All About Love (Cinta Rahasia)

By rere_nurlie

9.2K 424 46

"Ku Cinta padamu, Namun kau milik sahabatku, Dilema. Hatiku... Andai Ku Bisa berkata... Sejujurnya." More

Cinta dan Rahasia (Sinopsis)
We All Have Secret
How Could an Angel Break My Heart (2)

Hidin' My Heart - Ending.

1.3K 86 16
By rere_nurlie

Sorry, guys.. kalau judulnya bikin kalian shock :D aku sengaja endingin karna emang begini rencanaku saat bikin ini. selamat membaca

This is how the story went,
i meet someone by accident.

Pertemuan.

#Eleanor Boulanger

Lea  berlari di sepanjang koridor kampus dengan wajah panik. Dia baru tiga hari disini, tak ada satupun kenalan apalagi keluarga karena separo umur tinggal di Jerman lalu melancong ke indonesia selama 7 taun. Sekarang, dia di berada disini karena program beasiswa yang didapatnya susah payah.  

'ruangannya dimana sih? Ya elah susah amat nyarinya...'

Menyerah, akhirnya ia duduk disalah satu kursi taman, dengan kepala mendongkak menatap langit musim panas yang lumayan menyengat. Batinnya awas mendengarkan beberapa pikiran orang – orang yang lewat di depanny, spontan menutup telinga lalu menggeleng kuat ketika tanpa sengaja mendengar bisikan lirih beberapa orang diseberang sana yang sedang berciuman, membuatnya seperti diguyur satu baskom berisi cacing tanah.

"Maaf atas apa yang lo liat, yah. Pasti gak terbiasa." Dia menoleh dengan kening berkerut,  menarik napas – tanpa sadar. Bingung akan jantungnya kini berdetak liar seperti ia baru saja mendengarkan permainan musik opera super cepat dengan suara vokal seriosa yang khas. Tatapan lembut pria itu sekilas mengingatkannya akan Sebastian Pradipta,sepupu gantengnya yang membuat wanita manapun berdebar tak keruan lewat tatapan matanya,  membuat pipinya langsung merona, seolah sedang berendam di bathub dengan suhu air sehangat suam – suam kuku.

Who blew me away,
blew me away.

Ia tak mendengar apapun. hanya keheningan yang ia rasakan, dan membuat hatinya damai seperti melihat aliran air sungai jernih ditengah hutan.

Ini aneh.

Sudah bukan rahasia lagi, papahnya, Mikail Boulanger adalah keturunan Gipsi Romania generasi ketiga yang menurunkan bakat keluarga super langka, yaitu kemampuan untuk mendengarkan langsung pikiran orang lain – bahkan hewan yang berada tak jauh darinya, serta visi akan suatu keputusan yang ia ambil. Kalau boleh jujur, hal ini membuat hidupnya sangat datar karna sudah mengetahui pikiran hampir seluruh penduduk bumi, tanpa perlu memancing pembicaraan yang membuatnya bosan duluan.

Tapi, ini beda.

Apa yang pria itu pikirkan sekarang?

Ia tak sadar telah mendesah frustasi ketika melihat tangan pria itu terulur. "Alexander Pearce."

"Eleanor Boulanger."

Pria itu sedikit berjengit, dan dia sangat penasaran akan apa yang dipikiran orang itu. "Gue harus panggil apa?"

"Lea, lo?"

Pria itu tersenyum, membuatnya spontan membalas. semilir angin sepertinya senang akan pertemuan mereka, karna terasa sejuk untuk suasana sepanas ini. "Alex."

¸

#Almira Rudieva

'bagaimana kalau minta tolong sama Lea ntuk jodohin gue dengan Alex?'

'tapi bagaimana cara bilangnya?'

'Bagaimana kalau dipancing?'

"Lea, lo sama Alex sedekat apa?" Dia tau apa yang berkecamuk di pikiran Mira, sahabatnya, dan membuat ia mendesah. kenapa hidupnya tak pernah tenang? "Sedekat kita sekarang, Mira. Ada apa?"

"Gue.." ia menunggu dengan sabar sambil menata hatinya yang baru saja retak – untuk kesekian kalinya, "menyukai Alex sejak dulu. lo mau, gak jodohin gue?"

"Kenapa harus Alex diantara semua pria yang pernah dekat sama lo, Mir?" dia berdoa dalam hati agar suaranya tak terdengar seperti orang sakit hati dan meminta pertanggungjawaban. Ya Tuhan.. rupanya ini yang dinamakan sakit hati karna cinta. Ia tak sanggup menanggungnya.

"Dialah alasan gue untuk belajar mencintai sekali lagi, setelah gue ngerasain dikhianati mantan tunangan sendiri, Lea."

Kemampuan cinta itu seperti dua sisi mata uang yang berbeda,
Dia bisa menyatukan yang terpisah,
   Tapi bisa juga menghancurkan apa yang sudah terjalin sejak lama.
   Tergantung sisi mata uang mana yang kau lihat.

. "Oke. gue akan menjadi makcomblang kalian berdua."

But, like everythin' i've ever known.
You'll disappear one day.

Mira langsung memeluknya sambil mengucapkan terima kasih berulang kali, dan ia membalas ucapan tersebut dengan elusan dipunggung dengan tangan yang gemetar hebat.

Dunianya runtuh.

So, I'll spend my whole life
Hiding my heart away.

¸

#Alexander Pearce

"Lea..."

"Ya, Alex?" Ia tersenyum ketika pria itu membenarkan topinya yang hampir jatuh dan mengecup pipinya. Ia sangat senang karna bisa menghabiskan waktu seharian dibonceng Alex dengan sepeda keliling kota, menikmati hembusan angin musim semi saat mereka memutuskan makan siang dengan bekal yang sudah ia siapkan didalam keranjang rotan  di taman terbuka, tertawa bersama ketika bekal yang ia bawa ternyata dipenuhi oleh tumpukan daun yang berjatuhan dari pohon tempatnya bernaung, menceritakan apa saja sambil saling menyandarkan punggung masing – masing dan bergenggaman tangan, tersipu malu ketika pria itu merangkul tangannya ketika mereka kembali ke parkiran sepeda dan melanjutkan perjalanan terakhir, yaitu menikmati matahari terbenam di pinggir sungai sambil menatap menara Eifeel dari kejauhan.

Ya Tuhan.. ini sungguh romantis. Tak ada pria manapun yang memberikan pengalaman seindah ini untuknya.

Dan istimewanya lagi, ia baru kali ini merasakan apa artinya kejutan.

"Aku suka kamu."

Deg!

'Lea, Alex ganteng banget." Mira mengucap itu ratusan kali dalam sehari setelah ia mengenalkannya pada Alex di taman dekat kampusnya. 'andai gue gak sama Nick, mungkin Alex akan gue jadi gebetan selanjutnya.'

'Lea...' ia berlutut didepan Mira yang kini bersandar dibelakang pintu dengan isakan penuh menyayat hati, 'gue gak pernah percaya lagi sama pria manapun.' Ia memeluk Mira yang terluka dengan air mata tak terbendung. Sahabatnya patah hati karna tunangan yang paling dicintainya, selingkuh dengan wanita lain.

'Lea...' ia menatap Mira yang tersipu malu, seolah ragu untuk mengungkapkan apa yang sudah ia dengar dari pikirannya. 'Lo mau, gak jodohin gue dengan Alex?'

"Lea?"

Ia melihat pria itu kini tertawa bersama Mira dengan tangan bergandengan erat saat meninggalkan altar pernikahan sembari sesekali berciuman mesra, cincin berhiaskan berlian itu melingkar di jari manis keduanya, ia berada dtengah para tamu yang menebarkan bunga kearah mereka dengan senyum bahagia.

Kemudian, Mira berhenti tepat didepan pintu gereja, mengedipkan mata kearahnya sebelum berbalik, lalu melempar buket bunga cantik itu dengan tawa riang, dan mendarat tepat ditelapak tangannya yang terbuka.

'Semoga lo menjadi pengantin selanjutnya, Lea."

"Hei.."
Ia mengerjapkan mata. Visi akan masa depan mereka bertiga  serta masa lalu terlintas begitu saja seperti bintang jatuh, meninggalkan jejak berdarah dihatinya.

Ia harus berbuat apa?

"Kenapa gue, Alex?"

"Jatuh cinta gak perlu alasan, kan?"

Ini gak benar.

"Gue..."

Alex adalah cinta pertamanya.

Tapi bagaimana dengan Mira yang berani membuka hati setelah dikhianati habis – habisan oleh orang lain? ia tak sanggup menyakiti sahabatnya sendiri.

Ia tak mau persahabatannya hancur karna cinta.

"Maaf Alex," ia menggenggam tangan Alex yang terkepal, menahan diri untuk tidak membuang muka ketika pria itu menatapnya penuh harap, lalu menggeleng pelan. "Gue gak bisa bersama lo. gue terlalu nyaman akan semua ini hingga tak memikirkan untuk mengubahnya menjadi sesuai yang lo inginkan. Gue mencintai lo, tapi sebagai sahabat."

'maafin gue..' bisiknya berulang kali dalam hati.

Ia tak tahan melihat ekspresi terkejut Alex, menahan diri untuk tidak menarik kembali tangan Alex yang mengendur dalam genggamannya. "Mira mencintai lo, Alex. kejarlah dia, jangan gue."


The Day ...

Woke up feelin' heavy hearted.
I'm going back to where i started.

Ia terbangun ketika alarm di nakasnya berteriak nyaring saat menunjukkan pukul 5 pagi dengan perasaan berat. Ia berdiri, melangkah pelan kearah jendela kamarnya , membuka tirai dan menatap langit subuh yang terlihat sedikit mendung.

Yah... seperti hatinya.

Semenjak pengakuan Alex yang kesekian, ia mengabaikan pria itu terang – terangan dan memilih menginap ditempat tante Karen yang terlalu bahagia akan kedatangannya selama beberapa minggu, namun terpaksa balik 1 minggu sebelum pernikahan mereka karena Mira membutuhkannya. Mau tak mau dia kembali dan memilih mengurung diri dikamar atau membantu pihak Wedding Organizer sehingga tak berpapasan dengan pria itu.

Ya Tuhan.. hatinya sakit.

"Lea?" ketukan pintu pelan membuatnya menoleh dan berdehem, menyamarkan suaranya yang sedikit serak karna baru saja terisak kecil. "Ya, Mira?"

"Gue pikir lo masih tidur."

Bagaimana ia bisa tidur dengan hati tersayat setiap harinya? "Gue gugup mikirin gimana lo nanti berjalan didepan altar dan mengucapkan janji pernikahan yang kalian buat tanpa melakukan tindakan konyol, seperti suara lo mendadak hilang atau gagap."

Suara tawa Mira yang renyah dibalik pintu, berbanding terbalik dengan kondisinya sekarang. "karna itulah gue butuh lo sebagai bridemaid agar hal seperti itu tak terjadi, Lea."

"Lo bisa andalin gue."

"Yah, memang harus, kan? Sorry, Lea, gue harus siap – siap sekarang karna gak mungkin, kan seorang pengantin telat di acara pernikahannya sendiri? Jangan tidur lagi, Lea. dadah..."

Ia mengabaikan Mira yang kini bersinandung riang dan memilih beranjak dari jendela, lalu menjatuhkan diri diranjang dan bertelungkup, dengan kepala menutupi bantal agar tak ada yang mendengar isakan pedihnya.

¸

Now Playing : The Days That I'll Never Come – Yiruma.

#bridemaid's dress

Lea setengah berlari menaiki tangga sambil mengangkat gaun bridemaid berwarna pink muda rancangan tante Karen sebagai hadiah pernikahan Mira. Gaun paling sopan yang pernah dibuat oleh tante Karen karna berpotongan kalem sehingga image sebagai gadis baik nan lugu tetap melekat dalam dirinya, mengingat wanita itu menyukai sensualitas serta bakat untuk membuat wanita manapun terlihat menggoda oleh setiap gaun rancangannya yang cukup terbuka.

Butuh perjuangan untuk mewujudkannya.

"Lea?"

Dia terhenti ditengah tangga, menelan ludah  melihat Alex berdiri di salah satu pilar gereja berasitektur Eropa Kuno dengan jas hitam formal khas pengantin pria.

Ia terlihat tampan.

Ia mengangguk. "Pangling, yah?" Ia gugup akan tatapan penuh penilaian dari Alex, dan memilih menunduk ketika pria itu menuruni tangga untuk menghampirinya

Pria itu mengangguk. "Cantik." Ia berpaling ketika pria itu mengelus pipinya dan sedikit menjauh. Ia tak ingin ada salah paham. "Sebentar lagi Mira akan tiba, Alex, dan dia akan jadi pengantin paling cantik yang pernah lo kenal."

"Lea..."
Ia menjauhkan tangannya yang digenggam Alex. "Permisi, Alex."

"Kenapa lo begini?"

Langkahnya yang setengah berlari tertahan begitu saja mendengar ucapan lirih sahabatnya itu. "Harus dengan cara apalagi gue jelasin agar lo mengerti, Alex?"

"Gue mencintai lo."

"Alex..." Ia menoleh dan bertatapan dengan sorot mata lembut yang meredup bak cahaya lilin yang semakin mengecil. "Gue juga, tapi sebagai sahabat."

"Jangan berbohong, Lea. lo gak pernah bisa membohongi siapapun."

Memang, karna itulah gue belajar berbohong lewat lo. "Alex, yang lo cintai itu Mira, karna itulah lo mengajaknya mengikat janji di altar dengan perjanjian yang kalian buat bersama. Gue memang mencintai lo, tapi sebagai sahabat. Please, Alex.. lupain perasaan lo dengan gue. Jangan hancurin apa yang sudah kalian bangun susah – payah selama 2 tahun bersama karna perasaan ini. gue gak akan bisa maafin diri sendiri kalau sampai lo menghancurkan itu."

"Gue selama ini bersama dia karna permintaan lo, Lea."

"Kalau gitu.." ia menuruni tangga dan mengelus pipi kanan Alex. menahan diri untuk tidak menangis. "Gue minta, belajarlah mencintai Mira seperti lo mencintai gue, Alex."

¸

"Tante Karen, kenapa jatuh cinta itu bikin sakit hati?" ia bertanya dengan air mata menetes di pipi ketika menyaksikan Alex berciuman dengan Mira saat pendeta mengucapkan mereka sebagai suami – istri. Mira terlihat sangat cantik dengan gaun pernikahan berwarna putih mutiara disertai tiara dan tirai tipis yang kini tersibak. Ia bisa melihat pancaran bahagia dari sorot mata ungu terang yang unik itu.

Ia tak berani menatap Alex.

Setelah mengucapkan itu, ia meninggalkan pria itu sekali lagi ditengah tangga dan memilih sibuk membantu Mira yang baru saja tiba dengan mobil, dan mengangkat ekor gaun pengantin Mira yang panjangnya hampir 5  meter hingga menyapu tangga , mengantarkannya ke altar pernikahan bersama Alex yang merangkul lengannya. Ia berusaha kuat.

Dan inilah batas kekuatannya.

Ia tersenyum ketika tantenya itu menyodorkan tisu. "Karna gak ada perjanjian sebelumnya bahwa jatuh cinta tidak sepaket dengan sakit hati. tapi itulah hidup, Lea."

"rasanya sakit, tante."

"I know." Ia menceritakan semuanya pada tante Karen pada hari pertama menginap, menangis dalam pelukan wanita yang sudah ia anggap mamanya sendiri selama tinggal di Perancis, membuat suaminya, Om Steven terheran – heran. "Tapi kamu harus berpegang pada suatu keyakinan, kalau Tuhan memang ingin kamu bersama Steven, pasti ada jalannya, Lea. bukan berarti tante mendoakan pernikahan cantik ini gagal lo, yah. Hanya saja, semua yang kita alami sekarang, pasti mempunyai jawaban tersendiri di masa depan."

"Lea gak yakin akan kuat, tante."

"semua manusia memang gak ada yang kuatnya ketika menghadapi suatu cobaan. Tapi seiring berjalannya waktu, perasaan cinta kamu sekarang berubah menjadi biasa saja, sakit pun akan hilang perlahan – lahan. Sehingga ketika kamu bertemu mereka lagi, semuanya akan biasa saja, Lea."

"Tante.."

"Percayalah, Lea. semua akan indah sesuai yang kamu inginkan."

¸

"Semoga lo menjadi pengantin selanjutnya, Lea."

Ia tersenyum mendengar ucapan riang Mira saat melihatnya memegang buket bunga yang dilempar tadi. Alex juga ikut melempar untuk seru – seruan, Cuma tak tau bunganya nyangkut dimana. "Semoga, Mira."

"Terimakasih, Lea."

"itulah sahabat, Mira. Berbahagialah." Alex menatapnya saat ia mengucapkan tersebut, lalu mengucapkan sesuatu tanpa suara ketika Mira sibuk berbicara dengan tamu yang lain.

Gue akan mencobanya, Lea. seperti yang lo mau.

"Ini bunga yang kamu lempar tadi , sayang." kata Mira sambil menyerahkan setangkai mawar berwarna putih yang dilempar Alex tadi, dan menggabungkannya kedalam buket bunga miliknya, lalu menyerahkannya ke Lea. "Sebagai peruntungan supaya lo bisa nyusul gue nanti tahun depan."

"Nemu dimana?"

"Selamat atas pernikahannya, Mira dan Alex." Lea menoleh ketika mendengar suara bariton cukup serak dengan aksen Eropa sangat kental, terdengar familiar. "Lo rupanya, Niko."

Nikolai Mrvica. Pianistnya setiap ia mengadakan pergelaran, tersenyum. "Halo, Lea."

"Gue tinggal dulu, makasih atas buketnya, Mira. Selamat atas pernikahannya. Gue bahagia."

Mira menariknya dalam pelukan, berbisik dengan suara sangat serak karna menangis. "Gue sayang sama lo, Lea. kembalilah kalau lo sudah bosan keliling dunia." Ia tersenyum mendengarnya. Yah... ia berencana melarikan diri setelah pernikahan Alex dengan menari di setiap sudut penjuru dunia yang bisa ia sambangi. Ia terlalu patah hati hingga tak ingin menghirup udara yang sama dengan mereka.

"Oke, Mira."

"Gimana kalau lo pulangnya bareng gue?" tawar Niko yang rupanya tak beranjak dari sisinya. Ia menggeleng. "Gue kesini sama tante Karen. Permisi semuanya." Ucapnya, dan fokus kearah Niko yang menatapnya tanpa kedip. "sampai jumpa satu minggu lagi di Italia, Niko."

Ia tersenyum untuk terakhir kalinya kepada mereka bertiga, lalu berbalik menuruni tangga, kemudian ia melepas kedua sepatunya dan berlari ketika sudah berada di dasar tangga, melempar buket bunga itu ke bak sampah.

Andai ia bisa, ia ingin merobek dadanya sendiri kemudian mengambil hatinya yang berdenyut sakit, lalu melemparnya ke tengah jalan raya. Dia tak butuh rasa sakit menyiksa ini.

Sampai kapan harus begini?

Tapi dibalik semua itu, bisakah melupakan Alex dan menyembunyikan perasaannya?

I wish...

"I can spend my whole life hiding,
my heart, away..."
Adele – Hiding My Heart.

ENDING.

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
3.2M 47.3K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...