Darkness

By Churniekova

54.7K 3.1K 432

Sejak kecil Sungmin sudah mengenal sex, pengalaman pahit masa kecil membayangi hidupnya hingga dia tumbuh dal... More

Foreword (Harus Dibaca)
Chapter Two
Chapter Three
Chapter Four
Chapter Five
Chapter Six
Chapter Seven
Chapter Eight
Chapter Nine
Chapter Ten
Chapter Eleven
Chapter Twelve
Chapter Thirteen
Chapter Fourteen
New FF Kyuhyun pov (Darkness)

Chapter One

7.9K 263 23
By Churniekova

Menulis cerita ini sangat menantang karena aku menulis dg sudut pandang orang pertama aku harus menjiwai sosok Lee Sungmin yg berusia 10 tahun, bagaimana aku harus masuk ke dunia anak seusianya dan bicara dg perspekstif anak-anak, dg bahasa anak-anak sementara aku ini sudah bukan lagi anak-anak!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Chapter One : Fall Into The Dark

Aku berjalan kaki menuju sekolahku di Hyeonsan Junghakyo. Aku tinggal di Ilsan-dong, Goyang-si, kota yang letaknya di sebelah barat Seoul. Meski hanya berbatasan kota tapi aku belum pernah pergi ke Seoul. Usiaku masih hanya 16 tahun, tingkat 3 di sekolah menengah pertama. Aku tak sabar untuk bisa segera lulus dari sekolah. Aku tak berpikir ingin sekolah lagi karena itu artinya aku masih harus tetap tinggal bersama Babi itu.

Aku yatim piatu, orang tuaku meninggal dalam kecelakaan ketika aku masih hanya berusia 10 tahun, secara hukum aku dititipkan pada keluarga Ayahku, Imo adalah Kakak dari Ayahku karena secara hukum dia punya tanggung jawab untuk merawatku. Biaya sekolah memang gratis karena aku bersekolah di sekolah negeri tapi aku butuh wali resmi untuk menjamin kehidupanku, aku akan mendapatkan pendidikan gratis sampai selesai sekolah menengah atas tapi itu berarti aku harus tetap tinggal bersama Imo dan suaminya sampai aku selesai sekolah nanti. Aku tidak benci pada Imo, dia belum punya anak jadi dia dengan senang hati mengambilku, tapi aku benci suaminya... Babi bengkak yang mesum itu, laki-laki pengangguran, pengacara gagal yang selalu pulang malam dalam keadaan mabuk, dia selalu membawa perempuan pulang tanpa sepengetahuan Imo. Aku benci dia. Aku sangat membencinya. Bukan cuma karena sikapnya yang semaunya tapi karena dia sudah memanfaatkan tubuhku untuk kesenangannya, apalagi setelah sekarang aku tumbuh besar dan mengerti, apa yang sudah pernah dia lakukan padaku itu adalah kejahatan. Aku semakin membencinya.

_____flashback_____

"kau.. anak anjing yang menumpang disini, aku harus memberimu makan dan mengeluarkan uang untukmu, kenapa kau tidak ikut kedua orang tuamu mati saja... aissh... kau harus memberiku imbalan untuk ini.... tunggu sampai kau besar, kau harus mencari uang untukku" aku terkejut mendengar Samchon bicara begitu kasar padaku. Aku baru tinggal disini, Imo yang mengajakku tapi sekarang Imo sedang pergi, Imo bilang akan mengurus kepindahan sekolahku, Samchon dirumah tidak pergi bekerja.
Aku pikir Samchon orang yang baik, tapi ternyata Samchon membenciku. Seumur hidup aku tak pernah mendengar kata-kata kasar seperti itu dari Omma atau Appa. Aku hanya bisa merasa bersalah karena aku sudah merepotkan Samchon, aku memang menumpang disini karena aku tak bisa hidup sendirian.
Aku pergi ke kamar yang kutempati dan duduk menyandar dinding. Omma... Appa... kenapa kalian tidak mengajakku saat kalian pergi... kalau saat itu kalian mengajakku pergi kita bisa pergi ke surga bertiga sama-sama. Sekarang aku sendirian Omma... Appa... Samchon tidak menyukaiku, apa yang harus kulakukan?

Hari keduaku disini Imo meminta Samchon untuk mengantarku ke sekolah tapi dia tidak mau karena dia bilang itu merepotkan tapi Imo marah hingga akhirnya dia menuruti Imo.

"kau benar-benar bocah yang merepotkan, kau harus ingat jalan pulang ini agar kau bisa pulang sendiri nanti, besok aku tidak mau mengantarmu lagi, kau dengar itu? Dan satu lagi, jangan sampai kau buat masalah disekolahmu, kalau sampai aku dengar kau membuat masalah kau akan tahu akibatnya nanti, sana masuk" Samchon menunjuk pintu gerbang.
Aku ingin menangis tapi aku tidak mau membuat Samchon semakin membenciku jadi aku tahan tangisanku. Aku melihat halaman sekolah yang luas, aku tidak tahu harus pergi kemana, aku menoleh melihat samchon sudah pergi.
"ada apa nak?" seseorang mendatangiku.
"aku mau ke kelas.."
"oh.. apa kau murid baru?" aku hanya mengangguk, "baiklah.. jangan takut, ayo sonsaengnim antarkan kau ke kelasmu, kau kelas berapa?" aku tunjukkan jariku "kelas 3" dan aku hanya mengangguk.
Guru disini semua baik, temanku juga baik, tapi aku tidak berani main keluar kelas, aku takut kalau nanti aku membuat masalah, samchon pasti akan memarahiku, jadi aku lebih baik duduk diam didalam kelas.

Setelah sekolah selesai aku pulang sendirian, aku melihat kanan kiri mencoba menghafal jalan yang tadi pagi aku lewati, saat akhirnya aku lihat halaman depan rumah imo aku merasa sangat senang, aku tidak tersesat jadi aku tidak akan dimarahi samchon. Aku masuk ke rumah, perutku sangat lapar, aku tidak punya bekal makan siang karena imo berangkat kerja pagi. Aku langsung pergi ke dapur dan kulihat seorang perempuan didapur.
"kenapa ada anak kecil?"
"aissh.. dia sudah pulang, hey kau.. kenapa kau main didapur? sana pergi ke kamarmu" samchon hanya memakai celana panjang, perut gendutnya menyembul, dia mendorongku sampai ke kamarku lalu mengunci kamarku. Aku lapar... lebih baik aku kerjakan PR dulu.

Kamarku hanya kamar dadakan yang dibuat imo, tidak ada ranjang jadi aku hanya tidur dikasur lantai dan aku tak punya meja belajar, aku hanya bisa belajar dilantai. Imo bilang akan segera membelikanku ranjang dan meja belajar. Perutku terus berbunyi membuatku tak bisa belajar dengan tenang, sudah beberapa jam dan akhirnya aku selesai mengerjakan PR dengan gangguan perut yang keroncongan. Aku mau buka pintu tapi pintu masih terkunci. Aku lapar sekali. Atau lebih baik aku tidur saja. Aku beranjak dari pintu lalu menarik futon untuk digelar. Tubuhku pendek, memeluk futon saja sudah hampir menutupi seluruh tubuhku. Aku gelar futon dilantai lalu aku rapikan dan tidur diatasnya.

Hari sudah gelap saat aku bangun dan aku nyalakan saklar lampu disamping pintu, aku melompat karena saklarnya agak tinggi, atau memang karena tubuhku terlalu pendek. Aku coba buka pintu dan sudah tidak terkunci lagi, aku keluar dan melihat imo didapur.
"Sungminnie sudah bangun? tadi kulihat kau tertidur, kau pasti lelah dihati pertamamu sekolah, apa kau sudah mandi?" aku geleng-geleng kepala, aku lirik samchon yang duduk dengan acuh, "mandi dulu ya, baru nanti makan malam" aku mengangguk walaupun aku ingin makan dulu, aku sudah sangat lapar. "anak-anak memang menyenangkan"
"anak-anak itu merepotkan, kau kan tidak bersamanya sepanjang hari"
"kalau begitu kau cari pekerjaan agar kau tidak perlu repot menjaganya"
"kau selalu membahas itu.." mereka bertengkar lagi. Aku bisa dengar suara mereka dari kamar mandi, rumah ini tidak besar jadi ruangannya saling berdekatan.
Aku rindu rumahku.. omma appa tidak pernah bertengkar, mereka orang tua yang paling baik, tak pernah memarahiku dan selalu mengajarkanku untuk jadi anak yang baik. Tapi sekarang aku kehilangan mereka untuk selamanya. Mereka pergi ke surga lebih dulu dan tidak mengajakku.

Setiap hari aku pulang sekolah aku lihat perempuan yang berbeda-beda ada dirumah imo, dia hanya memakai baju tidur dan samchon seringkali terlihat tidak memakai baju, hanya pakai celana atau celana pendek. Aku harus masuk ke kamarku dan tidak boleh keluar. Aku tidak mau dikunci dalam kamar lagi jadi aku langsung masuk kamar tapi aku akan kelaparan jika aku tidak punya makanan jadi aku langsung buka kulkas dan ambil buah atau susu yang ada sebelum samchon melihatku, baru kemudian aku masuk kamar, karena kamarku ada didapur, ruang yang tak terpakai dan dijadikan gudang sebelumnya.
Jika aku pulang tidak ada perempuan asing dirumah samchon akan menyuruhku membersihkan kamar mandi atau mencucikan baju dengan memakai mesin cuci didalam kamar mandi.
"kau sudah dibelikan ranjang, kau senang kan uh? sekarang kau harus membayarnya dengan bekerja membersihkan rumah ini, jangan hanya menumpang, bersihkan kamar mandi dan cuci baju-bajuku!" dia lempar setumpuk baju ke lantai didepanku.
Saat dia pergi keluar adalah saat yang membuatku sangat lega, aku bisa makan dengan tenang didapur dan mengerjakan PR dengan santai, tapi tiap kali dia pergi itu dia akan pulang larut dan mabuk membuat imo marah dan mereka akan bertengkar lagi, aku tidak suka mendengar suara pertengkaran jadi aku tutup telingaku dengan bantal dan berbaring dalam selimut.

Aku tetap tinggal dirumah imo walau dengan semua hal buruk yang tidak aku suka, aku tidak mungkin menolak keadaan ini karena aku tidak punya tempat lain untuk pergi. Aku hanya perlu melakukan apa yang samchon suruh agar aku tidak dipukul, aku tidak pernah dipukul omma atau appa sebelumnya jadi aku takut tiap kali dia mengancam untuk memukulku jika aku tidak menurut.

Akhir-akhir ini tidak ada perempuan dirumah setiap kali aku pulang sekolah.
"kemana saja kau, ayo cepat sana cuci semua bajuku!" aku hanya jalan menunduk menuju dapur.
Aku segera lepas tas ranselku dan berlari menuju kamar mandi, aku naik pijakan dan memasukkan baju-baju yang perlu dicuci, aku harus menungging meraih tombol yang ada dibagian atas, setelah itu mesin berputar. Aku langsung turun dan kuambil brush pembersih lantai dan cairannya kutuang untuk kusikat.
Tanpa kusadari samchon ada dipintu kamar mandi memperhatikanku, aku harap aku tidak melakukan kesalahan agar dia tidak marah.
"kalau dilihat-lihat kau ini seperti perempuan ya, wajahmu tampak seperti perempuan" dia tersenyum sinis tapi aku menunduk. Teman-teman sekolah dan guruku sering menyebutku imut, mungkin itu maksud samchon, "mungkin karena ada laki-laki yang sepertimu makanya ada orang yang gay" aku tidak tahu maksud samchon, apa itu gay? "mereka mengira karena berwajah seperti perempuan maka mereka bisa melakukan itu pada sesama mereka, aku heran kenapa mereka suka melakukannya dari belakang" dia terkekeh sendiri lalu pergi.
Aku kembali melakukan pekerjaan setelah dia pergi, aku tidak tahu sedikitpun hal yang dia katakan.

"kau pikir kenapa aku tidak ingin punya anak? karena masa depanmu tidak jelas!"
"melakukan itu bukan berarti kau akan hamil, kau ini istriku"
"aku belum pergi ke dokter, aku sibuk" aku mendengar suara pertengkaran samar-samar tapi kata-katanya jelas, aku hanya didalam kamar tak berani keluar.
"kau selalu menolak, jangan salahkan aku kalau aku cari wanita lain"
"kau pikir kau punya apa berani melakukan itu? rumah ini milikku, untuk makan juga uangku, kalau kau berani melakukan itu, kau keluar dari rumah ini!"
"kau...."

Sepulang sekolah aku lihat samchon melempar ponsel ke sofa, "perempuan jalang sialan! disaat aku butuh dia tidak mau" dia menenggak minuman dalam botol yang dia pegang, aku hanya jalan menuju kamar, "hey! kau cuci baju yang ada dikeranjang sana" aku hanya mengangguk dan melewatinya, "bocah sialan, kau ini pembawa kesialan ke rumah ini"
Aku tidak perduli apapun ucapan samchon, dia jahat, aku tidak tahu kenapa imo mau tinggal dengan laki-laki jahat sepertinya.
Aku melakukan pekerjaan seperti biasa dikamar mandi, dia duduk dikursi didapur sambil memandangiku, tak lama kemudian samchon mendekat.
"hey kau... aku punya tugas untuk kau lakukan" dia masuk ke kamar mandi lalu berdiri disamping bathub, "kemarilah"
Aku berdiri menghadapnya lalu dia buka celananya dan seperti dia mau kencing dia mengeluarkan burungnya. (untuk beberapa daerah di Asia memang menyebut 'organ intim laki-laki' dengan istilah 'burung', tidak cuma Indonesia).
"ayo berlutut" dia mendorong pundakku agar turun berlutut "pegang ini" aku tidak tahu kenapa aku harus memegangnya, "ayo cepat, kau mau melawan? uh?" aku maju dengan ragu-ragu lalu kuangkat tanganku, "pegang saja.." dia memegang tanganku untuk menyentuhnya, ini menjijikan, kalau dia mau kencing kenapa dia tidak kencing sendiri? "ayo gosokkan tanganmu, usap burung kesayanganku ini" aku mendongak, "kau dengar kan? apa kau tuli?!" aku mulai menggosoknya walaupun aku tidak tahu untuk apa, "ah... rasanya nikmat" burungnya makin mengeras ditanganku, dia lalu memegang tanganku dan menggerakkan tanganku lebih cepat, "aah..." wajahnya tampak semakin jelek saat dia seperti ini, suaranya terdengar menjijikan, tiba-tiba dia memuncratkan sesuatu dari burungnya dan mengenai wajahku, apa dia kencing? Kenapa samchon sangat tidak sopan. "aku bisa keluar... ah.... ternyata bisa juga uh?" dia senyum sinis dan aku lap dahiku.
Dia pergi dari kamar mandi dan aku segera cuci tanganku serta membasuh wajahku dengan sabun. Aku kesal karena samchon melakukan itu padaku, air kencingnya mengenai wajahku, menjijikkan.

Hari berikutnya samchon mendatangiku saat aku dikamar, dia mengunci pintu kamarku. Wajah jeleknya tersenyum sambil berjalan mendekat. Aku tidak tahu kenapa dia tampak menyeringai senang seperti itu.
"Sungmin-ah!" suara imo memanggil dari luar.
"aissh.. sial.. kenapa dia pulang cepat" samchon membuka kunci pintu lalu keluar, "jagiya.. kenapa kau pulang cepat hari ini uh?"
"kau dirumah? besok aku ada tugas keluar kota jadi hari ini aku pulang cepat, aku mau ajak Sungmin pergi keluar" pintu dibuka dan imo tersenyum, "ayo kita makan diluar" aku mengangguk senang.
Imo mengajakku makan burger, samchon memaksa ikut karena dia juga ingin makan diluar, imo bilang besok akan pergi keluar kota dan kembali saat weekend lusa dan samchon akan menjagaku dirumah, entah kenapa aku sedih saat imo bilang dia akan pergi, aku tidak suka dengan samchon.

Sepulang sekolah hari ini aku ambil makanan yang sudah imo siapkan sebelum tadi pagi imo berangkat keluar kota, aku bawa ke kamar sambil meletakkan tasku. Tapi tak lama kemudian samchon memanggilku.
"Sungmin! kemari kau.. apa kau tidak mau mencuci baju-baju ini?!" aku segera keluar, "cepat cuci!".
Tanpa bicara aku mengambil baju-baju yang dia lempar ke lantai, aku bawa ke kamar mandi. Seperti biasa aku lakukan pekerjaanku, aku sudah pandai mencuci.
"cepat kesini" samchon menarikku dari atas pijakan, "cepat buka bajumu"
"ke..kenapa?"
"buka saja bajumu" dia menarik-narik bajuku jadi aku menurut agar bajuku tidak robek, "buka celanamu" aku juga buka celanaku, "berbalik kesana" dia memutar tubuhku lalu membungkukkanku hingga aku hampir tersungkur tapi aku berpegangan mesin cuci, apa dia akan memukulku? tapi kenapa??
Dia menurunkan celana dalamku.
"jadi disini huh.." tiba-tiba bokongku terasa sakit, dia memasukkan sesuatu ke dalam bokongku.
"sakittt...."
"diam kau!"
Aku tidak tahan rasa sakitnya, aku hanya bisa menangis dengan diam, dia berkali-kali menusuk bokongku. Tapi tak lama kemudian dia menjauh dan bokongku sudah tidak ditusuk lagi.
"jangan katakan pada siapa-siapa, kalau kau bicara kau akan tahu akibatnya, mengerti?!" dia pergi keluar dari kamar mandi. Aku ambil baju-bajuku dan kupakai.
Samchon sudah menyakitiku, tapi aku takut kalau aku mengatakannya pada imo, dia pasti akan marah. Aku usap airmataku dengan diam.

Setelah mencuci aku pergi kembali ke kamar dan makan makananku lagi, tapi saat aku duduk dilantai bokongku sakit, pasti karena samchon sudah menusuk bokongku tadi. Setelah makan baru aku pergi mandi. Perutku mulas, jadi aku buka closet dan duduk untuk buang air, saat kotorannya mau keluar bokongku sangat sakit, kenapa rasanya sakit begini? Omma.. aku tak tahan jadi aku menangis. Apa aku sakit? Setelah keluar aku merasa lega dan aku segera membasuh bokongku, saat aku bangun untuk menyiram ternyata ada darah dari kotoranku, pantas saja rasanya sangat sakit, aku harus minum obat tapi aku sakit apa?
Aku tekan flush dan air menyiram kotoranku lalu aku mandi lagi. Aku segera kembali ke kamar dan duduk tapi aku merasakan sakit lagi. Apa ini karena samchon tadi? Bokongku berdarah juga karena samchon menusuk bokongku? Apa sebenarnya yang dia lakukan?
Aku pergi ke dapur dan memakai kursi untuk memanjat dan mengambil obat dikotak atas, obat apa yang harus kuminum? Aku baca obat-obatnya dan ada obat penghilang rasa sakit, Advil, aku ambil dan kuminum dengan dosis anak-anak yang ada dalam tulisan. Aku terkejut mendengar suara pintu ditutup dengan kencang, samchon pasti pergi keluar. Baguslah.

Saat jam istirahat disekolah aku tetap didalam kelas seperti biasa, walaupun aku ingin bermain dengan teman-teman tapi kebiasaanku duduk diam sendiri seperti ini sudah membuatku merasa nyaman jadi aku tetap duduk didalam kelas. Aku dengar suara sonsaengnim bicara dibalik dinding diluar kelas.
"apa tidak apa-apa kalau kita memberikan pendidikan seksual pada anak? aku merasa itu terlalu vulgar untuk anak-anak"
"tapi di Amerika hal itu sudah dilakukan sejak dini, apa boleh buat kita harus menuruti kurikulum pendidikan yang diharuskan"
"tapi aku masih bingung bagaimana nanti kalau ada murid bertanya padaku?"
"kau jawab saja hanya dokter yang tahu"
"benar juga.."
Aku tidak paham apa yang sudah sonsaengnim bicarakan, tapi sepertinya sonsaengnim akan memberikan pelajaran yang berbeda dari biasanya.
"anak-anak... hari ini kita ada pelajaran baru namanya pendidikan seksual, disini sudah hadir ibu dokter yang akan menjelaskan pada kalian"
"baiklah, halo anak-anak namaku Dokter Yoo Hye Jung, dari Rumah Sakit Universitas Seoul, aku adalah dokter magang lulusan Universitas Seoul yang akan bekerja sebagai dokter, hari ini kakak dokter akan membantu Ibu guru untuk menerangkan mengenai pendidikan seksual dini pada anak-anak" dia sangat ceria dan bersemangat dan dia dari Seoul, "untuk pertama-pertama kita akan mengenal tubuh dan organ tubuh, Sonsaengnim tolong bawakan manekinnya" Sonsaengnim keluar lalu dia mendorong troly yang diatasnya ada patung manusia dengan separuh badannya terbelah, "terimakasih banyak, baiklah anak-anak... kalian pasti sudah tahu bahwa kita, manusia, diciptakan menjadi dua jenis, laki-laki dan perempuan, kalian lihat teman-teman dikanan dan kiri kalian, kalian tahu kan mana yang disebut laki-laki dan perempuan?"
"aku laki-laki!" salah satu murid angkat.
"dia perempuan sonsaengnim!" (dokter&guru sama-sama disebut sonsaengnim)
"iya, betul sekali.. nah sekarang apa kalian tahu apakah perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan?" kami semua saling berpandangan.
"dia rambutnya panjang! perempuan rambutnya panjang!"
"iya! kalau laki-laki rambutnya pendek!"
"hm... belum tentu.. kalau Dokter memotong rambut jadi pendek seperti kalian apakah dokter adalah laki-laki?" aku juga jadi bingung, aku tahu aku laki-laki, aku juga bisa membedakan laki-laki dan perempuan tapi apa bedanya antara laki-laki dan perempuan kalau bukan dari rambut? "tidak semua yang berambut pendek itu laki-laki, ada banyak perempuan yang suka memotong rambutnya jadi pendek bahkan botak sekalipun, tapi mereka tetap saja perempuan, itu tidak merubah diri mereka menjadi laki-laki"
"oh ya?" perempuan juga ada yang botak?
"perbedaan antara perempuan dan laki-laki dilihat dari organ tubuh kelaminnya, seperti manekin yang ada didepan ini, kalian lihat? ini adalah laki-laki dan ini perempuan, apa bedanya? laki-laki memiliki organ yang disebut testis" dia menunjuk bagian bawah "kalian menyebutnya apa?"
"burung!!" memalukan sekali, aku tidak ikut berteriak karena aku merasa malu.
"sementara perempuan tidak punya, perempuan mempunyai organ lain yang dinamakan vagina, ingat anak-anak organ ini adalah organ paling penting bagi kalian masing-masing, jangan sampai orang lain menyentuh organ ini, itu namanya kejahatan".
Kejahatan? Tapi aku sudah menyentuh burung samchon dan itu karena dia memaksaku, apa aku sudah melakukan kejahatan?
"kalian mengerti kan?"
"iya!!" aku diam dan hanya menoleh kanan kiri, kalau aku bilang aku akan dituduh sebagai penjahat, lagipula samchon melarangku untuk mengatakannya.
"hanya kedua orang tua kalian dan dokter yang boleh menyentuhnya itupun hanya jika bertujuan untuk pemeriksaan kesehatan" dokter memberikan penjelasan lagi "kejahatan yang berkaitan dengan organ kelamin ini tidak hanya berupa sentuhan, kalian harus berhati-hati jangan sampai ada orang dewasa maupun anak-anak lain yang memainkan organ kelamin itu atau memasukkan benda asing ke dalamnya, itu namanya kejahatan, baik itu laki-laki pada perempuan atau laki-laki pada laki-laki, atau juga perempuan pada perempuan, jangan sampai itu terjadi, selain organ bagian depan organ penting lain adalah organ bagian belakang" sonsaengnim membalikkan manekin, "organ tubuh ini disebut anus atau bokong, tidak boleh main-main juga, jangan sampai orang lain menyentuh dan memainkannya, apalagi memasukkan benda asing ke dalamnya, selain akan menimbulkan rasa sakit itu juga namanya kejahatan"
Kejahatan? Jadi apa yang samchon lakukan padaku adalah kejahatan?? Aku tidak tahu benda apa yang dia masukkan tapi dia sudah memasukkannya dan itu juga sangat sakit.
"kalian mengerti kan? jaga organ tubuh kita yang paling penting baik itu bagian depan maupun belakang, jangan biarkan orang lain berbuat jahat pada kita, laporkan pada sonsaengnim jika ada yang memaksa kalian atau melakukan hal itu pada kalian"
"iyaa!"
"baiklah.. kalau begitu sampai disini dulu penjelasan dari dokter, dokter akan kesini lagi minggu depan, sampai jumpa lagi" Dokter pergi bersama sonsaengnim.
Kejahatan, samchon sudah melakukan kejahatan padaku. Tapi aku tidak bisa mengatakannya pada sonsaengnim karena samchon pasti akan marah.

______*****_____

Aku pulang dari sekolah tidak langsung pulang ke rumah imo, aku bekerja paruh waktu disebuah toko, aku sengaja bekerja agar aku menghabiskan waktu diluar rumah karena aku tidak mau bertemu babi bengkak itu.

Disebuah kedai ramyun aku membantu melayani tamu.

"Sungmin-ah.. kau ini punya wajah kkotminam yang sangat manis, kenapa kau tidak mau mendaftar audisi idol di Seoul?" noona pemilik kedai ramyun selalu mengatakan aku kkotminam, aku manis, aku cute, aku tidak suka! Itu artinya aku terlihat seperti perempuan!

"aku tidak mau jadi artis, aku tidak mau ikut audisi"

"daripada kau jadi pelayan restoran, kau menyia-nyiakan wajah manismu itu"

"noona kan yang ingin jadi idol?" aku jawab sesuai kenyataan.

"dia itu suka mimpi, tidak sadar wajahnya itu seperti apa" paman pemilik kedai meledek anaknya sendiri dan aku hanya terkekeh.

"appa... kenapa selalu mengejekku"

"kau itu hanya perlu mewarisi kedai ini, tidak usah susah payah audisi-audisi"

"siapa yang mau punya kedai mie seperti ini!" dia melempar lap ke meja yang baru saja dia bersihkan.

"aku mau!" aku angkat tangan, "kalau noona tidak mau mewarisi kedai ini, buatku saja"

"silakan saja" dia merong.

Manusia itu aneh, ada yang mendapat kemudahan dan warisan sejak lahir tapi mereka tidak ingin dan lebih menginginkan hal lain yang tidak mereka punya. Sementara aku yang tidak punya apa-apa, ingin berharap saja tidak bisa.

Aku pulang jam 10 malam setelah kedai tutup. Aku berpapasan dengan samchon yang mabuk dan masuk ke rumah. Imo sedang pergi tugas keluar kota, tadinya aku ingin tidur dikedai saja tapi besok aku masih harus sekolah jadi paman pemilik kedai melarangku.

"kau harus bantu aku.." dia memegang pundakku.

"lepaskan.." aku elakkan tangannya.

"kau.. berani menentangku?!" dia menarik kerah bajuku tapi aku melepasnya, dia sedang mabuk jadi mudah untuk kulawan.

"jangan sentuh aku lagi, aku tidak takut padamu, kalau kau menyentuhku aku akan katakan pada imo dan juga polisi"

"kau... bocah tengik, ini balasanmu setelah kau menumpang hidup dirumahku??"

"ini bukan rumahmu! kalau aku katakan pada imo kau bisa diusir dari sini, apa untungnya buatmu?" dia mengangkat botol yang dia pegang dan aku segera lari ke dalam lalu mengunci kamarku.

"kemari kau bocah brengsek!" dia menggedor pintu kamarku.

"pergi! atau aku telpon imo sekarang juga!"

"dasar anak tidak tahu diri! kau ini sudah tak berharga lagi! tubuhmu sudah kotor! harusnya kau pergi ke klub dan jual diri pada para gay!" dia mengumpat didepan pintu.

"aku tidak gay! pergi kau!" dia memecahkan botol didepan pintuku tapi kemudian tidak ada suara lagi.

Aku sudah berani melawannya, dia sudah tak lagi berani menyentuhku. Tapi aku harus waspada agar jangan sampai dia melukai saat aku lengah. Dia bisa membunuhku jika aku tak waspada.

Aku memang sudah kotor karenanya tapi aku tidak gay, aku tidak suka laki-laki. Aku tidak akan jadi gay. Aku akan menikah dengan perempuan dan mempunyai anak yang akan kucintai dengan sepenuh hati dan tidak akan kubiarkan disakiti siapapun.

>>>>>>>>>>>>>>>

Chapter pertama tanda dimulainya cerita ini. Cukup sulit karena aku tidak tega juga tapi yah penulis jadi tetap harus menulis.

Untuk selanjutnya masih ada flashback dan ditulis dengan huruf miring.

Typo harap maklum ya, kadang aku nulis sambil ngantuk atau gimana. Kalau sempat bisa diedit lagi.

Terimakasih untuk yang udah dukung dan yang udah memahami maksud dari inti cerita ini.

Continue Reading

You'll Also Like

9.7K 127 4
Kumpulan oneshot shounen-ai dengan sedikit bumbu yaoi XD Don't like don't read !!!! buat homophobic dimohon untuk nggak membacanya ya ^^ Warning !!! ...
25.5K 1.6K 10
"Aku tidak lebih baik dari nya. Aku rasa aku tidak pantas untuk marah atau balas dendam. Yah, mungkin memang ini sudah yang terbaik".
458 127 4
[ Fantasy ] "Kuil ThĂ vma." "Aku tidak tahu ini benar atau tidak. Tapi seorang teman pernah bilang, Jin itu hanya datang jika kau membacakannya mantra...
473K 5K 86
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...