T R A P P E D

De eatectner

925K 69.3K 6K

[COMPLETED] One fraction of a moment you can fall in love, a love that takes a lifetime to get over | #26 in... Mais

Prolog
Chapter [1]
Chapter [2]
Chapter [3]
Chapter [4]
Chapter [5]
Chapter [6]
Chapter [7]
Chapter [8]
Chapter [9]
Chapter [10]
Chapter [11]
Chapter [12]
Chapter [13]
Chapter [14]
Chapter [15]
Chapter [16]
Chapter [17]
Chapter [18]
Chapter [19]
Chapter [20]
Chapter [21]
Chapter [22]
Chapter [23]
Chapter [24]
Chapter [25]
Chapter [26]
Chapter [28]
Chapter [29]
Chapter [30]
Chapter [31]
Chapter [32]
Chapter [33]
Chapter [34]
Chapter [35]
Chapter [36]
Chapter [37]
Chapter [38]
Chapter [39]
Chapter [40]
Epilog
Information
Extra Chapter
Let's talk with the cast!
Role Play

Chapter [27]

16.6K 1.3K 146
De eatectner

Ed Sheeran - She

Seorang perempuan menggunakan seragam SMA baru saja turun dari mobil bersama dengan seorang laki-laki menggunakan seragam yang sama. Keduanya berjalan dari parkiran menuju pintu masuk sekolah.

Laki-laki tadi sontak berhenti sebentar, yang membuat perempuan di sampingnya ikut berhenti dan melirik ke arahnya. Ia merogoh kantongnya, dan menekan alarm mobilnya untuk mengunci mobilnya.

"Dasar pikun," kata Via saat menyadari Gadhra lupa mengunci pintu.

Gadhra memilih untuk tidak menjawab omongan Via, dan tetap berjalan masuk ke dalam pekarangan sekolah.

Via dan Gadhra kini sudah duduk di kelas 2 SMA, yang berarti mereka sudah tidak sekelas lagi. Via dan Tahira berada di kelas 11 IPA 2, Gadhra 11 IPA 1, dan Enda berada di 11 IPS 2.

SMA Bina Bangsa tidak mengurutkan kelas berdasarkan tingkat kepintaran mereka, semua murni dilakukan secara acak agar masing-masing siswa saling mengenal satu sama lain, dimana murid-murid hanya bisa memilih penjurusan yang mereka inginkan.

Setelah meletakkan tasnya di dalam kelas, Gadhra berjalan menuju kelas Via yang letaknya persis di sebelah kelasnya. Kedua bola matanya langsung membesar saat ia melihat rangkaian bunga yang berada di atas meja Via. Dengan cepat ia menghampiri meja itu dan mengambil bunga di atasnya.

Laki-laki itu memperhatikan sekeliling, mencari sosok yang tidak ditemukannya, sebelum tangannya bergerak untuk membuka kartu ucapan yang tertera pada bunga.

"Bunga yang cantik, untuk perempuan yang cantik. Lah anjing," kata Gadhra setelah membaca tulisan yang tertera pada kartu itu.

"Lo belom liat aja Via dirumah bentukannya kaya kang somay," lanjutnya.

Setelah meletakkan bunga yang dipegangnya ke atas meja, Gadhra melirik ke arah Jono yang duduk tepat di belakang Via. Tangannya bergerak memukul meja Jono yang membuat laki-laki itu terbangun dari tidurnya.

Jono yang tersentak karena mejanya dipukul menatap Gadhra dengan kesal. "Apaan sih anjing?"

"Mending yang bangunin gue Via gitu kan cakep," lanjutnya. "Lah ini piaraannya."

Sontak Gadhra menampol kepala Jono yang botak. Jono yang menerima tampolannya tertawa dan kembali meletakkan kepalanya di atas kedua tangannya yang terlipat di atas meja.

"Lah si bego malah tidur," kata Gadhra. "Woy, lo liat Via ga?"

"Toilet."

Gadhra ber-oh panjang dan memilih untuk duduk di kursi Via. Dia mengetuk-ngetuk kakinya ke lantai, terlihat gelisah saat menunggu pemilik kursi itu datang.

Sekitar beberapa menit ke depan, matanya melihat Via yang sedang membersihkan tangannya menggunakan tissue masuk ke kelasnya. Dibuangnya tissue itu ke tempat sampah di depan kelas, sebelum perempuan itu berjalan menghampiri Gadhra yang duduk di tempatnya.

"Tin tin!" Via meniru suara klakson mobil, menyuruh Gadhra untuk geser dari tempat duduknya.

Gadhra bergerak duduk di kursi sebelah Via, yaitu kursi Tahira yang orangnya entah lagi ke mana.

Via duduk di sebelah Gadhra sambil menonton tv seri How I Met Your Mother menggunakan ponselnya. Sesekali perempuan itu tertawa saat melihat wajah Barney yang suka tidak dikontrol. Merasa diabaikan, Gadhra langsung menarik ponsel Via yang masih memutar tv seri itu.

"Eh," kata Via reflek saat Gadhra mengambil ponselnya.

"Dhra apaan sih! Kan gue lagi nonton."

Gadhra menatap Via tak percaya. Bagaimana bisa dia tidak merasa bersalah sama sekali setelah diberikan bunga oleh seseorang?

"Ini bunga dari siapa?" tanya Gadhra.

"Oh itu," Via menyandarkan tubuhnya. "Dari Dio."

"Lah dia kan ganteng ya," kata Gadhra.

"Emang."

Mendengar respon Via, kedua bola mata Gadhra langsung membesar, tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja dikeluarkan dari perempuan yang duduk di sampingnya. Ia dapat merasakan panas seakan mengalir ke seluruh tubuhnya, yang membuat nafasnya menjadi susah di atur.

Gadhra menggerakkan badannya mendekati Via, kepalanya bergerak mendekati kepala Via yang membuat perempuan itu sedikit salah tingkah, kedua matanya menatap Via sebal.

"Udah gitu doang?" tanya Gadhra.

Via yang bingung dengan perkataan laki-laki yang duduk di sebelah kirinya, menolehkan pandangannya ke arah lain, perempuan itu sedang berusaha menetralkan detak jantungnya yang kelewat batas.

"Udah apanya?" tanya Via.

"Lo dikasih bunga sama orang, terus lo biasa aja gitu?" tanya Gadhra. "Yang di sini panas Mbak!"

Sontak Via benar-benar tertawa sangat kencang setelah mendengar ucapan Gadhra, membuat laki-laki itu benar-benar kesal.

"Jangan bilang lo ngiranya itu bunga buat gue?"

"Lah ini—,"

"Itu dari Dio buat Tahira, Dhra." Via memotong perkataan Gadhra diiringi dengan tawanya yang kencang.

Jono yang ternyata sedari tadi menguping pembicaraan kedua lovey dovey di depannya itu langsung tertawa kencang sambil menempeleng kepala Gadhra.

"Ga ada juga woy yang berani deketin Via," kata Jono sambil tertawa. "Piaraannya galak banget gini."

Perkataan Jono sukses membuat tawa Via semakin kencang. Air mata yang mengalir dari sebelah kanan matanya membuat tangan perempuan itu bergerak menghapusnya. Mungkin pagi ini tawanya terlalu berlebihan.

"Heh botak!" Gadhra menghadap ke belakang melihat Jono yang masih tertawa karena kesalahan Gadhra.

"Cabut deh lo sana buruan! Sebelum gue naik darah."

Jono yang memang ingin ke toilet langsung berdiri dari kursinya, sebelum mendapatkan pelajaran yang tidak diharapkan dari Gadhra.

"Gue beliin Wak Doyok lu!" kata Gadhra saat Jono baru saja melewati kursinya.

Tawa Via semakin kencang setelah mendengar perkataan Gadhra barusan.

"Wak Doyok anjir," katanya sambil menghapus air mata di pipinya.

Via menyadari saat ini Gadhra masih meliriknya dengan sebal, atau malu lebih tepatnya. Gadis itu langsung menghentikan tawanya, tangannya bergerak menggenggam erat tangan Gadhra yang masih memegang ponsel miliknya, berusaha menyalurkan secercah ketenangan kepada laki-laki di sampingnya.

"Gue seneng lo cemburu," kata Via. "Itu berarti lo emang sayang sama gue."

"Lo masih perlu bukti segimana sayangnya gue?"

Selang beberapa detik kemudian, kedua bola mata Gadhra bergerak memperhatikan sekitar. Memastikan kelas tidak terlalu ramai sebelum ia merangkul Via, menarik perempuan itu untuk mendekatinya, tanpa menyadari bahwa jarak mereka yang sangat dekat saat itu membuat Via tidak dapat mengontrol detak jantungnya.

"I am truly, madly, crazy, deeply, in love with you Thivia." bisik Gadhra. "You make me.... Really addicted."

****

"Udah semua Vi?"

Pagi ini, Reon dan Via sudah berada di Bandara Soekarno Hatta. Keduanya sedang menurunkan barang-barangnya yang akan dibawa ke Lombok, sebelum Reon membayar taxi online yang tadi mengantar mereka menuju bandara.

Via mengangguk pasti. "Udah. Dua koper, dua ransel."

Reon memasukkan ponselnya ke dalam kantong celananya, sebelum ia menarik kopernya dan menggenggam tangan Via yang juga melangkahkan kakinya sambil menarik koper miliknya.

Via membalikkan badannya saat dia merasa seseorang menyentuhnya, dan terbelalak kaget saat melihat Adel dan Eno di belakangnya dengan tangan keduanya yang juga menggenggam koper.

"Lah?!" kata Via. "Kok lo di sini?"

Adel dan Eno tertawa melihat raut wajah Via yang tidak terkontrol saking kagetnya. Adel berjalan ke samping Via, merangkul temannya itu sebelum mengatakan sesuatu kepada Via.

"Kan gue sama Eno ikut ke Lombok."

Sontak Via membesarkan kedua matanya. "Hah?!"

Kini Via mengalihkan pandangannya ke arah Reon. "Serius?"

Adel mengangguk pasti. "Lo pikir ortu lo bakal ngebolehin lo pergi berdua aja sama Ka Reon?"

Via memang membenarkan perkataan Adel, karena dia juga sedikit bingung kenapa kedua orangtuanya memperbolehkannya untuk pergi ke Lombok berdua dengan Reon begitu saja, dan memilih untuk tidak menanyakannya kepada mereka. Takut tau-tau jadi berubah pikiran.

Ternyata Adel dan Eno juga ikut. Pantesan dibolehin, pikirnya.

"Ah elah ganggu aja sih lo!" canda Via yang dibalas dengan tawa oleh ketiga orang di hadapannya.

"Ada yang gagal bung honeymoon-nya," kata Eno yang dibalas dengan tawa oleh Via.

Reon meminta tiket ketiga orang di hadapannya untuk diberikan kepada petugas bandara, sebelum mereka mengantri masuk ke dalam.

"Pergi berduanya nanti ya," bisik Reon kecil saat mereka sedang mengantri masuk ke dalam bandara. "Kalo aku udah bisa nafkahin kamu."

Via reflek salah tingkah dengan omongan Reon barusan. Perempuan itu menyenggol lengan Reon yang berdiri di sebelahnya sambil menahan senyum.

"Salting nih ye," kata Reon lagi.

Kini keempatnya berjalan masuk ke dalam bandara. Setelah melakukan check-in dan sebagainya, Via dan Adel memutuskan untuk membeli cemilan terlebih dahulu untuk dimakan selama perjalanan di pesawat, mengingat pesawat yang mereka tumpangi saat itu tidak menyediakan makanan.

Reon dan Eno memilih untuk langsung menunggu di ruang tunggu, yang dibalas dengan anggukan oleh pacar mereka masing-masing.

Sekitar sepuluh menit kemudian, terlihat Via dan Adel sedang berjalan menuju ruang tunggu. Keduanya langsung duduk di kursi yang telah disiapkan oleh Reon dan Eno. Via mengambil coklat yang baru saja di belinya, membuka bungkusnya dan memberikannya kepada Reon.

Reon menggeleng. "Aku mau minum aja."

Via mengangguk paham. Perempuan itu menunduk untuk mengambil minuman yang berada di dalam plastik yang diletakkannya di atas lantai, membuka tutup botolnya dan memberikannya kepada Reon.

Tidak berapa lama setelah mereka duduk di ruang tunggu, terdengar suara pengumuman yang menyebutkan bahwa nomor pesawat mereka akan segera boarding. Keempatnya langsung menyiapkan barang masing-masing dan berjalan menuju antrian. Butuh waktu sekitar sepuluh menit sampai keempatnya sudah duduk di kursi pesawat mereka masing-masing.

"It's gonna be fun!" kata Via sambil menyandarkan tubuhnya di kursi yang ia duduki.

****

Sesampainya di Bandar Udara Internasional Lombok, keempatnya memutuskan untuk langsung menyebrang ke Gili Trawangan, yaitu salah satu pulau yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Di sana tidak ada kendaraan bermotor sama sekali, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sehingga akan lebih seru apabila pengunjung berjalan kaki atau menyewa sepeda untuk mengelilingi pulau.

Setelah beberapa lama menempuh perjalanan menuju Gili Trawangan menggunakan speedboat, kini Via dan lain-lain sangat antusias saat melihat papan bertuliskan 'SELAMAT DATANG DI GILI TRAWANGAN'.

Disambut dengan laut biru yang sangat jernih, keempatnya langsung berjalan menuju pulau. Via dan Adel memutuskan untuk duduk di sebuah café kecil yang terletak tidak jauh dari pintu masuk, sambil menunggu Reon dan Eno mencari penginapan.

Via mengotak-atik ponsel Reon yang lupa diambilnya—karena dititipkan di dalam tas Via selama perjalanan menggunakan speedboat. Tangannya bergerak membuka aplikasi instagram milik Reon.

"Astaga ini feeds-nya literally bola semua," katanya pelan saat melihat profile instagram Reon.

Iseng, tangannya bergerak mengetik sesuatu di ponsel Reon, sebelum ia menyimpan ponselnya di dalam tas dan kembali mengobrol dengam Adel.

Sekitar 15 menit kemudian, Reon dan Eno datang mengatakan bahwa mereka sudah menemukan penginapan yang cocok. Via dan Adel mengangguk dan berjalan membawa barang mereka masing-masing mengikuti Reon dan Eno.

Reon yang baru saja meminta ponselnya kepada Via sedikit kaget melihat banyak notifikasi yang masuk di ponselnya. Tangannya bergerak membuka notifikasi yang masuk dan senyum kecil mengembang di bibirnya saat melihat foto yang tertera di instagram-nya.

ZarionAnanta : He just got hacked by me lol! Hello Gili!🌊 -V

View all 29 comments

TahiraPutri : Duh yg lagi honeymoon

VikoPrasetya : @DittoKA mata aja cantik cuy!

AdellaMyesha : Ntar gue juga mau gini ah pake hp Eno

DittoKA : @VikoPrasetya sedih gue liat lu.

ChessaThivia : @TahiraPutri eh kok lo ada ig Reon?!

TahiraPutri : @ChessaThivia power of kepo girl of course.


Melihat segala notifikasi yang masuk, Reon tertawa kecil dan segera menarik tangan Via yang berjalan di belakangnya. Tangannya bergerak memukul jidat perempuan itu pelan.

"Bajak-bajak lo ya," kata Reon.

Via hanya bisa cengengesan sambil memegang jidatnya yang baru saja dipukul oleh Reon.

"Vi, Vi." kata laki-laki itu pelan. "Untung sayang."

----⛔----

Continue lendo

Você também vai gostar

(un) Match Couple De siizerr

Literatura Feminina

704K 65.9K 43
Menjadi wanita lajang dengan masa depan yang gak pasti membuat orang tua Arum gigit jari. Dari dulu ia tidak pernah mengenalkan seorang lelaki pada m...
ARGALA De 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Ficção Adolescente

7M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
Not A Match De Damenia

Literatura Feminina

1.1M 106K 22
[Completed] No. 1 at Metropop on 23rd Feb 2020! Meet Nila, a 27 yo, single since born yang dijodohin sama Eyang-nya dengan, Reiga, a 32 yo, cucu dari...
Selaras | ✓ De djangles

Literatura Feminina

2.2M 311K 42
(Cerita Pilihan @WattpadChicklitID Bulan Januari 2023) Afif Akelio Ramaza Hi, Sherina. Saya udah lihat profil kamu. Bisa datang wawancara ke kantor d...