Acelin POV
"Astagaaaaa acelin"
Teriak seseorang yang membuatku menghentikan aktivitasku sejenak dan menengok kebelakang untuk mengetahui siapa yang berani menggangguku . ya meskipun aku amat sangat tahu siapa itu.
"Apa lagi?" jawabku tenang
"Dasar jorok" semburnya langsung
"Umpatan apa lagi yang akan kau berikan padaku al. Tenang saja aku sudah kebal" sindirku sambil kembali berbalik dan melanjutkan aktivitasku
"Aku tidak akan mengumpatmu jika kau mau membereskan semua kekacauan yang kau buat bodoh "
"Ini hanya baju al bukan kekacauan yang begitu besar" jawabku santai sambil kembali mengambil sebuah baju dan menempelkan ke tubuhku
"Itu kalimat yang sama kau ucapkan kemarin"cibirnya
Memang , kemarin aku juga melakukan hal yang sama seperti ini . membongkar semua isi lemari untuk menemukan baju yang cocok untuk menyambut kepulangan dave. Tapi apa? Ternyata dia tidak jadi pulang kemarin karena mmm entah menurutku alasan yang diberikan tidak masuk akal. Dia mengatakan kepada alina bahwa pesawat pribadinya mengalami kerusakan entah dibagian mananya. Tidak masuk akal bukan ? Aku pikir itu bukan satu satunya pesawat pribadi yang dimilikinya.
Huh sudahlah yang penting sekarang dave akan segera pulang .
"Aku yakin besok kau juga akan melakukan hal seperti ini jika Mr. vero tidak jadi pulang ha-"
"Aku yakin dave akan pulang hari ini" potongku
Kudengar alina hanya membuang nafas panjang.
"Apa ini cocok untukku?" tanyaku sambil berbalik meminta pendapat alina yang sedang bersandar pada dinding.
"Masukkan kembali semua baju yang kau keluarkan dari lemari" ujarnya ketus mengabaikan pertanyaanku
"Kalau begitu, apa yang ini cocok untukku?" tanyaku berpura pura tidak mendengar ucapannya
"Awas saja jika kau tidak mau membereskannya" sahutnya
"Wanita bodoh jangan pura pura tuli" umpatku karena tidak tahan dengan sikapnya.
Aku pernah berkata bahwa alina menyenangkan . ya memang itu benar. Tapi ada saatnya dia menjelma menjadi wanita yang amat sangat menyebalkan.
"Kau wanita menyusahkan yang keras kepala" jawabnya tenang membuatku semakin ingin mendorongnya ke jurang .
"Wanita sialan"umpatku lagi
Aku berbalik untuk memasukkan semua 'kekacauan' yang aku buat. Meskipun aku tidak mengganggap ini adalah sebuah kekacauan. Alina sialan saja yang terlalu berlebihan.
Saat aku sedang memasukkan baju , aku mendengar suara tawa alina yang menggema dikamar ini . aku hanya meliriknya sekilas saat dia mendekat kearahku.
"Apa Mrs. alfarezel sekarang sedang merajuk?" ucap alina sambil mencolek daguku
"Jauhkan tangan sialmu dariku" aku menatapnya sinis
"Kan yang sialan aku , kenapa tanganku jadi ikut sial?" tanyanya yang membuat tawaku pecah akibat ucapan bodohnya itu.
"Kau benar benar bodoh" ucapku ditengah tengah tawaku
"Kau lebih miss"
Aku masih tertawa sedangkan alina ? Tentu saja dia sedang memasukkan pakaian yang sudah aku keluarkan kedalam lemari.
Aku ingin membantunya tapi alina melarangku dan berkata
"Entah bagaimana nasibku nanti jika Mr.Vero mengetahui aku membiarkanmu melakukan ini"
Entah apa motifnya dia berkata seperti itu , yang jelas perkataannya membuatku merasa bahwa aku begitu special bagi dave . tapi pertanyaannya apa itu benar?
Bagaimana jika tidak?
"Dan kau pakai ini saja" ucap alina membuyarkan pikiran ku .
Dia memberikan sebuah gaun selutut berwarna putih yang aku yakini akan menonjolkan beberapa bagian dari tubuhku. Dan aku rasa ini berlebihan maksudku aku hanya akan menyambut kedatangan dave bukan untuk pergi ke pesta.
"Tapi al ini terlalu berlebihan" tolakku
"Berlebihan apa? Aku yakin gaun itu sangat cocok untukmu"
"Ini terlalu mmm terbuka" elakku ragu
"Bodoh!"
"Justru itu yang diinginkan para lelaki" lanjutnya sambil berbisik
"Benarkah?" aku ragu akan pernyataan itu . bagiku tidak semua lelaki menginginkan hal seperti itu.
"Sudah jangan banyak tanya . lebih baik sekarang kau bergegas mandi karna sebentar lagi Mr.Vero akan segera datang"
Aku menuruti perkataan alina untuk segera bersiap siap.
**
"Apa kau yakin dengan ini?" aku menatap alina sendu berharap dia tidak memaksaku untuk mengenakan gaun ini .
"Tidak ada waktu lagi acelin" alina menjawabnya dengan tegas sambil tetap berjalan disampingku
Aku tetap berjalan disamping alina sampai dia membukakan pintu mobil untukku . lalu dia membicarakan sesuatu kepada salah satu supir dan kemudian dia masuk dan duduk disampingku . kulihat beberapa pengawal juga masuk kedalam mobil yang berbeda lalu berjalan mengikuti mobil yang aku tumpangi .
Aku tidak mempermasalahkan hal itu . karna sekarang perasaan gugup mulai menguasaiku diriku entah bagaimana itu bisa terjadi . apa mungkin karna aku akan bertemu dengan dave ?
Oke aku tahu ini berlebihan . aku merasa seperti seorang remaja yang baru saja mengenal cinta .
"Tanganmu dingin , ada apa?" tanya alina sambil menyentuh punggung tanganku
"Apa? Oh ini ? Bukan apa apa al" jawabku sedikit ragu
"Kau gugup ?" alina mengejekku sambil tertawa
"Oh shit!" umpatku pelan
"Bagaimana mungkin seorang acelin gugup hanya karna akan bertemu seseorang " sekali lagi aku mendengar nada menghina ditengah tawanya
Disaat aku ingin membalas ucapannya , tiba tiba terdengar dering ponsel .
"Apa itu berasal dari ponselmu?" tanyaku pada alina. Karna ya disini mungkin hanya alina dan si supir yang mempunyai ponsel. Mengingat ponselku masih berada ditangan dave .
Alina bergerak maju untuk mengambil ponselnya yang ia letakkkan dikantung bagian belakang.
"Halo iya ada apa sir?" ucap alina pada seseorang disebrang sana yang mulai terdengar serius.
"..."
"Dia sedang berada disebelahku sir" alina berkata sambil melirikku sekilas.
"..."
"Kami sedang berada di perjalanan menuju bandara "
"..."
"Baiklah kalau bergitu sir"
"..."
"Baik sir"
"Apa itu dave ?" tanyaku langsung pada alina saat dia kembali memasukkan ponselnya kedalam sakunya.
"Pak putar balik . kita kembali mansion sekarang " alina tidak menjawab pertanyaanku melainkan berbicara kepada si supir.
Ada apa ini ?
Kenapa alina memerintahkan untuk kembali ke mansion?
"Apa dave tidak jadi pulang lagi?" aku berusaha untuk menyembunyikan rasa kecewaku didepan alina
Alina menoleh lalu menatapku dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.
"Jadi" jawabannya membuat udara segar kembali memenuhi rongga dadaku.
"Lalu kenapa kau menyuruh untuk kembali ke mansion ?"
"Aku hanya menjalankan perintah saja"
Perintah?
Apa dave yang memerintahkan untuk kembali ke mansion?
Tapi kenapa?
"Kenapa?" tanyaku pelan
"Mungkin lebih baik kita menuruti saja perintahnya" jawab alina sambil menatapku simpati.
Bukan.
Bukan seperti ini yang aku mau . bukan rasa iba yang aku butuhkan . aku hanya ingin alasan yang jelas .
Apa mungkin dave tidak ingin melihatku saat pertama kali menginjakkan kaki disini?
Tapi kenapa?
Kenapa , kenapa dan kenapa?
"Acelin apa kau baik baik saja?" tanya alina sambil menyentuh bahuku
Aku tidak menjawabnya melainkan hanya memalingkan wajahku melihat kearah luar.
Keheningan kembali menyelimuti kami . aku menatap jalanan yang sepi saat memasuki wilayah mansion . hanya pohon pohon yang menyambut setiap ada kendaraan yang lewat.
"Kau menangis?"
"Apa?benarkah?" aku bertanya balik
Aku mengusap air mata yang berani keluar dengan sendirinya.
"Acelin" panggil alina
"Tidak al . aku tidak menangis" jawabku sambil tertawa hambar.
"Kau gadis yang hebat" ujar alina sambil tersenyum tulus. Lantas keluar dan membukakan pintu untukku karna kini kami sudah tiba kembali ke mansion.
Aku berjalan memasuki mansion diikuti alina yang berjalan disampingku .
"Apa kau mau aku ambilkan sesuatu?" tanya alina saat aku menjatuhkan diri diatas sofa.
"Mungkin segelas air saja" jawabku seadanya .
Aku butuh air untuk membasahi tenggorokanku yang kering .
Alina berjalan meninggalkanku untuk mengambilkan air untukku. Sedangkan aku hanya menyandarkan punggungku ke sofa berusaha mencari posisi yang nyaman.
"Ini" ucap alina sambil menyerahkan segelas air padaku
"Ada lagi yang kau inginkan?" aku hanya menggeleng lalu mengambil segelas air itu.
"Jam berapa dave akan datang?" tanyaku
"Aku pun juga tidak tahu acelin"
"Baiklah aku harus pergi sebentar untuk mengurus beberapa urusan " lanjut alina
"Kemana?"
"Sebentar acelin" aku hanya memutar bola mata mendengar jawabannya
"Baiklah kalau ada sesuatu langsung hubungi aku" ucap alina sambil berjalan keluar
"Aku tidak mempunyai ponsel bodoh " ucapku jenuh
Alina berhenti lantas berbalik menghadapku
"Acelin yang pintar kau bisa menggunakan telepon rumah"
Aku hanya menatapnya datar
"Aku harus pergi sekarang . bye acelin" lanjutnya sambil berlari keluar
Aku kembali menghela napas lantas kembali meneguk air yang masih tersisa didalam gelas.
Menunggu
Hanya itu yang ku lakukan sekarang . aku mengambil remote tv untuk mengurangi rasa bosanku . mengganti setiap tayangan yang tidak menarik sama sekali . hingga akhirnya aku meletakkan remote diatas meja dan melihat tayangan yang entah aku tidak mengerti alur ceritanya. Aku tetap menatap lurus kearah tv melihat setiap gerak gerik yang ditampilkan oleh beberapa tokoh dalam cerita tersebut. Sampai akhirnya perlahan aku memejamkan mata karna rasa kantuk menyerangku .
***
"Wanita bodoh"
Samar samar aku mendengar suara seseorang . perlahan aku membuka mata . dan betapa kagetnya aku saat melihat siapa yang bersimpuh disampingku saat ini.
"Dave" ucapku sambil tersenyum lebar.
"Kau disini?" tanyaku sambil memegang wajahnya memastikan bahwa dia benar benar ada.
"Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau disini?" tanya dave tajam sambil menyingkirkan tanganku dari wajahnya
Aku menatapnya bingung
"Ralat , maksudku kenapa kau tidur disini?" lanjutnya
"Tidur?" tanyaku bingung
Aku menundukkan kepala dan heran melihat posisiku saat ini sedang berbaring diatas sofa . aku juga melihat sebuah jas menyelimuti bagian atas tubuhku.
"Aku tidak sadar bahwa aku tertidur disini dave karna tadi aku sedang menunggumu" jelasku
Aku tersenyum saat mengetahui sebuah fakta baru . aku melihat dave hanya menggunakan sebuah kemeja putih tanpa jas. Dan berarti sebuah jas yang berada ditubuhku ini adalah milik dave.
"Ceroboh" jawabnya singkat
"Kau bisa menungguku didalam kamar. Bagaimana jika ada yang ingin macam macam dengan mu hah? Apalagi kau menggunakan pakaian yang sudah tidak layak pakai" ucapnya tajam
"Aku baru saja membelinya dave" ucapku tidak terima saat dia menghina pakaianku
"Aku tidak terima alasan apapun . dan satu lagi , aku ingin kau membuang baju itu setelah ini karna aku tidak suka melihatmu menggunakannya " aku tersenyum saat dia kembali dengan sifat pemaksanya.
"Tapi aku masih ingin memakainya" ucapku menggodanya
"Aku tidak sedang bercanda acelin" jawabnya tegas
"Kenapa biasanya kau sela-"
"Vero kenapa kau tega meninggalkanku"
ucapanku terpotong saat melihat seorang wanita masuk dan menatap dave kesal.
Dan sekarang satu fakta kembali membuatku terkejut yaitu saat mengetahui dave tidak pulang seorang diri.
***
Hi
Udah sebulan ya gak muncul hehe
Sorry ya slow update keadaan yang memaksa :))
Pokoknya keep vote and comment yaaaa!!!
TO BE CONTINUE