir lama nantinya.

Bang Kev terlihat kesal, namun ia sama sekali tak memperlihatkannya pada kak Alice. Ia justru tersenyum dan mengusap lembut kepala kak Alice. "oke aku anter pulang kamu, tapi bentar dulu ya."

Tatapan bang Kev kembali menusuk ku. Seakan Memaksaku untuk segera menjawab pertanyaan nya itu.

Lagi lagi kak Alice merengek, namun kini disertai tatapan memelas serta menggelayut manja di lengan bang Kev. "Vinnn.. Aku ngantukk.. Besok aku harus balik ke butik."

Namun bang Kev tak berkutik. Ia hanya diam sambil terus menatapku, seolah ia tahu kalau kak Alice hanya berpura pura untuk membantuku.

Kak Alice yang sebal pun melepas genggamannya pada lengan bang Kev dan menghentaknya dengan kasar. "huh.. Yaudah aku balik sendiri aja. Key kakak pulang dulu--"

Perkataan kak Alice terpotong oleh perkataan bang Kev. "iya aku anter kamu pulang sekarang. Jangan sendirian, bahaya.." ucapannya diiringi rangkulan di bahu kak Alice. Membuat mataku sedikit memanas.

Bukan memanas karena cemburu bang Kev diambil. Tapi cemburu akan kemesraan mereka yang sudah lama aku tidak dapatkan dari seseorang yang aku sayang.

Hufftt... Lagi lagi mataku perih.

"you win this time. Tapi nanti? Jangan harap kamu bisa lari Key." ucapan bang Kev terdengar biasa namun menusuk.

Kemudian kak Alice menghampiriku dan memelukku. "kakak pulang dulu ya.. Jangan sungkan untuk cerita.." ucapnya.

"jangan lupa juga ceritain masalah kamu yang barusan ya." bisiknya sebelum melepas pelukannya dan tersenyum.

"abang anter Alice dulu. Kunci pintu rumah, abang bawa kunci juga kok." bang Kev melangkah terlebih dulu menuju garasi.

Aku dan kak Alice dibelakang mengikuti. "jangan bilang bang Kev nanti ya kak. Aku telpon kakak besok pagi." pesanku pada kak Alice.

Kak Alice mengangguk. "jaga diri baik baik ya dirumah.. Kakak pulang dulu. Makasih buat hari ini ya."

"iya kak.. Kakak hati hati ya.. Kalo di apa apain sama abang bilang aja."

Kak Alice tertawa. "pasti kok. Yaudah kakak pulang dulu. Kunci pintunya ya jangan lupa."

Aku mengacungkan jempol ku, sebelum akhirnya melambaikan tangan pada kak Alice yang sudah naik ke dalam mobil.

Ketika mereka sudah meninggalkan halaman serta pergi. Aku langsung mengunci pintu dan pergi ke kamarku.

Ku buka lemari bajuku dan mencari sesuatu disana. Hingga akhirnya tanganku menyentuh sebuah kotak dan akhirnya aku mengambilnya.

Kotak itu berisi beberapa kenanganku bersama Hariz. Kotak coklat yang diberikan Hariz saat itu juga menjadi penghias yang membuat aku makin merindukannya.

Aku sengaja menaruhnya di dalam kotak dan menyembunyikannya karena saat aku dalam masa terpuruk, aku tak sanggup melihat kenangan itu.

Ku sentuh foto Ariz yang sedang tertidur. Foto itu ku ambil saat kami tengah video call. Ingat saat ia memintaku untuk tetap menyalakan videonya?

Aku memang sempat mengabadikan wajah damainya itu. Hingga aku mencetaknya karena wajahnya sangat lucu.

Seketika foto itu kejatuhan sebutir air yang berasal dari kelopak mataku. "kenapa kamu harus pergi secepat itu sih? Aku belum ngerasain saat saat bahagia sama kamu begitu lama."

Aku terisak. Memandangi sebuah kertas yang tertulis :

Aku ingin menjadi Bulan. Yang bisa menemani mu meskipun kamu gak minta. Yang selalu ada disaat saat kamu butuh maupun engga. Meskipun aku akan hilang saat pagi datang. Tapi tenanglah, aku masih memperhatikanmu dari kejauhan kok -  Hariz.

Kertas itu adalah pesan terakhir sebelum keesokan harinya Hariz tiada. Aku bahkan sempat berpikir bahwa Hariz memang sudah punya firasat.

Aku tahu kamu masih memperhatikan aku kan disana? Ucapku dalam hati.

Sesaat kemudian, ponselku berdering. Tanda sebuah telpon masuk. Aku pun merogohnya dan melihat nama si penelpon.

Ariz calling...

Dengan ragu aku mengangkatnya "halo?"

"halo sya.. Aku mau nanya, kamu yang ngirim buket bunga di depan rumah bukan?"

Perkataan Ariz membuatku bingung, buket bunga? Kapan aku memberinya?

"engga tuh.. Emang kenapa? ."

Ariz terdiam sesaat, ia menghela nafasnya seakan gugup dan malu telah menanyakan hal itu pada Key.

"nevermind. Lupain aja. Maaf ganggu kamu malem malem."

Setelahnya, sambungan terputus. Hak itu makin membuatku bingung sekaligus curiga.

Siapa yang ngasih bunga ke Ariz? Belum selesai aku cari tahu siapa cewek waktu itu, ini udah ditambah aja sama bunga.

Aku meletakkan ponselku keatas nakas, lalu mulai membereskan kotak berisi kenangan itu dan mengembalikannya ke dalam lemari.

Setelah itu aku merebahkan diriku di kasur sebelum akhirnya terlelap dengan hati yang merindukan dirinya.

***

Vomments nya yaa..

Love love❤️

Skyegirlx^^

Continue Reading

You'll Also Like

300K 13.8K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 84.7K 38
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
589K 27.9K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
1.8M 129K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...