Chapter 1

1.9K 88 11
                                    

Sudah setengah jam lebih Ryeowook berada di kamar mandi apartementnya. Perasaannya kacau. Hampir sepuluh menit lebih ia memegang alat itu, tetapi ia malah memejamkan matanya rapat-rapat. Tidak berani melihatnya. Ia takut pada kebenaran yang akan terhampar di depan matanya.

Ini kali kedua ia menggunakan test pack, setelah kemarin tidak dapat melihat hasil yang jelas. Garis yang menunjukkan apakah dia positif atau negatif hamil tidak terlihat dengan jelas. Pagii ini, dia mengulanginya lagi untuk lebih memastikannya.

Ryeowook menarik napas dalam-dalam. Dikuatkan hati untuk melihat hasil yang terlihat. Perlahan, matanya terbuka, dan pandangannya terarah pada alat tes ditangannya. Pekik tertahan ke luar dari bibirnya. Matanya membulat, tangannya mulai gemetaran. Sebelumnya, ia sudah menduga tetapi hatinya terus menyangkal kemungkinan itu. Namun, tanda positif yang ada di testpeck terlihat jelas. Dia hamil! Perasaan Ryeowook tidak karuan. Takut, panik, dan bingung bercampur jadi satu. Dia masih berharap bahwa tanda positif itu hanyalah khayalannya.

Dia tidak mungkin hamil disaat seperti ini. Ini pasti sebuah kesalahan! Dia tidak mungkin hamil! Test pack ini pasti salah. Tangan Ryeowook masih terkepal kuat. Dia berharap kalau semua ini mimpi. Hatinya makin gelisah.

Ryeowook tidak dapat membayangkan seperti apa hidupnya nanti. Bagaimana dia harus menjelaskan kepada keluarganya apalagi appa-nya. Selama ini dia memilih untuk tinggal di apartement karena dia mau menunjukkan kalau dia bisa mandiri dan dia bukan anak manja. Dia ingin membuktikan itu pada Appa-nya."Tapi kenapa yang terjadi malah seperti ini?", batin Ryeowook menahan air mata yang akan keluar.

Ryeowook bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya kuliahnya. Dia ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang desaigner yang handal. Dia rela meninggalkan segala kemewahan yang selama ini orang tuanya berikan, karena Appa-nya ingin Ryeowook masuk kuliah jurusan bisnis. Ryeowook memang kuliah dijurusan bisnis seperti keinginan Appa-nya tapi dia juga mengikuti kursus desaigner untuk mewujudkan cita-citanya. Appa Ryeowook ingin agar dia bisa menjadi pewaris perusahaan Kim. Appa Ryeowook tidak tahu kalau Ryeowook mengikuti kursus itu, tapi Eomma juga kakaknya tahu kalau dia mengikuti kursus itu. Ryeowook juga belum berniat untuk menjalin hubungan dengan lelaki manapun setelah Yesung-mantan kekasihnya- mengkhianatinya. Namja itu berselingkuh dengan teman sekampus Ryeowook yang selama ini telah menjadi teman curhatnya.

Air mata Ryeowook mulai mengalir deras. Dia menangis sesenggukan, merasa tidak berdaya. Dia merasa tidak sanggup untuk menjalani kehamilannya ini. Dia tidak menginginkan seorang bayi. Tidak pada saat ini! Saat dirinya sedang bersemangat untuk kuliah dan bekerja. Jika ia melepaskan cita-citanya menjadi desaigner hanya karena hamil, ia tidak akan punya kesempatan lagi.

Selain itu, dia juga merasa tidak sanggup untuk menjadi seorang Eomma. Dia yakin, dia tidak akan bisa menjadi seorang Eomma yang baik. Sempat terlintas dalam pikirannya untuk menggugurkan saja, tetapi dengan cepat diralatnya kembali. Baginya, menggugurkan kandungannya itu terlalu keji, tidak manusiawi. Namun, dia juga tidak ingin menikah. Dia tidak ingin terperangkap dalam suatu ikatan pernikahan yang akan membuatnya tidak dapat bergerak bebas, dan akhirnya terpaksa melepaskan semua yang pernah dia cita-citakan. Dia juga masih terlalu muda untuk membangun sebuah keluarga.

Apa yang harus dilakukannya dengan bayi ini? Hanya ada dua pilihan; melahirkan dan membesarkannya sendiri, atau memberitahu namja itu. Bukankah namja itu Appa dari bayi yang dikandungnya? Jadi, dia berhak tahu. Ryeowook bangkit dari toilet dan keluar dari kamar mandi. Sambil mempertimbangkan keputusannya, ia melangkah ke dapur, mengambil segelas air dan meneguknya perlahan. Setengah melamun, ia duduk di sofa di ruang tamu yang juga dijadikan untuk ruang tv.

Bagaimana cara mengatakannya? Haruskah dia menelepon namja itu dan mengatakan,

" Hai, ini Ryeowook, yeoja yang pernah sekamar denganmu di kapal pesiar waktu liburan di Pulau Jeju...aku sedang mengandung anakmu," begitu saja, tanpa basa-basi pikir Ryeowook. Dia tidak mungkin melakukannya karena itu terlalu aneh. Dia harus mengatakan langsung dihadapan lelaki itu tapi Ryeowook takut. Masih teringat jelas, reaksi yang timbul di dalam dirinya ketika bertemu dengan namja itu. Tubuhnya yang jangkung dan atletis, serta wajah tampannya mampu membuat perut Ryeowook mulas. Tatapan matanya yang tajam dan dingin mampu membuat hati Ryeowook terjungkir balik. Namja itu memang sangat mempesona. Ryeowook mendesah resah.

Baby Proposal Versi KyuWookWhere stories live. Discover now