Only Hope

By Camilaaz_

48.3K 5.1K 2.7K

"Bisakah aku menjadi - KAMU- untukmu? Sebagai orang pertama yang menjadi maksud pikiranmu." Kalimat itu, ada... More

Prolog
Story of class- part 2
Why- part 3
Picture??- part 4
Last MPLS!- part 5
Begin!- part 6
Choice- part 7
Miss him!-part 8
Good news- part 9
Line!-part 10
Him-part 11
Meet- part 12
The place- part 13
Really?- part 14
About you- Part 15
Run- part 16
A beautiful day -part 17
Fake- part 18
Telling the truth- part 19
Free- part 20
Miscommunications- part 21
Lockers - part 22
Modus- part 23
First greet- part 24
Again - part 25
Prepare - part 26
Miracle - part 27
Thank you - part 28
Lucky day - part 29
Change (1) - part 30
Change (2) - part 31
Peka? - Part 32
Almost - Part 33
A Problem - Part 34
Letter - Part 35
Mean - Part 36
Focus- Part 37
This's Over? - Part 38
Wrong Opinion - Part 39
For Reset - Part 40
Part 41

The beginning-part 1

3.5K 309 255
By Camilaaz_

"Awal dari semua"

Ini adalah hari pertamaku menuju masa SMA. masa dimana seseorang sudah bisa dibilang beranjak dewasa, mendapatkan hal baru yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Apa semua itu benar? hanya itu pertanyaanku untuk saat ini.

Namaku Keira Syadra Alifia, 15 tahun, Tinggi, langsing -oalah-, Cantik? relatif, Masih Single bukan Jomblo! Calon Siswi kelas 10 di SMA Mahadibya .

SMA Mahadibya termasuk sekolah impian bagi semua orang, satu-satunya SMA yang deket dari rumahku, dan katanya sekolah ini gudangnya cogan loh, whaaa.

Disinilah aku, bersiap menyambut chapter selanjutnya dari hidupku.

Kakiku melangkah ke dalam area sekolah baruku, semua terasa baru hanya seragam putih biru yang masih kugunakan hingga saat ini.

Kulihat area lapangan sangatlah penuh oleh para peserta didik baru sepertiku, di tengah keramaian aku mencoba mencari seseorang yang ku kenal, setelah memperhatikan cukup lama aku melihat beberapa teman SMP ku, aku menghampiri mereka, menyapa lalu berbincang sedikit tentang hal yang kami lakukan liburan kemarin.

Di tengah obrolan kami terdengar suara speaker, "Diberitahukan kepada seluruh siswa baru untuk berbaris di lapangan, di mohon juga kepada OSIS dan MPK untuk memimpin merapikan barisan." para OSIS dan MPK pun sibuk merapikan barisan setiap siswa.

"Tolong masing-masing buat 3 baris yang dipimpin 2 OSIS dan 2 MPK." kata seseorang yang sepertinya ketua OSIS.

Semua menuruti perintahnya termasuk aku, segera aku memasuki barisan yang sudah ada, ingin sekali aku berdiri di barisan depan tapi apa boleh buat tubuhku yang tinggi sepertinya membuat orang-orang ingin berada di depanku.

Perlahan-lahan aku mundur ke belakang karena semakin banyak orang yang berada di depanku sampai akhirnya aku berhenti dan tentu saja di belakangku sudah tidak ada orang -hey apa aku terlalu tinggi?-

Di tengah ramainya barisan, aku mendengarkan percakapan kedua siswi di depanku.

"MPK itu apa sih?"

"Kata Kaka gue, MPK itu sama aja kayak OSIS."

"Kalo sama kenapa harus ada MPK?"

"Nggak tau, yang gue denger jabatan MPK itu lebih tinggi dari OSIS, tapi gue juga gak tau pasti sih."

Mendengar itu aku menjadi penasaran lalu melanjutkan kegiatan mengupingku.

"Anak MPK yang mana, sih?"

"Tuh coba lo liat ke depan," dengan susah payah cewek itu jinjit untuk melihat kedepan. Karena penasaran, aku pun mengikutinya.

"Nggak keliatan, pada tinggi banget." keluh cewek itu -kalo aku sih keliatan hm-.

Terlihat olehku, jejeran orang di depan yang terbilang rapih, ada yang memakai almed biru dan abu-abu. Lalu mana yang disebut MPK?

"Pendek sih lo!" cela temannya dengan tersenyum miring, "Liat lewat selah-selah barisan aja." lanjutnya.

"Oh iya gue ngeliat, tapi yang mana?"

"Yang pake almed abu-abu." jawabnya, membuatku ikut bergumam -oh yang itu.-

"Sstt jangan berisik, ya dek, sebentar lagi apel dimulai." tiba-tiba seseorang yang bisa kupanggil OSIS menegur, Mereka pun langsung terdiam.

Upacara pembukaan MPLS sudah di mulai sejak tadi teriknya matahari pagi membuat semangatku hilang seketika, pidato dari kepala sekolah pun terus mengiringi.

Aku melihat ke sekitar sepertinya bukan hanya aku yang merasa seperti ini, mimik wajah calon peserta didik lainnya sudah memperjelas semua, meskipun masih ada yang terlihat ceria.

"Hari pertama MPLS resmi dibuka. " akhirnya kalimat penutup dari pidato kepala sekolah pun aku dengar membuat senyuman muncul di wajahku.

Semua anggota OSIS dan MPK mulai sibuk lagi memimpin barisan, pembagian kelas MPLS juga langsung di umumkan, "Baris 1-3 masuk kelas Jawa, baris 4-6 masuk kelas Sulawesi, baris 7-9 masuk kelas Sumatera."

Aku berada di barisan ke 8 jadi aku akan masuk kelas Sumatera, pikirku.

Setelah pembagian kelas semuanya bubar dan membaur dengan para calon teman di kelasnya nanti.

Kini aku sudah ada di dalam kelas Sumatera, para OSIS dan MPK yang bisa disebut Kaka pembimbing memperkenalkan diri mereka.

"Hai saya Caca kelas 11 IPS 3."

"Saya Imelda, bisa dipanggil Imel kelas 12 IPS 2."

"Saya, eh Gue aja ya! Gue Aldo kelas 11 IPA 2."

"Rizky 12 IPA 1."

Seperti itulah awal perkenalan dari Kaka pembimbing.

Ka Caca dan Ka Aldo memakai almed biru -OSIS pasti-, Ka Imel dan Ka Rizky memakai almed abu-abu. MPK!

Dengan diam aku dan seisi kelas hanya memperhatikan mereka -ahh pesona kaka pembimbing emang gak bisa di ganggu gugat-

Kemudian satu per satu dari kami memperkenalkan diri juga. Tawa canda mengiringi perkenalan kami, ada yang terlihat canggung -termasuk aku-, ceria, biasa saja dan masih banyak lagi ekspresi berbeda dari kami.

Setelah perkenalan, kami langsung mencatat apa yang harus kami bawa untuk besok, Selanjutnya pemilihan ketua kelas sementara, lalu pembuatan yel-yel kelas yang akan dilombakan di hari terakhir MPLS nanti.

Bagiku hari pertama ini sangatlah menyenangkan, dalam hitungan beberapa jam aku sudah bisa akrab dengan sebagian teman baruku, walaupun karena adanya teman lama yang membuatku tidak merasa terlalu sendiri.

Hari ke 2 MPLS.

Pukul 7 pagi aku sudah berada di sekolah, bukan di dalam kelas melainkan di koridor sekolah.

Entah mengapa sejak pagi tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam kelas meskipun pintu kelas sudah terbuka, apa karena mereka sedang asik berkumpul dengan teman lama mereka?

Kuputar pandanganku ke sekitar, sepertinya aku tidak melihat satu pun temanku di sini.

Aku duduk di salah satu kursi panjang di koridor yang langsung menghadap lapangan, suasana lapangan sangatlah sejuk dengan adanya tumbuhan hijau yang di penuhi embun pagi di sekitarnya membuatku cepat mengabaikan rasa sendiriku.

Tiba-tiba, dari belakang kedua telapak tangan mendarat di mataku.

"Siapa nih?" tanyaku, tetapi tidak ada yang menjawab.

"Hm, gue tau pasti Vela kan?"

Kupaksa tangan Vela untuk membebaskan pandanganku.

Kubuka kedua mata,

Deg.

Dalam hitungan detik aku seperti melihat ... pangeran? Aku terpaku dengan tatapan kosong.

"Kei? Hellooo," suara Vela membuatku tersadar.

"Eh i-iya" jawabku.

"Lo kenapa sih? kesambet lo?" Tanya Vela yang sekarang sudah duduk di sampingku.

"Engga kok," jawabku singkat

"Hmm gak enak deh kita gak bisa duduk bareng, rese bnget tuh kambing -kaka pembimbing- nggak ngebolehin yang satu SMP duduk bareng!" keluh Vela.

"Namanya juga Orientasi Tapi masih untung kita satu kelas Vel, lagian ini cuma sementara kok." jawabku yang sebenarnya masih memikirkan sosok yang baru saja lewat di hadapanku.

"Trinnggg! " Bel masuk pun berbunyi.

"Ayo Kei masuk, " katanya dan aku langsung menyetujui ajakan Vela.

Kami berjalan dengan langkah kecil, sedikit mengulur waktu untuk lanjut ngobrol.

"MOS tahun ini aneh banget sumpah!" Ucap Vela membuka obrolan lagi.

"Bukan MOS tapi MPLS!" Kataku membenarkan.

"Udah sama ajaaa," jawab Vela, "masa kita cuma disuruh bawa nametag sama buku tulis, emang kita mau belajar apa?" lanjutnya.

"Hmm iya juga sih Vel, kayanya bakal nggak seru nih." jawabku setuju, "eh Vel tolong ambilin hp gue dong di tas" pintaku sembari menghentikan langkah di depan kelas lain.

"Di yang mana nih? Seleting depan, tengah, apa belakang?"

"Depan, depan,"

"Oh, nih."

"Oke makasih." ucapku tersenyum.

"Seleting tas lo banyak banget, udah kayak tas anak TK ."

"Berarti masih imut dong gue,"

"Idih, ew." jawab Vela dengan tertawa.

"Dek masuk kelas, dek!" Suara seseorang terdengar oleh kami, suaranya terdengar manly tetapi sangat lembut di telingaku.

Aku mengalihkan pandangan ke arahnya yang berdiri di samping Vela.
Dia ... p-pangeran itu!

"iya Ka." Vela langsung menarikku pergi, sedangkan aku masih sempat melirik ke belakang.

Tinggi, putih, ganteng, dan dia memakai almed MPK. Oh my god!

*

Aku terdiam memperhatikan guru di depan yang sedang menjelaskan ringkasan pelajaran yang akan di ajarnya. Bosan?!

Sepertinya dugaanku benar, MPLS tahun ini sangatlah tidak seru. Kulihat Kaka pembimbing dari jendela sedang tertawa melirik ke dalam.

Sepertinya mereka menertawakan kebosanan kami.

Bayangan Kaka MPK tadi, sekejab tersirat di benakku. Senyuman gaje pun timbul diwajahku.

Rasa penasaran memburuku.

Hey Who Are You?

•••

Fyi, part ini realita gue banget 😂

Vomment pleaseee 😘😉
-Camila-

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 43.3K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.8M 323K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
1.6M 116K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
570K 22.2K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...