T R A P P E D

By eatectner

929K 69.5K 6K

[COMPLETED] One fraction of a moment you can fall in love, a love that takes a lifetime to get over | #26 in... More

Prolog
Chapter [1]
Chapter [2]
Chapter [3]
Chapter [4]
Chapter [5]
Chapter [6]
Chapter [7]
Chapter [8]
Chapter [9]
Chapter [10]
Chapter [11]
Chapter [12]
Chapter [13]
Chapter [14]
Chapter [15]
Chapter [16]
Chapter [17]
Chapter [18]
Chapter [19]
Chapter [20]
Chapter [21]
Chapter [23]
Chapter [24]
Chapter [25]
Chapter [26]
Chapter [27]
Chapter [28]
Chapter [29]
Chapter [30]
Chapter [31]
Chapter [32]
Chapter [33]
Chapter [34]
Chapter [35]
Chapter [36]
Chapter [37]
Chapter [38]
Chapter [39]
Chapter [40]
Epilog
Information
Extra Chapter
Let's talk with the cast!
Role Play

Chapter [22]

14.5K 1.3K 118
By eatectner

One Direction - Love You Goodbye (Cover)
p.s. Prefer the original one but can't find it on youtube nor soundcloud.

----⛔----


"Mbak gapapa?"

Suara seorang pelayan yang menghampiri Via membuat perempuan itu tersadar. Perih yang mulai dirasakan di tangannya akibat dari tumpahan air teh panas membuat ia merintih kesakitan. Pelayan tadi segera berlari ke belakang untuk mengambil handuk yang sudah direndam air dingin, kemudian kembali ke meja Via dan menyelimuti tangan kanan perempuan itu, berusaha untuk mengurangi perih yang dirasakannya.

"Gapapa mbak?" tanya pelayan itu sekali lagi.

Via menggeleng. Perempuan itu menggigit bagian bawah bibirnya dengan keras, berusaha untuk menahan sakit yang ia rasakan. Bukan, bukan sakit karena air panas yang tumpah ke tangannya. Melainkan sakit karena membayangkan seseorang yang ia sayangi bersama dengan perempuan lain.

Tidak lama setelah itu, Reon datang menghampiri meja mereka. Laki-laki itu sedikit terkejut dengan keadaan meja yang berantakan dan pelayan yang sedang mengobati tangan Via.

"Via kamu kenapa?!" tanya Reon sambil berjongkok dan memegang tangan Via.

Melihat Reon, air mata yang sedari tadi ia tahan langsung keluar dan mengalir ke pipinya. Via langsung berdiri, mengambil tasnya, dan mengucapkan terimakasih banyak kepada pelayan yang mengobatinya.

"Aku mau pulang," kata perempuan itu sambil berjalan meninggalkan Reon yang masih dalam posisi berjongkok.

Reon berdiri, memberikan beberapa lembar ratusan ribu di dompetnya kepada pelayan tadi, kemudian tangannya mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Kolom chat yang masih terbuka di ponselnya membuat Reon mengerti penyebab perubahan sikap Via.

Reon berlari mengejar Via yang sudah berjalan cukup jauh menuju parkiran, berulang kali ia memanggil nama perempuan itu, namun tidak ada jawaban. Ia bisa melihat Via yang sedang menangis di samping mobilnya, dengan wajah yang dibenamkan di dalam kedua telapak tangannya.

Jantung Reon berdegup kencang melihat Via menangis, hatinya benar-benar teriris mendengar isakan perempuan itu. Dengan cepat Reon membawa perempuan itu ke dalam pelukannya, membiarkan perempuan itu menangis sesenggukan di dalam dekapannya.

Via sama sekali tidak menolak saat Reon datang dan mendekapnya. Bahkan saat ini orang yang membuatnya menangis adalah orang yang dapat membawa ketenangan dan kehangatan baginya.

Via berusaha untuk mengatur nafasnya di dalam pelukan Reon, tangisnya yang cukup kencang membuat ia sulit untuk mengatur nafasnya. Dapat dirasakannya Reon yang sesekali mengelus kepalanya dan mencium puncak kepalanya. Ia tidak membalas pelukan Reon, namun perempuan itu menikmati kehangatan yang diberikan oleh Reon. Biarlah ia seperti ini selama beberapa menit ke depan.

Merasa sudah mulai tenang, Via melepaskan pelukan Reon, dan melihat Reon yang kelihatan merasa bersalah? Entahlah, arti dari tatapannya sulit untuk didefinisikan.

Reon membuka kunci mobilnya dan membiarkan Via masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, sebelum laki-laki itu berjalan menuju kursi pengemudi dan masuk ke dalam mobil.

****

Selama satu jam perjalanan tidak ada percakapan sama sekali di antara mereka. Sesekali Reon berusaha memanggil Via dengan pelan, namun tidak ada jawaban dari perempuan itu. Reon tidak berani melakukan kontak fisik dengan Via, bahkan untuk memegang tangannya saja ia terlalu takut.

"Aku salah apa sih Yon?" Via membuka suaranya setelah sekian lama ia tidak merespon Reon.

Reon diam. Ia tidak berani mengeluarkan sepatah katapun seakan mulutnya terkunci rapat. Tangan kirinya memegang setir mobil, dan tangan kanannya ia jadikan tempat untuk menumpu kepalanya, sambil sesekali memijat kepalanya yang terasa berat.

"Aku salah apa Yon?" tanya Via lagi. "Aku gagal nyenengin kamu?"

Reon masih diam. Perkataan yang diucapkan oleh Via sangat menusuk hatinya. Via salah, justru dia lah orang yang paling bisa membuat Reon merasakan kebahagiaan di dunia ini. Namun Reon lebih memilih untuk diam. Laki-laki itu memilih untuk tidak bersuara sama sekali.

"Kenapa?" Via kembali bertanya. Reon dapat mendengar dengan jelas suara Via yang parau, seperti akan menangis. "Kenapa kamu bisa ngelakuin ini di saat aku merasa tidak ada siapapun yang bisa bikin aku bahagia, selain kamu?"

"Vi...," Kalimat yang diucapkan oleh Via benar-benar membuat Reon hancur. "Aku minta maaf."

Via tertawa kecil. "Aku ga butuh maaf kamu."

"Kamu mau minta maaf seribu kali juga percuma. You did it," lanjut Via. "You did it, and it hurts."

Bersamaan dengan kalimat yang diucapkan oleh Via, air mata perempuan itu kembali mengalir di pipinya. Ia menunduk dan kembali membenamkan wajahnya di dalam kedua telapak tangannya.

Setelah keluar dari tol, Reon menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Laki-laki itu kembali bergerak memeluk perempuan di sampingnya. Sekali lagi, Via tidak dapat menolak pelukan Reon. Hatinya ingin sekali untuk menolak, namun tidak bisa. Pelukan itu amat sangat membuatnya kecanduan.

Reon tidak mengeluarkan sepatah katapun. Ia tahu, kata maaf saja sangat tidak cocok dengan situasi ini. Laki-laki itu lebih memilih untuk diam dan berusaha memberikan ketenangan yang mendalam untuk Via.

Selang beberapa menit kemudian, Via kembali melepaskan pelukan Reon. Reon melihat ke arahnya, menatap matanya lembut. Tatapan yang dulu membuat Via jatuh cinta kepadanya.

"Vi...?" panggil Reon. Suaranya terdengar bergetar di telinga Via.

"Aku mau ke rumah Adel aja Yon," kata Via pelan.

Reon mengangguk paham, laki-laki itu bergerak menyalakan lampu sen dan menjalankan mobilnya menuju rumah Adel. Sepanjang perjalanan, Reon sesekali melihat Via yang memalingkan pandangannya ke arah jendela sedari tadi.

Dalam hatinya ia tidak bisa melanjutkan ini, tapi laki-laki itu tetap memilih untuk diam, menahan dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Sesampainya di rumah Adel, Reon membangunkan Via yang tertidur di mobilnya dengan pelan. Via yang terbangun dari tidurnya langsung bergegas mengambil tas nya dan membuka pintu mobil tanpa berbicara sepatah katapun kepada Reon.

Perempuan itu melihat ke arah Reon sebentar dan tersenyum kecil, tanda bahwa ia berterimakasih karena telah membawanya jalan-jalan hari ini. Biar bagaimanapun ia menghargai usaha Reon untuk menyenangkan hatinya karena diusir oleh dosen tadi, meskipun dengan akhir yang sangat tidak menyenangkan.

Reon masih terpaku melihat Via yang tersenyum kecil kepadanya. Senyumannya berbeda dari yang biasa dilihatnya. Senyuman itu sedikit.. Kosong? Entahlah dia juga bingung.

Via segera turun dari mobil dan masuk ke rumah Adel. Reon masih menunggu Via yang berdiri di depan pintu, hingga Adel membuka pintu rumahnya dan sekilas Reon dapat melihat Via memeluk Adel, sebelum pada akhirnya pintu rumah Adel tertutup rapat.

Reon masih diam di mobilnya dan menatap rumah Adel lirih.

"Maaf Vi...," katanya pelan.

Laki-laki itu mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya. Jarinya langsung bergerak mengetik pesan kepada seseorang.

Reon: Gue ga kuat liat dia kaya gini.

Aliya D. : Harus bisa:) kita udah setengah jalan

Reon menghela nafasnya, ia membuka kolom chat-nya dengan Adel, dan mengirimkan pesan kepada perempuan itu.

Reon: Jagain Via ya.

----⛔----

Hallo! Terimakasih semuanya yang udah mau baca dan memberikan votes dan comments di ceritaku! Hehe ga bosen2nya aku bilang i love u guys for sure!❤

Votes dan comments kalian bener2 penyemangat aku hehe.

See ya on next chapter semuanya!

xoxo

Continue Reading

You'll Also Like

15.7M 990K 35
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
9.6M 1.1M 67
Tidak ada perlawanan ketika tubuhnya dihempaskan ke lautan luas tersebut. Otaknya tidak merespon bahwa ia berada dalam keadaan berbahaya, tidak ada r...
62.7K 3.7K 45
Menceritakan keluarga besar Vihokratana dan Adulkittiporn, dan keluarga kecil to be ❤️ Message: Bagi yang sudah mengikuti dari awal dan yang baru me...