Arabella & The Waterhouse Fam...

By GeenaAG

709K 77.2K 15.4K

Maukah kamu tinggal bersama keluarga yang memiliki kuburan di halaman belakang rumah? Atau makan malam bersam... More

Dalam kenangan, Anthony Ackerman
Grave 1
Grave 2
Grave 3
Grave 4
Grave 5
Grave 6
Grave 7
Grave 8
Grave 9
Grave 10
Grave 11
Grave 12
Grave 13
Grave 14
Cast & Characters
Grave 16
Grave 17
Grave 18
Grave 19
Grave 20
Grave 21
Grave 22
Grave 23
Grave 24
Grave 25
Grave 26
Grave 27
Grave 28
Characters ; The Sims Version
Grave 29
Grave 30
Grave 31
Grave 32
Grave 33
Grave 34
Grave 35

Grave 15

16.3K 1.9K 262
By GeenaAG

Satu gigitan besar burger masuk ke dalam mulut Nigel tanpa pandang bulu. Remah-remah makanan garing yang menempel di kedua pipinya tidak digubris sama sekali. Semenjak satu jam yang lalu, dia telah menghabiskan sekiranya tiga burger berukuran jumbo, lima ayam goreng, satu loyang pie labu, tiga porsi kentang goreng, dan empat minuman bersoda. Nigel memiliki kecenderungan makan makanan sembarangan dalam waktu tertentu; kebiasaan yang menurutnya pantas dibanggakan.

Nigel membersihkan sudut bibirnya yang tertimpa saus menggunakan punggung tangan, kemudian menggigit burgernya lagi dengan lahap. "Fuck diet," umpatnya sambil mengunyah. "Siapa yang butuh diet kalau Burger King tetap buka?"

Hari ini bertepatan dengan ulang tahun Nigel yang ke sekian belas. Setiap tahunnya, dia selalu merayakan ulang tahun di Burger King selepas pulang sekolah, tidak pernah absen.

Nigel bersendawa terang-terangan di tengah kunyahan burger, menyebabkan udara disekitarnya menjadi tidak lagi steril. Beberapa anggota genk Trojan yang duduk bersamanya menyerukan ketidaknyamanan, meski tidak sampai menyudutkan cowok itu. Sementara beberapa pengunjung restoran yang merasa terganggu, menolehkan kepala mereka ke arah si biang keladi.

"Astaga ... sudah berapa bulan kau tidak makan?" protes teman satu genk-nya yang bernama Micah.

Nigel menunjukkan ekspresi sangar dibuat-buat. "Pertanyaan yang benar adalah, sudah berapa bulan aku tidak menghajar seseorang?" Dia mengangkat sebelah tangannya yang berlemak tinggi-tinggi, lalu menepuk-nepuknya dengan bangga.

Micah merenggut dengan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. "Catatan kriminalmu bersih dalam dua bulan terakhir," ujarnya tidak percaya. "Itu baru namanya pecah rekor."

Nigel tertawa tak senonoh. "Aku akan memberitahumu sesuatu, Bocah tengik. Mengapa Captain America terkubur di lapisan es selama puluhan tahun? Itu karena dia sedang mengumpulkan seluruh tenaganya agar lebih kuat daripada sebelumnya. Begitu juga denganku, yang sedang mengumpulkan energi untuk mencetak lebih banyak rekor."

"Tapi 'kan Captain America tidak gendut," balas Micah, yang langsung dihadiahi pukulan di kepala oleh Nigel.

Hampir setiap bulan, Nigel kerap membuat masalah di sekolah, dan di mana pun ketika dia menapakkan kakinya di muka bumi. Selain gemar menyebarluaskan berita yang tidak benar layaknya ibu-ibu, Nigel juga suka menindas anak-anak yang tergolong lemah. Sampai sebagian pihak yang menjadi korbannya menuntut untuk berhenti sekolah. Tidak heran kalau kedua orang tua anak itu sering mondar mandir ke sekolah setiap waktu. Sama halnya dengan William; anak laki-laki yang pernah bermasalah dengan Emily (hanya jika kau ingat), Nigel juga tidak begitu menyukai keluarga Waterhouse.

Tidak jauh dari meja genk Trojan, ada Darwin dan Arabella yang duduk saling berhadap-hadapan. Berkat pemuda berambut pirang itu, mau tidak mau Arabella duduk di antara sekawanan anak-anak pembuat masalah seperti genk Trojan. Pasalnya, kita semua tahu bahwa Darwin telah menakklukan geng Trojan dalam tempo waktu satu hari. Maka secara otomatis, dia termasuk ke dalam spesies genk Trojan. Penampilan berpakaian dan cara berbicara Darwin pun berubah drastis; rambut pirangnya ditata seperti milik James Dean, dua kancing kemeja sekolah bagian atasnya dibiarkan terbuka, lalu bagian lengan kemejanya digulung sampai ke atas siku.

Tidak ada genk Trojan yang sudi mengenakan baju hangat HCW School ketika berada di luar sekolah. Karena menurut mereka, memakai baju hangat itu hanya untuk nenek-nenek tua.

Darwin terkekeh geli saat melihat Nigel tersedak burger. "Lihat si polar bear itu, dia tidak pernah belajar dari pengalaman."

Arabella jelas mendengar apa yang dikometarkan Darwin tentang Nigel, tetapi dia tak sampai hati membalasnya. Dia mengalihkan pandang ke arah jendela yang berada persis disampingnya, mengamati barisan mobil yang di parkir lumayan rapih; termasuk mobil Darwin yang memiliki warna merah paling mencolok.

Rasa ketertarikannya pada pemandangan di luar jendela pudar sewaktu soda, yang baru diantarkan pelayan, terlihat begitu menggoda. Sambil menopang sebelah sikunya ke atas meja, dia menyeruput soda dengan malas. Setiap cairan yang melewati lidahnya bagaikan paku-paku kecil yang menusuk. Otaknya kembali mengingat perkataan ayahnya semasa hidup.

"Jauhi makanan cepat saji kalau tidak mau cepat mati!"

Arabella jelas merindukan saat-saat di mana ayahnya yang cerewet sangat mengutuk keberadaan makanan cepat saji. Dia memikirkan mendiang sang ayah di waktu yang tidak tepat, tetapi pikirannya terus melayang ke arah sana. Ayahnya adalah sosok yang selalu berada di sampingnya jika masa sulit tengah menghampiri. Namun setelah sang ayah meninggal, dia tidak punya seseorang untuk dijadikan sandaran, atau tempat berbagi cerita. Darwin bisa saja dijadikan tempat pelarian bagi Arabella, tetapi tetap saja cowok itu bukan ayahnya.

Tiba-tiba pikirannya melayang mengingat kejadian di lapangan basket beberapa waktu lalu. Apa yang dikatakan Madam Sera mengenai kekuatan gelap yang mengintai nyawanya bukanlah omong kosong. Membayangkan sosok hitam yang nyaris merenggut nyawanya membuat perasaan gelisah gadis itu semakin memuncak; takut kalau-kalau sosoknya datang lagi.

"Ada apa denganmu, Baby?" tanya Darwin cemas. "Mengapa kau tidak makan makananmu?"

Arabella mengedikkan bahu sebagai jawaban.

Darwin menjulurkan tangannya guna meraih ujung jemari Arabella. "Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu," komentarnya. "Kau memang berada di sini, tetapi pikiranmu tidak."

"Apakah aku terlihat seperti itu?"

Darwin mengangguk kecil. "Apakah kau masih memikirkan kejadian di sekolah tadi? Sudah kubilang lupakan masalah itu! Aku dan genk Trojan berjanji akan memberi pelajaran kepada si cabul itu."

"Namanya Elliot."

Nigel mengatakan bahwa sekolah memberi hukuman skors kepada Elliot selama satu minggu penuh. Dia dan teman-temannya justru tidak setuju atas hukuman yang diberikan sekolah kepada Elliot. Bagi mereka itu sangat tidak adil, karena Nigel yang ketahuan memecahkan kaca mobil guru Olahraga, mendapat hukuman harus mencuci mobil para guru selama satu bulan.

Hukuman yang diberikan kepada Elliot tidak luput dari peran Arabella sebagai saksi kunci. Andai saja dia lebih berani menjelaskan kepada Mr. Garner tentang apa yang terjadi di lapangan basket, Elliot pasti tidak akan mendapat hukuman. Tetapi siapa yang mau percaya kalau yang merusak fasilitas sekolah itu adalah hantu? Belum lagi pelecehan seksual yang dituduhkan kepada Elliot sempat membuat hatinya teriris.

Tunggu ... mengapa dia tahu-tahu memperdulikan nasib Elliot?

Seharusnya Arabella tidak berpikir macam-macam, tetapi dia juga tidak bisa melupakan peringatan tentang bayangan hitam yang terus menghantuinya. Dia harus segera berbicara dengan Tuan Evanders apa pun alasannya. Selain dirinya, Elliot juga berada di tempat kejadian. Cowok itu bahkan menyelamatkannya dari malapetaka. Di sisi yang bertentangan, janjinya untuk tidak lagi berbicara kepada Elliot habis sudah. Dia meyakini ramalan mengenai kekuatan gelap yang mengintai nyawanya, tetapi sulit menerima kenyataan bahwa seseorang yang akan menjadi malaikat pelindungnya adalah Elliot--cowok ketus yang sulit ditebak. Sungguh kebetulan yang tidak terduga.

Jika boleh kembali ke masa lalu, Arabella kecil selalu berharap bahwa dia akan bertemu dengan pangeran berkuda putih, lalu pangeran itu membawanya ke dunia yang penuh warna seperti di negeri dongeng. Jelas-jelas Darwin adalah orang yang pantas menjadi malaikat pelindungnya, orang yang tulus membantunya selama ini. Dia selalu berharap bisa menikah dengan seseorang yang mempunyai rambut pirang, wajah setampan Zeus, dan memiliki senyum memikat. Semua kriteria itu berada di dalam diri Darwin, sosok yang berada di hadapannya kini.

"Apa yang harus aku lakukan agar tetap membuatmu tersenyum?"

Arabella kembali menyeruput sodanya pelan-pelan. "Aku tidak tahu. Aku hanya ... entahlah, mungkin sedikit ketakutan." Dia tidak perlu berterus terang kepada Darwin tentang sosok kegelapan yang sedang mengincar nyawanya. Karena Darwin pasti hanya menganggap hal itu adalah omong kosong yang dibuat-buat.

"Kau sudah seharusnya menjaga jarak dari keluarga sinting itu, terutama Elliot. Ketakutanmu jelas berasal dari bayang-bayang mereka. Jika kau tidak pernah mengenal mereka, maka kau tidak akan pernah merasa setakut ini. Mereka adalah ancaman terbesarmu, yang sedikit demi sedikit akan membuatmu dihantui rasa takut berlebihan. Tetapi aku berjanji semuanya akan baik-baik saja, karena aku akan terus menjaga dan mengawasimu."

"Lalu, kapan aku bisa keluar dari rumah itu?" tanya Arabella lirih.

"Mr. Jones bilang, butuh satu bulan mengurus beberapa dokumen yang berkaitan dengan hak asuh anak. Prosedurnya ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Detektif itu berusaha mengumpulkan barang bukti yang dapat meyakini pengadilan, bahwa keluarga Waterhouse bukanlah wali yang tepat. Semuanya akan lebih cepat jika uang yang berperan.

"Tenang saja, Mr. Jones pasti akan berhasil menyelesaikan tugasnya. Aku percaya padanya, dan kau pun begitu. Aku menjamin kurang dari sebulan, kau sudah keluar dari rumah itu."

Arabella tersenyum simpul. Berkat Darwin, sedikit demi sedikit perasaan gelisah yang dialaminya mulai terurai. "Darwin," panggilnya lemah. "Apakah kau akan terus berada di sampingku? Maksudku ... apakah kita akan terus bersama selama-lamanya?"

Senyuman kemenangan muncul di wajah Darwin yang sok keren. Segera saja dia mencondongkan tubuhnya ke depan, mempererat genggaman tangannya di jemari Arabella. "Aku tahu pertanyaan itu akan muncul dari mulutmu yang manis itu. Setelah semua ini berakhir, aku berjanji akan mengajakmu kembali ke New York dan memulai hidup baru. Orang-orang seperti kita tidak pantas tinggal di tempat seperti ini." Perlahan-lahan dia menggiring jemari Arabella ke dadanya dengan lembut. "Apa kau bisa merasakan debaran jantungku? Ini untukmu. Ketika aku berada di dekatmu, detak jantungku selalu berdetak tidak wajar. Aku tidak tahu mengapa, tetapi rasanya sangat menyenangkan."

Arabella menarik tangannya pelan-pelan. "Itu tandanya keberadaanku di dekatmu tidak baik untuk kesehatan jantungmu."

"Tidak sama sekali," bantah Darwin. "Keberadaanmu justru membuat hari-hariku menjadi lebih bermakna. Aku tahu kita berdua mempunyai masa lalu yang tidak begitu baik. Aku adalah iblis, dan kau malaikatnya. Tetapi sekarang keadaannya berbeda; aku bukan Darwin si bocah nakal yang selalu menganggu hidupmu. Yang kuinginkan sekarang hanyalah membayar semua kesalahan yang pernah aku perbuat dengan terus berada di sisimu. Entah kau berpikir aku ini gila atau tidak, namun aku mengatakannya dari hatiku yang paling dalam." Darwin kembali menggenggam kedua jemari Arabella dengan lembut, lalu mengecupnya secara bergantian.

Perbuatan romantis Darwin sontak membuat para anggota genk Trojan yang berada tidak jauh mencemooh. Bagaimana tidak? Darwin berlagak seolah dia adalah Richard Gere di film Pretty Woman.

"Itu adalah hal yang paling menjijikkan yang pernah aku lihat," gumam Nigel sarkatis.

"Kurasa si pirang itu diam-diam mengoleksi DVD cewek di rumahnya," Micah menimpali.

"Atau dia memang jago bermain peran," sahut yang lainnya.

Jujur saja Arabella merasa risih atas perbuatan yang dilakukan Darwin. Namun sebaliknya, Darwin mengira jika mereka tengah berada di tengah restoran bintang lima alih-alih restoran cepat saji.

Arabella menarik diri dari genggaman Darwin, melipat tangannya di depan dada agar cowok itu tidak dapat meraihnya kembali. "Apa kau benar-benar serius?" tanyanya memastikan.

Darwin mencondongkan tubuhnya ke depan. Matanya yang berwarna biru terlihat seindah lautan karibia, tetapi ada hal terselubung yang terselip di dalamnya. "Orang tuaku berniat akan datanh. Mereka berniat mengunjungimu di rumah keluarga Waterhouse, sekaligus membuat orang-orang aneh itu tahu apa arti dunia yang sebenarnya."

"Benarkah orang tuamu akan datang kemari?"

"Tentu saja," jawab Darwin senang. "Itu adalah salah satu bukti bahwa perkataanku memang benar-benar serius."

"Yeah, tapi ... bagaimana cara mereka masuk ke dalam rumah keluarga Waterhouse?"

"Kalau Mr.Jones saja bisa, mengapa orang tuaku tidak?"

"Dan, apakah Mr.Jones berhasil dengan rencananya hari ini?"

"Sampai dengan saat ini aku belum mendapat kabar." Darwin memeriksa ponselnya, memastikan bahwa tidak ada pesan yang masuk dari Mr. Jones. "Kuharap dia tidak tertular penyakit cacar air di usia setua itu."

Arabella menarik napas panjang. "Aku meragukannya."

Darwin merebahkan punggungnya di sandaran sofa, diam-diam memutar bola matanya. "Aku pikir selama ini kau percaya padaku. Kami semua tulus ingin membantumu secara total, tidakkah kau sadar dengan hal itu?" tanyanya sembari menggengam botol soda.

Kini giliran Arabella yang mencondongkan tubuh ke depan. "Aku percaya padamu, sungguh. Tapi ... ada satu hal yang terus mengganggu pikiranku." Dia pikir, menjelaskan jika dirinya dan Elliot akan menjadi pasangan seumur hidup kepada Darwin bukanlah perkara mudah. Tetapi, dia juga tidak bisa menyimpan rahasia itu rapat-rapat.

"Apa itu?"

"Elliot," bisik Arabella.

"Aku sudah bilang aku akan menyingkirkan si penganggu itu--"

"Maaf jika penganggu ini datang tanpa di undang," sahut sebuah suara dari balik punggung Darwin.

Betapa terkejutnya Arabella saat matanya bertemu pandang dengan mata kelam milik Elliot. Sementara Darwin tersedak soda yang diseruputnya beberapa saat lalu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Arabella dan Darwin bersamaan.

Elliot mengedikkan bahu, sembari mengambil posisi duduk tepat di sebelah Arabella. Tidak seperti anggota genk Trojan, Elliot masih mengenakan seragam HCW School dengan lengkap. Sesaat kemudian, dia mengambil kentang goreng yang tersaji di atas meja dan memakannya sambil lalu. "Makanan apa ini? Rasanya seperti popok bayi."

"Mengapa kau duduk di sana? Cepat singkirkan bokong kotormu itu dan pergi dari sini!" seru Darwin, kedua tangannya mengepal di atas meja.

Mengabaikan Darwin, Elliot memutar tubuhnya menghadap seseorang yang berada di sampingnya. "Semua tergantung padamu, Nona manis. Jika kau ingin keluar dari tempat ini dengan damai, kau hanya perlu mengangguk setuju. Namun jika kau menolak keluar dari tempat ini dalam waktu satu menit, aku tidak akan menjamin apa yang akan terjadi di sini dalam waktu dekat."

Arabella menatap Elliot dengan tajam. "Apa ada pilihan lain?"

Mengapa Elliot muncul saat aku kebetulan sedang memikirkannya? tanya Arabella dalam hati.

"Dia tidak akan pergi ke mana-mana," sahut Darwin geram. "Sebaliknya, kau tidak akan keluar dari sini dengan damai." Dia berdiri untuk memanggil genk Trojan.

Sesaat kemudian, genk Trojan sekonyong-konyong datang menghampiri meja Darwin. "Ada yang bisa kami bantu?" Itu pertanyaan dari Nigel. Sambil melirik Elliot dengan geli, dia berkata, "Tampaknya aku tidak menulis undangan kepada Elliot si Idiot."

"Jangan tersinggung, tetapi aku juga tidak mendapatkan kartu ulang tahun berwarna pink di dalam kotak suratku," balas Elliot santai.

Arabella pikir dia seharusnya punya kekuatan menghilangkan diri seperti Invisible Women. Lalu pergi dari tempat itu sejauh mungkin.

Nigel menopang tangannya di kedua siku meja, menatap Elliot dengan tatapan membara, seperti ingin menelan cowok itu bulat-bulat. "Orang sepertimu tidak pantas berada di antara kami. Kau adalah sampah masyarakat, yang harus disingkirkan dan dilenyapkan. Karena kau pasti tahu keberadaanmu dan keluargamu yang aneh itu sangat meresahkan warga," kata Nigel. "Kebetulan kau berada di sini, berarti tugasku untuk melenyapkan keluarga Watermelon berkurang satu."

"Yeah, aku mau kalian menghajar si cabul ini sampai pingsan, kalau bisa patahkan juga jari-jari tangannya," perintah Darwin disertai senyuman licik.

Arabella tidak dapat menahan rasa jengkelnya. "Kumohon hentikan! Jangan bertingkah seperti anak kecil."

Seolah tidak terjadi apa-apa, Elliot asik menyeruput soda. Sebetulnya dia sudah beberapa kali menyicipi soda, namun tetap saja rasanya seperti aliran listrik kabel telepon yang merambati lidah. "Sudah kubilang, 'kan?" kata Elliot, bangkit berdiri. "Mau pulang atau tidak?"

"Hey, Elliot si idiot," Nigel menarik bagian kerah Elliot. "Aku sedang berbicara dengamu. Sebaiknya kau menatapku baik-baik, atau kalau tidak aku akan membuat wajahmu yang jelek ini menjadi semakin jelek."

"Atau membuat wajahmu yang bengkak menjadi semakin bengkak?" Elliot menaikkan sebelah alisnya, menantang sang ketua genk.

Tanpa pikir panjang, Nigel segera melayangkan tinjunya ke arah Elliot. Namun bukannya meninju targetnya, dia malah mendaratkan pukulannya tepat di hidung Micah yang berdiri di sebelahnya, membuat anak itu jatuh terselungkup di lantai. Darah menetes dari hidungnya yang terlampau besar. "Mengapa kau memukulku, Boss?" protes Micah, kesakitan.

"Dasar curang!" seru Nigel yang kemudian melayangkan tinju untuk kedua kalinya. Lagi-lagi pukulan tinjunya tidak mencapai target. Nigel malah memukul hidungnya sendiri, sampai-sampai tubuhnya yang gempal menubruk meja kosong yang berada di belakangnya.

Arabella memekik ketakutan. "Elliot hentikan!"

Elliot menoleh ke arah Arabella dari balik bahu. "Kau bisa lihat sendiri, aku tidak berbuat apa-apa, 'kan?"

Beberapa kelompok genk Trojan yang tersisa bersama-sama menyerang Elliot dari segala arah. Sementara Darwin malah mengumpat di balik meja dan berniat menelepon polisi. Elliot tidak perlu repot-repot mengeluarkan gerakan bela diri demi menyingkir dari serangan para amatir tersebut, karena dengan satu jentikan jari, kurcaci-kurcaci genk Trojan itu saling memukul satu sama lain; keras, tapi tidak mematikan. Kegaduhan itu segera menarik perhatian para pengunjung restoran yang lain. Dalam waktu singkat, kekacauan semakin menjadi-jadi.

Salah satu karyawan restoran, yang bertubuh gempal, berteriak ke arah telepon genggamnya. "Kubilang restoran Burger King. Eh ... entahlah mungkin ambulans? SWAT? FBI? Pokoknya kirimkan siapa saja ke sini."

"Aku baru saja menelepon polisi," kata Darwin megumumkan.

Elliot melirik Darwin dengan malas seakan sedang berurusan dengan anak kecil. "Aku ragu jika polisi percaya pada tampang kriminalmu. Katakan saja kepada mereka bahwa aku titip salam," katanya, yang lalu mengalihkan pandangan kepada Arabella dengan menunjukkan senyuman paling memikat. "Sudah kubilang, satu menit itu sangat berharga."

"Aku ... aku--"

"Jangan katakan apa-apa lagi. Mari kita pulang!" Elliot menjulurkan tangannya kepada Arabella.

Dengan bimbang dan sedikit lirikan ke arah Darwin, Arabella menerima uluran tangan Elliot. Mereka meninggalkan restoran dalam keadaan genk Trojan masih memukul satu sama lain. Namun tenang saja, semua itu akan berakhir dalam waktu dekat, tepatnya ketika polisi datang dan memergoki perbuatan mereka.

Tepat di saat Darwin hendak menggapai tangan Arabella, sekujur tubuhnya tiba-tiba tidak dapat digerakkan, kecuali kedua bola mata dan bibirnya yang terbuka samar-samar. "Apa-apaan ini?" katanya dengan gigi terkatup. "Apa yang kau lakukan padaku?"

Kejadian yang menimpa genk Trojan di hari ini sempat menimbulkan pertanyaan yang mengambang di benak para pengunjung Burger King. Kendati demikian, cerita simpang siur mengenai keluarga Waterhouse yang terdiri dari beberapa penyihir bukan lagi merupakan rahasia umum. Mereka baru menyaksikan sedikit dari aksi yang ditampilkan salah seorang keluarga Waterhouse. Bagaimana jika anggota keluarga lain yang tersisa benar-benar menunjukkan keahlian mereka kepada khalayak ramai?

Hallooo... aku update lagi /terus kenapa?/

Yauda Cuma mau bilang, selamat menunaikan ibadah puasa bagi para Readers yang menjalankan ibadah puasa :')

Semoga puasa kali ini diberikan kelancaran dan kemudahan. Amien...

Dan yang sedang ujian, semoga sukses sama ujiannya ya..

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 266K 63
Lunaria dalam bahasa bunga memiliki arti kejujuran, ketulusan, dan juga kemakmuran. Seperti arti namanya, ia menjalani hidupnya penuh ketulusan hingg...
2.2M 218K 72
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
450K 51.2K 60
WARNING!! BXB AREA. MOHON MENJAUH JIKA ANDA HOMOPHOBIA! CERITA INI 100% KARANGAN SEMATA. HANYA FANTASI. TOLONG BEDAKAN MANA YANG FAKE DAN REAL. WARN...
1.9M 101K 74
Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin jiwa seseorang yang tertidur setelah dipaksa mencari pasangan tiba-tiba sudah pindah ke raga orang lain...