Addicted To You

By jongxhun

133 16 5

Gadis 'kelewat' ceria itu tak pernah berhenti mengganggu Aiden. Tak ada salahnya memang jika gadis itu hanya... More

1.Your Name?
2.Second Meet
3.Bad Boy(s)
5.Let's Fight!
6.What's that face?

4.Who are you?

11 2 0
By jongxhun

Keven,Lenka,Joshua,David dan Virenza sekarang sedang berada di tengah lapangan,meski begitu,tidak ada niat sedikitpun untuk mereka menjalani hukuman.

"Len,pass!" Keven sudah berada di bawah ring bersiap menangkap bola basket yang ditujukan kepadanya.

"Yes,20-0." ucap Keven setelah memasukan bola ke-10nya ke dalam ring. Mereka sedang bermain dua lawan dua. David tidak ikut bermain.

"Ah,payah lo Josh,masa kalah sama cewek." David yang tidak ikut bermain sedari tadi hanya mengomentari permainan mereka.

"Berisik banget kopiah pak haji." Joshua yang kesal hanya membalas David dengan celaan.

"Yee bisa aje kentut siluman." David membalas asal.

"Hahahaha anjir dapet pencerahan
dari mana lo tau tauan siluman bisa kentut?" Keven terbahak dengan ucapan David.

Mereka asik tertawa bersama di lapangan tanpa sadar sedari tadi sudah bel istirahat dan banyak mata yang memperhatikan mereka dengan tatapan memuja. Kebanyakan adalah dari para perempuan. Bisik-bisik riuh terdengar di seluruh penjuru yang fokus ke arah lapangan yang berisi empat orang laki-laki dan satu orang perempuan dari kelas 10.

"Sedang apa kalian?" bu Linda kembali geram.

"Kan ibu yang nyuruh kita ke lapangan,kok ibu malah nanya lagi?" Keven angkat bicara.

"Maksud saya itu kalian berdiri di lapangan dihukum, bukannya malah main-main seperti ini!" Bu Linda menjewer mereka satu per satu.

"Aww aw iya iya bu maap,makanya lain kali kalo ngasih perintah yang jelas dong bu!" David berkata sambil meringis mengusap telinga bekas jeweran bu Linda.

Aiden kembali memperhatikan gerombolan Keven dari kejauhan sambil tersenyum sinis. Di sebelahnya Naya memperhatikan gerak gerik Aiden.

"Aiden?"

Merasa terpanggil,Aiden menatap tubuh mungil Naya di sampingnya tanpa menjawab dengan kata.

"Kamu kenal orang-orang yang di lapangan itu?" Naya memberanikan diri untuk bertanya. Aiden membalas dengan menggelengkan kepalanya pertanda 'tidak'.

Seseorang menghampiri Aiden dengan satu tangan yang dimasukan ke dalam saku celananya.

"Kenapa tuh bocah?"

Aiden hanya membalas dengan mengangkat bahunya. Cowok itu lalu sadar akan keberadaan seseorang di samping Aiden.

"Eits,siapa nih?" tanya cowok itu sambil memperhatikan Naya yang sedari tadi berdiri di samping Aiden.

"Halo,gua Raven." Raven mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan Naya,namun segera di tepis oleh Aiden.

"Jangan iseng." Aiden menatap Raven datar.

"Oke,oke." Raven mengangkat kedua tangannya tanda menyerah lalu berbalik menghadap lapangan dan berteriak.

"Woi Kev,ngapain lo di tengah-tengah lapangan?" Raven berteriak dari koridor.

Keven hanya mengangkat bahu lalu berjalan meninggalkan bu Linda yang sedang mengoceh begitu saja diikuti oleh Lenka,Joshua,David,dan Virenza.

Aiden yang melihat Keven dan teman-temannya mengarah kearah dimana ia dan Raven berada langsung beranjak pergi dari tempatnya. Baru beberapa langkah ia berjalan,ia berbalik badan seperti lupa akan sesuatu.

"Ngapain bengong? Ayo jalan." Aiden menarik tangan Naya untuk mengajaknya pergi dari tempatnya.

Keven pun sadar atas kepergian Aiden yang tampak disengaja dan melihat apa yang dilakukan Aiden.

"Ngapain lo di tengah lapangan?" Tanya Raven ketika Keven sudah sampai didepannya.

"Tau tuh guru lo gajelas." Ucap Keven.

"Eh itu Aiden sama siapa? Tumben banget sama cewek,pegangan tangan lagi." Tanya Keven. Keven melihat kejanggalan,pasti ada sesuatu tentang cewek itu.

"Gatau. Gua mau ajak kenalan tadi tapi gak dibolehin sama dia." Ucap Raven sambil mengangkat bahu.

"Eh Keven ngapain lu kesini?" Tanya Lenka yang baru sampai disebelah Keven.

"Hmm jadi adek-adek gua sekarang udah pada punya cewek nih." Raven memperhatikan Lenka.

"Eh? Ini kakak lo Kev? Pantesan agak mirip mirip gimana gitu." Lenka balik memperhatikan Raven.

"Hah? Bang Raven kakak lo Kev? Kenapa gak bilang dari tadi." ucap Joshua kaget.

"Emang gua harus banget gitu ngaku jadi adeknya dia?" Keven menunjuk Raven.

"Tunggu tunggu,lo bertiga kenal bang Raven?" Lenka yang sedari tadi kebingungan bertanya kepada Virenza,David,dan Joshua.

"Raven Devaro,kelas 12,juara bertahan taekwondo sekolah,sekaligus yang megang tongkrongan sekolah kita,makanya selama 3 tahun ini sekolah kita gak pernah ada yang berani ngacak-ngacak." jelas Virenza singkat.

"Lebay lebay,dia aja kalah kalo lawan gua." Keven menyilangkan tangannya di dada.

"Tapi lo kalah lawan Aiden." Raven membalas Keven.

"Hah? Demi kentut siluman ular,lo lebih jago dari bang Raven?" David melongo menatap Keven.

"Gak penting. Ayok ah ke kantin,gua laper." Keven berjalan tanpa sadar menarik tangan Lenka.

"Ih apaansi,gue mau kenalan sama abang lo dulu." Ucap Lenka sambil melepaskan pegangan tangan Keven.

"Halo Bang,gue Lenka. Salam kenal Bang." Ucap Lenka sambil mengulurkan tangannya dan dibalas uluran tangannya oleh Raven.

"Salam kenal juga Lenka. Gaperlu gua sebutin lagikan nama gua?" Ucap Raven.

"Yeh gosah sok asik lo." Ucap Keven sambil mendorong pundak Raven.

"Ayok cepet gua laper." Keven tanpa sadar merangkul pundak Lenka sepanjang jalan menuju kantin. Lenka hanya terdiam memperhatikan pundaknya yang dirangkul Keven.

"Duduk dimana nih? Meja udah penuh semua." Virenza memperhatikan sekeliling kantin.

Keven melihat satu meja yang masih kosong hanya berisikan Aiden dan Naya. Tanpa bicara Keven langsung menarik bangku dan duduk di sebelah Naya. Virenza duduk di seberang Keven diikuti Joshua dan David. Lenka duduk di bangku yang tersisa,di sebelah Aiden.

"Hai cantik." Keven menumpukan sikunya ke meja untuk meletakkan kepalanya di tangan menghadap ke arah Naya.

Naya kebingungan melihat ke sekelilingnya siapa orang yang di maksud Keven.

"Iya lo cantik,masa orang di sebelah lo?" Keven menjelaskan sambil menatap jijik Aiden.

Aiden merasa terganggu dengan kehadiran Keven dan teman-temannya segera menarik Naya untuk bangun dari tempat duduknya.

"Tunggu." Keven menarik sebelah tangan Naya yang satunya. "Len." Keven mendelikkan dagunya ke arah Aiden tanda bahwa ia harus membawa Aiden pergi.

"Gue?" Lenka menunjuk dirinya sendiri.

"Iya cepetan kuproy lama lo." ucap Keven.

Lenka langsung menarik lengan Aiden kuat untuk keluar dari kantin. Seperti Keven,Aiden juga sempat kaget dengan kekuatan Lenka.

"Nah,jadi nama lo siapa,cantik?" Keven bertanya kepada Naya.

"Eh,itu, nama aku Nayaka,panggil aja Naya." Naya menjawab takut-takut. Bagaimana tidak takut? Sekarang ia dikelilingi 4 orang cowok dan diperhatikan oleh seluruh penghuni kantin.

"Hai Naya,gua David,panggil aja Dave,kalo mau tambahin 'ganteng' juga gapapa." David nyengir sambil menjulurkan tangannya kepada Naya. Belum sampai Naya membalas,Joshua sudah memiting David di lengannya.

"Aaah apa salah gua? Lepasin napa." Joshua pun melepaskan David.

"Hai Nay,gua Joshua,dan itu Virenza." Virenza melambaikan tangannya ke arah Naya.

"Kenapa lo pada jadi ikut kenalan juga?" kata Keven tiba-tiba.

"Yah gak tau,kita kan cuma ngikutin lo ." jawab David asal,Virenza dan Joshua hanya mengangguk.

"Yah terserah lah." Ucap Keven lalu kembali menatap Naya.

Dia.. Kayak mirip seseorang. Keven membatin.

"Eh,itu,aku kan belum tau nama kamu?" Naya memberanikan diri untuk bertanya.

"Oh iya lupa,nama gua Keven,Keven Lazaro." Keven memperlihatkan senyum termanisnya.

------------

Lenka membawa Aiden pergi ke taman sekolah,sedari tadi Aiden tidak berusaha kabur meskipun dia bisa. Ia terlalu malas untuk berdebat dengan cewek yang bahkan tidak ia kenal ini.

"Lo siapa sih?" Lenka melepas tangan Aiden sambil menatapnya.

Aiden hanya diam dan memutuskan untuk duduk di bangku taman.

Lenka memperhatikan Aiden dari atas ke bawah dan berhenti di matanya.

"Tunggu tunggu. Mata lo kayak mirip matanya Keven deh." Lenka mengusap dagunya.

"Lo siapanya Keven sih? Kayanya Keven kenal sama lo." Lenka ikut duduk di samping Aiden.

"Berisik." Aiden mengeluarkan earphone dari sakunya lalu memasangnya di telinganya.

Lenka langsung melepas earphone tersebut dari telinga Aiden. Aiden langsung menatap Lenka dengan tatapan khas datarnya.

"Lo mau apa?" Aiden berkata datar.

"Gue? Hmm kalo gue minta mobil sama rumah lo kasih gak?" ucap Lenka meledek. Aiden tetap diam.

"Bercanda-bercanda. Kalo gue mau tau nama lo,boleh? Nama gue Galenka,panggil aja Lenka." Lenka memperkenalkan diri tanpa diperintah.

"Aiden." jawab Aiden singkat.

"Kayak pernah denger." Lenka mengusap dagunya lagi dan berfikir.

"Ah! Gue inget,lo Aiden yang tadi disebut sama bang Raven,katanya lo lebih jago dari dia dan Keven kan? Woah gak nyangka gue ketemu lo." Lenka menepuk-nepuk tangannya kegirangan.

"Len,ayok cabut udah bel." Keven datang menarik tangan Lenka menjauh bersama Joshua,David,dan Virenza.

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.5M 217K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
4.8M 258K 58
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
539K 58.1K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
637K 43K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...