Sahabat, aku cinta.

Par luthfia_AF

137K 4K 114

Copyright © 2013 by luthfia_AF WARNING : WARNING : CERITA BELUM DIREVISI SAMA SEKALI, KESALAHAN DALAM PENULIS... Plus

Sahabat, aku cinta.
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
TUJUH (ENDING)
Epilog!!

ENAM

10.1K 359 4
Par luthfia_AF

"GUE CINTA SAMA ELO, LAN!!!"

Ups! Aku barusan ngomong apa sih? Bodoh bodoh bodoh! Kenapa aku malah ngomong kayak gitu? Al, kamu bodoh banget sih!! Dengan takut-takut, aku mendongak menatap Alan. Dia menatapku dengan syok, mulutnya terbuka tapi nggak ada suara yang keluar. Aduhh, mau ditaruh dimana nih mukaku? Aku menggigit bibir, berusaha meredam perasaanku.

Untuk beberapa saat, kami hanya berdiri berhadapan tanpa bicara. Yaiyalah, emangnya aku harus bilang apa? Aduhh reaksinya Alan gimana ya? Aduhh, kenapa sih aku bodoh banget?! Oke, tenang Al. Kamu cuma tinggal bilang kalau kamu salah bicara karna emosi, terus kamu minta maaf dan pergi. Udah selesai, iya kan? Dengan tekad, kutegakkan kepalaku menatapnya. Dia juga masih menatapku, aduh kalau tatap-tatapan gini, aku malah jadi nggak bisa bicara.

Oke tenang, tenang Al. Setelah menarik nafas panjang, aku membuka mulutku " Em... " Plok! Plok! Plok! Suara apaan sih itu? Aku menoleh ke arah kantin, dan melihat Pak Agus - pelatih basket disekolahku - berdiri sambil menepoki kami.

"Kalian sedang apa disitu? Latihannya akan segera dimulai" Kata beliau sambil berjalan mendekat, Alan menoleh padaku lagi. Aku ikut menatapnya, tapi dia nggak bicara apa-apa. Dia malah berbalik dan berjalan menghampiri Pak Agus.

Mereka berbicara sebentar, kemudian langsung berbalik dan berjalan ke arah lapangan. Setelah mereka hilang dibelokan, baru aku bisa bernafas lega. "Tadi gue ngomong apa sih? Mati gue! Arghhh"

----<<<---->>>----

"Al..Al.. Elo ini juga aneh-aneh aja sih" Aku duduk sambil memberengut didepan Mita dan Fara yang sedang asik menulis-nulis. Sekarang aku dan Mita sedang membantu Fara untuk mengurus masalah lomba futsal dan basket, karna bentar lagi bakal diadain classmeeting gitu. Fara yang bertugas menentukan kelas mana tanding kelas mana gitu deh, asik sih sebenernya. Karna aku anak basket, aku bisa nentuin mana kelas yang mau aku lawan.

Aduhh jadi ksbb sama masa SMP, dulu pas classmeeting gini kan juga bareng Alan. Hush hush, jauh jauh sana pikiran tentang Alan! " Iya nih, Al. Mana ada coba, orang yang nyatain cinta gegara emosi?"  Suara Fara yang bernada geli campur sebal terdengar, membuatku semakin memberengut.

"Ya kan gue emosi, terus keceplosan." Jawabku membela diri, tapi ternyata Fara dan Mita masiiiihhh aja menyalahkan aku. Dengan pasrah, aku duduk mendengarkan omelan mereka yang bernada geli. Sambil membaca kertas-kertas hasil coretan Fara, yang berisi tulisan kelas-kelas. " Lho far? Kok ini Cewek lawan Cowok sih? Kan nggak fair." Aku memotong kata-kata mereka sambil menunjuk ke salah satu kertas. Disini ditulis, tim cewek kelas 10 - 1 lawan tim cowok kelas 11 IPA - 2.

"Itu ketua panitia-nya sendiri yang nyuruh, gue cuma ngejalanin tugas." Fara menjawab datar, ditariknya kertas ditanganku lagi. "Sebagai anak basket, elo nggak boleh liat kelas lawan lo duluan!" Fara bergumam dengan tegas, aku langsung protes.

"Kok elo gitu banget ama gue, Far? Terus untungnya gue bantuin elo apaan dong?" Jawabku memelas. Iyalah melas! Udah rela diomelin mereka, masa aku nggak dapet untung apa-apa?

"Tenang Al, kita nggak akan ngerugiin tim elo kok" Mita menepuk-nepuk tanganku pelan, tapi aku malah jadi nggak tenang. Orang wajah Mita gitu banget, mencurigakan. Kutatap Mita dengan tatapan curiga banget, Mita langsung tertawa geli. "Udah deh, elo nih. Sana, mending elo mberesin kamar elo dulu. Soalnya setelah ini selesai, kan kita bakal pindah ke kamar elo."

"Iya iya!" Aku menjawab sambil berdiri dan berjalan ke kamarku, emangnya kamarku berantakan apa? Aku membuka pintu kamarku dan langsung jadi pusing, ini kenapa kamarku jadi kayak kapal pecah ya? Duhh, perasaan minggu lalu udah aku beresin deh. Eh, atau minggu kemarennya lagi ya?

>>>>---<<<<

"21 - 19, pemenangnya Tim Cewek kelas 11 IPA - 3 !!!" Renata, yang jadi MC pertandingan berseru kegirangan. Mungkin karna kelas-nya yang menang, jadi dia girang banget. Aku mendrible bola basket didepan kelas, sekalian latihan biar tangan nggak kaku. Sampai sekarang, aku masih belum tau siapa lawan kelasku. Tapi kata Fara, habis ini Tim cewek kelas kami yang bakal tanding.

"Oke, sekarang giliran tim berikutnya yang maen ya nata." Drien sebagai MC kedua, bergumam sambil membaca kertas didepannya. "Tim cewek kelas 12 IPA - 2 lawan . . ." Aku menatap ke arah kedua MC itu dengan datar, nggak penting banget sih bikin penasaran gitu.

"Lawan Tim Cowok kelas 12 IPS - 1 !!!" Renata berseru dengan semangat. WHAT? Aku menoleh cepat ke arah Fara yang duduk mendempel dengan Mita di bangku depan kelas. Tanding sama kelasnya ALAN? Dan lawan tim-nya Alan pula? Sial!! Mereka keterlaluan banget sih!

"Heh!" Aku meneriaki mereka sampai mereka menoleh keheranan, "Jahat banget sih!" mereka nyengir kuda sambil menatapku dengan muka sedikit bersalah. Aku sudah mau marah-marah, ketika mendengar suara Drien dan Renata lagi.

"Tim yang dipanggil silahkan memasuki lapangan basket ya, sekarang! Waktu kita nggak banyak" Drien berkata dengan tidak sabar, karna satupun dari kedua tim belum ada yang ke lapangan.

"Arin!" Aku memanggil Arin yang duduk di bangku depan kelasku, "Elo gantiin gue, Rin. Gue masuk cadangan" Kataku dengan tegas, Arin mengangguk terpaksa. Ya gimana mau nolak, orang aku kan kapten tim.

"Al, gila lo! Kita bisa kalah kalo lo kagak turun" Vio mendatangiku dengan wajah tidak setuju. Ahh masa bodo deh mau menang apa kalah, yang jelas aku nggak mau lawan tim-nya Alan!!

Semua anak tim kelasku langsung mendatangiku, membuatku merasa terjajah. "Kalian pasti bisa kok tanpa gue," Aku mencoba menenangkan mereka, tapi mereka tetap protes. "Udah cepetan, nanti kita kena disk"

Dengan wajah terpaksa mereka memasuki lapangan, Tim kelas-nya Alan juga udah masuk. Alan menatap ke arah Tim kelasku, kemudian tatapan beralih ke arah kelasku. Dan tatapan kami bertemu, dia menaikkan dagunya dengan sok. Aku memutar bola mataku dengan jengah. Permainan pun dimulai.

"Al, elo kenapa nggak maen sih?" Mita menghampiriku dengan sebal, Fara berjalan dibelakangnya. Aku menatap mereka dan tidak memperhatikan pertandingan lagi.

"Kalian tega amat sih sama gue?" Aku memprotes sambil berkacak pinggang.

"Itu serius keputusan dari ketua panitianya, Al. Gue nggak tau apa-apa" Fara menjawab sambil mengangkat bahu. Ketua panitia-nya? Siapa sih dia?!

"Siapa sih emang ketua-nya? Rese banget!" Gumamku sebal. Fara menunjuk ke depan, ke deket MC. Aku mengikuti arah pandangnya, Aldi? Lho? Dia kan sohib-nya Alan? Kok malah masangin Tim Alan sama Tim-ku?

"Al, liat skor deh!" Fara menyodok rusukku dengan kesal, aku menatap ke arah pojok kiri lapangan, ke tempat anak-anak yang membawa papan tulis. 10 - 3? Astaga! Aku menatap permainan Tim-ku yang entah kenapa jadi ancur banget. "Elo harus maen, Al!!"

"Gue nggak mau!" Aku menolak mentah-mentah!

"Jangan egois dong Al, ini demi kelas! Demi dunia basket elo, dan elo kalah cuma karna perasaan elo?" Mita mencoba memanas-manasi.

"Gue nggak kalah!" Jawabku sebal

"Elo kalah, buktinya cuma karna Alan elo nggak main!" Fara memanas-manasi. Aku menatap mereka dengan sebal! Aku? Kalah karna Alan?! Oke, mereka bener. Aku nggak bisa ngorbanin basket cuma karna perasaan! Aku berlari ke pinggir lapangan.

"Arin! Minta time out!" Aku berteriak dipinggir lapangan, Arin mengangguk dan berjalan ke arah wasit. Tim-ku langsung berlari ke arahku, meminta penjelasan. " Gue masuk, gantiin Arin. Sori Rin" Mereka langsung terlihat ceria. Kami masuk ke lapangan dengan gagah, Alan menatapku sambil menaikkan alis.

Oke, Lan. Masa bodoh dengan semua tentang kamu!

------

"Skor 32 - 31!" Aku mengacuhkan suara Renata, dan tetap fokus pada bola basket. Kira mendrible bola ke arah Ring, aku mengekor sambil menghalangi Adit, tim lawan.

" Al! " Dengan sigap, aku berlari ke samping dan menangkap operan dari Kira. Aku mendrible sebentar, kemudian menshoot dan... MASUK!

"Skor 32 - 33 dengan keunggulan kelas 12 IPA - 2" Permainan dimulai lagi, Alan dan aku saling mengoper di tengah lapangan. Aku mendapat bola basketnya dan langsung mendrible, melihat Vio yang bebas, aku langsung mengoper padanya. Dan mencoba mengekor, ouch! Bola direbut Ben, dan dia mendrible ke arah Ring-ku. Aku mengejar dan mencoba merebut bola kembali, berhasil! Aku mendrible setengah berlari ke arah ring lawan.

Ketika melihat jarak sudah tidak terlalu jauh, aku mencoba menshoot. Dan BRUG! Kurasakan benturan keras yang membuat kepalaku terasa seperti meledak, kemudian semuanya langsung berubah gelap.

<3<3<3<3

Pink muda. Itu kan warna langit-langit kamarku? Aku menyentuh kepalaku yang terasa sakit, kemudian menatap ke sekeliling. Ini kan kamarku? Kok Aku ada disini? Bukannya tadi ... Oh! Aku inget, tadi aku jatuh karna didorong Anto. Terus aku pinksan? Tapi kok aku bisa ada disini sih? Siapa yang bawa aku kesini?

Aduhh kepalaku pusing banget lagi, dimana orang-orang? "Bundaa.." Aku memanggil dengan suara serak, terdengar suara pintu terbuka. Tapi ternyata bukan bunda atau bapak yang masuk, itu Mita dan Fara. "Hei.." Aku tersenyum pada mereka yang kelihatan cemas.

"Elo nggak apa-apa, Al?" Mita bertanya dengan wajah cemas.

"Masih pusing sih. Kok aku bisa ada disini?" Aku bertanya dengan suara serak.

"Tadi elo pinksan, terus akhirnya kami bawa pulang deh. Elo pinksan lama amat Al, sampe malem gini." Mita menjawab, dia menunjuk jam dinding dengan dagunya. Jam 8 malam. Berarti udah 12 jam sejak pertandingan tadi, lama juga ya?

"Al, dengerin gue." Fara duduk disampingku, diranjang. Aku menatapnya dengan heran, "Tadi yang nggendong elo kesini itu Alan, Al." Ha? Aku mengangkat alis dengan heran. Alan?

"Oh itu, iya Al. Dan elo tau apa?" Kali ini Mita menyahut, dia berjalan ke kursi sebelah ranjangku. "Tadi Alan berantem sama Anto! Sampe muka Anto lebam biru-biru gitu, Al."

"Oh ya? Emangnya mereka ada masalah apa?" Aku bertanya datar. Masih belum sadar sepenuhnya, kepalaku juga masih pusing.

"Ya Alan itu belain elo, Alifia!!" Fara yang menjawab.

"Ha? Belain gue? Emangnya gue diapain sama An..." Aku langsung teringat, " Oh iya, dia yang ngedorong gue ya?"

Fara menyentuh bagian pelipisku, dan aku langsung mengaduh! Kenapa cuma disentuh dikit aja langsung sakit ya? "Tadi kata dokter, nggak ada luka serius kok. Cuma benjol ini aja, tapi kok elo sekarang jadi lemot gini ya?"

"Sialan lo!" Aku menonjok bahu Fara maen-maen.

"Nggak, gue serius. Tadi setelah ngeliat elo pinksan, Alan langsung kalap dan ngegebukin si Anto." Sahut Fara. "Dia kelihatan marah banget, Al. Kalo aja tadi si Vio nggak teriak sambil bilang kalo elo nggak nafas lagi, mungkin Alan nggak akan berhenti."

"Ha? Gue tadi sempet mati juga?" Aku bertanya ngawur. Mita langsung tertawa pelan.

"Nggak Al, Vio cuma bohong. Biar Alan ngelepasin Anto, biar nggak berantem lagi." Mita yang menjawab.

Aku cuma ber-oh panjang, masih belum bisa mencerna kata-kata mereka. "Tadi Alan khawatir banget lho sama elo, Al." Fara tersenyum senang. Mita juga."Oh, dan elo tau nggak Al?"

"Apaan lagi?"

" Alan sama Dian udah putus." Mita bergumam santai. Dan aku langsung menatapnya dengan kesadaran penuh, MEREKA PUTUS?!  

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

37.8K 2.2K 22
So Eun tidak pernah menyangka bahwa status Kim Bum telah berubah dalam hatinya. Tapi perjalanan cintanya tidaklah mulus.
3.6M 288K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
KANAYA (REVISI) Par liaa0415

Roman pour Adolescents

1.8M 104K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
CINTA DALAM DO'A Par alyanzyh

Roman pour Adolescents

4M 236K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...