Oriana's Wedding Diary (Akan...

By AyanaKamila

4M 141K 4.3K

Warning: Sebagian cerita telah dihapus demi kepentingan penerbitan "Kamu boleh mencintai orang lain dan aku n... More

Blurb
Juli 2016
Juli 2015 - Pernikahan
Juli 2015 - Surat Perjanjian
Juli 2015 - Kesepakatan
Agustus 2015 - Satu hari di tanggal 31 Desember 2013
Agustus 2015 - Menikah pura-pura
September 2015 - I kissed him
September 2105 - Dia Ayesha
September 2015 - Her eyes
September 2015 - Cause I'm Yours
Oktober 2015 - Just Falling
Oktober 2015 - Kehilangan
Oktober 2015 - Happiness
November 2015 - Without You
November 2015 - Stay
November 2015 - Restart
November 2015 -She Will Be ...
November 2015 - Pudar
November 2015 - Kiss me!
Desember 2015 - Stay With Me
Desember 2015 - So Sick
Info penghapusan cerita
Voting cover Oriana's Wedding Diary
Info pemenang dan sekilas info PO OWD
Pre Order Oriana's Wedding Diary
Prolog Oriana's Wedding Diary
Special Interview with Oriana Jasmeen & Argani Hanan
Pernikahan
Agustus 2016
H-2 Pre Order dan Konfirmasi Pembayaran
Order novel Oriana's Wedding Diary
I'll never love again

September 2015 - Pertengkaran pertama

78.3K 5.8K 127
By AyanaKamila

Pagi-pagi sekali, Oriana sudah meninggalkan apartemen Arga tanpa berpamitan dengan suaminya itu. Papanya mengabarkan bahwa mamanya terkena serangan jantung dan sekarang berada di UGD Rumah Sakit Harapan Kita.

***

Ketika terbangun, biasanya suasana apartemen miliknya sudah terang benderang karena Oriana yang selalu membuka tirai agar cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Tapi kali ini suasana redup masih melingkupi segala penjuru ruang apartemennya.

Apa Oriana belum bangun?

Sudah dua bulan sejak pernikahan mereka dan tidak ada progress sama sekali dalam hubungan mereka. Arga dan Oriana masih seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal dan terpaksa terjebak di situasi yang sama. Begitulah kehidupan yang kini mereka jalani.

Tinggal sepuluh bulan lagi, hitung Arga dalam kepalanya. Dan kalau Oriana tetap bersikap kooperatif seperti sekarang, dia bisa menjamin kelak perpisahan mereka akan menjadi hal yang paling membahagiakan untuk keduanya.

Oriana Jasmeen!

Siapa yang tidak mengenal perempuan berbakat itu? Hampir semua lelaki mengagumi kecantikan yang dimiliki Oriana. Dan, sebagai pewaris tunggal keluarga Soedjono, Oriana adalah sosok putri mahkota yang diidam-idamkan oleh teman-temannya.

Cantik dan kaya! Padanan yang sempurna bukan?

Tapi tidak begitu bagi Arga. Harga dirinya sudah terbeli ketika orang tuanya menyuruh untuk menerima perjodohan antara dirinya dan Oriana.

Secara tak kasat mata, Arga telah dijadikan pion oleh keluarga Soedjono untuk meneruskan kerajaan bisnis milik mereka. Semua orang tahu bahwa Oriana sama sekali tidak tertarik dalam dunia bisnis dan tidak bisa diandalkan.

Jadilah dia—Argani Hanan—yang menjadi tumbal. Kebebasannya dibeli oleh orang tua Oriana dan karena itu semua pencapaian yang selama ini diraihnya tidak terlihat sama sekali.

Orang-orang di luar sana terlanjur memberikan cap pada dirinya sebagai laki-laki matrealistis! Itu semua karena dia menikahi Oriana.

Dan, satu-satunya cara untuk Arga melepaskan kutukan itu adalah dengan bercerai dengan Oriana. Itu untuk alasan pertama dan alasan kedua kenapa Arga memilih bersikap kejam pada Oriana karena ada seseorang perempuan yang dia tunggu kepulangannya dan akan kembali dalam pelukannya.

Dia Ayesha... perempuan yang telah mengisi hati Arga.

***

Oriana: Aku udah di rumah sakit, tadi pagi-pagi ditelepon sama papa kalau mama kena serangan jantung.

Sebaris pesan dari Oriana itu cukup mengagetkan Arga, apalagi perempuan itu baru mengabarinya saat jam sudah menunjukan angka tiga sore.

Arga: Di rumah sakit mana? Kamar nomor berapa?

Arga segera membalas pesan Oriana tadi. Pernikahan mereka memang hanya pura-pura tapi Arga kesal ketika Oriana tidak memberitahukan berita sepenting itu padanya dengan segera. Walaupun kelak pernikahan mereka nanrti akan berakhir, Arga ingin apa yang diawali dengan baik juga akan berakhir dengan baik.

Oriana sama sekali tidak membalas pesan Arga, ketika Arga mencoba menelepon... nomor handphonenya malah tidak aktif.

Untungnya, Arga masih menyimpan nomor Mea. Gadis itu pasti tahu di mana keberadaan Oriana.

***

Arga datang dengan membawa parcel buah, perlahan dia melihat Oriana yang duduk menyender dengan kepala menunduk dan mata terpejam. Tidak ada siapa-siapa, hanya ada Oriana di sana... karena tidak ingin membangunkan Oriana, Arga duduk di sebelah istrinya itu dan tanpa berkata apa-apa.

Dari penampilannya yang hanya menggunakan jeans dan kaus, Arga menebak kalau Oriana pasti tadi sangat panic dan buru-buru hingga dia tidak memedulikan penampilannya.

Oriana yang tertidur, tidak sadar bahwa kepalanya telah menyender di bahu kokoh milik Arga. Arga reflek tertawa... Oriana jauh lebih manis ketika tertidur seperti sekarang.

"Keluarga Ibu Liliani Soedjono..." panggil seorang suster.

Oriana yang mendengar nama ibunya dipanggil, mendadak bangun dan kaget. Pertama karena ada Arga di sampingnya dan kedua seorang suster yang memanggilnya untuk memberitahukan informasi penting.

"Saya anaknya, Sus, ada apa?"

"Ibu Liliani sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat."

Oriana mengangguk, "Terus kondisinya gimana?"

"Nanti dokter yang akan menjelaskan."

Oriana mengangguk dan kembali duduk. Kenapa Arga bisa ada di sini? Oriana sudah sangat lelah, jadi dia putuskan untuk tidak bertanya atau berbasa-basi kepada suami gantengnya itu.

"Gimana kondisi Mama?"

"Hmm, tadi sempat kritis tapi untungnya masih bisa diselamatkan," jawab Oriana seadanya. "Itu buah buat Mama?" tunjuknya pada parcel buah di samping Arga.

"Iya, saya bingung mau bawa apa."

Oriana mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Tapi ada sesuatu dalam hatinya yang menyuruhnya agar tidak terbuai oleh kebaikan Arga.

"Kalau kamu mau pulang, pulang aja. Nanti aku salamin ke Mama," ucap Oriana saat melihat brankar milik mamanya keluar dari ruang UGD.

Arga tampak mengeryitkan keningnya tapi dia tidak menggubris ucapan Oriana dan malah mengikuti langkah istrinya sampai mereka di ruang VIP.

"Papa ke mana?" Arga bersuara lagi.

"Papa pulang sebentar."

Oriana duduk di kursi sebelah brankar mamanya, sementara Arga memilih duduk di sofa dan membaca Koran yang disediakan. Sungguh kehadiran Arga di sini sangat menyiksa bagi Oriana... apa maksud Arga melakukan hal ini padanya?

"Gimana Mama?" tanya Papa yang baru saja datang.

"Kondisi mama udah lumayan stabil tapi masih harus dipantau Pa. Kalau kondisinya semakin baik, mungkin operasi bisa segera dilaksanakan," tutur Oriana.

Papa terlihat lega ketika mendengar penjelasan Oriana. "Sekarang kamu pulang dulu, gantian istirahat," kata Papa.

"Aku aja yang nginep di sini, Pa."

Papa melirik pada Arga, "Tuh udah dijemput sama suami kamu."

Oriana menggerutu kenapa kehadiran Arga malah menyulitkannya, padahal dia ingin sekali menjaga mamanya.

"Ar, aku boleh kan nginep di sini?" tanya Oriana pada Arga.

"Boleh. Tapi kamu pulang dulu, istirahat sebentar... nanti malam saya antar kamu ke sini."

"Tuh denger kata suami kamu."

Kenapa Arga jadi perhatian begini sih???

"Pa, saya sama Oriana pulang dulu," Arga pun bangun dari sofanya dan menunggu Oriana agar bergerak menurutinya.

Dengan berat hati, Oriana mencium pipi mamanya lebih dulu sebelum pulang lalu bersalaman dengan papanya.

"Papa mau makan malam apa?"

"Nggak usah mikirin Papa... pikirin dulu suami kamu. Kamu seharian di sini, udah ngurusin makan dia belum?"

Oriana gelagapan sendiri! Mana pernah dia mengurusi makan Arga, kan Arga-nya yang nggak mau diurusin!

"Yaudah-yaudah, aku pulang!"

***

"Pakai mobil saya aja," ketika mereka sampai di parkiran.

"Terus kalau nanti aku mau ke sini lagi gimana? Naik taksi? Repot ah!" Tolak Oriana mentah-mentah atas usul Arga.

"Nanti saya antar."

Oriana reflek berhenti. Ini lelaki maunya apa sih? Kadang dingin, kadang panas...

"Kamu nggak perlu merasa memiliki kewajiban sebagai suamiku, Ar! Aku bisa kok bohong dan tetap menjaga nama baik kamu di depan orang tuaku. Tapi nggak usahlah memperlakukan aku kayak sekarang," ucap Oriana meledak-ledak.

"Kamu ngomong apa sih?"

"Kelakuan kamu yang kayak gini, bikin semuanya jadi abu-abu! Jangan bohongin orang tua aku dengan kebaikan kamu yang cuma pura-pura, supaya kamu bisa dibilang suami yang baik," cecar Oriana.

Arga diam, terlihat kilatan kemarahan di matanya. Tapi itulah yang ada dipikiran Oriana sekarang. Sikap Arga yang seperti ini, jelas-jelas hanya akan menyulitkan kondisi mereka berdua.

Oriana berbalik dan berjalan menuju mobilnya terparkir, dia tidak ingin menunggu Arga memberikan penjelasan, karena Oriana yakin penjelasan apa pun tidak akan memberikan efek apa-apa.

Tanpa disangka, Arga menarik lengannya. Membuat langkahya terhenti. Sejenak Oriana menyadari, kalau dia telah berhasil membuat Arga benar-benar marah.

"Saya nggak berpikir serumit itu. Saya datang, karena saya peduli dengan kondisi mama kamu."

"Peduli kamu bilang? Buat apa? toh akhirnya kamu juga akan menyakiti mereka kan? Nggak usah sok peduli sama aku dan keluargaku," teriak Oriana makin kesal dan membuat matanya berkaca-kaca. Kondisi mamanya yang sempat kritis dan ditambah Arga yang bersikap bak malaikat. Semuanya tumpah ruah dalam satu emosi bernama air mata. Dan, Oriana benci menunjukkan kelemahannya.

"Lepas, aku mau pulang!'

Bukannya melepas, Arga malah mencengkram tangan Oriana makin kencang...

"Kamu pulang sama saya."

Oriana yang sudah lelah, sudah kehabisan tenaga untuk melawan Arga.

"Setahun Oriana! Selama setahun kamu adalah istri saya. Masalah kamu dan keluarga kamu juga jadi tanggungjawab saya."

Kamu bener-bener bajingan, Arga!!!

***

Continue Reading

You'll Also Like

22.7M 1.9M 91
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA] Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara d...
29.2M 2.5M 70
Heaven Higher Favian. Namanya berartikan surga, tampangnya juga sangat surgawi. Tapi sial, kelakuannya tak mencerminkan sebagai penghuni surga. Cowo...
15.3M 217K 8
Sudah terbit
16.4M 1.6M 72
Galak, posesif, dominan tapi bucin? SEQUEL MY CHILDISH GIRL (Bisa dibaca terpisah) Urutan baca kisah Gala Riri : My Childish Girl, Bucinable, Gala...