BTS Imagine

By chimyzrs

177K 15.1K 761

Cerita ini hanyalah khayalan seorang fangirl belaka. More

[Suga] Sorry
[Jin] Mine
[V] My Ex
[J-Hope] Shit!
[Jimin] An Idol
[Jungkook] Marry Me
[Rap Monster] Ego
[Suga] Malaikat Penyelamat
[Jin] Harusnya
[V] Ditilang Polisi
[JHope] Ketahuan
[Jimin] Berantem
[PUTUS] BTS Salah Gaul
[PUTUS PT 2] BTS Salah Gaul
[Jungkook] Sudah Punya
[Rap Monster] Tunggu Aku!
[Suga] Global Warming
[Jin] Too Late
[V] Choose One
[JHope] Husbandable
[Jungkook] Dream
[Rap Monster] Meet
[BTS SPECIAL] I Choose U
[BTS SPECIAL] Please Comeback
[Suga] Lucky
[Jin] Waitress
[RAMADHAN] BTS SPECIAL
[RAMADHAN] BTS SPECIAL Pt 2
[RAMADHAN] BTS SPECIAL PT 3

[Jimin] Dancing

5.2K 409 16
By chimyzrs

Jimin x U

(Yn) PoV

Aku sudah berkeliling sekolah ini sejak beberapa menit yang lalu. Ini waktu istirahat dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan di sekolah baruku.

Aku belum memiliki satu pun teman di sini. Jangan salahkan aku yang tidak mau bersosialisasi dan susah bergaul ini.

Aku menghentikan langkah kakiku setelah berada di depan ruangan. Ruangan yang biasa digunakan oleh anak-anak ekskul dance untuk latihan.

Aku membuka ruangan itu dan telingaku langsung dipenuhi oleh dentuman musik bergenre Moombahton trap. Genre itu sedang populer di tempat asalku, Amerika.

Dan aku tahu itu adalah lagu yang dinyanyikan oleh salah satu boygroup populer di sini, Bangtan Boys.

Dan aku juga bisa melihat seorang lelaki sedang bergerak dengan lincahnya mengikuti irama lagu. Tapi sekarang dia berhenti dan berjalan ke arah alat yang mengeluarkan bunyi lagu Blood Sweat and Tears tersebut. Kemudian ia mematikan lagu tersebut.

"Siapa kau?" tanya lelaki tersebut tanpa berbalik. Ternyata dia sudah mengetahui keberadaanku sejak tadi.

"Ah, ha-halo. Aku (Yn) dari kelas XI-3."

Dia berbalik dan menatapku. Salah satu alisnya dinaikan ke atas. Oh Tuhan, dia.. dia tampan.

"Benarkah? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya."

"Sebenarnya aku murid baru di sekolah ini."

Dia mengangguk dan membulatkan bibirnya membentuk huruf 'O'.

"Oh iya, aku Park Jimin. Aku adalah kakak kelasmu, jadi bersifat baiklah padaku."

Heol.

Apa yang sudah ku dengar tadi?

Lelaki yang mengaku bernama Park Jimin tadi tertawa. Apa ada yang lucu?

"Aku hanya bercanda. Kenapa wajahmu sangat serius seperti itu? Tapi aku memang kakak kelasmu, aku kelas XII-1."

Aku hanya diam. Tidak tahu harus menjawab apa. Sudah ku katakan aku adalah orang yang susah untuk bergaul.

Dan untungnya ada beberapa orang yang masuk ke ruangan ini. Jadi aku tidak perlu menjawab perkataan lelaki di depanku ini.

"Jimin, siapa dia?"

Aku menoleh ke asal suara. Dan ku dapatkan 3 orang pria sedang menatapku. Jujur, aku sangat gugup. Aku tidak terbiasa bertemu dengan orang baru. Ditambah mereka semua mempunyai wajah yang bisa disebut good looking.

Tunggu!

Aku mengenali salah satu dari mereka. Wajahnya sangat familiar. Ku rasa dia adalah teman satu kelasku.

"Ah, (yn). Apa yang kau lakukan di sini? Apa kau ingin bergabung dengan ekskul dance sekolah ini?"

Aku diam saja, masih memandang lelaki tadi dengan bingung.

"Kau belum mengenalku ya? Aku Jeon Jungkook. Kita satu kelas."

Belum sempat aku menjawab, seorang lelaki yang daritadi hanya senyam senyum tidak jelas ikut berbicara.

"Kenapa kau tidak bilang kalau di kelasmu ada murid baru cecan, Kook?"

^Hmm lelaki kang modus detected

"Atas alasan apa aku harus memberitahumu, Hyung?"

"Aish." gerutu lelaki tadi lalu berjalan mendekatiku.

"Hai, namaku Jung Hoseok. Tapi kau bisa memanggilku Hobie." ucapnya dengan bersemangat. Dia juga menyodorkan tangannya.

Dan dengan terpaksa aku membalas jabatan tangannya. Tentu saja. Aku tak ingin dibilang sombong.

Setelah beberapa detik, kami melepaskan jabatan tangan kami. Dan aku dapat melihat lelaki yang aku tidak ketahui namanya mendekati Jungkook dan memasang pose berbisik.

"Jadi, sebenarnya dia siapa, Kook?" bisik lelaki yang sedari tadi hanya diam.

Walau dia berbisik tapi aku bisa mendengar suaranya. Orang aneh macam apa yang berbisik dengan suara keras seperti itu.

Jungkook menepuk kepalanya dengan tangan kanannya. Pertanda kesal terhadap pertanyaan yang diajukan lelaki di sampingnya.

"Aku heran. Kenapa kebodohanmu tidak juga berkurang, Hyung?"

Jimin tertawa, "Taehyung memang tidak pernah berubah."

"Ah, (yn). Apa kau tahu? Sebenarnya ruangan ini hanya untuk anggota BTS." Jungkook berbicara lagi padaku.

"BTS? BTS yang boyband itu?"

Tetapi semuanya malah tertawa mendengar ucapanku.

"Bu..kan. Bu..kan.." Hoseok mencoba berbicara. Tetapi ia memegang perutnya, menahan tawa.

Sebenarnya apa yang lucu?

Jimin mencoba berhenti tertawa, kemudian ia berkata, "BTS yang dimaksud Jungkook itu Born To Slay, bukan Bangtan Boys yang boyband terkenal itu."

Hah?

Baru saja aku ingin bersorak karena idolaku berlatih di ruangan ini. Tapi ternyata, salah orang coeg.

"Memangnya Born To Slay itu siapa?" tanyaku mrncoba mencari topik bicara. Jarang-jarang aku ingin berbasa-basi.

"Born To Slay itu ya kita kita. Tapi ini masih kurang 3 anggota lagi." jelas Hoseok.

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku. "Jadi 7 member?"

"Iya. Kita biasanya cover-in dancenya Bangtan Boys."

/bells ringing/

"Aku kembali ke kelas ya."

"(Yn), tunggu!" Jungkook berteriak dan lari menghampiriku. Aku berhenti dan menatapnya bingung.

"Kita ke kelasnya barengan."

Awalnya aku bingung kenapa ia berbicara seperti itu. Tapi akhirnya aku ingat bahwa kami sekelas. Aku tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban untuknya.

**

Aku membuang nafasku dengan kasar. Sekarang sudah jam pulang sekolah. Dan apa kalian tahu apa yang sedang aku lakukan sekarang?

Aku sedang duduk dengan wajah yang malas di depan Kepala Sekolahku. Kepala Sekolah yang biasa aku panggil dengan sebutan Bibi.

Ya.

Dia adalah bibiku. Adik dari ayahku. Anak kedua dari nenekku. Ibu dari sepupuku.

Aku sekarang sedang mendapatkan ceramahan singkat yang nyatanya telah menyita waktuku selama 49 menit 33 detik.

Menyebalkan!!

Inilah alasan kenapa aku tidak ingin sekolah di SMA ini. Tapi apalah dayaku jika orangtuaku memaksaku untuk bersekolah di sini.

Malang memang nasibku.

Dan saat jam menunjuk ke angka 5. Aku baru boleh keluar dari ruangan bibiku yang ber-AC, tapi ntah kenapa tetap terasa panas.

Aku duduk sendirian di halte. Sangat menyedihkan. Aku sudah sangat kelaparan. Tapi bus yang aku tunggu belum juga tiba. Tolong salahkan bibiku yang menyebalkan itu.

Aku lebih memilih memainkan ponselku. Membuka aplikasi media sosial yang sedang populer sekarang.

"(Yn)."

Aku mengangkat kepalaku. Mencari siapa pemilik suara yang memanggilku itu.

Dan aku mendapatkan seorang Park Jimin di atas motor ninja hitamnya tidak jauh di depanku.

"Butuh tumpangan?"

Dan karena aku bukan tipe wanita yang malu-malu kucing, jaim, munafik dan apapun itu namanya. Tanpa segan aku mengiyakan tawaran Jimin.

Sebelum aku naik ke atas motor. Aku memutuskan untuk menghilangkan rasa penasaranku.

"Kenapa kau bisa di sini? Ini kan sudah jam 5."

Jimin terkekeh, "Aku baru saja selesai latihan dance."

"Kau sendiri kenapa masih di sini?"

"Aku tadi memiliki sedikit urusan dengan Kepala Sekolah."

Jimin menganggukkan kepalanya. Dan menyuruhku naik ke motor hitam besarnya. Ini adalah kali pertamaku naik di atas motor sebesar ini. Jujur saja, ini menyeramkan. Kebut-kebutan di saat jalan raya sefang padat-padatnya.

Aku sudah memberitahukan dimana alamat rumahku. Tetapi kenapa Jimin malah berhenti di depan sebuah restoran?

"Kita makan dulu ya? Aku lapar."

"Tapi-"

"Kau juga lapar, 'kan? Tenang, aku traktir."

**

Hari kedua dan ketigaku di sekolah ini berlalu. Aku juga bertambah dekat dengan Jimin. Dan aku rasa aku mulai menyukainya.

Jantungku selalu berdetak lebih cepat saat melihatnya tersenyum.

Dan melihat sifatnya padaku, aku yakin dia juga memiliki perasaan yang sama padaku.

Bahkan kemarin dia mengajakku jalan dan menonton.

Bisakah aku menyebut itu kencan?

**

Hari keempat, kelima dan keenam juga sama. Kami tetap bertambah dekat. Bahkan kedekatan kami sudah menjadi buah bibir di sepenjuru sekolah.

Dan sekarang aku berada di tangga menuju rooftop. Beberapa menit yang lalu aku menerima pesan dari Jimin yang memintaku untuk ke tempat itu. Apakah ia akan menyatakan perasaanya padaku?

Jantungku berdetak sangat cepat. Aku rasa jantungku bisa saja melompat keluar dari tempatnya sekarang.

Aku melangkahkan kakiku ke rooftop. Tempat yang sebenarnya baru pertama kali aku kunjungi.

Aku mengedarkan pandanganku. Mencoba mencari dimana keberadaan lelaki yang beberapa hari ini mengusik pikiranku.

"(Yn)." tapi sepertinya Jimin dulu lah yang telah menemukan keberadaanku. Aku menoleh ke asal suara.

Aku berjalan mendekatinya dengan senyum yang merekah di wajahku. Tapi senyum tersebut mendadak sirna saat ku lihat Jimin tidak sendiri di sini.

Ia bersama dengan wanita yang sangat cantik. Sangat jauh jika dibandingkan dengan diriku.

Saat aku berada di hadapan mereka. Aku mencoba tersenyum.

Sebelum aku bertanya pada Jimin tentang alasan kenapa ia menyuruhku ke tempat ini. Ia lebih dulu berkata.

"Seongji, ini (yn). Orang yang selama ini aku ceritakan. Dia benar-benar mirip dengan mendiam adikku, 'kan?"

Apa maksudnya ini?

"Ah, iya. Dia benar-benar mirip." ucap perempuan bernama Seongji tersebut. Bahkan suaranya sangat indah.

"(Yn), ini Seongji. Dia pacarku. Maaf aku baru memberitahumu sekarang. Aku menunggu saat ia pulang dari program pertukaran pelajarnya. Aku ingin kalian berkenalan secara langsung."

Apa katanya?

Pacar?

Aku hanya tersenyum kecut. Bahkan pacar Jimin adalah orang yang sangat pintar. Tentu saja. Jika tidak, tidak mungkin ia bisa mengikuti program pertukaran pelajar. Perempuan ini sangat sempurna.

Betapa bodohnya aku. Kenapa aku bisa berpikir bahwa Jimin juga memiliki perasaan yang sama sepertiku?

"Hai, (yn). Saat Jimin bercerita tentangmu, aku sangat ingin bertemu denganmu. Jimin mengatakan bahwa kau sangat mirip dengan mendiam adiknya. Tidak hanya dari wajah tetapi juga sifat. Dan itu benar. Kalian sangat mirip."

"Benarkah?" tanyaku sambil tertawa. Tapi sejujurnya aku sangat ingin menangis sekarang.

/bells ringing/

"Ah, sudah bel. Padahal aku masih ingin berbicara denganmu. Ayo kita ke bawah!"

"Kalian duluan saja. Aku masih ingin di sini sebentar." ucapku masih dengan senyuman palsu.

"Apa kau ingin membolos?" Jimin memberikanku tatapan curiganya.

"Tidak! Lagipula guru kami sedang tidak masuk hari ini."

Jimin menghela nafasnya, "Baiklah. Kami turun dulan ya."

Setelah Jimin dan Seongji menghilang dari pintu bewarna hitam tersebut, ntah kenapa air mataku langsung menetes begitu saja.

Ini salahku. Kenapa aku menaruh hati padanya? Padahal ia hanya menganggapku sebagai seorang adik.

Harusnya dari awal aku tahu bahwa dia tidak mungkin jatuh hati pada perempuan sepertiku. Aku benar-benar tidak sadar diri.

----------

Haii😄😄

Okesip udah 3 minggu aing ga update. Akhirnya aku kembali juga dengan cerita abalku. Anyway, makasih yang udah mau baca cerita ini. Ga nyangka bisa sampe 4k readers. Uhhh sarangek sarangek😘😘

Oh ya, cek work aku ya. Dibacaaa. Judulnya Nikung; Park Jimin. Ceritanya krisis pembaca😂😂

Continue Reading

You'll Also Like

422K 4.4K 85
โ€ขBerisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre โ€ขwoozi Harem โ€ขmostly soonhoon โ€ขopen request High Rank ๐Ÿ…: โ€ข1#hoshiseventeen_8/7/2...
46.7K 4K 84
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
95.5K 13.4K 29
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
192K 9.4K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...