My Love is You (Ending Soon)

Galing kay OchieTelekinetics

38.1K 2.1K 655

~Kevin Woo~ Laki-laki baik, ceria, sabar, penyayang, dan masih banyak lagi kesempurnaan yang ia miliki. Saya... Higit pa

Chapter 2 ~ Terpesona
Chapter 3 ~ Kenyataan Hidup
Chapter 4 ~ What's Wrong?
Chapter 5 ~ He was in Pain
Chapter 6 ~ Pukulan Terberat
Chapter 7 ~ Comeback
Chapter 8 ~ Who is He?
Chapter 9 ~ I'm Beginning To Love Her
Chapter 10 ~ For you
Pemberitahuan
Chapter 11 ~ Jealous
I'm Sorry
Chapter 12 ~ Kebencian yang tiada akhir
Chapter 13 ~ Maaf Telah Membuatmu Terluka
Chapter 14 ~ Hate
Chapter 15 ~ Guilt
Busy
Chapter 16 ~ Mianhae
Chapter 17 ~ Bersaing
Chapter 18 ~ Kecewa
Chapter 19 ~ Meet My Mom
Chapter 20 ~ Luka
Chapter 21 ~ Broken Heart
Chapter 22 ~ Bertahanlah Untuk Hyung
Chapter 23 ~ The Power of Love
Chapter 24 ~ A Big Problem
Chapter 25 ~ Bermuka Dua
Chapter 26 ~ Happiness
Terpaksa
Chapter 27 ~ Sakit Namun Tidak Berdarah
Chapter 28 ~ Rintangan Awal
Chapter 29 ~ Ketakutan
Chapter 30 ~ Aku Percaya Padamu
Chapter 31 ~ Retak
Chapter 32 ~ Pembuktian
Chapter 33 ~ Hilangnya kepercayaan
Chapter 34 ~ Cinta Kasih Ibu
Chapter 35 - Ketakutan Lagi
Chapter 36 ~ Tersadar
Chapter 37 - Selalu Bersama
Chapter 38 ~ Bad Insident
Chapter 39 ~ Kacau
Chapter 40 ~ Terungkap
Chapter 41 ~ Mencoba Berdamai

Chapter 1~ Pertemuan yang Menjengkelkan

6.5K 174 45
Galing kay OchieTelekinetics

Author POV

Pagi yang cerah menyambut hati yang bahagia. Semilir angin sepoi-sepoi, membuat udara terasa sedikit dingin. Mentari mulai terbit menampakkan sinarnya. Udara yang segar dan sejuk begitu menyehatkan tubuh. Membuat siapapun pasti ingin menikmati betapa indahnya ciptaan Tuhan.

Namun hal itu tidak berlaku untuk seorang namja tampan yang masih terlelap nyenyak di ranjang king sizenya. Waktu telah menunjukkan pukul 07.00 tepat, namun ia tidak juga bergegas bangun. Mungkin ranjangnya terlalu nyaman, sampai membuat pria itu betah menikmati tidur lelapnya dan tidak berniat untuk membuka mata.

Kemudian terdengar sebuah teriakan yang berasal dari arah dapur. Teriakan yang sangat kencang untuk membangunkannya. Itu suara Bryan Woo, kakak namja tampan itu. "Kevin-ah! Palli ireona! Bukankah kau ada kuliah pagi?"

Bukannya segera beranjak bangun, namja tampan yang dipanggil Kevin itu justru menggeliat malas seperti ulat. Matanya masih saja enggan untuk terbuka.

"Anak ini benar-benar. Kenapa belum bangun juga?" gumam Bryan heran dengan kebiasaan adiknya yang sulit bangun pagi.

Bryan yang sedang memasak sarapan, menghentikan kegiatannya lalu melangkah menuju ke kamar dongsaengnya yang berada di lantai dua.

Kevin POV

Aku masih terlelap dalam tidur nyenyakku yang begitu nyaman ini. Membuatku tidak ingin bangun karena saking nyamannya. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, saat tidur nyenyakku harus terganggu oleh sebuah suara cempreng yang teriakannya terdengar diseluruh penjuru rumah mewahku. Kututup seluruh tubuhku dengan selimut, agar tidak mendengar teriakannya yang sudah seperti ibu-ibu kompleks. Siapa lagi kalau bukan suara Bryan hyung, kakak laki-lakiku satu-satunya. Meski dia cerewet, over protective, cengeng, tapi ia adalah hyung yang baik dan perhatian. Aku sangat-sangat menyayanginya. Apalagi hanya dia yang aku punya di dunia ini.

Appa dan Eomma sudah pergi meninggalkan kami. Appa meninggal karena penyakit leukimia atau biasa disebut kanker darah dan Eomma, aku tidak tahu di mana Eomma sekarang. Hyung bilang, Eomma telah menelantarkan kita berdua. Dia pergi meninggalkan kami setelah Appa meninggal. Sejak hari itu, hyung sangat membenci Eomma. Ia juga melarangku mengingat Eomma lagi. Tetapi, seburuk apapun seorang Ibu dia tetaplah Ibuku. Aku yakin dia pasti punya alasan kenapa meninggalkanku dan Bryan hyung.

Bryan hyung, dia mirip Eomma sedangkan aku mirip Appa. Bahkan penyakit kamipun mirip. Sebenarnya bukan mirip tapi lebih tepatnya diturunkan. Benar, aku penderita leukemia jenis AML (Acute Myeloid Leukemia). Lengkap sudah penderitaanku. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

Haahh...Aku kasihan pada Bryan Hyung. Dia harus mengurusi adiknya yang penyakitan dan menyusahkan ini. Memang menyakitkan dan juga melelahkan. Sungguh menyedihkan sekali, hidupku sangat bergantung pada rumah sakit dan obat-obatan kanker. Hampir setiap bulan bahkan setiap minggu, aku keluar masuk rumah sakit karena penyakit ini.

Tetapi tidak masalah, aku tetap mensyukurinya karena itu berarti Tuhan sangat menyayangiku. Itulah kenapa Hyung begitu over protective terutama tentang kesehatanku. Selain karena penyakit ini aku juga lahir prematur, daya tahan tubuhku lemah. Jadi, kelelahan sedikit saja, aku langsung sakit. Berbeda dari namja kebanyakan yang memiliki tubuh berotot, tubuhku kurus sekali hanya 50 kg, sedangkan tinggi badanku 178 cm. Jauh dari kata ideal.

Bisa bertahan sampai sekarang saja, aku sangat bersyukur. Tuhan menghendaki diriku untuk terus hidup meski dengan rasa sakit yang tidak tertahankan. Diumurku yang ke 23 tahun ini, aku ingin membahagiakan dan membuat Bryan hyung bangga disisa hidupku. Selama ini, aku selalu menyusahkannya, membuatnya sedih, khawatir dan menangis karena penyakitku ini. Apapun akan aku lakukan untuk membuatnya bahagia. Aku juga bersyukur akhir-akhir ini penyakitku jarang kambuh, pasti karena aku rajin minum obat dan hidup sehat.

Tokk!! Tokk!! Tokk!

Pintu kamarku diketuk cukup keras. Itu sudah pasti Bryan Hyung.

"Ya, Kevin woo! Ireona!" teriaknya dari luar kamarku

"Ish! Ada apa dengan Bryan Hyung? Apa dia salah makan? Masih pagi sudah teriak-teriak. Mengganggu saja," gerutuku sebal sambil merapatkan selimut tebalku yang sangat hangat.

Karena aku tidak juga menyahut, akhirnya Hyung masuk ke kamarku. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak begitu melihatku yang masih tertidur. Kemudian ia melangkah mendekati ranjangku.

"Palli ireona. Kau kan ada kuliah pagi pukul 07.20." perintahnya sambil menyibakkan selimut yang menutupi seluruh tubuhku.

"Lalu kenapa jika ada kuliah pagi? Aku masih mengantuk, Hyung." keluhku memasang wajah bantal dengan mata yang masih setengah terbuka.

"Coba kau lihat sekarang jam berapa. Apa kau ingin terlambat?" nasihatnya sambil menarik tubuh kurusku agar bangun.

"Memang sekarang jam berapa?"

"Jam 07.00 tepat, adikku sayang." jawabnya singkat.

"Oh, jam 07.00," aku memejamkan mataku kembali ingin melanjutkan tidur. Lalu sedetik kemudian, aku membuka mataku dengan panik.

"Mwo?! Jam 07.00?! Oh tidak! Aku terlambaaattt!!" teriakku panik lalu langsung melonjat dari tempat tidur dan cepat-cepat melesat kekamar mandi. Hyung hanya tersenyum geli sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahku yang selalu saja ceroboh. Selalu menjadi kebiasaanku sulit dibangunkan jika sudah terlalu enak tidur.

"Aigoo, anak itu dari kecil sampai dewasa masih tidak berubah," gumam Hyung lirih

"Aku tunggu di bawah. Sarapannya sudah siap!"

"Arraseo!" sahutku dari dalam kamar mandi

Author POV

Setelah membangunkan Kevin, Bryan kembali ke bawah untuk sarapan. Beberapa menit kemudian, Kevin menuruni tangga dengan buru-buru lalu menuju meja makan. Tapi ia tidak sarapan hanya minum segelas susu saja.

"Hyung tidak ke kantor?" tanya Kevin heran.

Ya, Bryan seorang pengusaha sukses. karirnya selalu bagus karena keterampilannya dalam mengelola perusahaan peninggalan sang Ayah. Sebenarnya, dulu ia seorang koki hebat dan terkenal di seluruh Seoul. Ia mendirikan sebuah restoran di daerah Gangnam. Tapi, ia harus merelakan semua itu karena tuntutan yang harus ia jalani. Yaitu menggantikan posisi ayahnya sebagai direktur utama. Saat ini restoran itu sudah ia serahkan kepada orang kepercayaan keluarganya, Min Hye Ri. Wanita paruh baya itu sudah lama menjadi orang kepercayaan keluarga Woo. Bryan juga sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri. Sosok Ny.Min yang baik dan jujur membuat mendiang Ayahnya mempercakan keluarga juga bisnisnya pada wanita paruh baya tersebut.

"Tidak, hari ini aku akan mengunjungi restoran kita. Sudah lama aku tidak ke sana." sahut Bryan sambil menyuapkan makanan kemulutnya.

"Baiklah, sampaikan salamku pada Hyeri Ahjumma*,"

"Pasti aku sampaikan." Bryan mengacak-acak rambut Kevin gemas.

"Aku berangkat," pamit Kevin sambil mencium pipi kakaknya

"Tidak sarapan dulu? Hanya minum susu?"

"Aku sarapan di kampus saja, sudah terlambat."

"Tetapi jika kau pingsan bagaimana?" tanya Brian khawatir

"Tidak akan. Hyung jangan khawatir. Aku pasti baik-baik saja. See you my brother,"

Kevin mencium pipi hyungnya sekali lagi kemudian berlari menuju halaman rumahnya yang luas. Di sana mobil sport putihnya telah terparkir dengan megah.

"Jangan kelelahan dan minum obat tepat waktu!" teriak Brian menasihati

"Arraseo!" sahut Kevin seraya mengacungkan jempolnya

"Bagaimana aku tidak khawatir? Tubuhmu itu lemah, Kevin-ah. Kanker itu tidak akan pergi. Tapi setidaknya aku bersyukur kau bisa bertahan hingga sekarang. Karena sampai kapanpun aku tidak akan membiarkanmu meninggalkanku. Apapun akan kulakukan asal bisa membuatmu bertahan hidup." batin Bryan sedih.

Jujur, ketakutan akan kehilangan sang adik terus menghantui fikirannya. Dadanya terasa sesak mengingat betapa tersiksanya Kevin karena penyakitnya. Tapi, melihat semangat Kevin yang begitu besar, ketakutan itu seakan lenyap. Tergantikan oleh rasa lega karena Kevin tidak pernah menyerah untuk melawan penyakitnya.

¶¶¶

#Seoul National University#

Kevin berjalan secepat mungkin. Tidak peduli mahasiswa lain memandanginya aneh, yang ia fikirkan sekarang adalah ingin secepatnya sampai di kelas.

"Eotteokhae? Mati aku. Prof. Jang pasti sudah masuk. Dia selalu datang tepat waktu. Huufftt... Tenang Kevin woo, jangan takut." Kevin bingung bukan main. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan berusaha untuk tenang.

Karena terlalu panik, ia terus menatap jam tangannya. Sampai tidak menyadari dari arah berlawanan seorang yeoja cantik sedang membawa segelas minuman sambil memainkan ponselnya. Karena pandangan mereka tidak mengarah kedepan, alhasil keduanya bertabrakan.

Bruukk...!!!
Keduanya terjatuh bersama.

"Aww...!" rintih yeoja cantik itu. Bajunya telah basah dan kotor terkena minumannya sendiri

"Joesonghaeyo. Kau baik-baik saja?" tanya Kevin khawatir

"Ah mwohaeyo? Oh tidak! Bajuku!" ujarnya panik sambil membersihkan bajunya. Lalu ia menatap si penabrak dengan tatapan tajam.

"Kau itu punya mata atau tidak?! Lihat ini! Bajuku kotor!" kemarahan yeoja itu sangat menggebu-gebu. Emosinya sudah meledak.

"Sekali lagi aku minta maaf. Aku sungguh tidak sengaja karena sedang terburu-buru." sesal Kevin merasa semakin bersalah. Sungguh kejadian ini di luar dugaannya.

"Kau pikir maafmu itu cukup untuk mengganti baju mahalku yang kau kotori ini?!" sambar wanita cantik itu sarkastik.

"Ya Tuhan, hari ini aku sial sekali. Kenapa harus berurusan dengan pria menyebalkan." ungkapnya sambil mendengus sebal

"Chogiyo, tidakkah kata-katamu itu terlalu kasar? Aku kan sudah minta maaf. Kenapa kau masih saja marah-marah?" protes Kevin tidak terima dengan perkataan Ochie yang menyinggungnya.

"Tentu saja aku marah. Bagaimana aku bisa mengikuti perkuliahan dengan baju kotor begini? Pikirkan hal itu!" emosi yeoja cantik itu semakin tinggi

"Hanya masalah baju bisa aku ganti. Kenapa dibesar-besarkan?" balas Kevin tidak kalah emosi

"Kalau begitu, cepat ganti!" sungutnya kasar

Kevin mengeluarkan dompetnya, mengambil beberapa lembar uang dan memberikannya pada yeoja cantik itu.

"Jangan khawatir. Aku bukan pengecut yang melarikan diri dari masalah."

Yeoja itu memutar bola matanya jengah.

"Dan satu lagi, bisakah kau kecilkan suara cemprengmu itu? Ini kampus, bukan hutan. Jika ingin berteriak sekeras itu di hutan saja jangan di sini. Tidak enak didengar mahasiswa lain. Lagipula kau itu perempuan, anggunlah sedikit." nasihat Kevin menatap wanita itu tidak suka.

"Mworagoyo? Dasar namja menyebalkan. Beraninya kau menceramahiku." umpatnya kesal, tapi Kevin berusaha bersikap baik padanya.

"Ayo, aku bantu berdiri." tawar Kevin sambil membungkuk hendak membantu wanita itu berdiri.

"Dwaesseoyo! Aku bisa berdiri sendiri!" ujar yeoja itu ketus dan dengan kasar mendorong tubuh Kevin. Hampir saja Kevin terjatuh jika tidak ada Minho yang menangkap tubuhnya.

"Minho-ya..."

"Gwaenchanha?" tanya Minho khawatir

"Aku tidak apa-apa." jawab Kevin tersenyum meyakinkan

Minho beralih menatap emosi yeoja cantik itu. "Kau benar-benar keterlaluan. Bisakah bersikap sedikit lebih lembut? Kau itu wanita tapi kelakuanmu kasar sekali." ejek Minho pedas

"Sudahlah tidak apa-apa. Ini memang salahku." Kevin berusaha meredam emosi Minho

"Keterlaluan? Aku hanya mendorongnya pelan, dianya saja yang lemah. Didorong begitu saja sudah jatuh, lihat saja tubuhnya kurus begitu. Yang namanya namja itu harus kuat." ejeknya membalas kemudian berlalu pergi meninggalkan Kevin dan Minho yang dibuat emosi.

"Geu yeojaga jinjja. Coba katakan sekali lagi! Ya! Kogisseo!*" Minho yang tidak terima sahabatnya diejek seperti itu, hendak mengejar tapi Kevin segera menahannya.

"Andwae, yeoja seperti itu tidak bisa dijinakkan."

"Tapi wanita itu harus diberi pelajaran. Apa dia tidak diajarkan sopan santun oleh orang tuanya?"

"Sudahlah, biarkan saja. Nanti kau malah mendapat masalah."

"Kalau aku jadi kau, sudah kurobek - robek mulutnya." umpat Minho, Kevin terkekeh.

"Sejak kapan kau jadi kasar pada wanita?"

"Tetapi yang ini wanitanya berbeda. Oh ya, kau ada kuliah pagi?"

"Astaga, mati aku! Aku kekelas dulu. Ittabwa!" pamit Kevin dan berlari secepat mungkin

"Eoh!*Joshimhae!"

"Kevin-ah, aku lega kau terlihat sehat dan ceria. Tetaplah seperti ini, sahabat terbaikku." gumam Minho menatap punggung Kevin yang mulai menjauh.

Yeoja cantik bernama Ochie Shin itu melangkah menuju kamar mandi. Ia sungguh kesal setengah mati. Bahkan mulutnya sampai terus-terusan mengumpat setelah beradu mulut dengan Kevin. Hari ini membuat moodnya sangat buruk.

¶¶¶

Ochie POV

"Geu namjaga jinjja! Tidak tahu malu sekali! Sudah mengotori bajuku, masih saja sok-sok puitis dengan memuji pesonanya sebagai pria yang bertanggung jawab. Cih, dia pikir dia siapa!" umpatku kesal karena kejadian barusan.

"Apa yang harus aku lakukan dengan baju seperti ini?" monologku sambil menatap sedih baju mahalku yang terkena tumpahan minuman. Sungguh, aku sangat bingung. Ini adalah hari pertamaku masuk kuliah di kampus yang baru. Belum apa-apa aku sudah mendapat kejadian yang menjengkelkan.

"Awas saja jika aku bertemu namja menyebalkan itu lagi. Aku pasti akan menghajarnya. Membuat hariku buruk saja." sungguh, aku masih saja menggerutu kesal jika mengingat si namja menyebalkan.

drrt...drrt...drrt...

Ponselku bergetar. Dari Jung Eunji, adik sepupuku. Ia tinggal bersama keluargaku karena orang tuanya ada perkerjaan yang mengharuskan mereka untuk tinggal di luar negeri.

"Ada apa Eunji menelepon jam segini? Bukannya masih jam pelajaran?" tanyaku heran. Aku geser tombol berwarna hijau yang tertera di layar ponsel canggihku lalu menempelkannya di telinga. "Yeoboseyo Eunji-ya?"

"Eonni, kau tidak lupa kan hari ini ulang tahun *Geun Appa? Kita harus membuat perayaan dan hadiah yang spesial untuknya." ujar Eunji antusias. Setiap Ochie mengingat ayahnya, wajah cantik wanita itu langsung murung.

"Kau menelepon hanya untuk mengatakan ini? Yang benar saja, Eunji-ya."

"Aku meneleponmu karena Geun Eomma* yang menyuruh. Takut kau lupa."

"Tenang saja aku masih ingat. Ya sudah, kita bahas hal ini di rumah saja. Lagipula belum tentu Appa mengharapkan kado dariku dan Eomma. Dia kan hanya mementingkan pekerjaannya saja."

"Kau tidak boleh bicara seperti itu. Paman kan memang orang sibuk. Tolong mengertilah. Semua juga demi kebaikan dan kebahagiaanmu." Ochie menghela napas lelah, ia muak dengan semua ini. Tapi Eunji ada benarnya juga. Meski masih SMA, sepupunya itu kadang memang bisa lebih dewasa daripada dirinya.

"Geurae arraseo. Kau itu memang pengertian. Ya sudah, aku kuliah dulu. Kau juga harus sekolah. Belajar yang rajin."

"Arraseo uri Eonni,"

Piip!
Sambungan terputus.

Author POV

Kevin sampai di depan kelasnya. Dengan tangan gemetar, ia mengetuk pintu. "Anyeonghaseyo, gyusunim." sapanya takut-takut.

Profesor Jang menengokkan kepalanya dan menatap Kevin dengan tatapan horor.

"Maaf saya terlambat." Kevin menunduk dalam tidak berani menatap wajah horor dosennya.

"Kamu terlambat 20 menit. Kalau begitu, buat makalah 40 halaman tentang struktur desain gedung sekolah. Kamu harus mengerjakannya di ruang praktek arsitektur. Saya tunggu di ruang jurusan jam 9." perintah Prof. Jang tegas. Kevin langsung mendongakkan kepalanya terkejut dengan pernyataan Prof. Jang.

"Ne? Buat makalah 40 halaman?"

"Benar, Kevin Woo. Apa masih kurang jelas? MAKALAH." Prof. Jang menekankan kata-katanya.

"Geundaeyo---" Kevin berusaha menawar

"Tidak ada bantahan. Buat makalah 40 halaman atau kamu saya beri nilai C pada mata kuliah saya."

"Ne algeussimnida," ujarnya menyerah, tidak ada gunanya juga membantah Prof. Jang. Beliau adalah dosen yang terkenal disiplin dan konsisten. Jika A ya A jika B ya B. Tidak akan bisa diubah.

Kevin sudah pasrah dihukum dosennya. Pria itu berjalan lunglai ke arah ruang praktek. Tepat dua jam kemudian, Kevin sudah menyelesaikan makalahnya. Ia bergegas ke ruang jurusan untuk mengumpulkan. Namun, baru dua puluh langkah dari ruang praktek, tubuhnya terasa sangat lemas.

"Sshh...perutku sakit sekali. Pasti karena tadi tidak sarapan." rintih Kevin sambil mencengkram perutnya yang terasa perih. Wajahnya mulai pucat dan berkeringat dingin. Kevin terus melangkah, meski kakinya tidak berpijak dengan sempurna. Ruang jurusan masih cukup jauh di lantai tiga. Sedangkan ia masih di lantai satu.

2 menit...

5 menit...

8 menit...

Kevin mulai pusing, pandangannya mengabur. Wajahnya semakin pucat. Tubuhnya lemas, kesadarannya pun semakin menipis.

"Aku tidak boleh pingsan. Aku harus kuat." gumamnya yakin. Sedetik kemudian, tubuhnya hendak ambruk jika saja seorang yeoja cantik tidak menopang tubuhnya. Entah kebetulan atau memang takdir, ternyata perempuan itu Ochie. Ia yang tidak sengaja melihat Kevin akan pingsan, secara alami naluri kemanusiaannya langsung terpanggil.

"Hei! kau baik-baik saja?" tanya Ochie khawatir. Dengan keadaan setengah sadar, Kevin memandang wajah khawatir Ochie.

"Ya, aku baik-baik saja," jawab Kevin lirih pandangannya semakin mengabur dan setelah itu tubuhnya langsung jatuh lemas menimpa Ochie.


^^^

Aku perbaiki lagi, biar lebih jelas dan enak dibaca😁Ceritaku ini bertema Korea jadi bahasanya juga sebagian menggunakan bahasa Korea.
*Mulmed : Kevin Woo*

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Vote dan comment dari kalian sangat penting dan sangat berharga untukku. Terutama biar aku nulisnya juga makin semangat. Terima kasih banyak❤️❤️❤️❤️❤️

Note :

*Namja = pria
*Ah atau ya setelah nama = panggilan (informal)
*Ya = Hei (informal)
*Palli ireona = cepat bangun (informal)
*Dongsaeng = adik
*Hyung = panggilan dari laki-laki kepada kakak laki-laki atau laki-laki yang lebih tua
*Appa = ayah (informal)
*Eomma = ibu (informal)
*Waegeurae = ada apa (informal)
*Mwo = apa (informal)
*Arraseo = oke atau baiklah (informal)
*Ahjumma = bibi (informal)
*Eotteohge = bagaimana ini (informal)
*Yeoja = wanita/perempuan
*Joesonghaeyo = aku minta maaf (formal)
*Jeongmal = sungguh (informal)
*Mworago = apa katamu (informal)
*Dwaesseo = tidak usah atau lupakan saja (informal)
*Gwaenchanha = aku baik-baik saja atau tidak apa-apa (informal)
*Geu yeojaga jinjja = wanita itu benar-benar (informal)
*Kogisseo = berhenti (informal)
*Andwae = jangan (informal)
*Ittabwa = sampai nanti (informal)
*Eoh = ya (informal)
*Joshimhae = hati - hati (informal)
*Geu namjaga jinjja = pria itu benar-benar (informal)
*Eonni = panggilan dari perempuan kepada kakak perempuan atau perempuan yang lebih tua
*Geun Appa : Paman (Kakak dari pihak Ayah/Ibu yang sudah menikah).
*Geun Eomma : Bibi (Kakak dari pihak Ayah/Ibu yang sudah menikah).
*Geurae = aku mengerti (informal)
*Anyeonghaseyo = selamat pagi (informal)
*Gyusunim = profesor (formal)
*Ne = ya (formal)
*Geundaeyo = tapi (formal)
*Algeussimnida = aku mengerti (sangat formal)

*Acute Myeloid Leukemia (AML) atau kanker darah myeloid adalah jenis kanker darah yang terjadi, karena produksi berlebihan dari jenis sel darah putih imatur tertentu (dikenal sebagai myeloblas) di sumsum tulang. Myeloblas berlebih ini menyebabkan kepadatan di sumsum tulang, menyisakan sedikit ruang untuk produksi sel darah sehat lainnya seperti sel darah merah dan trombosit. Gejala yang muncul diantaranya : pusing, mudah lelah, mimisan, demam, batuk, sesak napas, mual, nyeri tulang dan sendi, dan memar di seluruh tubuh*

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

91.9K 13K 28
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
128K 1K 6
isinya jimin dan kelakuan gilanya
365K 4K 82
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...