I won't Give Up(let me love Y...

Galing kay Moon5Finger

260K 5.9K 434

kisah Seorang cowok straight yang jatuh suka sama cowok gay yang cukup populer di sekolah. homo konten, bagi... Higit pa

1
2
3
4

5

13.5K 919 39
Galing kay Moon5Finger

Selamat Membaca

Semenjak kejadian di hari sabtu itu, Astha mulai menjauhi Dean, saat bertemu di sekolah pun dia tidak bertegur sapa dengan Dean. Semua sudah kembali normal menurut Astha, tidak akan ada Dean lagi yang mengganggu dirinya, Astha sadar kalau Dean memang benar-benar cowok straight dan tidak akan pernah bisa belok. Dean hanya penasaran, dan jika rasa penasaran itu dirinya layani maka yang akan terluka bukan hanya dirinya tetapi Dean juga.

Di kelas Astha sama sekali mengacuhkan Dean, Astha pun memilih untuk pindah tempat duduk. Kalau Dean tidak mau mengalah maka Astha yang mengalah. Astha tidak mau berurusan dengan hati lagi. Sudah cukup Yuda menjadi sebuah pelajaran untuknya.

Di sisi lain, Dean tahu Astha menjauhinya, Dean harus memberi penjelasan pada Astha. Soal kemarin, Dean benar-benar belum siap dengan yang terjadi di antara mereka.

"Tha, gue mau ngomong" ujar Dean.

"Ngomong aja.!"

"Gak di sini. Di kelas terlalu rame."

"Ngomong aja, gak useh berbelit-belit" ujar Astha.

"Soal kemarin Tha." Ucap Dean pelan.

"Gue mau minta maaf, gue salah. Gue gak seharusnya ngelakuin hal itu. Sorry Tha kalo gue udah nyinggung perasaan elo. Tapi jujur kemarin gue belom siap dan gue gak tahu mesti gimana." Jelas Dean.

"Bukan salah elo kok De. Udah clear kan?. Dan inget kita udah gak ada urusan apa-apa lagi. Jadi, jangan takut gue salah paham . Lo bisa lanjutin hidup lo dan gue lanjutin hidup gue." Ujar Astha sambil berlalu meninggalkan kelas.

Dean merutuki kebodohannya, kenapa rasa sakit yang dia rasakan sekarang berbeda dengan saat berpisah dari Rachel. Ini lebih sakit batin Dean. Dean harus memperbaiki kesalahannya, dia harus mencari celah agar Astha mau menerimanya kembali, setidaknya mau menerima kehadiran Dean di sisinya. Astha tahu harus meminta bantuan kepada siapa.
Valeri, teman Astha. Ya, Dean harus meminta bantuan Valeri agar mau membujuk Astha untuk mau menerima kembali dirinya. Dean bergegas menemui Valeri di kelasnya.

Di lain sisi Astha merasa lega dengan keadaan sekarang, hidupnya tak lagi di ributi oleh Dean. Setelah mendengar penjelasan dari Dean tadi, Astha memutuskan untuk pergi ke perpustakaan niatnya Astha ingin menenangkan diri. Sampai di perpustakaan Astha langsung mencari tempat strategis, strategis untuk tidur atau setidaknya sembunyi dari keramaian. Astha bergegas menuju pojokan rak buku. Di sana ada sebuah meja dan bangku. Astha langsung merebahkan tubuhnya di bangku tersebut. Astha menenggelamkan wajahnya diatas lipatan lengannya. Baru saja hendak memejamkan mata tiba-tiba decit suara bangku di geser memekik telinga Astha. Astha mendongak sebentar melihat siapa yang datang ke perpustakaan saat jam pelajaran  begini. Saat Astha mendongak membuka matanya,ternyata itu Radeva kembaran Radean. Sial, batun Astha. Apa tidak ada tempat yang bisa lepas dari dua makhluk Wijaya ini pikir Astha. Astha mendongak sebentar dan kemudian kembali ke posisi semula. Astha pura-pura tidak perduli dengan keadaan sekitar. Dia benar-benar sedang tidak dalam mood yang baik saat ini.

"Ini tempat membaca bukan tempat untuk tidur" ucap Deva tiba-tiba.

Astha hanya mendengus sebentar dan mengacuhkannya lagi. Astha tidak ingin berdebat apa lagi mengeluarkan kata-kata kotor dari mulutnya di tempat penuh ilmu seperti perpustakaan ini.

"Lebih baik kamu cuci muka, Dhyas". Ucap Deva lagi.

Astha geram, kenapa Deva harus mencampuri urusannya. Kalau merasa terganggu dia kan bisa pergi dan tunggu, dia memanggilku Dhyas?
Panggilan itu hanya biasa di gunakan oleh keluarga Astha atau orang yang benar-benar spesial untuk Astha.

"Bacot lo" ucap Astha.

"Aku cuma kasih tahu kamu Dhyas." Jawab Deva.

"Gak kakak gak adek sama aja tukang ganggu orang. Kenapa sih kalian gak mati aja." Ucap Astha. " dan lo jangan sekali-kali panggil gue pake nama itu." Lanjut Astha.

Deva hanya diam sambil menatap bukunya. Deva ingin sekali berbicara tentang siapa dia pada Astha tapi Deva tahu Astha yang sekarang bukan Astha yang dulu, dan semuanya tidak akan kembali semudah membalikkan telapak tangan.

Astha berdiri hendak keluar dari perpustakaan, dia kira di perpustakaan dia bakalan tenang, nyatanya dia malah bertemu dengan kesialan. Sambil menghentakkan langkahnya Astha bergegas keluar dari Perpustakaan. Astha bingung mau kemana lagi. Dia tidak ingin masuk kelas dan lalu bertemu dengan Dean. Astha melangkah menuju belakang gedung sekolah dia harap di sana tidak akan ada hal sial lagi yang menimpanya.

***

Dean sudah sampai di depan kelas Valeri, untung hari ini jam kosong semua guru sedang rapat jadi tidak ada pelajaran. Dean melongok mencari sosok Valeri. Setelah menemukannya Dean langsung memanggil Valeri dan melambaikan tangannya memberi tanda untuk keluar kelas.

Dean berjalan di ikuti Valeri di belakangnya kini mereka menuju taman sekolah yang ada di dekat gedung olahraga. Mereka duduk di bangku.

"Kenapa De?" Tanya Valeri setelah sesaat mereka duduk di bangku.

"Gue mau minta tolong." Ujar Dean.

"Tolong? Apa? Kalo bisa gue bantu. Gue bantu kok De." Ujar Valeri

"Ini tentang Astha."

"Kenapa sama Astha?".

"Elo mau kan bantuin gue buat deket sama dia?" Ucap Dean dengan nada memohon.

"Lha? Bukannya kalian udah deket?" Tanya Valeri.

"Iya sih, tapi karena kecerobohan gue dia jadi ninggalin gue. Dan kayaknya marah Val."

"Ceroboh gimana??" Tanya Valeri.

Dean menceritakan semuanya kepada Valeri. Valeri hanya manggut-manggut mendengar cerita Dean.

"Kalo menurut kacamata gue, elo salah De" ucap Valeri. "Elo secara gak langsung ngehina si Astha. Kalo lo jijik ngapain lo bilang cinta ke dia dan malah ngajak pacaran lagi.". Jelas Valeri.

"Maksud gue gak gitu,gue cuma belom siap aja kalo harus kontak fisik sama dia." Elak Dean.

"Terus kenapa elo bilang suka? Kenapa ngajak pacaran? Elo mau mainin dia De?" Tanya Valeri. "Jangan lo pikir si Astha gak punya perasaan ya De. Hubungan cowok sama cowok itu juga sama kayak hubungan cewek cowok. Mereka pake perasaan gak cuma nafsu doang." Tukas Valeri menghela nafas sejenak.
"Kalo gue jadi Astha gue juga pasti ke singgung, mana ada cowok yang bilang suka ke dia tapi malah bersikap jijik ke dianya. De,mending elo gak usah deketin Astha lagi deh. Elo kan cowok lurus elo gak usah ganggu hidup Astha lagi, yang ada lo bikin dia sakit hati lagi" cecar Valeri pada Dean.

Dean diam, menghela nafas sejenak.

"Gak Val, gue gak akan nyerah. Gue udah bilang sayang ke dia. Gue mau jadi pacarnya dia. Gue sayang dia Val, bantu gue buat bisa deket ama dia. Buat dia maafin gue." Mohon Dean.

" elo bener sayang ama Astha De?" Tanya Valeri sekali lagi.

"Iya, gue udah terlanjur jatuh suka sama dia Val. Please!! Bantu gue Val."

"Lo yakin gak bakal bikin dia sakit hati? Lo yakin gak malu pacaran ama dia?" Tanya Valeri lagi.

"Gue yakin Val, gue gak mau bikin dia nangis lagi kayak kemarin" jawab Dean.

"Terus elo kenapa bikin dia marah?" Tanya Valeri lagi.

"Udah deh Val, elo rempong banget kan tadi gue udah cerita ke elo. Jadi gimana? Elo mau bantu gue gak Val?"

"Iya, iya. Elo mau gue bantu apa?" Ucap Valeri.

"Bujukin dia buat terima gue " ujar Dean.

"Big NO, bro. Itu elo harus usaha sendiri." Ucap Valeri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Dean diam menatap ke depan. Sekarang dia harus bagaimana untuk meyakinkan Astha.

"Gue harap elo gak nyerah kalo emang elo suka sama Si Astha. Lo harus berjuang. Astha orang yang lembut kalo lo udah bisa nyentuh hati dia." Ujar Valeri sambil memegang bahu Dean.

"Semangat bro, tapi. Awas kalo elo sampe bikin dia sakit hati. Gue yang bakalan datengin elo duluan." Ujar Valeri.

"Tenang Val, itu gak akan terjadi. Gue sayang dia. Dan sekarang hati gue udah mantep buat dia." Ujar Dean.

"Ok kalo gitu. Semangat. Selamat berperang. Lo kudu sabar kalo ngadepin doi. Gue cabut dulu." Ujar Valeri sambil berdiri dan berjalan menjauhi Dean.

Dean masih terpaku menatap ke depan. Dia mencari cara untuk bisa membuat Astha mudah di dekati lagi.

Tanpa Dean sadari, sedari tadi Astha berdiri di sisi tembok gedung. Astha mendengar semua percakapan Dean dan Valeri.
Hati Astha sedikit menghangat mendengar ucapan Dean. Tapi Astha belom mau untuk memaafkan sikap Dean. Astha masih tidak bisa percaya pada Dean. Tidak semudah itu, batin Astha. Astha melihat Dean sedang duduk sambil mengusap mukanya  frustasi. Dean bodoh pikir Astha. Kenapa dia bisa berubah menjadi gay? Apa dia tidak laku lagi sama perempuan?

Ok, De kalo elo mau gue masuk dalam permainan asmara elo De, gue bakal masuk. Kita lihat siapa yang bakalan menang. Batin Astha.

Tbc.....

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

703 78 15
Disclaimer : cerita ini mengangkat era masa perang dan berisi sejarah yang tidak nyata karena cerita ini real dari imajinasi author. Jangan mengaitka...
1M 18.3K 7
Tiara di temukan mati bersimbah darah di lantai 3 lorong asrama. Dan kematian Tiara menimbulkan banyak teka-teki bagi keluarganya. Terlebih Kakak kem...
16.9M 750K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
714K 45.7K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...