Hello [COMPLETED]

By chockate

128K 5.1K 171

Hello. 1 kata yang akan menentukan nasib mu untuk kedepannya. Ntah itu kisah cinta mu atau kisah persahabatan... More

Prolog
Part 1 : Meet Him(?)
Part 2 : Nadiv's Genk
Part 3 : Freak Boy?
Part 4 : Who are they?
Part 5 : Treble
Part 6 : He's Comeback!
Part 7 : Bullying
Part 8 : OMG
Part 9 : Sweet Day
Part 10 : Kenapa?
Part 11 : Jadi...
Part 12 : Bahagia
Special Part : Razka PoV
Part 13 : Si Anak Baru
Part 14 : Penjelasan
Part 16 : Ada Apa Ini?
Part 17 : !!
Part 18 : Everything Has Changed?!
19 : Bertemu
Part 20 : Kenyataan
Part 21 : Kali Kedua (Last)
Epilog
[Sequel] Yay/Nah?

Part 15 : Razka - Devan - Radit?

4.2K 187 2
By chockate

Sejak hari penjelasan itu,Dara sudah tidak sejudes biasanya dengan Razka. Walau masih belum bisa dibilang mereka kembali seperti dahulu.

Sedangkan Devan dan Radit berlomba lomba merebut hatinya. Dara dibuat pusing 7 keliling dengan mereka. Devan yang lucu. Dan Radit yang cool. Ditambah Razka yang sangat perhatian.

Sungguh rasanya Dara ingin pindah dari sana sekarang juga.

Seketika Dara teringat,sudah 7 bulan ia disini. Ini diluar kebiasaan pekerjaan papa Dara.

"Oh ya Ma,kok tumben kita bisa netap disini lebih dari 4 bulan?" tanya Dara saat makan malam.

"Dara,kamu selama ini melamun ya? Kita kan sudah bahas itu berulang kali" jawab Mama. Dara menoleh bingung.

"Berulang kali?? Wait-maksudnya apaan nih?"

"Jadi Ra,kita udah gak pindah pindah lagi. Papa udah ditugasin permanent disini. Tapi tetep gak bisa nutupin kemungkinan kita pindah lagi sih" jelas Papa. Dara mengangguk-angguk pertanda mengerti. Setidaknya akhirnya ia bisa memiliki sahabat yang sesungguhnya.

Dara tak bisa membayangkan hidupnya tanpa cerewetnya Nadiv,godaan usil Devan,perhatian Camel dkk,dan juga jauh dari Razka untuk sekarang mungkin akan menyiksanya.

"Udah di makan. Hidup kok ngelamun mulu" tegur Dira. Dara cengengesan lalu mulai memakan makan malamnya.

~~~

"Hai Dit" sapa Dara saat ia melihat Radit sudah duduk manis dibangkunya.

"Oh halo. Tumben baru dateng?"

Dara memegangi kepalanya. "Kesiangan" rasa pusing sedikit demi sedikit mulai ia rasakan.

"Lha lo gapapa?? Muka lo pucet loh Ra" kata Radit dengan ekspresi wajah datar tapi bernada khawatir.

"Gapapa. Ntar aja gue istirahat ke UKS. Pelajaran Mat nih. Ntar ga bisa ketemu Mami Is" canda Dara. Mami Is sebenarnya adalah Bu Is. Guru Matematika kelas Dara.

Radit tertawa pelan. "Ada ada aja lo. Awas sampe pingsan"

"Emang kenapa? Kan lo tinggal gendong gue ke UKS"

"Dih pegel linu ntar gue" balas Radit sambil mulai mencorat coret buku tulisnya.

"Dih sok sok an lo" kata Dara dengan tertawa.

Istirahat ,Dara berjalan agak sempoyongan ke UKS dibantu Nadiv dan Radit.

"Lo ngapain maksa sekolah?" sentak Nadiv.

"Lha ntar gue ketinggalan pelajaran" Nadiv menggeleng gelengkan kepalanya. Heran dengan ke keras kepala an sahabatnya itu.

"Kalau kek gini kan sama aja" ucap Nadiv lalu mulai membaringkan Dara di ranjang UKS di bantu Radit.

"Atau jangan jangan lo ga mau ntar kangen ga ketemu gue ya??" tebak Radit. Dara tertawa keras mendengarnya. Dan Radit tersenyum tenang.

"Udah gue mau tidur dulu. Kalian makan dulu aja. Gue gapapa kok"

"Sendirian gapapa nih?" tanya Radit. Dara mengangguk yakin.

"Udah sana. Hush! Hush!" usir Dara. Nadiv mencibir kesal lalu keluar dari ruangan di ikuti Radit.

Dara lalu memejamkan mata kemudian mencoba tidur.

Entah sudah berapa lama ia tidur,samar samar ia bisa merasakan ada seseorang duduk memandanginya. Dara lalu membuka mata. Dan menemukan orang yang sedang duduk di samping ranjang membuatnya sedikit kaget.

"Razka?"

"Uh uhm-maaf gue buat lo bangun ya?" tanya Razka pelan. Dara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Pukul 10.00. Harusnya ini sudah jam pelajaran tapi kenapa Razka ada disini?

"Ini udah pelajaran loh Ka. Lo gak balik?" tanya Dara. Razka menatap Dara tepat di manik matanya. Membuat jantung Dara tanpa sadar berdegup kencang.

"Gue mau nemenin lo disini. Begitu gue denger lo di UKS,gue langsung kesini" jawab Razka. Dara menelan ludahnya susah payah. Tak menyangka Razka masih sepeduli itu padanya.

Dara lalu mencoba turun dari ranjang tetapi di cegah Razka. "Mau kemana? Badan lo masih anget gini?"

"Gue harus ke kelas. Ntar gue ketinggalan pelajaran" jawab Dara dengan menepis pelan tangan Razka.

"Gue anter"

"Gak usah gue bisa sendiri"

"Dara! Walaupun gue udah bukan siapa siapa lo,seenggaknya biarin gue bantuin lo. Kalau gak lo bisa jatuh ntar pas jalan. Badan lo tuh masih lemes" tegur Razka. Lagi lagi Dara terdiam dan akhirnya membiarkan Razka membantunya berjalan.

Dilihat dari sudut mana pun,ia tak bisa berbohong pada dirinya sendiri. Ia masih sayang pada cowok yang membantunya jalan ini. Berusaha mati matian menahan air matanya yang akan keluar.

"Gue maafin lo Raz" Razka yang mendengarnya mendadak berhenti berjalan. Perlahan ia menoleh menatap wajah Dara di sampingnya.

"Lo bilang apa?"

"Gue maafin lo Raz" ulang Dara disertai senyuman tulus di wajahnya. Razka mendesah napas lega dan refleks memeluk tubuh Dara.

"Makasih. Makasih lo udah maafin gue Ra"

~~~

"Andaaraaa" Dara merengut kesal mendengarnya. Devan berjalan dengan semangat ke arahnya.

"Apaan lagi deh Vaaann?"

"Gue punya sesuatu nih buat lo" jawab Devan dengan senyuman. Wajah Dara yang sebelumnya sebal menjadi heran.

"Oh ya? Apa?"

"Tadaaaa" di tangan Devan sudah ada setangkai mawar berwarna putih. Bunga favorit Dara.

"HUAAAA!! CANTIKNYAAA" Dara segera mengambilnya dari tangan Devan dan tersenyum lebar. Ia menghirup wanginya dalam dalam.

"Ih Devan. Makasih looo" kata Dara dengan tersenyum manis. Perasaan senang itu tak bisa ia sembunyikan.

"Pulang bareng?" tawar Devan. Dara tampak berpikir sejenak. Lalu mengangguk.

"Boleh deh" mata Devan membulat.

"Eh serius?" Dara mengangguk. "Lagian Pak Vian hari ini ga bisa jemput. Mau jemput saudara dari bandara"

Devan mengangguk angguk lalu memberi isyarat ke Dara bahwa ia menunggu di parkiran. Dara mengangguk lalu kembali membereskan bukunya.

"Dara" selangkah di depan kelas,Razka sudah mencegatnya.

"Ada apa?"

"Mau pulang bareng gue-nggak?" tanya Razka agak gugup. Dara terdiam. Ia tak bisa membatalkan janjinya dengan Devan tadi kan?

"Maaf ya Raz-eh uh maksud gue Ka,gue udah janjian bareng Devan tadi" jawab Dara dengan nada bersalah. Raut wajah Razka sedetik terlihat kecewa. Lalu ia tersenyum. Dara tau itu pura pura.

"Oh oke gapapa. By the way, itu bunga dari Devan?" tanya Razka lagi setelah sadar Dara membawa setangkai mawar putih. Dara mengangguk penuh semangat.

"Iya. Hehehe. Dia tau aja bunga kesukaan gue" jantung Razka terasa berhenti seketika itu juga.

"Eh uh. Oke. Take care ya" Dara mengangguk lalu berkata "gue duluan ya Ka. Sampai ketemu besok" kata Dara dengan melambaikan tangannya. Dibalas dengan anggukan Razka.

"Kok lama?" tanya Devan yang sudah ada di parkiran. Dara menampilkan cengirannya.

"Yee maaf. Tadi ada urusan. Pulang sekarang yaw. Gue ngantuk berat nih"

"Eh jangan tidur di jalan loh. Berabe nanti guee" tegur Devan. Dara tertawa kecil lalu mengangguk.

Dara lalu memakai helm yang dibawa Devan lalu menaiki jok motor. "Lo tiap hari bawa dua helm?"

"Nggak juga sih. Hari ini emang niatnya mau ngajakin lo pulang bareng. Untungnya lo mau" jawab Devan dengan cengirannya. Dara tersenyum.

"Oh yaudah. Pulang sekarang yuk" Devan mengangguk lalu mulai menyalakan motornya.

"Pegangan lo" Dara mengangguk pelan dan melingkarkan tangannya. Devan kemudian menarik gas motornya dan meninggalkan sekolah.

Tanpa sadar ada orang yang memperhatikan mereka dengan mata terluka.

~~~

"Razka ayo makan" Razka yang sedang asyik bermain game di laptopnya menoleh ketika melihat mamanya sudah berada di depan pintu kamar. Memandanginya dengan tersenyum.

"Iya ma. Bentar bentar. Nanggung nih gamenya" Mama nya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Oke secepatnya lho ya turun. Mama tunggu" Razka mengacungkan jempolnya. Mamanya lalu kembali menuju ruang makan dan Razka kembali melanjutkan gamenya.

Setelah makan malam,Razka memutuskan untuk bermain dengan gitarnya saja. Batere laptopnya habis dan sekarang sedang di- charge. Ia mengambil gitar kesayangannya yang bersandar di pojok ruangan.

Ia lalu mulai memainkan sebuah lagu yang sudah lama ia mainkan. Tetapi entah kenapa,kini lagu itu seakan menyindirnya.

Everybody's laughing in my mind
Rumors spreading 'bout this other guy
Do you do what you did when you
Did with me?
Does he love you the way I can?
Did you forget all the plans
That you made with me?
'cause baby I didn't

That should be me
Holdin' your hand
That should be me
Makin' you laugh
That should be me
This is so sad
That should be me

That should be me

That should be me
Feelin' your kiss
That should be me
Buyin' you gifts
This is so wrong,
I can't go on,
Till you believe that
That should be me

(That Should Be Me - Justin Bieber)

Razka tersenyum miris mendengar lagu yang sekarang ia mainkan.

"That should be me Ra! Aku ga mau kehilangan kamu"

***

Maafin gueeee kalau kurang nge feel😢😢 tidak berbakat memang😅😅. Happy reading semuanya. Hope u like it. Terus baca Hello yakkk. Makasih:))))

~xpintamlnx~

Continue Reading

You'll Also Like

5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] āmasih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.āžā–«not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...