Distance

By astetiq

36.2K 2.1K 180

Kamu tidak perlu tanya alasannya, karena aku mulai menyukaimu. -Dean Rafandra Alvarez Aku sadar, seharusnya s... More

PROLOG
1. Distance
2. Distance
3. Distance
5. Distance
6. Distance
7. Distance
8. Distance
9. Distance
10. Distance
11. Distance
12. Distance
13. Distance
14. Distance
15. Distance
16. Distance
17. Distance
18. Distance
19. Distance
20. Distance
21. Distance
22. Distance
23. Distance
24. Distance
25. Distance
26. Distance
27. Distance
28. Distance
29. Distance
30. Distance
31. Distance [END]
EPILOG
om telolet om
HAI!

4. Distance

1.3K 83 13
By astetiq

PARKIRAN terlihat sangat padat. Banyak murid yang membawa motor ke sekolah. Lintang melangkahkan kaki dengan cepat menuju motornya.

Saat mulai menstarter motor, seseorang tiba-tiba duduk di jok belakang dan membuat Lintang menoleh.

"Lo? Mau ngapain sih? Turun gak lo!" teriak Lintang histeris dan segera mematikan motornya kemudian turun. Orang itu ikut turun juga dan kini berdiri tepat di hadapan Lintang.

"Gue boleh nebeng sama lo gak?" tanyanya dengan muka memelas supaya mendapat simpati dari Lintang.

"Ogah! Gak kenal nebeng-nebeng." jawab Lintang ketus.

"Ya udah kalo gitu kita kenalan dulu yuk, abis itu gue nebeng pulang. Rumah gue deket kok," orang itu mengulurkan lengannya. "Gue Dean. Lo siapa?"

"Gue tau."

"Bagus deh. Nama lo siapa sih? Lupa gue."

"Gue mau pulang!" teriak Lintang saat Dean tiba-tiba mencekal lengannya.

"NAMA LO LINTANG KAN?" tanya Dean setengah berteriak.

"Kalo iya, lo mau apa?" jawab Lintang cuek.

"Gue mau nebeng pulang bareng lo!"

"Gue nggak mau!!!"

Tiba-tiba Dean duduk di atas motor milik Lintang dan membuat gadis itu melotot.

"Motor gue rusak, lagi di bengkel. Jadi gue mau nebeng sama lo!" ujar Dean datar.

Lintang berdecak kesal. "Kenapa lo gak nebeng sama temen-temen lo aja sih?"

"Mereka kan udah berdua-berdua pulangnya. Masa gue harus reptil macem cabe-cabean gitu. Ogah!" Dean bergidik membayangkan dirinya naik motor bertiga bersama teman-temannya.

"Bukan urusan gue," tukas Lintang.

Dean menaikkan sebelah alisnya. "Pokoknya gue nebeng sama lo. Sehariiiii ajaaa, please."

"Kalo motor lo rusak, ya tinggal bawa ke bengkel. Bukan maksa orang buat ditebengin. Apa susahnya juga lo naik angkot. Bukan tindakan maksiat ini," ucap Lintang sambil menekuk mukanya.

"Gak bisa. Gue gak biasa naik-naik angkot kayak gitu. Panas. Rame. Lagian gue gak bakal ngapa-ngapain lo kali. Takut banget, sih," kata Dean dengan nada yang sedikit meninggi.

"Kali aja lo mucikari, niat nyulik gue," jawab Lintang datar yang disusul kekehan kecil Dean.

"Rese lo. Nyindir gue gak ada bagus-bagusnya."

Kemudian Lintang merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan beberapa pecahan uang lima ribu. "Nih." kata Lintang kepada Dean sambil mengulurkan tangan yang sudah terkepal uang.

"Apa-apaan nih?" tanyanya. Wajah Dean menunjukan tanda tanya besar.

"Lo gak perlu repot-repot bikin alesan. Gak punya uang buat ongkos, kan? Pake alesan gak bisa naik angkot lagi, rame lah, panas lah. Gak usah malu kali. Kalau lo gak punya uang, bilang aja sama gue," jelas Lintang menyindir lelaki itu.

Dean tertawa kecil. Tangannya merogoh saku dan mengeluarkan dompet. Di keluarkannya uang pecahan seratus ribuan yang jumlahnya berlembar-lembar. "Lo liat uang gue?"

Lintang tersenyum kecut. "Sombong amat lo jadi orang."

"Bagi gue, sombong itu harus." Dean menyeringai.

"Semerdeka lo lah," sahut Lintang cepat.

"Lo lama banget sih. Lo bisa bonceng gak? Kalo gak bisa, biar gue yang bawa motornya, lo tinggal duduk manis di belakang gue. Sini!" ucap Dean sambil menepuk bagian jok belakang.

Lintang masih terdiam memandangi jok motornya dan Dean. Berulang-ulang.

"Sini, honey."

Sebuah bogeman keras mendarat tepat di atas kepala Dean. Membuat cowok itu sedikit meringis, mungkin menggumamkan kata "Aw".

"Makannya cepetan, lo mau pulang gak?"

"Berisik lo." decak Lintang sambil merapatkan tubuhnya ke arah motor dan tidak butuh waktu lama ia sudah duduk di belakang Dean.

"HP lo mana? Biar gue yang pegang." ucap Lintang sambil mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil Handphone milik Dean.

Tanpa menoleh ke arah Lintang, Dean mengernyit. "Buat apaan?"

"Buat gue jadiin jaminan. Kalo lo tiba-tiba modus ngerem ngedadak, gue langsung buang HP lo!" ancam Lintang tegas.

Dean tertawa. "Kalo gitu, lo harus siap-siap buang HP gue."

"Gila lo!" Mata Lintang melotot dan berhasil menjitak kembali kepala Dean.

"Gue gak akan kayak gitu, tenang aja kali," jawab Dean.

✖✖✖


Dean memarkirkan motor di suatu Cafe. Keduanya turun dan Dean siap-siap kena amukan Lintang.

"Kok berhenti di sini? Rumah lo di Cafe?" tanya Lintang dengan wajah kesal.

"Lo ikut aja dulu, gue laper pengen makan dulu." ajak Dean kemudian mencengkeram kuat pergelangan tangan Lintang. Dan tanpa gadis itu sadari, ia telah diseret oleh Dean ke dalam Cafe.

Setelah sampai di dalam Cafe, Dean dan Lintang duduk di satu meja yang sama. Kemudian seorang waiters datang menghampiri mereka berdua.

"Lo mau pesen apa?" tanya Dean kepada Lintang yang terlihat kesal.

"Air mineral," jawab Lintang cuek.

"Yakin itu aja?"

Lintang mengangguk malas, kemudian Dean memesan makanannya kepada waiters. Dan setelahnya, waiters itu pergi meninggalkan mereka.

"Oh iya, Lin," panggil Dean mencoba mengobrol sambil menunggu waiters datang membawa pesanannya.

"Lin? Sok akrab banget sih lo," sahut Lintang sambil memalingkan wajahnya. Membuat Dean kembali bungkam.

Suasana kembali hening. Dean mengeluarkan ponselnya dan melihat notifikasi group LINE-nya yang ia beri nama "ABCDE". Nama tersebut diambil dari inisial nama-nama mereka. Adam, Bani, Chandra, Dean, dan Evan.

Evan: Woy! Ada yang bisa ajarin gue Fisika gak sist?

Bani: Sist, sist! Lo kira ini olshop apa?

Chandra: Ah kampret! Gaya-gayaan rajin lo

Adam: Dapet ilham dari mana lu nyet? Tiba- tiba mau ngerjain PR. Biasanya kagak

Chandra: Bener lo, dam. Si monyet abis nemu ilham

Evan: Ini beneran urgent gengs! Kalo gue gak ngerjain tugasnya, gue bakal disuruh jogging siang bolong sama si kepala plontos itu.

Adam: Pak Ismail maksud lo?

Evan: Yups :'((

Bani: Mendingan lo minta kerjain aja ke si Dean, kali aja bisa. Masa yang kata emaknya calon menteri pendidikan gak bisa ngerjain tugas.

Sebuah senyuman kecil terukir di wajah tampan Dean saat ia membaca kicauan gak jelas para teman-temannya. Dan tanpa Dean sadari gadis di depannya saat ini sedang memperhatikannya dan menatapnya dengan tatapan heran.

"Ngapain sih lo ngajak gue ke sini? Gak penting banget, mending gue belajar aja di rumah." Lintang mendengus kesal.

Dean terkekeh. "Di sini juga gue lagi belajar kok. Belajar mencintai lo."

"Bego!" jawab Lintang.

"Ini pesanannya." Seorang waiters datang dan meletakan pesanan Dean dan air mineral pesanan Lintang. Kemudian pergi lagi.

Dean kembali menatap layar ponselnya dan kembali membuka obroal group.

Chandra: Omong-omong kemana ya si Albert Einstein kita?

Bani: Gue juga gak liat dia dari bel pulang sekolah

Adam: Koar woy Yan! Jangan jadi Sider lu

Evan: Ini sebenernya si Dean baca loh. Di gue read by 4

Adam: Ini sebenernya Dean baca loh. Di gue read by 4 (2)

Bani: Ini sebenernya Dean baca loh. Di gue read by 4 (3)

Chandra: Ini sebenernya Dean baca loh. Di gue read by 4 (4)

Dean: Cie pada kangen gue iye?

Chandra: najis!

Bani: Ogah!

Adam: najis!

Evan: kangenn aneeeeud gue :*

Tanpa sepengetahuan Lintang, Dean diam-diam mengambil gambar cewek itu.

Cekrek. Beres.

Tangannya segera memijit tombol sent. Dan, yap!

Dean sent a picture.

Evan: Wuanjirrrr! Lo lagi di Cafe? Sama Lintang?

Evan: Parah parah parah !!!

Adam: E&

Bani: Kok bisa, Yan?

Chandra: Anjir si kampret!! Dicari-cari malah enak aja berduaan sama cewek.

Evan: Mau dong berduaan

Dean: Sorry nih ya! Ini inceran gue.

Lintang mengeratkan kedua tangannya pada ujung tas miliknya dan kakinya berdiri di hadapan Dean. Membuat Dean mengernyit. "Lo mau ke mana?"

"Mau pulang, lah," katanya sambil menyimpan botol air mineral yang tinggal setengahnya lagi di atas meja. "Siniin kunci motor gue!"

"Biar gue yang anterin lo pulang," bantah Dean.

"Enggak! Gue bisa pulang sendiri. Ini udah sore, Dean," rengek Lintang. Tanpa Lintang sadari, ia telah memanggil nama Dean.

"Apa-apa? Lo manggil gue apa?" goda Dean.

"Ih anj—" tukas Lintang yang segera dipotong oleh Dean.

"Hussstttt... cewek cantik gini pamali kalo ngomong kasar," ucap Dean sambil tersenyum tipis.

"Ya suka-suka gue lah. Emangnya, lo siapa gue?" bentak Lintang.

"Gue?" tanya Dean sambil menunjukkan tangannya di depan dada. "Ummm... PACAR lebih cocok kali ya?" ujar Dean menaik-naikan sebelah alisnya dan tersenyum menyeringai.

Tangan Lintang dengan cekatan mencubit perut Dean dan membuat laki-laki itu meringis kesakitan.

"AW!!! Sakit sayang. Kalo mau, mendingan peluk, jangan nyubit," ucap Dean lagi-lagi menggoda Lintang.

"Gue sumpel juga ya mulut lo!" ancam Lintang.

"Boleh juga tuh. Tapi gue pengen pake bibir, gimana?" Lagi-lagi, Dean membuat Lintang emosi kesekian kalinya.

"AJAIB LO! PENYAKIT GILA LO ITU UDAH TAMBAH PARAH TAU GAK?" Lintang menyimpan kedua tangannya di pinggang.

"Gue gak akan gitu, Lintang. Duduk dulu sebentar, gue laper. Abis itu gue janji deh anterin lo pulang," ucap Dean dengan nada normal.

Akhirnya Lintang kembali duduk di kursinya dan menunggu Dean makan. Dan selama makan, Dean tak sedikit pun menawarkan makanannya kepada Lintang. Kayak misalnya, 'Lin, lo mau makan juga?' Atau 'Gue pesenin makan buat lo ya?'

Bah! Boro-boro, liat aja sekarang dia lagi asyik-asyiknya makan sendiri.

"Dasar! Cowok jadi-jadian," umpat Lintang dalam hatinya.


✖✖✖


a/n:

Baru nemu ilham wkwwkwk
Jangan lupa vote comment ok!

With love,

Astia🌸

Continue Reading

You'll Also Like

15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
5.6M 377K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
8.4M 518K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
6.2M 481K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...