Reverse [BTS Taehyung FF]

By itsme_ddl

49.3K 5.8K 813

Hidupnya seakan jungkir-balik sejak lelaki itu pergi. Dan jika waktu bisa berputar kembali, ia tidak ingin be... More

Prologue
You're Still Going
Fine
Ignore
Shock
Break Up
Whatever
Smile
Win
Cold
Knew
Back
Think
Rivalry
Q&A
If
Happen
There
Cloud 'n' Sun
Pain
Regret
Repeat
Wrong
Lost
Danger
Butterfly
Accident
Feeling

Begin

1.6K 190 30
By itsme_ddl

"...Dorawajwo, jebal."

Pernyataan Taehyung itu spontan membuatku speechless.

Ini terlihat seperti pengakuan cinta? Tapi secara tersembunyi . Harusnya aku bahagia, saat ia mengatakan hal tersebut.

Tapi perasaanku berkata lain.

Sakit.

Rasa bahagia itu tidak menyelip di hatiku saat ini. Seperti ada dinding yang menghalangi semua itu masuk ke dalam hatiku.

Jauh di dalam sana, aku ingin dia kembali. Aku ingin kembali bersamanya.

Tapi aku menolaknya. Menolak caranya.

Tidak semudah itu menjalin hubungan kembali seperti dulu.

Setelah semua yang ia lakukan padaku.

"Aku ingin pulang." Kusingkirkan kepalanya secara halus. Lalu aku berdiri dan pergi meninggalkannya.

Aku berjalan dengan otak yang dipenuhi perkataan Taehyung.

"Yoora.." Kakiku berhenti saat mendengarnya setengah berteriak memanggil namaku.

Ya. Jaraknya denganku cukup jauh saat ini.

Aku berhenti tanpa berbalik melihatnya.

"Biarkan aku berusaha kembali.."Keningku mengkerut. Mencerna perkataannya.

Apa maksudnya? Berusaha untuk apa?

Pertanyaan itu terjawab saat ia melanjutkannya,

"...Biarkan aku berusaha untuk mendapatkanmu kembali."

Aku mematung.

Haruskah?

Telingaku kemudian menangkap suara kecil dari langkah kakinya.

Ia mendekat perlahan-lahan. "Ayo kita mulai semuanya dari awal!"

"Anggap hari ini adalah pertemuan pertama kita," Lanjutnya. Kakinya terus berjalan mendekatiku, "..Persis saat kita pertama bertemu satu tahun yang lalu."

Badanku tergerak untuk berbalik.

Dan tepat di hadapanku sekarang, ia berdiri. Dengan tatapannya yang menatapku dalam.

"Satu tahun yang lalu saat musim berganti menjadi musim semi seperti sekarang," tangannya memegang bahuku dan memutarnya agar melihat tepat di wajahnya.

Kini, mata kami bertemu. Kedua tangannya masih memegang bahuku. Seakan menahannku untuk tetap melihatnya. Menyimak perkataannya dengan baik.

Matanya memancarkan harapan persis seperti saat ia mengatakan ingin kembali padaku.

"Kita mulai semuanya dari awal."

Dari awal. Kata itu membuatku lega.

Aku hanya mengikuti perasaanku yang merasa..entah bagaimana aku menjelaskannya. Yang penting, aku bahagia. Aku ingin semuanya terulang kembali.

Aku tersenyum mendengarnya dan mengangguk "Let's try it!"

Dapat kulihat rona kebahagian menyelimutinya. Ia tersenyum lebar. Sangat lebar.

Aku tidak pernah melihatnya sebahagia ini. Itu sebelum ia pergi meninggalkanku.

Senyumku juga semakin mengembang.

Lalu ia memelukku. Menyalurkan kebahagiannya saat ini.

"Ahh..rasanya aku ingin berteriak." Ia berkata seraya mengelus rambutku.

"Berteriaklah jika itu membuatmu senang." Aku mulai membalas pelukannya.

Ia menggeleng pelan, "Ani. Itu akan mengganggumu."

Aku terkekeh. "Sampai kapan kita akan seperti ini?" Tanyaku masih dalam pelukannya.

"Aku masih ingin memelukmu." Ia mulai meletakkan dagunya di pundakku.

"Sebahagia itukah dirimu?"

Ia mengangguk, "Eumm, neomu."

Dan akhirnya  aku diam. Tidak bertanya apapun lagi.

--

Beberapa menit yang lalu Taehyung melepas pelukannya.

"Sudah hampir malam. Sebaiknya kita pulang sekarang." Ucapnya. "Kita akan berangkat sekitar jam 7 lewat." Lanjutnya.

Aku baru sadar. Ini sudah dua hari kami berada di Jeju. Taehyung pernah mengatakannya bahwa kami hanya dua hari disini.

Kami  berjalan pulang melalui jalan yang juga kami lewati saat masuk kesini. Ada banyak bunga kecil disini. Taehyung berjalan disampingku dengan tangannya yang menggenggam tangan kiriku.

"Kau tahu? Ini seperti kencan pertama kita." Ucapnya.

"Aku juga berpikiran sama denganmu." Balasku.

Taehyung tahu cara membunuh kecanggungan diantara kami. Ia selalu saja bisa mencari topik untuk dibicarakan.

"Yoora-ya.." Panggilnya. 

Aku berbalik, "Apa yang terjadi dengan perusahaan ayahmu?"

Aku tersenyum paksa menanggapinya, "Perusahaan ayahku bangkrut."

Aku menoleh sekilas. Samar kulihat, ia menatapku iba.

"Aku juga tidak tahu pastinya. Awalnya, hal itu membuatku frustasi. Tapi lama-kelamaan semuanya hilang. Hidup sederhana lebih membuatku nyaman."

Taehyung tertawa kecil, "Kau memang seperti itu."

Lalu kami terdiam.

"Mianhae" Ucapnya tertunduk. Aku menoleh padanya "Mwoga?" (Untuk apa?)

"Aku tidak ada di sampingmu saat itu terjadi."

Lagi aku tersenyum. "Semuanya telah terjadi. Jadi tidak ada yang perlu dimaafkan."

Lalu kami terdiam kembali.

"Apa karena hal itu...kau mengakhiri pertunangan ini?" Taehyung berhenti.

Aku pun ikut berhenti. Bukan karena lelaki itu berhenti, tapi karena pertanyaan yang barusan ia lontarkan.

Tidak mungkin aku mengatakan pada Taehyung yang sebenarnya bahwa ayahnya lah yang memutuskan semua ini.

Aku tidak ingin hal buruk terjadi antara dia dan ayahnya. Karena aku tahu Taehyung akan sangat marah dan hal ini akan berujung pada pertentangan antara ayah dan anak.

Dengan pemikiran yang matang aku berkata padanya, "Ani." (Tidak)

Ia menatapku heran dan seakan bisa membaca wajahnya yang bertanya  'Lalu apa?' tanpa suara.

"Pikiranku saat itu benar-benar kacau. Jadi aku mengambil asal keputusan itu." Jelasku padanya.

Ia mengangguk-angguk mengisyaratkan bahwa ia mengerti.

"Sedikit tidaknya ada yang aku tahu mengenai hal ini." Ungkapnya.

"Geurae, ini lebih baik." Sahutku.

Lalu kami pun pulang untuk bersiap-siap kembali ke Seoul.

Selama perjalanan, kami diam. Tidak ada pembicaraan. Taehyung fokus menyetir.

Dan aku yang tidak melakukan apa-apa mulai merasakan beban berat yang menggantung di mataku. Hingga akhirnya aku tertidur.

--

Saat aku membuka mataku, aku tidak mendapati Taehyung di sampingku. Kuusap mataku.

Benar. Taehyung tidak ada. Ia meninggalkanku sendirian di mobil.

Aku mengedarkan pandanganku.

Kami sudah berada di hotel. Kenapa ia tidak membangunkanku?

Lalu saat tanganku ingin menarik gagang pintu itu dari dalam, pintu tidak mau terbuka.

Terkunci.

Bagus. Saat aku menekan tombol unlock yang berada pada pintu tersebut, aku melihat dari kejauhan seseorang tengah berjalan kemari sambil menenteng tas.

Aku menajamkan penglihatanku.

Dia Taehyung -_-

"Ya, kenapa kau tidak membangunkanku?" Protesku saat ia membuka pintu kedua. Ia menaruh tas tersebut di kursi penumpang yang berada tepat di belakangku.

Ia menutup pintu dan berjalan mengitari mobil ini. "Aku tidak tega membangunkanmu." Ucapnya sambil menyalakan mobil.

Baiklah. Aku menghargai itu.

"Apa kau lapar?" Tanyanya.

Aku menggeleng, "Kita langsung ke bandara saja."

"Tapi kau belum makan. Setidaknya kau harus mengisi perutmu."

"Najunge, aku akan makan di bandara saja." Ucapku mengalah. (Nanti)

Lalu, Taehyung mulai melajukan mobilnya menuju bandara.

--

Aku duduk menunggu setelah berada di dalam bandara. Disini sangat ramai.

Ia dengan kemeja merah dan celana besarnya juga masker hitam yang menutupi wajahnya dengan santainya berjalan kemari membawa sekantong plastik yang berisi makanan untukku.

Lalu ia ikut duduk bersamaku dan menyodorkan sebungkus roti "Ini. Makanlah!"

Aku menerimanya dan memakannya dalam diam. Sesekali aku melirik Taehyung yang sedang sibuk memainkan handphonenya.

Saat gigitan terakhir, aku melipat bungkusan itu dengan rapih dan menaruhnya di plastik tadi.

"Sudah?" Tanyanya. Mungkin ia mendengar bunyi bungkusan itu jadi ia tahu bahwa aku sudah selesai makan.

Aku mengangguk. Lalu ia menyodorkan sebotol air minum.

Aku meminumnya lalu menatapnya sembari menutup botol tersebut, "Mwohae?" (Sedang apa?)

"Hyung mengirim pesan padaku." Ia menjawab dengan tangannya yang sibuk mengetik sesuatu.

"Dia mengatakan apa?"

"Kapan kita akan pulang ke Seoul"  Jawabnya tersenyum.

Dan pemberitahuan keberangkatan menuju Seoul menggema di dalam bandara ini.

Segera kulangkahkan kakiku mengikuti Taehyung di belakang.

--

Aku duduk tepat di samping jendela. Pemandangan di luar sangat gelap.

Aku lantas menyandarkan kepalaku. Rasa kantuk masih menghantuiku.

Belum lagi aku harus langsung ke sekolah besok.

Klik.

Bunyi itu membuat kesadaranku kembali. Aku segera menoleh dan kudapati Taehyung yang sibuk dengan sabuk pengamanku.

Ia memasangkannya.

"Wae? Kau terlihat sangat lelah." Ia menurunkan maskernya.

"Eum, jago sipeoyo" Ucapku dengan mata sayu. (Aku ingin tidur)

Sungguh. Aku sangat mengantuk sekarang.

Aku masih bisa melihatnya tertawa. "Kalau begitu tidurlah." Ia mengacak pelan rambutku. Lalu saat mataku mulai tertutup, aku masih bisa merasakan tangannya yang masih berada di atas kepalaku.

Mengusap-usap rambutku lembut.

Perlakuannya ini tambah membuat mataku berat.

Hingga, aku benar-benar tertidur.

---

Taehyung POV

Kupandangi lekat-lekat wajahnya saat tidur.

Aku ikut menyandarkan kepalaku tapi tidak melepas pandanganku darinya.

Semakin lama, udara disini sangat dingin.

Lalu aku mengambil selimut yang telah disediakan pesawat ini.

Melebarkannya dan menutupkannya pada tubuh Yoora.

Lama melihat gadis ini, mataku juga ikut merasakan efeknya.

Tertidur dengan posisi kepala kami yang saling berhadapan.

--

08:55 KST.

Kami tiba di apartemenku. Kulihat Yoora turun dengan santai.

Tenaganya sudah terkumpul setelah tidur beberapa jam. Mulai saat kami ke hotel hingga perjalanan pulang ke Seoul.

Dia sedikit merapikan baju kaosnya yang terlihat sedikit kebesaran di badannya.

Menyisir rambutnya ke belakang.

Dan mulai berjalan masuk.

Kami menaiki lift.

Ting~

Pinti lift terbuka. Kami melewati koridor yang panjang dengan dua kali belokan hingga tiba di pintu tersebut.

Dan saat pintu terbuka..

"WAAHHHHH URI TAEHYUNGIE SUDAH PULANG!!!!" Teriak Hoseok Hyung saat kami baru saja tiba.

Aku meletakkan tasku di lantai.

"Eoh? Ada Yoora" Ucapnya sedikit kaget.

Aku menoleh sebentar pada gadis itu. Ia tersenyum manis.

"Ya, Kim Taehyung! Kau tidak membawa oleh-oleh untuk kami?" Tanya Jin Hyung.

Astaga. Menyambut kedatanganku saja tidak. Dia sudah meminta hal seperti itu.

Aku mendecak, "Eeeyy, aku selamat pulang itu sudah bagus, Hyung"

Satu-persatu mulai menggodaku. Karena ada Yoora disini.

"Yaaahh, Taehyung memang pandai kalau soal perempuan." Ucap Hoseok hyung kembali.

Aku hanya bisa memutar bola mataku malas.

"Dari semua gadis yang dekat dengan Taehyung Hyung, Yoora yang paling cantik." Ucap Jungkook.

Si maknae satu ini sekarang mulai dewasa. Sebelumnya ia tidak pernah berkata seperti itu tentang perempuan.

Bahkan Hyerin yang selalu ia lihat tidak pernah dipujinya.

Dasar anak ini.

"Setuju. Yoora memang sangat cantik." Sahut Jimin.

Aku memberinya tatapan curiga.

Apa maksudnya Si Pendek ini berkata seperti itu?

Seakan mengerti tatapanku ia berkata kembali, "Wae? Aku hanya mengeluarkan pendapatku."

Kulihat Yoora hanya tersenyum menanggapi kelakuan kami.

Dan aku diam mendengar yang lain menggodaku dan Yoora.

Lalu, tanpa diduga-duga muncul sosok yang membuat semua kami terdiam.

Terlebih diriku.

Ia berdiri dengan wajah datar yang hanya melihatku. Mengabaikan orang lain.

Dia hanya menatapku, menganggap hanya diriku yang ada di ruangan ini.

Aku bergumam, "Hyerin-ah.."

Wajahku kemudian melihat sekilas Yoora yang ada di depanku. Ia tengah menatap sosok Hyerin.

Menyadari aku melihatnya, ia juga membalikkan wajahnya.

Semua orang yang ada di dalam ruangan ini diam.

Aku berdiri.

Menatap Hyerin.

"Kita perlu bicara." Ucapnya.

Baru aku ingin membuka mulutku, ia kembali berkata "Jigeum!" (Sekarang!)

Aku bungkam.

Tanpa berpikir panjang aku mengangguk tipis dengan mataku jauh menerawang pada gadis itu.

"Jimin-ah.." Ucapku. Kepalaku sedikit berbalik ke samping, niatku berbicara pada Jimin. Tapi mataku tidak lepas pada Hyerin.

Kulanjutkan kembali ucapanku yang terhenti, "..Tolong antar Yoora pulang."

Entah angin darimana, aku meminta tolong pada Jimin menyangkut Yoora. Jelas-jelas aku tahu bahwa ia menaruh hati pada Yoora. Tergambar dari wajahnya.

Tanpa perlu ia katakan.

Lalu aku beranjak pergi dari mereka membawa gadis itu ke tempat dimana kami bisa dengan tenang membicarakan masalah ini tanpa didengar oleh siapapun

—TBC—

Yeeayyy~akhirnya mereka mulai dari awal lagi.

Walaupun belum sepenuhnya Yoora kembali sama Taehyung. Setidaknya mereka kembali seperti dulu. Kaya taken gitu kan? heheheh😄

3 part berturut-turut ditambah ini full dengan YooTae moment.

Baju bandara yang dikenakan Taehyung ada di mulmed😊

Hyerin nyempil di bagian akhir wkwkwkwk😂

Okeee deh.

Happy reading guys^^

Keep voment😊❤️

Continue Reading

You'll Also Like

59.2K 6K 19
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
299K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
456K 46K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
147K 15K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...