CLEOPATRA [h.s]

By Billboardx

10.6K 1.1K 465

[2 September 2016] Cleopatra, julukan ratu mesir yang terkenal dengan kehidupanya yang sangat complicated. Pe... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6

Chapter 2

1.2K 160 50
By Billboardx

Egypt

Sudah hampir setengah tahun Cleopatra telah menjadi seorang ratu, dan saat ini musim paceklik telah tiba. Selama ia memerintah, para rakyat dipaksa untuk bekerja selayaknya budak yang akan di jual di pasar gelap. Mulai dari bertani hingga membangun sebuah piramida untuk mendiang ayahnya dan juga sebagai bentuk keagungan atas kecantikan dirinya.

"Julius, bagaimana dengan semua hasil tani sejauh ini?" tanya Celopatra.

Gadis cantik bermata biru itu kini sedang berjalan menuruni anak tangga, "Tidak berjalan baik Ratuku. Beberapa diantaranya mati dan tak bisa bertumbuh kembali. Jika kau tengok keluar Kerajaan, matahari kini sedang berada di titik tertinggi memancarkan panasnya."

Cleopatra menggeram. Gaun panjang bewarna emas kini terseret cepat seiring langkahnya maju ke arah pintu utama.

Pintu terbuka membuat cahaya matahari langsung menyengat kearah bola matanya, "Ini tidak mungkin." gumam Celopatra.

"Julius!" Panggil Celopatra dengan suara membentak.

Namun sebelum Julius menjawab, salah satu tentara berlari terburu-buru menghampiri Cleopatra. Ia menunduk saat tubuhnya sudah berhadapan dengan Ratunya.

"Ratuku, Celopatra. Ada hal penting yang ingin ku sampaikan kepadamu," ujarnya masih dengan kepala yang tertunduk.

Cleopatra mengangguk, "Bicaralah."

"Gudang persediaan makanan telah hangus terbakar, Ratu."

Tubuh Cleopatra membeku. Satu-satunya gudang yang tersisa kini telah habis terbakar. Ia menggeram, tubuhnya sudah penuh dengan keringat. Tak lama Julius datang menghampirinya dengan wajah tertunduk tak berani melihat wajah Ratunya.

"Julius! Bunuh semua penjaga yang berada di gudang! Mereka semua tak berguna!" tukas Cleopatra dan langsung berlalu masuk.

Gentakkan langkahnya terdengar keras. Cleopatra berjalan menuju kamar Ramses yang berhadapan langsung dengan ladang pertanian. Ia tak kuasa menahan amarah, di musim penceklik seperti ini hanya akan membuatnya semakin kesusahan. Mata birunya nampak terlihat lebih gelap, terbesit di pikirannya untuk melakukan kerja sama dengan beberapa Kerajaan di Mesir. Namun tidak, Cleopatra bukanlah seorang Ratu yang dapat dengan mudah membuat perjanjian dengan Kerajaan lain. Walaupun keadaan sudah mendesaknya seperti ini sekalipun.

Ia memasuki kamar Ramses. Semakin hari keadaan Ramses semakin memburuk. Dengan langkah perlahan, ia mendekati Ramses yang kini sedang berbaring lemah di atas ranjangnya.

"Ayah.." Cleopatra menduduki bibir ranjang Ramses sembari menggegam tangan pucatnya.

"Aku akan melakukan apa saja untuk menjaga nama baik Kerajaan ini," kilah Cleopatra. Baru kali ini mata birunya nampak berkaca-kaca mengingat satu-satunya penguat dalam hidupnya kini sudah terbaring lemah di hadapannya.

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Dengan perlahan ia menoleh dan melihat Julius berada di ambang pintu seraya menggegam sesuatu yang berbentuk seperti gulungan.

"Masuklah." seru Cleopatra yang kini kembali menolehkan wajahnya menatap Ramses.

"Ratuku, terdapat surat undangan untukmu." ujar Julius membuat Cleopatra mengernyitkan dahinya.

Surat undangan?

Lantas, ia langsung mengambil surat yang berbentuk seperti gulungan itu dari tangan Julius. Dengan kilat ia membukanya. Kali ini ia terkejut bukan main, pasalnya ia melihat beberapa kalimat yang menyertakan jika Kaisar Harry ingin mengundangnya untuk makan malam bersama di dalam Kekaisarannya.

Beberapa kali ia berpikir untuk menerima tawaran ini. Untuk apa bangsa Romawi yang notabennya adalah musuh tebesarnya kini ingin mengajaknya untuk makan malam? Cleopatra bukanlah gadis yang bodoh, ia bisa memikirkan beberapa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepannya jika ia menerima ajakkan makan malam ini.

Dengan kilat ia melempar kasar surat undangan itu kesembarang arah. Sudah cukup ia di buat geram dengan semua yang terjadi di hari ini. Julius nampak terkejut dan tak berani menanyakan sesuatu kepada Ratunya.

"Balas pesan itu. Dan katakan jika aku tidak bersedia menghadiri acara makan malam bersamanya," ujar Cleopatra dan langsung bangkit keluar dari kamar Ramses.

Kini pikirannya terpenuhi dengan nama Kaisar Harry. Ia tak pernah mendengar bangsa Roma memiliki Kaisar bernama Harry. Lantas dengan gesit, ia berjalan menuju singgah sananya dan menyuruh Alexander--panglima perang Kerajaannya untuk datang menemuinya.

"Ada apa kau memanggilku, Ratuku?" tanya Alexander.

Baju besi di lapisi beberapa rantai kini tertunduk dihadapan Celopatra. Lantas, Clopatra menarik ujung bibirnya membentuk sebuah seringaian.

"Mata-matailah bangsa Roma Alexander. Dan cari tahulah, siapa sebenarnya Kaisar Roma yang bernama Harry. Aku ingin tahu, seberapa kuat dan tangguhnya ia setelah berani mengajakku untuk makan malam bersamanya." seru Cleopatra seraya menyatu jari-jari tangannya.

"Baiklah Ratuku, aku akan segera kembali membawa kabar bahagia untukmu."

***

Roma

"Yang mulia, ada surat untukmu."

Kaisar Harry menoleh dan mengisyaratkan bawahannya untuk meletakan surat itu di atas meja. Kaisar Harry sedang memandang langit malam. Beberapa kali ia tersenyum mengingat semakin hari Kekaisarannya semakin di puncak kejayaan. Bahkan, kini ia bisa tersenyum puas mengetahui beberapa tentaranya berhasil membakar gudang terakhir milik Kerajaan Cleopatra tanpa di ketahui. Sungguh, ia tak sabar melihat rupa Cleopatra yang akan datang menemuinya untuk makan malam.

"Cerah bersinar di atas langit hitam. Bulan purnama, aku sangat menyukainya."

Kaisar Harry merasakan tubuhnya di peluk dari belakang oleh sesorang. Tanpa menoleh pun Kaisar Harry sudah tahu siapa seseorang yang berani melakukan ini kepadannya.

"Percayalah, bulan itu sama indahnya dengan senyumanmu, Alexa." ujar Kaisar Harry tanpa menoleh.

Tangan Alexa semakin bermain-main di atas tubuhnya. Menjalar ke arah dadanya dan menariknya lebih dekat ke dalam tubuhnya. Kaisar Harry terkekeh. Lantas, dengan perlahan, Kaisar Harry membalikan tubuh Alexa untuk bersadar pada dinding balkon. Tubuh mereka sangat dekat. Bahkan tubuh Kaisar Harry kini menjepit tubuh Alexa yang berada di hadapannya.

"Kau yang tercantik," ujar Kaisar Harry membuat Alexa tersipu malu dengan ucapannya.

"Aku merindukanmu Yang mulia." Alexa membawa kedua tangannya memeluk tengkuk Kaisar Harry.

"Glad to hear that, Alexa. Percayalah, aku juga merasakan hal yang sama denganmu." Kaisar Harry tersenyum manis dan tak lama ia mendekatkan wajahnya menuju rahang Alexa. Ia menciumnnya perlahan membuat Alexa mengigit bibir bawahnya seraya mendongahkan kepalanya ke atas. Ia terus meremas rambut Kaisar Harry alih-alih ingin meminta lebih.

Deru nafas Kaisar Harry, serta lembab bibirnya kini bermain-main membuat tanda di permukaan rahang serta leher milik Alexa. Mereka sudah sering melakukan hal ini, namun mereka tak pernah melakukan hal yang lebih jauh lagi dari ini.

"Ah.. Yang mulia.."

Alexa mendesah saat Kaisar Harry mengigit kecil daerah sensitive miliknya. Kini libido mereka sudah memuncak. Namun mereka tahu, semua ini hanyalah kesalahan yang harusnya segera di hindarkan.

"Aku tak mau membuat kesalahan denganmu, Alexa," bisik Kaisar Harry tepat di samping telinga Alexa.

"Why? Apa karena kita adalah satu darah?" ujar Alexa berbisik sembari memegang lembut rahang Harry agar tak menjauh dari wajahnya.

Mata mereka sama-sama terpejam kendati menikmati indahnya malam ini. Hembusan angin dan pancaran sinar bulan adalah hal yang paling mereka sukai di setiap malamnya.

"Buanglah rasa cintamu kepadaku, Alexa. Kau cantik, indah dan rupawan. Banyak pria yang mengingikanmu. Ingatlah, aku akan terus menjagamu hingga kau menemukan seseorang yang tepat untuk menjadi cintamu nanti."

Tak sadar air mata Alexa terjatuh. Ia menggigit bibir bawahnya kendati menahan rasa sakit saat mendengar ucapan Kaisar Harry. Malam ini memang bukanlah yang malam pertama mereka membuat kesalahan. Namun entah mengapa, dengan datangnya Cleopatra di dalam pikiran Kaisar Harry, membuatnya ingin segera menampik perasaannya untuk adik kandungnya sendiri. Karena dari awal, perasaan mereka hanyalah sebuah kesalahan.

"Apa karena ada wanita lain di hatimu, Yang mulia?" ujar Alexa parau seraya menjauhkan wajahnya. Ia menatap lekat manik hijau di hadapannya yang persis sama seperti miliknya.

"Tidak ada yang menggantikan dirimu di hatiku, adikku. Hanya saja, aku tak bisa membalas perasaanmu lebih dari ini. Maaf kan aku."

Alexa mengangguk, bibirnya membuat senyuman lirih membuat Kaisar Harry semakin merasa bersalah, "Ku doakan yang terbaik untukmu, Yang mulia. Selamat malam." Alexa mengecup ringan pipi Kaisar Harry dan langsung berlalu keluar. Dalam hati ia meringis, ia benci ketika fakta menyadarkannya jika Kaisar Harry tak lebih dari seorang kakak kandungnya.

"Maaf kan aku Alexa." gumam Kaisar Harry seraya mengusap wajahya berat.

Kini langkahnya berjalan masuk saat mengingat surat yang di berikan beberapa saat lalu untuknya. Pikirannya masih bercabang alih-alih mengingat Alexa. Pesona gadis itu tak kalah dari pesona Ratu-Ratu lain. Alexa memiliki tubuh yang ramping, kulit yang indah, rambut yang berkilau serta paras yang sangat cantik. Keturunan Kaisar Harry memang tak dapat di ragukan kembali. Namun lagi-lagi ia harus menghilangkan semua perasaan itu sebelum tumbuh semakin dalam.

Kaisar Harry mengerjapkan matanya dan langsung membuka surat yang terbentuk seperti gulungan. Ia tersenyum menampakan lesung pipinya saat mengetahui jika surat ini adalah balasan dari Kerajaan Ratu Cleopatra.

Ia membukanya perlahan dan membaca dengan teliti, "Oh ini tidak mungkin," gumamnya dan terus membaca kalimat demi kalimat yang tertulis di surat itu.

"Oh shit! Ia telah meremehkanku!" pekik Kaisar Harry sambil membuang kasar surat balasan itu.

"Aku harus melakulan sesuatu. Ratu cantik itu harus menerima pembalasannya karena telah berani menolakku." Kaisar Harry menyeringai dan langsung menyuruh penjaga pintu kamarnya untuk memanggil Vinick.

Tak lama Vinnick datang. Senyuman Kaisar Harry semakin mengembang. Vinnick bertekuk lutut di hapadapan Kaisar Harry sambil memenggenggam helm besi miliknya.

"Ada apa kau memanggilku, Yang mulia?"

"Berikan beberapa hewan ternak yang paling berkualitas serta biji-biji padi untuk Kerajaan Mesir, Vinnick." perintah Kaisar Harry dengan intonasi perlahan.

Vinnick mengernyit. Ia tidak tahu apa rencana Kaisar Harry selanjutnya setelah mendegar perintah ini. Namun ia tahu, rencana Kaisar Harry memang tak bisa di ragukan lagi.

"Dan satu lagi," Kaisar Harry nampak menuliskan sesuatu di atas gulungan kertas yang masih baru. Setelah menunggu beberapa saat, ia memberikan gulungan surat itu ke arah Vinnick.

"Berikan ini kepada Ratu mesir. Pastikan jika ia menerima ini sebelum matahari terbit di atas puncaknya." tukas Kaisar Harry yang sambut anggukan oleh Vinnick.

"Baiklah Yang mulia. Malam ini juga aku akan datang mengunjungi Kerajaan Mesir."

***

Egypt

"Ratuku Cleopatra, malam ini kau kedatangan tamu dari Kekaisaran Romawi."

Cleopatra tersenyum. Dengan perlahan ia menganggukkan kepalanya dan segera menyuruh Julius untuk menyuruh mereka masuk.

Tak lama beberapa tentara Romawi datang di hadapannya dan langsung bertekuk lutut sebagai tanda penghormatan.

Kini Julius sudah kembali berdiri di samping singgasana milik Ratunya, "Mereka membawakan beberapa hewan ternak dan bahan tani untuk Kerajaan kita, Ratuku." ujar Julius tepat di samping telinga Ratu Cleopatra.

Cleopatra mengangguk. Bibir merah mudanya tersenyum membuat siapa saja yang melihatnya bisa dengan cepat jatuh dalam pesonanya.

"Selamat malam Ratu Cleopatra. Kami telah di utus Kaisar Harry untuk datang menemuimu," ujar Vinnick berusaha tetap tenang mengingat betapa cantiknya gadis di hadapannya saat ini.

"Sungguh baik dan dermawan Kaisar Roma telah bersedia memberikan bahan pangan makanan untuk kami. Apa yang bisa kami lakukan untuk membalas budi kebaikan kalian?" tanya Cleopatra sembari tersenyum.

"Kami tak menuntut balas budi apapun dari Kerajaan Mesir, Ratu Cleopatra. Hanya saja, terdapat satu surat yang ingin ku berikan kepadamu," kilah Vinnick dan langsung mengeluarkan segulung surat dari dalam saku seragamnya.

Dengan begitu, Julius langsung mengambilnya dan memberikannya kepada Ratu Cleopatra. Lantas, dengan perlahan Cleopatra membukanya dan membacanya saat itu juga.

Ia tersenyum miring dan berusaha untuk menutupi seringaianya. Cleopatra kembali di undang untuk makan malam bersama Kaisar Harry. Namun kali ini Cleopatra tak ingin menolak, hanya saja ada suatu yang terbesit di dalam otaknya untuk melakukan sesuatu yang terdengar egois sekaligus licik.

"Aku menerima tawaran makan malam ini, namun dengan satu permintaan. Aku ingin makan malam itu di lakukan di dalam Kerajaanku."

***

A/n
HAAA akhirnya aku bisa update juga setelah hiatus 3 minggu wkwk.
Maap, maap, maap banget udah late update, tapi abis ini aku usahain bakal seminggu update 2 kali hwhw.

Semoga aja masih ada yang baca ya :')

Btw, Ratu Cleopatra sama Kaisar Harry belom ketemu aja aku udah gereget, gimana udah ketemu. WKWKWK #plak.

Oke udah pada pinterkan buat give me vomments. Semakin banyak semakin cepat update! Yey!

Ps. Ini pic Alexa Styles

Continue Reading

You'll Also Like

84.7K 12.4K 28
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
189K 29.3K 53
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
844K 45.1K 86
Cerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dala...
715K 34.2K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...