The Nerd Is Ceo ?

Von Jessicaputtsifany_

827K 33.3K 816

Menjadi CEO diumur ku yang masih 16 tahun ?dan harus merubah penampilanku menjadi NERD ? Apakah aku sanggup... Mehr

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Follow My Sosmed
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Epilog
SEQUEL!!

Part 25

16.9K 832 47
Von Jessicaputtsifany_

"Ouuu... Ternyata Cewek NERD nih." kata cewek 1 memandang sinis andrea.

"Iya nih. Tunggu apalagi. ayo." kata cewek 2 memberi kode kearah 2 temannya.

*****
Andrea POV

Dua cewek itu memandang ku sinis. Bodo. Lo pikir gue takut,hah. Seorang Andrea Takut? Gak lah. Tiga cabe didepan gue ini mah gampang. Tinggal gampar dan tabok aja selesai kan? Tapi, gue harus sabar dulu. Karena saat ini gue sedang menyamar.

Gue memandang mereka tak kalah sinisnya.

"Ada apa ya?," tanya ku sambil mengangkat sebelah alisku.

"Jangan sok polos deh lo." kata cewek yang gue lihat name tag nya adalah Viola.

"Sok polos gimana, ya? Setau gue sih gak ada," balas ku dingin.

"Cih," kata viola mendecih sambil membuang ludahnya.

Jijik w.

"Lo sama sekali belum tau kesalahan lo?," tanya yang bernama Cassie.

Gue menggeleng sok polos.

"Okay, mumpung gue lagi baik. Gue bakal ngasih tau. Lo itu udah berani deketin dylan dan andre yang notabenenya adalah pangeran sekolah. Dan, lo itu cuman Nerd miskin yang gak pantes buat berada disamping andre dan dylan." jelasnya. Gue melirik ke name tag nya. Dan dia bernama Salsa.

"Terus?," tanya ku dengan nada meremehkan. Seperti nya mereka menyadari nada bicaraku.

"GUE.PERINGATIN.JAUHIN.DYLAN.DAN.ANDRE." kata viola dengan penekanan disetiap kata. Tak lupa senyum senyum devil diwajahnya.

"Kalau gue gak mau gimana ya," balasku dengan nada tak kalah tajamnya.

"Ya. Lo pasti taulah. Apa yang bakal kita lakuin ke lo. Dan pastinya lo gak mau kan? Kulit item lo itu gue sentuh. Gue sih gak mau juga nyentuh kulit lo. Bisa bisa sih, gue bakal alergi." ujar cassie.

Wah, Anjenk nih anak. Minta ditabok beneran nih. Yang ada tuh kulit gue lebih baik dan lebih mulus, secara perawatan gue tuh lebih mahal.

"Sorry. Gue gak ada waktu buat itu." kataku melenggas pergi meninggalkannya, tapi tangan gue dicekal. Nih anak 3 maunya apasih?

"Wait, jangan pergi dulu dong. Kita masih punya urusan sama lo." ternyata yang mencekal tangan gue adalah viola.

"Ada apa lagi sih?!" kataku kesal.

"Lo denger gak apa yang tadi gue bilang? Jauhin Dylan dan Andre,Okay? Kalau lo nurutin apa yang gue bilang, lo aman. Kalau gak, lo tau sendiri lah."

"Lo denger juga kan? Apa yang gue bilang. Gue gak mau." kataku lalu melepaskan cekalan tangannya dengan kasar lalu bersiap siap ingin meninggalkan mereka.

Tapi, gak sebebas itu. Mereka bertiga sangatlah egois.

Gue merasakan sakit dikepala akibat jam akan. Ternyata mereka menjambak gue. Tapi gue coba untuk tidak meringis. Gue tetap diam membiarkan mereka sepuas hati menjambak rambut gue.

PLAK

Setelah dari rambut, mereka menampar pipi gue. Gue pun merasakan darah segar mengalir dari bibir gue akibat tamparan itu sangatlah keras.

Gue udah gak tahan. Ini sakit banget.
"Woi lepas." kataku berusaha melepaskan jambakan di rambut gye yang dilakukan kembali oleh Cassie.

"Gak semudah itu Nerd." jawab cassie semakin memperkeras Jambakannya.

Author POV

Andrea sudah merasa sangat kesakitan. Jambakan yang dilakukan oleh cassie sangat keras.

PLAK

Salsa kembali menampar pipi andrea dengan keras, begitupun dengan viola.

Cassie mencengkram dagu andrea dengan kuku kuku tajamnya dan memandang andrea tajam.

"Gue peringatin sama lo. Jangan deketin Dylan Dan Andre Lagi. Ngerti lo?" kata Cassie.

Cassie lalu membawa badan andrea menuju wastafel dan menjalankan keranna hingga wastafel itu penuh lalu menenggelamkan kepala andrea didalam wastafel itu.

"Pfffttt...L..Lepa..lepasin..G..gu..gue..pffttt...to..tolong...pffftt..le..lep..pppfftt..lepasin gue...g...pfffftt..gu..gue...g..gak..b..bi..bisa.pfffttt.n..pfffftt..na..nafas..pfftt..." mohon andrea dengan nafas yang tidk teratur akibat berbicara dalam air.

"Hahaha.. Gak bakal. Karena lo udah berani ngelawan kita." jawab cassie semakin menenggelamkan kepala andrea.

Viola dan Salsa tak tinggal diam. Mereka berdua lalu mengambil 2 baskom air didalam bilik kamar mandi lalu menyiramkannya kepada badan andrea.

"Tuh, kan gak baik kalo hanya kepala doang yang basah. Jadi, mumpung kita baik, kita tambahin lagi dua baskom air biar badan lo basah semua. Jadi serasa berenang deh lo. Kan lo miskin, mungkin gak pernah berenang. Palingan cuman disungai yang kotor,Euwhh." kata Salsa

"Hahahaha.. Lo berdua memang pintar." puji cassie.

Sudah 15 menit Cassie menenggelamkan kepala andrea diwastafel, nafas andrea pun sudah semakin menipis ditambah lagi salsa dan Viola selalu menyiram badannya dengan air membuatnya pusing.

Andrea membuka matanya dan melihat air sudah berubah warna merah. Andrea baru menyadari bahwa ia sudah mimisan.

"T..tolong..pfffttt...l..le..lepas..pffttt..lepasin g..g..u..e..pffttt..gu..gu..e udah gak kuat...pffttt..." kata andrea tersengal sengal dengan modal nafas yang sudah hampir habis.

Cassie tak memperdulikan andrea, ia marah semakin menurunkan kepala andrea dan asik mengobrol dengan salsa dan viola. Ia juga belum menyadari perubahan warna air yang telah berubah menjadi warna merah.

Dikantin, Annisa-Sisca-Dylan sangat khawatir karena andrea belum juga kembali. Sudah 30 menit yang lalu andrea pergi.

"Duh, ini andrea kemana?," Ucap Dylan Panik.

"Gue juga gak tau. Kenapa dia ke Toilet lama banget." jawab annisa.

"Yaampun. Gue takut terjadi apa apa sama andrea. Gimana kalau si emily beraksi lagi?!" ujar sisca was was.

"Itu juga yang gue khawatirin." kata annisa.

"Yaudah kalo gitu. Kita ngikutin ke toilet aja. Ayo." kata dylan dan dibalas anggukan oleh sisca dan annisa.

Dylan lalu beranjak dari duduknya dan melangkah ke toilet diikuti Annisa Dan Sisca.

Di toilet, Cassie sudah merasa sangat bosan jika harus terus memegang kepala Andrea. Ia pun memutuskan untuk melihat ke wastafel dan betapa terkejutnya ia melihat air yang sudah sangat berwarna merah darah. Reflek, ia langsung melepaskan tangannya dari kepala andrea, tapi andrea sama sekali tidak bergerak.

"Guys, Gawat." ucap Cassie panik.

"Ada apa? Dia kenapa? Lo kenapa panik gini?" tanya Viola bingung.

"Lo lihat sendiri deh," Cassie lalu menunjuk kearah wastafel tersebut yang dipenuhi oleh air berwarna merah.

Sama halnya dengan Cassie, Salsa Dan Viola Pun tak kalah kagetnya melihat Andrea tak sadarkan diri.

"Wtf." ucap salsa dan Viola barengan.

"Tapi, bukannya lo senang ya? Dia kan udah Pingsan kayak gitu. Jadi kita berhasil buat balasin dendam." lanjut Viola.

"Iyaya. Hahahaha.. Sukur deh lo udh pingsan, makanya jangan bacod." Kata Cassie Menoleh kearah Andrea.

"Yuk, Kita Cabs. Biarin dah ini anak disini." Lanjut cassie lalu berjalan keluar diikuti Salsa Dan Viola.

Diluar, mereka bertiga bertemu dengan Dylan,Annisa,Dan Sisca. Wajah Mereka bertiga Dylan-Annisa-Sisca terlihat sangat panik.

'Cih, dua penyelamat kesiangan dah datang'batin Cassie

'Yaampun gawat nih. Kalau sampai mereka bertiga tau kalau kita yang bully andrea sampai gitu. Gue takut nasib gue seperti ririn dan merry yang dibalas oleh annisa dan sisca.' batin viola panik.

'Gue harus tenang, harus tenang. Jangan sampai muka gue ngeluarin keringat dingin dan pucat. Biar gak keliatan kalau gue sedang panik. Semoga aja annisa dan sisca gak tau kalau kita ngebully theresa.' batin Salsa juga panik.

Salsa,Viola, Dan Cassie ikut berhenti berjalan ketika melihat Annisa,Dylan,Dan Sisca berhenti dihadapan mereka dan memandang mereka dengan pandangan sulit diartikan. Tapi, Cassie,Salsa,Dan Viola yang tadinya sedang berhenti langsung kembali melangkahkan kaki nya tapi dicekal oleh suara seseorang.

"Tunggu." ucap annisa dingin.

Dengan perasaan (baca;sok) tenang, Cassie,Viola, Dan Salsha Membalikkan badannya.

"Ada apa ya?," tanya cassie tenang.

"Lo dari dalam toilet kan? Lo liat Theresa gak?," tanya Annisa.

"Nggak." jawab Cassie dan diikuti gelengan dari salsa dan viola.

"Yakin lo nggak lihat?," sisca menyipitkan matanya memandang mereka bertiga curiga.

"Sumpah. Kami gak lihat." Kata Cassie lalu mengangkat jari tengah dan jari membentuk tanda peace

Sisca semakin menyipitkan matanya hingga bola matanya hampir tidak terlihat.

"Oh yaudah kalau gitu. Makasih." kata annisa dingin lalu meninggalkan mereka lalu berjalan masuk ke dalam toilet. Dylan dan Sisca Masih Diluar,

"Kyaaaaaaaaaaaaaa," jerit annisa histeris
Annisa Sukses membulatkan matanya apa yang ia lihat didalam toilet. Andrea yang kepala masih didalam wastafel dengan air merah darah. Badan yang basah kuyup.

Sisca dan Dylan yang mendengar jeritan Annisa lalu masuk kedalam toilet. Belum sempat bertanya ada apa, Sisca Dan Dylan Sama kagetnya dengan Annisa.

"I..itu An..Andrea.." tanya sisca gugup.

Dylan sudah tidak bisa berkata apa apa. Dipikirannya kali ini adalah andrea.

Reflek ia langsung berjalan ke arah andrea dan menggendong tubuh andrea ala bridal style. Lalu berjalan meninggalkan Toilet berjalan menuju parkiran diikuti annisa dan sisca.

Selama diperjalanan, Dylan terus memperhatikan wajah pucat andrea. Didalam hatinya ia merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga andrea.

Tes

Dylan menangis. Satu air matanya jatuh tepat diwajah andrea. Ia sangat merasa bersalah.

Sesampainya di parkiran mobil,"tolong bukain pintunya, gue gak bisa," ucap dylan ke annisa.

Annisa mengangguk lalu membukakan pintu untuk dylan.
Dylan lalu meletakkan andrea disamping kemudi. Setelah itu memutari mobil untuk masuk ke mobil dan duduk disamping andrea.

Mobil lalu berjalan keluar menyusuri jalan raya. Selama diperjalanan, dylan terus menggenggam tangan andrea.

"Dylan," panggil Annisa.

"Apa,"

"Mending kita bawa Andrea kerumah nya aja." Kata Annisa.

"Dirumahnya kan gak ada siapa siapa. Kita harus bawa andrea ke rumah sakit."

"Gue udah lama kenal ama andrea. Jadi dirumahnya nanti kita panggil in dokter." jawab annisa.

Dylan lalu mengangguk dan mempercepat laju mobilnya.

Sesampainya dirumah Andrea, Dylan lalu keluar dari mobilnya dan berjalan memutari mobilnya dan mengambil andrea lalu menggendongnya.

"Ayo buka pintunya," kata dylan

Annisa lalu mengambil kunci serep rumah di pos satpam rumah andrea. Lalu membuka pintu.

Annisa berjalan memimpin menuju ke kamar andrea, sesampainya didepan pintu kamar andrea, ia langsung menyuruh dylan untuk meletakkan andrea di king size nya.

"Lo ke bawa dulu, gue mau ganti baju andrea. Oiya, jangan lupa hubungin andrew. Terus juga jangan lupa nelpon dokter." kata annisa mengisyaratkan dylan untuk keluar

Dylan lalu mengangguk dan berjalan keluar kamar dan menelpon andre dan dokter.

"Sis, lo cari in baju untuk andrea. Ada di walk in closet nya. Disitu ada satu lemari besar warna putih, disitu ada baju santai nya andrea. Lo ambil baju yang panjang ya." pesan Annisa.

"Okey." sisca lalu berjalan masuk ke dalam walk in closet andrea.

Annisa lalu membuka satu persatu baju andrea.
B

eberapa menit kemudian, sisca kembali dengan sepasang baju kaos santai yang lumayan besar. Ia lalu memberikannya kepada annisa.

Annisa mulai memasangkan baju itu kepada andrea dibantu oleh sisca.
Selesai memakaikan baju, tepat saat itu dylan membuka pintu dengan disampingnya seorang berjas putih, yang tak lain seorang dokter.

Dylan berjalan menghampiri king size andrea diikuti Dokter itu. Dokter lalu memeriksa andrea dengan menempelkan stetoskop dibagian jantung andrea lalu turun ke pusar perutnya.

Dokter lalu melepaskan stetoskop nya dan menatap kearah sisca, annisa, dan dylan secara bergantian.

"Nona tidak apa apa. Hanya saja darah yang dikeluarkan dari hidungnya  cukup banyak. Dan kepala yang direndam di air itu lebih dari 15 menit bisa membahayakan. Untunglah, tuhan masih menyelamatkan nona." ucap dokter tersebut.

"Saya akan memberikan resep obat untuk nona. Mohon kalian segera menebusnya."lanjut doktet .

Kemudian, dokter pun mengambil kertas dan pulpen di tasnya. Lalu menuliskan nama obat yang harus dibeli.

Setelah itu, Kertas kecil yang berisi nama obat tersebut diberikan kepada dylan.

"Saya permisi. Kalau ada apa apa. Langsung bawa ke rumah sakit atau telfon tim medis." kata dokter sambil merapikan tasnya dan memasukkan alat alatnya.

Dylan,annisa,dan sisca mengangguk.

"Terima kasih dok." kata annisa sambil tersenyum manis.

"Sama sama. Permisi." dokter tersebut pun keluar dari kamar andrea.

Setelah dokter tersebut pergi, Suasana dalam kamar diselimuti dengan keheningan. Hingga pekikkan andre yang sudah diambang pintu mengagetkan mereka.

"Kyaaaaaa.... Kakak gue kenapa ? Kakak gue kenapa? Woi. Huaaaa... Kakak gue.. Kakak guee.. Kyaaaaaaa... Hiks.. Hiks.. Jangan tinggalin aku kak. Huaa... Kakak gue please wake up. So wake up.. Kakak guee.. Woi tolongin woi.. Anjir.. Hiks..." histeris andre sambil berlari menuju king size andrea

*****
TBC

HOLAAAA... ULALAA.. 🍭🍭🍭🍭🍭

AIEMBEK,
MAAPIN GUE YANG LAMA GAK NEXT. KARENA ADA SUATU KEPENTINGAN MEMBUAT GUE GAK BISA NEXT.

INI PANJANG LHO,
MAAPIN JUGA TYPO BERTEBARAN. GUE MALES EDIT

OKE. BYE. OKE. BYE
JANGAN LUPA VOMMENT GAES. GAK BAYAR KOK😊

SEE YOU NEXT PART KAWAN KAWAN🙏🙌

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

THE TWINS Von Sena

Jugendliteratur

1.4M 68.3K 53
⭕PUBLISH ULANG, BELUM REVISI⭕ SEQUEL REYSHA. Cover by @seulwoonbi "Karena kembar bukan berarti semua harus sama." Kenan Anggara dan Keirana Kirei ada...
107K 11.2K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
17.1K 1.6K 61
Disarankan untuk membaca beberapa part dulu sapa tau kecantol !!! sudah baca jangan lupa voment ya > Ini kisah kayla, si cewek tomboy dengan sifatnya...
2.8K 1.2K 28
Seorang gadis manja yang penuh cinta dan kasih sayang. Kisah kehidupan cintanya yang begitu dramatis dan membuat orang yang menyimaknya terhanyut unt...