You're Mine

By estirahayu123

300K 13.3K 388

"aku tak akan lagi terjebak kedalam pesonamu" - Acelin adriana agatha " you can't go away from me because you... More

Prolog
First
Second
Third - Bad News
Fourth
Fifth
Sixth
Seventh
Eight
Nine
PENTING!!
Ten
Eleven - Oh My God
Twelve - she's returns like the first
Informasi
Thirteen
Fourteen
Fiveteen - confused
Sixteen - She's back
seventeen
Eighteen
Nineteen - Sincere
Twenty - This is real
Twenty one - explain
Twenty two - Bad surprise
Twenty three - Can I hate him now?
Twenty five - express the feeling
Twenty six
Twenty Seven - Hurt
BACA YAA
Twenty eight - He is coming
Twenty nine - Open the heart
Thirty
Thirty one - Changed

Twenty four - this is why

5.3K 300 26
By estirahayu123

"Aku tak pernah mengerti
Apa yang membuatku jatuh berkali-kali
Dan menjadi pemerhati sejati
Dari kejauhan, pada punggung yang kerap menjelma sunyi
Tapi aku selalu kembali
Tanpa alasan"

Sesederhana cinta itu sendiri

Sesederhana cinta yang tak perlu alasan untuk tumbuh

-----------------------------------------------------------

ACELIN POV

kata orang cinta itu indah, menyenangkan, membahagiakan.

Tapi tidak bagiku.

Cinta itu menyakitkan.
Cinta itu menyedihkan.

Karena sekarang itulah yang aku rasakan.

Rasa sakit akibat cinta. Rasa sakit akibat harapan yang tinggi.

Karenanya cinta tak lagi berarti.
Yang ada hanyalah bualan yang berbungkus mimpi.

"Aku membencimu , aku membencimu " dalam diam aku terus menggumamkan kalimat itu. Kalimat yang bagaikan mantra bagiku . Kalimat yang aku harapkan akan menjadi obat bagi luka ku ini.

Memejamkan mata , itulah yang kemudian aku lakukan. Berharap saat aku membuka mata nanti , semua ini hanya menjadi mimpi buruk ku .
Tapi itu gagal. Yang ada malah mengingat kan ku akan sosok lelaki brengsek itu.

"Bisakah kau berhenti memikirkannya bodoh?" Ujarku pada diriku sendiri

"Aku lelah memikirkan lelaki biadab itu " kali ini sambil menarik rambutku dengan keras.

Air mata kembali jatuh membasahi pipiku. Semuanya amat sangat menyakitkan . Bagaimana dia memperlakukanku tadi , bagaimana tatapan tajamnya yang diberikan padaku tadi .

"Arghhhhh " suara keras membuatku bangkit dan memunguti pakaianku lantas memakainya dengan cepat.

Segera aku berlari untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi .

"Vero ini sakit " aku cukup tercengang saat melihat dave yang membawa wanita sialan itu dalam gendongannya.

Mataku terus mengikuti setiap langkah kaki dave yang menuju pintu dengan tergesa gesa.

Aku hanya mampu memandanginya dari atas . Tidak ada niatan untuk turun meskipun hanya sekedar menanyakan apa yang sedang terjadi kepada wanita itu.

"Darah ?" gumamku pelan saat melihat setiap tetes darah yang mengikuti langkah kaki dave.

Apa yang sebenarnya terjadi pada wanita itu ?

Kenapa ada darah ?

Kenapa?

"CEPAT SIAPKAN MOBIL!!" suara Dave yang keras membuatku sedikit tersentak mundur kebelakang .

Tak pernah aku melihat dave menjadi semurka itu .

Ada apa sebenarnya?

Dengan cepat aku kembali masuk kedalam kamar setelah melihat dave menutup pintu dengan keras.

Aku melangkah menuju arah jendela dan membuka gorden untuk melihat mobil dave yang mulai melaju meninggalkan mansion ini.

Banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan.

Kenapa? ada apa ?

Apa dave juga akan sekhawatir itu jika aku yang berada dalam posisi wanita itu?

"tidak" jawabku lirih

Aku kembali melangkah kearah kaca .

"Kenapa aku menjadi selemah ini ?" tanyaku pada diriku sendiri

"Apa yang aku lakukan ini salah ?"

"Tidak acelin " sebuah suara membuatku menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu.

"Kau lagi huh" ucapku jenuh

"Aku juga merindukan mu bodoh" teriak Alina sambil berlari ke arahku kemudian melingkarkan kedua tangan nya di tubuhku.

"Lepaskan Alina" ucapku sambil berusaha berontak dari pelukannya.

"Baru beberapa hari saja aku tidak melihat mu , aku sudah sangat merindukanmu miss" ujarnya sangat berlebihan

"Aku tidak mau jika orang melihat kita seperti pasangan lesbian bodoh " geramku

Dengan cepat Alina menjauh kan dirinya dariku . Lantas membersihkan tubuhnya dengan tangannya sendiri seperti sedang terkena kotoran.

"Wanita gila" ucapku melihat tingkahnya yang hanya ditanggapi dengan senyum lebar di bibirnya.

"Kenapa kau disini?" Tanyaku langsung karena jujur sekarang aku hanya ingin sendiri.

"apa kau lupa ?" timpalnya

Aku hanya mengangkat sebelah alisku mengisyaratkan bahwa aku tidak mengerti apa maksudnya.

"Selama Mr. Vero pergi , aku ditugaskan untuk menemanimu " jelasnya

"Memangnya dave kemana ?" Tanyaku berusaha untuk menggali sedikit informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Setahuku dia membawa miss Jane kerumah sakit "

Oh jadi namanya jane.

Baiklah

"Memangnya wanita itu kenapa ?"

Alina hanya menatap ku dengan senyum mengembang di wajah nya .

"Apa?" Tanyaku heran

"Kau cemburu ya " matanya menyipit sambil mencolek daguku.

"Apa ? Aku ? Cemburu?" Tanyaku sedikit gugup

Alina hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tetap tersenyum lebar.

"Tidak. Sama. Sekali." Aku memperjelas setiap kata kataku

"Sudahlah , aku juga seorang wanita miss" godanya lagi

"Iya tapi kau wanita aneh" jawabku langsung

"Sialan" cibirnya yang sedikit membuatku tertawa.

"Sekarang keluarlah karena aku ingin istirahat" ucapku saat merasa sudah tidak ada topik yang perlu dibicarakan.

"No no no miss " timpalnya sambil menggoyangkan jari telunjuknya beberapa kali.

"Aku jijik melihatmu seperti itu" cibirku

"Aku tidak peduli sekarang kau harus makan terlebih dahulu"

"Makan disini atau turun ke bawah ?" Lanjut nya

"Aku ingin tidur" jawabku

"Oh ayolah jangan bersikap seperti anak kecil"

"Aku memang ingin tidur jalang" geramku

"Tidak sebelum kau makan bodoh " jawabnya

"Aku tidak ingin berdebat Alina" lirihku karena sekarang tubuhku mulai lemas

"Makanya sekarang kau harus makan" jawabnya tetap kukuh pada pendiriannya

"Oke baiklah ambilkan aku makan disini saja" akhirnya aku pasrah menuruti alina si wanita gila itu.

"Laksanakan Mrs. Davero " ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku yang hanya aku tanggapi dengan helaan nafas saja.

➖➖➖➖➖

"yang banyak miss"

Berkali kali aku mendengar kalimat itu keluar dari mulut Alina.

"Aku tidak tuli untuk mendengar kalimat bodoh mu itu Al "jawabku jenuh.

"oh iya acelin , kau tahu aku sangat terganggu dengan nomer yang kau hubungi dulu " ucap alina secara tiba tiba .

"Nomer apa ?" Tanyaku bingung

"Nomer yang kau hubungi melalui ponselku dulu " jelasnya

Kapan?

Memangnya aku menghubungi siapa?

"Aku tidak tahu al " jawabku acuh kemudian kembali fokus pada makananku.

"Yang dulu kau hubungi saat Mr. Vero sedang berada di Australia. Dia selalu menelfonku setiap pagi siang sore . " lanjutnya yang membuatku tersedak oleh makananku sendiri.

"Ya Tuhan kau kenapa miss?" Ucap alina sambil memberiku segelas air.

Ya aku ingat.

Aku ingat

"Bisakah kau meminjamkan ponsel mu lagi ?" Tanyaku mendesak alina agar meminjamkan ponselnya padaku

"Ha? Untuk apa miss?"

"Ayolah aku membutuhkan nya " ucapku sambil menggoyangkan lengannya .

"Hentikan miss , aku bukan lah Mr . Vero yang senang ketika kau merajuk seperti ini " jawabnya asal.

Aku sempat terdiam ketika dia mengucapkan kalimat itu yang membuat pipiku terasa panas.

"Kau memerah ?" Tanya Alina sambil tertawa iblis

"Hentikan tawa burukmu itu dan berikan ponselmu padaku" gertakku.

"Tidak miss , sekarang kau harus istirahat"

Sial . Alina sangat keras kepala.

Aku harus mencari cara agar dia menuruti permintaan ku .

"Baiklah jika kau tidak mau meminjamkan ponselmu , aku akan mengadukannya pada dave . Aku akan bilang bahwa kau sudah membuatku sedih . Kau tidak mau membantuku jika aku meminta tolong bantuanmu."

Dan ya , sekarang mulutnya terbuka lebar . Yang membuatku ingin tertawa akibat melihat ekspresi nya.

"benar benar seperti balita" cibirnya.

"Berikan ponselmu ?" ku ulurkan tanganku untuk memintanya.

"Aku tidak tahu bagaimana pusingnya Mr . Vero saat menghadapi bayi besar sepertimu ini " aku hanya diam menanggapi ucapannya.

"Ini , ingat jangan lama lama " ku jawab hanya dengan anggukan kepala saja.

"Sana keluar" usirku saat melihatnya menatapku dengan tatapan curiga.

"Keluar ?" Ucapnya sedikit terkejut

"Ini kamarku dan aku ingin kau keluar "

"Cih dasar balita yang tidak tahu diri" ucapnya sebelum menutup pintu dengan keras.

Dengan cepat ku arahkan jari jariku untuk menekan setiap digit angka.

Ku tekan tombol hijau untuk memulai panggilan lalu ku dekatkan ke arah telingaku dengan gemetar.

Ya aku takut , takut jika ia akan marah padaku.

"Ayo lah angkat Lex " liriku

Tiga kali tidak ada jawaban . Aku memutuskan untuk menekan tombol merah . Namun saat aku ingin menekannya , terdengar suara yang membuatku membeku.

"Halo..."

➡➡➡➡

HAIIIIII!!

1 bulan ? 2 bulan ? 3 bulan?

Berapa lama ya nggak update cerita ini ?

Intinya maaf ya lama nggak muncul 😁 maaf soalnya suka ngantungin 😌😌😌
pada kangen nggak ? Kangen sama ceritanya maksud nya hehe.

Oh iya aku mau bilang makasih yang udah mau dan masih mau baca cerita ini . Yang meskipun digantungin tapi masih setia , makasih banget ya .

Pokoknya jangan bosen bosen buat baca , vote , dan buat comment cerita aku . Soalnya itu tuh berarti banget buat aku . Biar aku rajin update ceritanya :))

Next chapter enaknya kapan ya ??





















Continue Reading

You'll Also Like

650K 32.2K 44
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
114K 13K 38
kisah karangan yang bercerita tentang anggota mafia bak keluarga cemara, dipimpin oleh ketuanya yang biasa disebut dengan sebutan papi dan wakil yang...
513K 84.2K 34
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
3.3M 13.3K 14
"