Baby Proposal Versi KyuWook

By gitaputri05

6.8K 401 67

More

Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Prolog

Chapter 1

1.9K 88 11
By gitaputri05

Sudah setengah jam lebih Ryeowook berada di kamar mandi apartementnya. Perasaannya kacau. Hampir sepuluh menit lebih ia memegang alat itu, tetapi ia malah memejamkan matanya rapat-rapat. Tidak berani melihatnya. Ia takut pada kebenaran yang akan terhampar di depan matanya.

Ini kali kedua ia menggunakan test pack, setelah kemarin tidak dapat melihat hasil yang jelas. Garis yang menunjukkan apakah dia positif atau negatif hamil tidak terlihat dengan jelas. Pagii ini, dia mengulanginya lagi untuk lebih memastikannya.

Ryeowook menarik napas dalam-dalam. Dikuatkan hati untuk melihat hasil yang terlihat. Perlahan, matanya terbuka, dan pandangannya terarah pada alat tes ditangannya. Pekik tertahan ke luar dari bibirnya. Matanya membulat, tangannya mulai gemetaran. Sebelumnya, ia sudah menduga tetapi hatinya terus menyangkal kemungkinan itu. Namun, tanda positif yang ada di testpeck terlihat jelas. Dia hamil! Perasaan Ryeowook tidak karuan. Takut, panik, dan bingung bercampur jadi satu. Dia masih berharap bahwa tanda positif itu hanyalah khayalannya.

Dia tidak mungkin hamil disaat seperti ini. Ini pasti sebuah kesalahan! Dia tidak mungkin hamil! Test pack ini pasti salah. Tangan Ryeowook masih terkepal kuat. Dia berharap kalau semua ini mimpi. Hatinya makin gelisah.

Ryeowook tidak dapat membayangkan seperti apa hidupnya nanti. Bagaimana dia harus menjelaskan kepada keluarganya apalagi appa-nya. Selama ini dia memilih untuk tinggal di apartement karena dia mau menunjukkan kalau dia bisa mandiri dan dia bukan anak manja. Dia ingin membuktikan itu pada Appa-nya."Tapi kenapa yang terjadi malah seperti ini?", batin Ryeowook menahan air mata yang akan keluar.

Ryeowook bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya kuliahnya. Dia ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang desaigner yang handal. Dia rela meninggalkan segala kemewahan yang selama ini orang tuanya berikan, karena Appa-nya ingin Ryeowook masuk kuliah jurusan bisnis. Ryeowook memang kuliah dijurusan bisnis seperti keinginan Appa-nya tapi dia juga mengikuti kursus desaigner untuk mewujudkan cita-citanya. Appa Ryeowook ingin agar dia bisa menjadi pewaris perusahaan Kim. Appa Ryeowook tidak tahu kalau Ryeowook mengikuti kursus itu, tapi Eomma juga kakaknya tahu kalau dia mengikuti kursus itu. Ryeowook juga belum berniat untuk menjalin hubungan dengan lelaki manapun setelah Yesung-mantan kekasihnya- mengkhianatinya. Namja itu berselingkuh dengan teman sekampus Ryeowook yang selama ini telah menjadi teman curhatnya.

Air mata Ryeowook mulai mengalir deras. Dia menangis sesenggukan, merasa tidak berdaya. Dia merasa tidak sanggup untuk menjalani kehamilannya ini. Dia tidak menginginkan seorang bayi. Tidak pada saat ini! Saat dirinya sedang bersemangat untuk kuliah dan bekerja. Jika ia melepaskan cita-citanya menjadi desaigner hanya karena hamil, ia tidak akan punya kesempatan lagi.

Selain itu, dia juga merasa tidak sanggup untuk menjadi seorang Eomma. Dia yakin, dia tidak akan bisa menjadi seorang Eomma yang baik. Sempat terlintas dalam pikirannya untuk menggugurkan saja, tetapi dengan cepat diralatnya kembali. Baginya, menggugurkan kandungannya itu terlalu keji, tidak manusiawi. Namun, dia juga tidak ingin menikah. Dia tidak ingin terperangkap dalam suatu ikatan pernikahan yang akan membuatnya tidak dapat bergerak bebas, dan akhirnya terpaksa melepaskan semua yang pernah dia cita-citakan. Dia juga masih terlalu muda untuk membangun sebuah keluarga.

Apa yang harus dilakukannya dengan bayi ini? Hanya ada dua pilihan; melahirkan dan membesarkannya sendiri, atau memberitahu namja itu. Bukankah namja itu Appa dari bayi yang dikandungnya? Jadi, dia berhak tahu. Ryeowook bangkit dari toilet dan keluar dari kamar mandi. Sambil mempertimbangkan keputusannya, ia melangkah ke dapur, mengambil segelas air dan meneguknya perlahan. Setengah melamun, ia duduk di sofa di ruang tamu yang juga dijadikan untuk ruang tv.

Bagaimana cara mengatakannya? Haruskah dia menelepon namja itu dan mengatakan,

" Hai, ini Ryeowook, yeoja yang pernah sekamar denganmu di kapal pesiar waktu liburan di Pulau Jeju...aku sedang mengandung anakmu," begitu saja, tanpa basa-basi pikir Ryeowook. Dia tidak mungkin melakukannya karena itu terlalu aneh. Dia harus mengatakan langsung dihadapan lelaki itu tapi Ryeowook takut. Masih teringat jelas, reaksi yang timbul di dalam dirinya ketika bertemu dengan namja itu. Tubuhnya yang jangkung dan atletis, serta wajah tampannya mampu membuat perut Ryeowook mulas. Tatapan matanya yang tajam dan dingin mampu membuat hati Ryeowook terjungkir balik. Namja itu memang sangat mempesona. Ryeowook mendesah resah.

Ryeowook takut jika namja itu tidak mau bertanggung jawab dan malah balik menuduh kalau dia, yeoja yang tidak baik dan pernah melakukan itu dengan namja lain. Ryeowook benar-benar akan menghajar namja itu itu kalau berani menuduhnya serendah itu. Namja itu adalah orang pertama baginya, dan dia ingat persis setiap detail kejadian itu hingga musibah ini terjadi. Tiba-tiba gelombang amarah melanda Ryeowook. Dia marah pada dirinya sendiri karena telah mabuk dan merelakan namja itu menyentuh tubuhnya! Ryeowook menghela napas panjang. Seandainya semua itu tak pernah terjadi. Seandainya waktu bisa diulang kembali. Seandainya...

Dua minggu yang lalu, Ryeowook sangat gembira saat mengetahui dirinya memenangkan undian berhadiah di hyundai departement yang iseng-iseng diikutinya. Dia mendapat hadiah liburan ke Pulau Jeju selama tiga hari dua malam. Berhubung hadiah itu diperuntukkan bagi dua orang maka Ryeowook mengajak sahabatnya Kibum, untuk ikut dalam liburan itu. Tanpa perlu ditawari dua kali, Kibum segera menyambut gembira tawarannya. Kibum dan Ryeowook memang bersahabat sejak kecil. Karena kedekatan mereka berdua membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menyebut mereka Twins Kiwook. Sebenarnya ada dua orang lagi yang menjadi sahabat Ryeowook selain Kibum, dia adalah Sungmin dan Hyukjae yang sudah berselingkuh dengan kekasihnya.

Mereka naik jetfoil mewah untuk menyeberang ke Pulau Jeju. Meskipun perjalanan melalui laut itu cukup menyenangkan, tapi perjalanan itu terasa sangat menyiksa bagi Kibum. Dia mabuk laut. Ryeowook memandangi wajah Kibum yang terduduk lemas di sofa itu dengan wajah geli bercampur bingung. Kibum sama sekali tidak bisa menikmati pemandangan laut yang sangat indah ditambah dengan cuaca yang mendukung. Kibum terus mengeluhkan perutnya yang terasa mual dan pandangannya yang mulai berputar-putar. Kibum juga tak henti-hentinya mengomel tentang perjalanan yang terasa amat panjang dan mulai menyesali keputusannya untuk ikut perjalanan ini. Saat melihat Kibum akan muntah, Ryeowook segera memapahnya keluar ruangan. Membawanya ke dek kapal.

"Kau norak sekali sih bum, apa kau benar tak pernah naik kapal mewah?" Tanya Ryeowook.

"Aish, aku sedang sakit begini kau masih bisa mengejekku. Aku kira kita akan naik pesawat, apa enaknya juga naik kapal?" Gerutu Kibum sebal.

Kibum yang sudah tak sanggup lagi menahan rasa mual yang mendesak hendak keluar dari perutnya bergegas melangkah ke tepi dek. Sambil berpegangan pada pagar dek, dia menumpukan perutnya di pagar, mencondongkan tubuhnya ke depan dan memuntahkan seluruh isi perutnya ke laut. Kakinya yang terjulur menghalangi jalan, membuat seorang namja yang sedang tergesa-gesa tersandung hingga hampir terjatuh. Untung saja, Ryeowook cukup cekatan. Dia menangkap lengan namja itu dan menahannya dengan seluruh kekuatannya, membantu namja itu menemukan keseimbangannya. Namja itu mengalihkan pandangannya pada Ryeowook. Sesaat, mata mereka beradu.

Mata Ryeowook membesar saat menyadari betapa tampannya namja itu. Tubuhnya tinggi dan atletis. Matanya yang tajam, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang seksi. Rambutnya yang berantakan tertiup angin membuatnya tampak semakin tampan. Lelaki itu membalas tatapan Ryeowook dengan pandangan dingin, lalu melengos sambil mendengus kesal, melangkah pergi begitu saja.

"Mianhae Tuan..." teriak Ryeowook tapi namja itu terus berjalan tanpa memedulikan teriakan Ryeowook.

Tiba-tiba, langkah namja itu terhenti. Namja itu merogoh saku celananya, mengeluarkan Iphone dan mendekatkan ke telinganya. Tak lama kemudian, dia sudah berbicara dengan nada marah.

Ryeowook mengangkat bahunya tak acuh dan mengalihkan pandangannya pada Kibum. Di dekatinya temannya yang masih muntah-muntah itu, lalu menepuk pelan punggungnya.

"Gwenchana Bum?" Tanya Ryeowook panik.

"Sudah agak lebih baik dari yang tadi. Aish, jinjja. Aku tidaak akan naik kapal lagi jika jadinya seperti ini," gerutu Kibum kesal.

Karena suara namja yang sedang menelepon itu terlalu keras, mereka berdua mengalihkan pandangannya untuk melirik namja tampan itu. Namja itu tampak sangat kesal dan suaranya semakin keras hingga Ryeowook dan Kibum dapat mendengar apa yang diucapkannya.

"Aku sudah menunggu lama disini. Seingatku, kita sudah sepakat untuk bertemu disini. Kau bilang, aku harus berangkat lebih dulu, lalu kau akan menyusul. Tapi, saat kapalku berangkat, kau malah baru memberi kabar bahwa kau tidak bisa ikut dalam perjalanan ini!" Seru namja itu. Rahangnya tampak mengeras dan tangan kirinya mencengkeram pagar besi begitu erat. Tampak jelas kalau namja itu sedang berusaha keras menahan amarahnya.

Ryeowook mengalihkan pandangannya dari namja itu. Dia tidak ingin menguping, tetapi suara keras namja itu masuk begitu saja ke telinganya tanpa permisi. Seorang awak kapal lewat di depan mereka berdua.

"Mianhae agassi, namja itu siapa ya?" Tanya Kibum pada awak kapal itu.

"Itu Cho Sajangnim, saya permisi dulu," kata awak kapal itu sambil berlalu setelah membungkukkan badan pada mereka.

"Kau sudah setuju kita akan bersama untuk terakhir kalinya. Setelah perjalanan ini, kita akan berpisah secara baik-baik. Tapi-" namja itu mengambil napas dalam-dalam untuk mengendalikan kemarahannya, lalu melanjutkan ucapannya,

"sekarang, katakan alasanmu kenapa kau membatalkan rencana ini?" Tanyanya dengan nada melunak.

Namja itu terdiam selama beberapa saat. Tampaknya sedang mendengarkan lawan bicaranya mengatakan sesuatu.

"MWO?!"

Ryeowook dan Kibum menoleh cepat, terkejut mendengar seruan keras namja itu.

"Kau membatalkan perjalanan kita karena keluargamu menjodohkanmu dengan pilihan mereka?"Suara namja itu kembali dipenuhi amarah.

"Dan kau setuju untuk menikah dengannya dalam waktu dekat ini?"Namja itu terdiam sejenak, kembali mendengarkan lawan bicaranya.

"Mwo?! Kau tidak bisa berdaya menolak permintaan mereka? Kau..." namja itu tidak melanjutkan ucapannya.

Mata Ryeowook terbeliak dan kaget saat namja itu mengayunkan tangannya dan melemparkan Iphone-nya ke dalam laut. Dengan wajah murka, namja itu memutar tubuh, memunggungi Ryeowook dan melangkah pergi. Ryeowook menatap kosong punggung namja itu hingga namja itu berbelok di ujung dek, dan menghilang dari pandangan.

Melihat ulah namja itu, Ryeowook hanya bisa menggelengkan kepala sambil menghela napas panjang dan tak mengerti dengan sikap namja itu. Lalu ia kembali memusatkan perhatian pada Kibum.

"Bum, sebaiknya kita kembali ke dalam. Apa kau baik - baik saja Bum?"Tanya Ryeowook sambil menggandeng tangan Kibum untuk masuk ke dalam kapal.

Ketika kapal merapat di pelabuhan, Kibum sudah mulai pulih dari mabuk lautnya. Dia dan Ryeowook segera turun dari kapal dan mengikuti tour guide masuk ke dalam bus hotel. Rombongan pun berangkat menuju Hyatt Regency Jeju. Setibanya di hotel, Ryeowook segera menghampiri meja resepsionis untuk mengecek namanya dan mengurus registrasi, sementara Kibum duduk menunggu di kursi lobi sambil memainkan Iphone miliknya. Setelah mendapat kunci kamar dan dua buah welcome drink card, Ryeowook mengucapkan terima kasih dan melangkah mundur. Tanpa sengaja, ia menabrak seseorang. Saat Ryeowook berbalik dan ingin meminta maaf, matanya terbelalak. Ternyata, orang yang ditabraknya adalah namja tampan tadi.

"Jeosonghamnida tuan, saya tidak sengaja,"ucap Ryeowook membungkukkan badannya untuk meminta maaf.

Namja itu menatap Ryeoeook kesal sambil terus berbicara di Iphone, yang tampak masih baru. Pandangan Ryeowook turun ke lantai dan melihat kacamata hitam tergeletak di dekat namja itu. Ryeowook hendak mengambil kacamata itu. Namun, ternyata namja itu memiliki niat yang sama. Tak dapat dihindari, jemari mereka pun saling bersentuhan. Saat Ryeowook mendongak, pandangannya bertemu

dengan mata namja itu. Dia dapat melihat bola matanya yang indah itu dari dekat. Tanpa disadari, jantungnya berdegup lebih kencang. Perutnya terasa melilit seketika, wajahnya terasa memanas. Cepat, ia menarik tangannya dan berdiri.

Setelah memungut kacamatanya, namja itu pun berdiri. Dia menatap Ryeowook dengan pandangan gusar tanpa sedikit pun menjauhkan Iphone dari telinganya. Kemudian, dia memutar tubuhnya memunggungi Ryeowook. Ryeowook menjadi kesal dengan sikap arogan namja itu. Dia memutar tubuhnya dan melangkah ke tempat Kibum yang sedang menahan tawanya karena kejadian tadi.

"hahaha, kau lucu sekali Wookie, aku tak pernah melihatmu dengan tampang seperti sekarang. Apa kau suka dengan namja tadi? Aku akan menelepon Siwon dan menceritakan kejadian tadi," cerocos Kibum

"sepertinya kau puas sekali menertawakanku Bum, awas kau...,"kata Ryeowook menjitak kepala Kibum.

" Appo Wookie, kau suka sekali menjitak kepalaku," kata Kibum mempoutkan bibirnya.

"Kajja kita ke kamar, aku sudah lelah mendengar ocehanmu itu,"kata Ryeowook yang langsung menarik tangan Kibum menuju ke kamar mereka berdua.

Sebelum meninggalkan lobby, Ryeowook menoleh. Dia melihat namja itu masih terus berbicara di telepon. Wajahnya terlihat sangat kacau.

"Biar tahu rasa! Dasar orang kaya sombong!"gerutu Ryeowook yang masih dapat didengar oleh Kibum.

"Sudahlah Wookie, jangan terlalu benci dia atau kau akan jatuh cinta padanya "ucap Kibum masih menggandeng tangan Ryeowook.

"itu tidak akan terjadi "kata Ryeowook yakin yang hanya dibalas senyuman oleh Kibum. Kibum tahu kalau Ryeowook tidak suka dengan namja seperti itu.

Kamar mereka ternyata memiliki pemandangan yang sangat bagus. Ryeowook dan Kibum melonjak kegirangan melihat kemewahan dan fasilitas yang disediakan hotel tersebut. Pemandangan di luar balkon pun tak kalah menarik karena langsung dapat melihat pantai yang biru. Tak menyia-nyiakan kesempatan begitu saja, mereka segera berganti baju dan langsung pergi ke Pantai itu.

Malam harinya, Ryeowook dan Kibum pergi ke restorant hotel untuk mengikuti acara yang diselenggarakan oleh pihak hotel. Begitu memasuki restorant, kedua perempuan itu disambut oleh cahaya lilin yang memenuhi ruangan, memberikan kesan romantic. Alunan music dari biola dan piano mengiringi penyanyi berwajah cantik bergaun indah. Suaranya merdu memenuhi ruangan. Ryeowook dan Kibum segera mencari meja mereka. Begitu duduk, seorang waiter segera menghampiri dan meletakkan hidangan makan malam di hadapan mereka.

Usai santap malam, acara pun bergulir ke permainan. Setiap tamu yang duduk diwajibkan untuk menyanyikan sebuah lagu. Satu meja satu lagu, itu yang disampaikan oleh host acara tersebut. Karena Kibum tidak mau terpaksa Ryeowook yang berdiri dan berjalan ke atas panggung untuk menyanyikan sebuah lagu. Ryeowook menyanyikan lagu Bruno Mars, Just The way you are. Lagu itu adalah lagu favoritnya dan lagu penuh kenangan menurut Ryeowook. Setelah selesai menyelesaikan lagu itu, semua orang bertepuk tangan untuknya. Saat menuruni panggung dan kembali ke mejanya, Ryeowook tidak menemukan Kibum. Saat memandang sekeliling ruangan, dia menemukan temannya itu sedang duduk di sebuah meja di sudut ruangan dengan seorang namja. Mata Ryeowook terbelalak saat menyadari siapa namja itu. Si namja tampan yang angkuh! Dan, saat menyadari apa yang sedang mereka lakukan, matanya semakin terbelalak. Kedua orang itu tampak sedang bertanding minum. Tanpa membuang waktu, Ryeowook menghampiri meja keduanya.

"Bum! Kau apa-apaan sih?' tegurnya saat telah berada disamping Kibum.

Kibum mendongak dan senyum lebar mengembang diwajahnya yang telah merah padam akibat terlalu banyak minum.

"kebetulan kamu datang Wookie. Aku mau ke toilet sebentar,"cerocosnya tanpa memedulikan teguran Ryeowook.

Ryeowook melongo menatap Kibum yang bangkit dari kursinya. Tiba-tiba, tubuh temannya itu terhuyung. Ryeowook segera menangkapnya, sebelum ia jatuh ke lantai.

" kau mabuk, Bum!" kata Ryeowook cemas. "Kita kembali ke kamar saja,"kata Ryeowook kemudian.

Kibum menatapnya gusar. " kau mau aku kalah dari namja sombong itu,"bisiknya kesal.

" tapi kau udah mabuk Lu... kau juga tidak akan mungkin menang lawan dia," ucap Ryeowook.

Kibum menatap Ryeowook penuh pertimbangan. Lalu senyumnya mengembang. "kau benar Wookie, aku tidak mungkin menang lawan dia tapi kau pasti bisa. Kau mau kan menggantikan aku?"pinta Kibum.

Ryeowook menggelengkan kepalanya cepat,"aku tidak mau!"jawab Ryeowook.

" Jebal Wookie, kali ini saja. Apa kau tak ingin balas dendam padanya,"ucap Kibum sambil memohon. Karena kasihan pada Kibum yang sudah mabuk akhirnya Ryeowook pun mengiyakan permintaan sahabatnya itu.

" Tuan Cho, apa boleh kalau teman saya yang menggantikan, saya benar sudah mabuk,"Tanya Kibum pada namja yang bernama Cho Kyuhyun itu.

" OOO, baiklah tak masalah..."jawab Kyuhyun. Kyuhyun menatap Ryeowook dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan wajah dingin.

"Apa kau yakin akan megalahkanku?" Tanya Kyuhyun dengan nada sombong.

Hati Ryeowook panas, " aku akan mengalahkanmu" tekad Ryeowook. Namja ini benar-benar menyebalkan, gerutu Ryeowook. Ryeowook duduk dihadapan Kyuhyun. Kibum melangkah menuju ke kamar karena dia sudah tidak kuat lagi.

Mereka berdua pun minum sampai menghabiskan lebih dari sepuluh botol soju. Kepala Ryeowook sudah mulai pusing dan matanya pun hampir menutup begitu pun dengan Kyuhyun. Mereka tidak sadar kalau keadaan di sekelilingnya telah sepi.

"Maaf, Tuan Muda..."Seorang manager retorant menepuk pundak Kyuhyun pelan.

"Beberapa menit lagi, restorant akan tutup,"katanya memberitahu, lalu melangkah pergi.

Ryeowook memusatkan pandangannya pada Kyuhyun. Pandangan mereka bertemu. Tiba-tiba, dia melihat sudut bibir Kyuhyun terangkat. Senyumnya kali ini bukan senyuman sinis yang diperlihatkan waktu pertama bertemu tapi senyuman lembut.

"kajja, kita pergi..." Kyuhyun bangkit dari kursinya, dan menjulurkan tangannya pada Ryeowook.

Ryeowook menatapnya heran. " Kemana?"tanyanya sambil menyambut uluran tangan Kyuhyun dan bangkit dari kursinya.

"kemana pun yang kau mau..." jawab Kyuhyun sambil memapah Ryeowook.

Mereka melangkah terhuyung-huyung sambil tertawa dan ocehan yang tidak jelas dari mereka berdua. Akhirnya, mereka berhenti di depan sebuah kamar. Kyuhyun memapah Ryeowook memasuki kamarnya dan menutu pintunya. Tiba-tiba, Kyuhyun merengkuh tubuh Ryeowook dan merapatkan tubuhnya pada tubuh Ryeowook. " Rambutmu bagus, seperti rambut So Eun..." Kyuhyun menempelkan hidung dan bibirnya di puncak kepala Ryeowook.

"Rambutmu harum..."bisiknya lembut, lalu menjauhkan tubuhnya dari tubuh Ryeowook.

Ryeowook mendongak, menatap Kyuhyun dengan tatapan terpana. Namja itu menatapnya lembut. Bola matanya berkilau indah, membuatnya sulit bernapas.

" Aku ingin tahu, apakah bibirmu juga selembut bibir So Eun?" ucap Kyuhyun.

Belum sempat Ryeowook mencerna ucapan Kyuhyun, tubuhnya sudah kembali ditarik merapat ke tubuh namja itu. Dia hanya mampu terpana saat melihat wajah Kyuhyun semakin mendekat ke wajahnya. Pandangannya nanar. Otaknya terasa kosong. Saat bibir Kyuhyun menyentuh bibirnya, Ryeowook pun mulai terhanyut. Dia memejamkan mata, menikmati ciuman lembut namja itu. Sesuatu yang tersembunyi di dalam dirinya bergolak hebat saat ciuman Kyuhyun semakin bergairah. Sesuatu yang dikiranya telah lenyap darinya. Tanpa ragu, Ryeowook berjinjit dan melingkarkan lengannya dipundak Kyuhyun. Pundak yang tegap dan kokoh. Dia tidak dapat menahan keinginannya untuk mencengkeramkan tangannya ke pundak namja itu dan membalas ciuman Kyuhyun dengan gairah yang sama.

Saat tangan namja itu membelai tubuhnya lembut, Ryeowook hanya bisa mendesah. Dia terlena. Dia bahkan tidak peduli saat Kyuhyub membopong tubuhnya dan membawa ke kamar lalu merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Kabut kenikmatan terlalu pekat menyelimuti otaknya. Dia tidak merasakan apa-apa saat pakaiannya terlucuti satu demi satu. Ryeowook mendesah saat Kyuhyun menelusuri setiap senti tubuhnya dengan tangan dan bibirnya. Ryeowook semakin terhanyut dan lupa akan segalanya.

Esok paginya, rasa panic melanda Ryeowook saat mendapati dirinya berada di kamar yang tidak di kenalnya. Apalagi mendapati Kyuhyun berada dalam satu ranjang yang sama denganya dan dalam keadaan tanpa busana. Panik, Ryeowook segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Matanya mulai berkaca-kaca.

Apa yang telah dilakukannya? Bagaimana dia bisa berada dalam satu selimut bersama dengan namja dalam keadaan seperti ini? Pasti telah terjadi sesuatu tadi malam. Tangis Ryeowook pun pecah, membuat namja yang tidur disampingnya terbangun dan menatapnya bingung.

"Kenapa?" Tanya Kyuhyun dengan kening berkerut.

"apa yang kau lakukan padaku?" Tanya Ryeowook dalam isakkannya.

Kyuhyun terpaku.

Dia mulai memahami apa yang terjadi. "Sudahlah, jangan menangis..."

Dia duduk di atas ranjang dan mulai membujuk Ryeowook. Ryeowook menatap Kyuhyun dengan mata berkilat marah.

"Siapa bilang kau bisa lega sekarang?" katanya gusar masih di antara isakkannya.

Kening Kyuhyun berkerut, "maksudnya?"Tanya Kyuhyun kembali.

"Ini pertama kalinya aku-" Ryeowook menyembunyikan wajahnya didalam kedua telapak tangannya. Tangisnya kembali pecah.

Kyuhyun terpaku menatapnya. Wajah namja itu pucat pasi. "Jadi..., jadi..., kau masih...?"tanyanya dengan suara bergetar. Ryeowook mengangguk.

Kyuhyun mengerang kesal, lalu termenung sesaat. Akhirnya dia berkata,"aku akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padamu. Kamu paham kan maksudku? Jika kamu... hamil?" kata Kyuhyun. Sebelum Ryeowook menjawab Iphone-nya berbunyi.

"Yoebseyo,"ucap Ryeowook dengan suara bergetar.

"Wookie, kau dimana? Apa kau baik - baik saja?" Tanya Kibum khawatir karena mendengar Ryeowook menangis.

"aku akan kembali sebentar lagi Bum" ucap Ryeowook dan segera mematikan teleponnya.

Sambil terisak, Ryeowook bangkit dari ranjang dengan memakai selimut masuk ke dalam kamar mandi. Dia segera memakai pakaiannya kembali. Setelah beberapa saat, Ryeowook keluar dari kamar mandi. Ryeowook hanya melirik Kyuhyun yang sudah memakai pakaian. Dia mengambil Iphone yang ada diatas nakas dan segera pergi dari kamar itu. Sebelum Ryeowook membuka pintu kamar,

"Tunggu, ini kartu namaku, kau dapat menghubungiku kapan saja kalu terjadi sesuatu,"ucap Kyuhyun menyerahkan kartu namanya.

Ryeowook mengambil kartu nama tersebut dan segera pergi. Kyuhyun terduduk kembali di ranjangnya. Dia masih terlalu kaget dengan apa yang baru saja terjadi. Kenapa aku jadi bodoh seperti ini, batinnya membuka pintu kamar yang ditempati olehnya dan Kibum. Ryeowook langsung masuk ke dalam dan memeluk Kibum.

"Wookie, apa yang terjadi?" Tanya Kibum mengusap punggung Ryeowook lembut.

"Bagaimana ini Bum..."kata Ryeowook yang masih terisak.

"Apa yang harus kulakukan?"

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

48K 3.9K 18
NOT BXB !!! - Kalo ga suka, skip aja ya - Danu Danuarta pemuda 24 tahun, yang sehari-hari bekerja sebagai pelayan cafe, Danu juga sering mengikuti b...
1.1M 117K 55
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
176K 15.3K 108
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
646K 11.8K 20
suka suka saya.