Crimson Autumn

By VanadiumZoe

25.9K 6.2K 1.4K

Ketika rasa cemas lebih dekat dari detak jantungmu sendiri. -- Jeon Jungkook mempunyai kecemasan yang sulit d... More

SALAM AWALAN
INTRO_HIM
1
2
3
INFERNO
1
3
4
5
6
7
SNOWDROP
1
2
3
4
5
6
7
8
BLUE SPRING
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
AUTUMN LEAVES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
CRIMSON
1

2

630 148 47
By VanadiumZoe


Ini kali pertama Sera mendatangi penjara khusus pria di daerah Chungyeon, terhitung sudah tiga hari ayahnya ditahan di sana semenjak kasus pemukulan Hong Kitae diperkarakan. Kitae yang sempat sekarat di rumah sakit, langsung melayangkan tuntuntan ketika sadar keesokan harinya.

Pelaporan sepihak dan provokasi para cecunguk Kitae, membuat Donghyun langsung dibawa ke rumah tahanan resmi meski kasusnya belum disidangkan.

Polisi menilai kasus Donghyun kelewat jelas, bukti-bukti dan alasan Donghyun memukul sebab mangkir dari hutang. Hanya tinggal menunggu waktu vonis hukuman, sebanyak apa pun Sera menjelaskan perlakukan ayahnya sebagai bentuk pembelaan sebab Kitae nyaris memperkosanya.

Tidak ada yang peduli dengan fakta pelecehan itu, Sera tidak punya uang untuk membuat para penegak hukum mendengarkan suaranya. Bahkan pihak pengadilan tidak mau repot-repot memberikan bantuan hukum pengacara, sebagai pendamping Donghyun di persidangan nanti, memanfaatkan Donghyun atau pun Sera yang buta hukum.

Sera menarik napas berat dari dalam kamarnya, memakai celana panjang dan kaos hitam yang dilapis jaket tebal milik ayahnya juga topi hitam. Uang di dompet tersisa tidak sampai 500 ribu won, hanya cukup untuk biaya hidup dan sekolah Beomgyu satu bulan.

Sera membutuhkan setidaknya lima juta won untuk menyewa pengacara, meski dia mengambil tiga bulan gaji dimuka, jumlahnya tetap tidak cukup. Dia mengamati kartu nama Jimin, pria itu adalah seorang pengacara, tetapi Sera mencoret niat meminta bantuan Jimin mengurus kasus ayahnya, mengingat hubungan mereka berubah buruk sejak tawaran pekerjaan tempo hari.

"500 juta untuk 7 bulan pernikahan."

Kalimat Jimin berdengung di telinga saat dia keluar dari kamar, menyeberangi halaman depan sambil menenteng kotak bekal. Langkahnya dipercepat saat dia melewati rumah tetangga yang pagarnya terbuka, nyaris berlari agar cepat sampai di kediaman keluarga Lee Hyun dan terhindar dari pertanyaan orang-orang yang penasaran dengan kejadian perkelahian itu.

"Bibi Lee, aku bawa kimchi dan tumisan sayur." Sera menyerahkan kotak makanan yang dia bawa pada wanita paruh baya di ambang pintu, sembari melongok ke dalam rumah yang sepi.

Di rumah sederhana dengan taman bunga di rooftop, Lee Hyun tinggal bersama ibunya, istri dan bayinya yang baru berusia tujuh bulan.

"Beomgyu sedang diajak ke pasar oleh Yujin," kata Minhee, merujuk ekspresi wajah Sera meneliti rumah. "Jangan pergi sendirian, biar Lee Hyun mengantarmu ke sana."

"Tidak perlu, Bibi." Sera menjawab buru-buru, begitu Lee Hyun muncul dari arah ruang tengah sambil menguap lebar. "Aku pergi sendiri saja, Lee Hyun oppa pasti lelah setelah jaga malam."

Sera memutuskan pergi sendiri tanpa Beomgyu yang dia titipkan di rumah Lee Hyun, dia menolak dengan keras saat Lee Hyun ingin menemani mengingat yang dia datangi adalah penjara. Dia tidak ingin melibatkan siapa pun dalam perkara ayahnya, Lee Hyun beserta keluarganya sudah cukup membantu dengan menampung Beomgyu.

"Kau yakin?" tanya Lee Hyun sekali lagi, melihat betapa kukuhnya Sera ingin pergi sendirian.

"Ya, cuma sebentar."

"Hubungi aku bila kau merasa ada yang tidak beres atau keadaan di sana mengancammu," kata Lee Hyun sebelum Sera beranjak pergi.

Sera berangkat menggunakan bus, di sepanjang perjalanan dia memikirkan jalan keluar terbaik untuk menolong ayahnya tanpa menjual diri. Rasanya terlalu berat bila dia mengambil tawaran Jimin, membayangkannya saja sudah membuat Sera sesak napas.

Dia tidak kenal Jungkook selain sebagai mantan bos mesum, dia tidak kenal Jimin yang ternyata sejenis dengan Jungkook. Kedua orang itu adalah chaebol yang punya kekuatan dan kekuasaan, sudah barang tentu bisa melakukan apa saja dengan uang yang mereka punya.

Bisa jadi, hidupnya akan semakin seperti di neraka, bila memutuskan masuk ke dunia orang kaya yang tak terbayangkan, oleh orang-orang dari kalangan bawah seperti dirinya.

Sera menarik napas satu kali begitu sampai di tempat tujuan, setelah melewati sipir penjara dia diizinkan ke ruang kunjungan. Donghyun duduk di salah satu bangku, di antara narapidana lain yang juga sedang mendapat kunjungan. Sera mendadak memaku pada jarak dua belas langkah, dunia sekitar tiba-tiba hening saat Donghyun melambaikan tangan penuh antusias kepadanya.

"Sera!"

Biji mata Donghyun tampak lebih besar saat menyambut Sera mendekat, tersenyum hangat sampai membuat Sera berkaca-kaca. Sungguh, betapa rindunya dia pada senyum sang ayah, senyum yang telah lama hilang seiring kepergian ibunya.

"Kau datang sendirian, mana Beomgyu?" Donghyun mengedarkan pandang kesekeliling, lalu kembali pada Sera yang duduk di seberang meja saat tidak bisa menemukan Beomgyu.

"Beomgyu sedang diajak ke pasar sama Yujin eonni," kata Sera. "Ayah, apa yang dilakukan mereka padamu?"

Sera memperhatikan lebam di wajah Donghyun, jari-jari bengkak, ada luka yang masih basah di sekitaran pergelangan tangan juga leher.

"Orang-orang Kitae juga ada di sini," jawab Donghyun tenang. "Mereka menagih hutangku yang belum kau bayar."

"Mereka memukuli Ayah di sini?" Sera menggenggam jari-jarinya sampai kebas, betapa mudah uang membolak-balik keadaan.

Kitae yang mengalami gegar otak ringan tidak melepaskan ayahnya barang sebentar, ditambah penolakan Sera pada Kitae yang sering melamarnya, membuat pria bejat itu semakin murka.

"Aku hanya ingin berdamai bila kau mau menjadi istriku, lagi pula tidak ada orang yang percaya pada ceritamu, Sera sayang. Kau tidak bisa memakai alasan itu untuk membawaku ke penjara."

"Kau—berengsek!

"Ya, aku memang berengsek, tapi ayahmu sama busuknya denganku. Dia berhutang padaku, fakta itu tidak akan pernah bisa kau sangkal, dia juga pernah menawarkan dirimu padaku. Jadi berhentilah membela ayahmu, Cho Sera."

Itu yang dikatakan Kitae saat Sera mencoba mengancam Kitae atas perbuatan bejatnya, lelaki berengsek itu justu balik mengancam. Dia tahu ayahnya salah memakai uang orang lain, tapi tidak bisa dipungkiri Kitae memanfaatkan keadaan ayahnya yang tidak setabil, hutang dilipat gandakan tanpa ayahnya pahami.

"Iya, semalam saat Ayah sedang tidur, mereka datang dan langsung memukul. Tenanglah, Ayah baik-baik saja," kata Donghyun, tanpa pengaruh alkohol sikpanya tampak normal dan wajar.

Selama ini, ada hari-hari di mana Donghyun bersikap wajar tanpa membawa tuduhan jahat bagi putrinya meski cuma sebentar. Tetapi bersama sikap tenang Donghyun, justru selalu membuat Sera jadi was-was, sebab sang ayah akan memperlakukan dia dan Beomgyu sama seperti saat sebelum ibunya meninggal. Fakta itu jauh menyakitinya, ketimbang sang ayah memukulinya.

"Kau sudah ke pantai?" tanya Donghyun, mengusap-usap punggung tangan Sera. "Sudah tiga hari Ayah tidak ke pantai, Ibumu pasti sedih kalau tidak ada yang menunggunya di sana."

Sera kehilangan suaranya, rasanya ada batu tersangkut di tenggorok seiring air mata mengalir di pipinya. Dia tersedu sedan begitu saja, Donghyun buru-buru menepuk punggungnya pelan.

"Jangan lupa bawa kue beras. Bilang pada Ibumu ayah sedang berada di sini, tidak bisa keluar." Donghyun tersenyum saat Sera akhirnya mengangguk, menarik tisu meja dan menyerahkannya pada Sera yang sudah lebih tenang.

"Ajak Beomgyu juga. Oh, Sayang, selamat ulang tahun."

Donghyun masih tersenyum bahagia, senyum yang sama saat perayaan ulang tahun sembilan tahun lalu, tidak luntur barang sebentar. Sementara air mata Sera kembali jatuh, mengingat fakta, bahwa, sang ayah melihat sosok dirinya sebagai Sera 14 tahun.

"Ajak Ibumu ke sini, Ayah rindu," tukasnya, maniknya agak basah.

Sera kelu, meski Donghyun selalu membahas hal yang sama di hari-hari mereka yang kelabu.

"Kapan Ayah bisa keluar dari sini? Polisi itu bilang, semua tergantung dirimu."

"Sebentar lagi. Ayah, akan keluar dari tempat ini." Sera memeluk Donghyun erat, terguncang dalam penyesalan yang tak berujung.

"Ayah, aku akan melakukan apa saja supaya Ayah bisa keluar dari sini. Setelah semua selesai, tolong jaga Beomgyu dan hiduplah dengan baik. Jangan sakit, selalu jaga kesehatan."

"Ne (iya)!" jawab Donghyun dengan anggukan penuh hikmat, luapan bahagia tidak juga luntur dari raut wajahnya yang cemerlang.

Setelah memeluk ayahnya agak lama, Sera undur diri bersama keputusan salah yang dia ambil secara gegabah. Dia tahu Kitae tidak akan berhenti menyiksa ayahnya sebelum semua hutang sang ayah lunas, atau setelah dia bersedia menikah dengan lelaki itu.

🍁🍁🍁

Jeon Jungkook duduk di ruang dokter pribadinya untuk wawancara psikiatri. Sudah hampir dua malam dia tidak tidur, matanya bengkak dan kuyu, kepalanya serasa dihujani bola tenis.

"Aku tidak yakin dengan apa yang kurasakan."

Jungkook mengerjap di antara menyesap kopinya, mencoba fokus pada Seokjin. Hari ini dia harus ke Gwangju untuk mengecek langsung produk yang akan dipamerkan di acara forum dwitahunan. Keesokan harinya, dia akan membuka forum itu dengan pidato dan launching produk terbaru.

Sialnya, otaknya malah penuh dengan alasan Sera tidak mau menemuinya di hari itu, di Sabtu malam sesuai yang telah diatur Jimin. Meski dia sudah sempat menduga penolakan Sera, tapi setidaknya gadis itu mengabari pembatalan pertemuan, bukan malah menghilang tanpa jejak.

"Aku tidak tahu kenapa aku melakukannya hari itu, aku benar-benar tidak tahu. Yang kutahu, semuanya sudah terlanjur terjadi," tukas Jungkook, jemarinya menggenggam cangkir kopi erat-erat, sementara lututnya melompat-lompat di bawah meja.

"Kau menginginkannya? Feromon-nya mengusikmu?"

"Hhmm... sepertinya begitu." Jungkook mengangguk singkat. "Oh, dia pakai sampo wangi buah, aroma tubuhnya seperti bunga freesia. Hhmm... ada tahi lalat di sudut mata kiri, ah, matanya cantik sekali, seperti Mutiara hitam. Kupikir dia tipe gadis lembut yang sedikit kaku dan penakut, tapi ternyata salah. Sera membuatku horny dan gegar otak dalam satu waktu, sekurus itu padahal.

"Hyeong, sesekali kau harus coba pukulan Sera," tukasnya, sambil tertawa kecil diakhir kalimat.

Seokjin memperhatikan bagaimana suasana hati Jungkook berubah sangat cepat, hanya karena menyebut nama gadis itu. Jungkook mengingat detail dari sosok gadis yang mendatangkan serangan panik sampai tidak bisa tidur tanpa bantuan lexotan, padahal sudah hampir tiga tahun Jungkook nyaris tidak mengkonsumsi obat-obat itu lagi.

Selama ini mimpi buruk Jungkook memang masih kerap datang, mengganggu dan membuat jadwal tidur Jungkook acak-acakan. Namun semua akan membaik di hari berikutnya, setelah Jungkook menyelesaikan terapinya. Siklus buruk itu tidak sampai mempenggaruhi emosional Jungkook secara signifikan, tapi sekarang Jungkook bisa berubah sangat temperamental hanya untuk hal-hal kecil yang tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

"Kalau waktu bisa diputar ulang, hari itu aku tidak akan menciumnya tapi berkenalan dengan cara yang lebih normal."

"Waktu tidak bisa diputar ulang, tapi bisa diperbaiki." Komentar Seokjin. "Sera butuh waktu melupakan traumanya, kau bisa menunggu dengan olahraga lebih teratur, bekerja lebih fokus dan terapi lebih banyak."

"Dia baik-baik saja?"

"Ya, Jimin bilang, Sera baik." Seokjin jelas berbohong, dia bahkan tidak tahu apa-apa tentang Sera, belum pernah bertemu gadis itu sama sekali.

"Jimin juga bilang begitu padaku, sebelum Sera menghilang, tidak bisa dihubungi lagi." Suara Jungkook meredup, menatap lurus pada dinding kaca yang ditirainya dibiarkan terbuka.

Deretan pohon Sakura dikejauhan tampak merah jambu, mulai berguguran di sepanjang jalan. Harusnya saat-saat seperti ini adalah saat yang paling dinanti, duduk di bawah pohon bersama euphoria, tetapi Jungkook justru seperti tengah berada di musim gugur yang kuyu.

"Aku hanya ingin minta maaf yang lebih serius." Jungkook tiba-tiba berkata. "Aku hanya ingin tahu, apakah dia menjalani hidupnya dengan baik setelah resign."

"Jungkook, Sera baik-baik saja, tolong hargai keputusannya. Kau bisa menemuinya setelah semua hal membaik, Sera pasti memaafkanmu. Dia hanya butuh waktu, kau mengerti?"

"Ya, tapi aku merasa—saat ini, Sera sedang tidak baik."

Jungkook tidak pernah percaya kebetulan apa lagi keajaiban, tetapi pertemuannya dengan Sera terjadi karena kebetulan Sera menggantikan office girl yang hari itu izin kerja. Seperti keajaiban Sera mengusik gairahnya tanpa rencana, mengikat kuat bagai morfin, memabukkan selayak anggur kualitas terbaik yang kerap dia konsumsi dikala senggang.

Dan sekarang, bagaimana Jungkook seperti terikat benang merah pada gadis itu, bagaimana dia tidak bisa mengabaikan perasaan tidak tenang akan kehidupan gadis itu. Meski Jungkook tidak mau memikirkannya, nyatanya, dia semakin yakin Sera tengah mengalami hari yang berat.

Sementara itu sosok yang tengah Jungkook khawatirkan, baru menarik kaki cepat-cepat keluar dari penjara Chungyeon. Sera menghubungi seseorang, yang mungkin akan menjejalkan dia pada neraka dunia yang sesungguhnya.

"Tuan Park," kata Sera setelah telepon tersambung, "aku bersedia menerima pekerjaan yang kau tawarkan, tapi aku butuh bayaranku dimuka."

"Berikan nomor rekeningmu, kutransfer 50 juta—"

"100 juta," sela Sera. "Aku juga butuh pengacara yang bisa menangani kasus kriminal, kau bisa membantuku mencari pengacara yang bagus?"

"Bukan masalah besar."

"Berikan uangnya tunai."

"Wah, kau banyak maunya, ya?"

"Atau tidak sama sekali."

"Oke, fine!" Nada suara Jimin terdengar naik dan sengit. "Temui aku di kantor, jam satu siang."

"Tidak. Kau yang datang ke sini, aku di penjara khusus pria . Kutunggu dalam waktu satu jam." Sera memutus sambungan tanpa menunggu jawaban Jimin, peduli setan pria kaya itu memaki atau murka akan sikap angkuhnya.

Dia menarik napas panjang sebelum terduduk di pelataran penjara. Kakinya seraya tidak punya tulang, menatap langit yang menaungi begitu terik. Hidupnya sudah kacau balau, nyaris hancur, meski dia tidak bersedia menikah dengan Jungkook, maka ending dari semua kesengsaraan ini, dia akan tetap hidup di neraka setelah Kitae menikahinya.

Hong Kitae, pria tengik yang telah memiliki dua istri, punya kebiasaan memukul, memaki siapa saja termasuk kedua istrinya. Membayangkan itu, Sera memilih memantapkan pilihan menerima penawaran Jimin. Setidaknya—meski tidak sampai 80% Sera meyakini, Jeon Jungkook mungkin tidak akan memukulnya selama mereka menikah jika dia bersikap baik.

Ditambah bayaran 500 juta yang akan dia perolah setelah pekerjaannya selesai. Uang itu akan dia pakai untuk membawa ayahnya ke dokter psikiater handal lalu pindah ke tempat yang jauh, memulai hidup baru bersama ayah dan adiknya.

Sekarang, biarkan saja dia mengobarkan diri demi keluarganya, dua harta tersisa di hidupnya yang nyaris mati.

[]

👑 🦁 👑
Ini ⬇️ Hong Ki Tae
34 tahun | 186 senti | Antagonis

Ngak berpikir Hong Kitae cowok jelek 'kan?
Kitae cakep, cuma perangainya aja yang jelek 🙂🙂


🥕🥕🥕

Continue Reading

You'll Also Like

100K 17.9K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
548K 64.2K 53
Saat musim gugur, semua orang mempunyai kisahnya masing-masing. Begitu pula dengan Jena, yang kisahnya entah berakhir bahagia atau bahkan terlupakan...
459K 4.8K 85
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
60.4K 5.4K 47
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...