Sweet Dream

By nanaanayi

626K 45.6K 6.2K

Bagai bumi dan langit, seperti mentari dan rembulan. Perbedaan keduanya begitu kentara, hingga sebuah takdir... More

01. Hinata
02. Naruto
03. Benang Merah
04. Tragedi Karaoke
05. Pandangan Pertama
06. Cabe Merah
08. Permainan Hati
09. Jodoh ?
10. Pertemuan Keluarga
11. Keberhasilan yang Tertunda
12. Pelarian dan Umpan
13. Langkah Awal
14. Calon Mertua
15. Mengenal Mereka
16. Kesal Tapi Bahagia
17. Bersamamu...
18. Bersamamu Lagi...
19. Bujukkan
20. Perjanjian Untung/Rugi
21. Kencan Ramai-Ramai
22. Bimbang
23. Nyaman
24. Harapan
25. Undangan
26. Sebuah Tanggung Jawab
27. Lavender dan Bunga Matahari
28. Ini Benar-Benar Cinta
29. Familly Gathering 1
30. Familly Gathering 2
31. Benteng Takeshi Gagal
32. Goyah -1-
33. Goyah -2-
34. Rindu Yang Tertahan -1-
35. Rindu Yang Tertahan -2-
36. Ketika Hati Harus Memilih -1-
37. Ketika Hati Harus Memilih -2-
38. Hari Manis Terakhir Dimusim Ini -1-
39. Hari Manis Terakhir Di Musim Ini -2-
40.Sesuatu Yang Salah -1-
41. Sesuatu Yang Salah -2-
42. Maaf Harus Melibatkan Mu -1-
43. Maaf Harus Melibatkan Mu -2-
44. Rencana Pengkhianatan -1-
45. Rencana Pengkhianatan -2-
46. Orang Yang Benar-Benar Mencintaimu -1-
47. Orang Yang Benar-Benar Mencintaimu -2-
48. Pantaskah Dipertahankan? -1-
49. Pantaskah Dipertahankan? -2-
50. Petaka Besar -1-
51. Petaka Besar -2-
52. Cinta Yang Terlambat -1-
53. Cinta Yang Terlambat -2-
54. Perjuangan Terakhir -1-
55. Perjuangan Terakhir -2-
56. Restu Yang Pupus -1-
57. Restu Yang Pupus -2-
58. Ketika Rasa Sayang Itu Terkikis -1-
59. Ketika Rasa Sayang Itu Terkikis -2-
60. Kesempatan Terakhir
61. Pembuktian Cinta -1-
62. Pembuktian Cinta -2-
63. Akhir Mimpi Indah Yang Menjadi Nyata
64. Epilog
65. Dokumentasi

07. Tiga Hati

10.4K 790 64
By nanaanayi

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

R

uang berukuran 13 meter persegi itu tampak seperti bukan sebuah ruangan kerja kebanyakan, dengan warna yang didominasi warna peach dan toska dengan wallpaper bermotif kupu-kupu berwarna warni. Alasan mengapa nuansa ruang kerja ini tampak seperti kamar tidur gadis remaja, karena ini adalah ruangan kerja Hyuga Hinata di butiknya.

Ruang kerja seorang fashion designer yang mengusung konsep shabby chic yang sarat dengan nuansa feminim yang kental.

Jemari lentik itu menorehkan guratan demi guratan pensil diatas sebuat buku sketsa, bibir mungilnya tersenyum simpul saat melihat dengan antusias sketsa sebuah gaun yang sedang dirancangnya, sampai tiba-tiba ketukan pintu yang menjadi jalan masuk ruangan ini, mengalihkan perhatiannya.

"Masuk..." Jawab Hinata lembut sambil mendongakan kepanya.

Pintu dengan lukisan bunga matahari itu terbuka, sesosok wanita dengan surai pirang pucat dan tubuh sintal memasuki ruangan itu. "Ohayo, Hinata-sama..."

Hinata menatap tidak suka orang itu, bukan karena dia membenci orang itu, tapi karena dia tidak suka cara orang yang bekerja sebagai assistantnya itu memanggilnya dengan embel-embel -sama. Itu karena sang assistant adalah adik kelasnya di Universitas ESMOD, yang sedang magang di butiknya.

"Shion, berapa kali ku bilang jangan panggil aku seperti itu, kau seperti orang lain saja." Hinata meletakan kasar pensilnya, dan mengebungkan pipinya dengan bibir yang mengerucut.

"Hahahaha.." Shion tertawa melihat ekspresi Hinata yang sangat menggemaskan.

"Kenapa kau tertawa?" Tanya Hinata kesal.

"Tidak tuan putri..., aku hanya gemas melihat ekspresimu, oh ya aku sampai lupa, diluar ada yang mencarimu, seorang pria tampan." Ujar Shion genit, sambil memicingkan satu matanya.

"Apa Toneri-kun?" Tanya Hinata antusias.

"Kalau dia yang mencari mu aku tak perlu bertanya lagi." Jawab Shion bosan.

"Lalu siapa?"

"Aku tidak tahu, seorang pria macho dengan rambut pirang cepak." Jawab Shion antusias.

Hinata menautkan alisnya, mencoba berfikir tentang siapa pria itu, tiba-tiba ingatannya tertuju pada Inspektur yang menggodanya semalam.

"Suruh dia masuk." Jawab Hinata sambil menumpu dagu lancipnya di telapak tangan putihnya.

Shion mengangguk, dan berjalan menuju pintu, tapi sebelum dia keluar dari ruangan Hinata, tubuh sintalnya beruputar. "Sejujurnya aku lebih suka dia yang menjadi kekasihmu di bandingkan si Toneri itu."

..

Mutiara lavendernya menatap sinis siluet tubuh tegap berjalan menghampirnya. "Ohayo Hime-sama," sapa pemuda itu.

Tidak dapat dipungkiri siapa pun yang melihat penampilan Naruto hari ini pasti akan terpesona. Tubuh tegapnya di balut seragam kepolisian Jepang berupa kemeja panjang yang digulung hingga siku berwarna putih dengan bordiran lambang kepolisian Jepang di lengan kanannya.

Celana panjang bahan biru dongker menutup sepasang kaki jenjangnya, dipadukan dengan pantofel berwarna hitam, senada dengan dasi yang dikenakannya.

"Mau apa kau kemari?" Tanya Hinata dengan nada malas, saat sang polisi tanpa dipersilakan langsung duduk di hadapannya.

"Hei, bukankah kau sendiri yang memberikan alamat butikmu ini?" Tanya Naruto dengan cengiran lima jarinya.

Tangan Hinata terulur, dan menadah seolah meminta sesuatu. "Mana tas ku? aku takkan menerimanya jika itu tiruan." Pinta Hinata dengan angkuhnya.

Naruto menyeringai mendengar jawaban Hinata. "Aku tidak mungkin memberi barang palsu pada ciptaan indah Kami-sama ini."

"Jangan basa-basi, cepat berikan, dan anda bisa segera berangkat ke kantor polisi setelahnya."

"Kau mengusirku Hime, tidak ingin mengobrol sebentar bersamaku?"

"Aku tidak punya banyak waktu, inspektur, sebentar lagi kekasihku akan menjemputku dan mengajakku makan siang." Jawab Hinata ketus.

'Toneri akan kemari?' Batin Naruto.

"Inspektur Namikaze, jangan membuang waktuku." Geram Hinata.

"Baiklah, baiklah, sepertinya aku kurang beruntung hari ini padahal aku akan mengajakmu makan siang." Ujar Naruto dengan raut wajah penuh kekecewaan.

Tangan tannya mengambil bungkusan putih yang diletakannya di bawah kursi tempatnya duduk.

"Ini." Ujar Naruto singkat sambil meletakan bungkusan itu di meja kerja Hinata yang berwarna lavender.

Tangan Hinata dengan cepat menyambar bungkusan itu dan membukanya.

Mutiara bulannya memperhatikan goresan yang terdapat pada bagian depan tas putih mahal itu telah di timpa dengan sulaman bunga mawar beraneka warna.

"Kemarin, aku melihat mu sangat menyayangi tas itu, rasanya jika mengganti yang baru, hasil perjuanganmu mencari benda ini akan sia-sia, bukan? Jadi aku meminta Kaa-chanku untuk menutup bagian yang lecet dengan sulamannya."

Senyuman tertahan terukir di bibir mungil Hinata. Sejujurnya Hinata sangat menyukai sulaman yang menutupi lecet di tas mahalnya, sulaman itu membuat tas Pradanya terkesan sangat-sangat eksklusif.

"Lagi pula harganya sangat mahal, kupikir dari pada tabunganku ku pakai untuk mengganti tasmu, akan lebih baik ku gunakan untuk biaya pernikahan kita nanti." Sambung Naruto sambil tercengir tanpa dosa.

"Berhenti menggodaku Inspektur!" Hinata melotot menatap biru shapire di hadapannya.

"Aku tidak sedang menggodamu Hime, sejak pertama kali melihatmu entah kenapa mulutku dan hatiku ini selalu ingin mengajakmu menikah." Gombal Naruto sambil memegang dada kirinya.

"Rayuan murahan." Jawab Hinata bosan, sembari bersandar di kursi bergaya victorian itu dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tapi kau suka 'kan?"

"Dalam mimpi mu Inspektur!"

"Honey?" Suara seorang pria yang tiba-tiba menyela obrolan mereka tiba-tiba membuat Naruto dan Hinata mengalihkan perhatiannya.

"Toneri-kun..." Jawab Hinata girang.

'Akhirnya kita bertemu, Ootsutsuki Toneri.'

Hinata bangkit dari posisi duduknya, dua pria di ruangan ini bisa melihat keelokan tubuh Hinata yang terbalut dress vintage bermotif floral lengan pendek selutut, dipadukan denga flat shoes berwarna putih dengan pita besar di depannya.

Hinata berjalan dengan anggun menghampiri sang kekasih sambil menyampirkan surai kelam panjangnya yang tergerai ke bahu kanannya.

Pandangan Naruto mengikuti tiap gerakan Hinata yang medekati pada pengedar narkoba kelas internasional itu, hingga mendapati tubuh mungil Hinata di rengkuh oleh tubuh tegap Toneri.

Darah di dalam tubuh sang inspektur seolah mendidih.

"Aku merindukanmu, Toneri-kun." Ujar Hinata sambil membalas pelukan Toneri.

Biru shapire Naruto seketika beradu dengan biru Tanzanite Toneri. Dua orang ini, sudah saling mencari informasi mengenai diri mereka sendiri. Pertemuan pertama kali ini tak menghalangi mereka untuk mengenali wajah satu sama lain.

Naruto sudah punya banyak informasi tenang Toneri dari Badan Intelegent yang mengawasi gerak-gerik sang pengedar Narkoba.

Toneri sudah punya data lengkap sang Inspektur yang dia peroleh dari jaringan Narkoba yang dia pimpin, Akatsuki.

....

つづく

Tsudzuku

...

Continue Reading

You'll Also Like

299K 41K 35
[ ๐’๐š๐ฌ๐ฎ๐ก๐ข๐ง๐š ] Hinata mendapati seluruh anggota klan-nya dibantai tepat di depan matanya. Tak ada yang tersisa selain para wanita, semuanya ter...
2.5M 109K 28
Sebuah kisah romansa ringan berlatar belakang Korea Selatan. Di sebuah rumah besar itu terdapat pasutri yang baru menikah. Mereka bernama Tuan Jeon J...
1.8M 62.9K 60
cuma karna melawan orang tua.. aku di jodohkan sama ceo perusahaan terkenal.. tapi umurnya bertaut jauh dengan aku ( maaf story ini akan di perbaiki...