Bloody Covenant

By ggromanov

1.8K 90 7

Perjanjian terkutuk, penuh darah dan kenistaan. Isabelle Froude tahu kejanggalan sinting yang terjadi dalam k... More

Chapter 1 --- Nightmare
Chapter 2 --- Welcome
Chapter 3 --- Pure Blood
Chapter 5 --- The Fight, The Kiss
Chapter 6 --- You are Mine
Chapter 7 --- The Punishment
Chapter 8 ---- Secret

Chapter 4 --- I (Cant) Do

107 3 0
By ggromanov

"Nikahi gadis itu, beri aku darah emas dan roh ayahmu bisa bebas."

Ucapan Vladimir terngiang-ngiang diotakku. Perlu beberapa detik bagiku untuk mengerti apa yang ia inginkan.

Tidak.
Aku tidak mau.

"Kau hanya meminta darah murni untuk pembebasan roh ayahku!" Cedric berseru marah. Ada kilat merah dimatanya.

Vladimir mengangkat kedua tangannya tak peduli.
"Aku menginginkan emas sekarang bukan kemurnian,"

"Lepaskan ayah kami, ambil gadis ini." Caleb mendorongku kasar kearah Vladimir membuatku jatuh tersungkur. Aku melihat tabung besar disudut ruangan yang berisi asap mengeluarkan jeritan memilukan.

"Kau mendengarnya?" Vladimir bertanya bangga seolah-olah ia telah menemukan resep keabadian lalu nada suaranya berubah menjadi memilukan

"Rob Schiller terdengar begitu kesakitan selama hampir seratus duabelas tahun."

Caleb terlihat begitu marah,
"LEPASKAN AYAH KAMI, VLADIMIR!"

Vladimir tidak memperdulikan Caleb, sebaliknya ia malah menatap Cedric
"Eric, apa kau akan membiarkan Ayahmu kesakitan disepanjang keabadiannya?" Tanyanya dengan suara mendesis seperti ular.
Cedric bergeming. Dia diam seribu bahasa. Tiba-tiba sebuah tangan besar dan dingin membantuku berdiri. Charles. Dia tersenyum tulus, ada pancaran sinar baik dimatanya.

"Apa yang terjadi?" Tanyaku parau pada Charles. Terlalu banyak pertanyaan diotakku, tetapi 'Apa yang terjadi?' telah mewakili semua pertanyaanku.

Apa yang terjadi dengan ulangtahunku?

Apa yang terjadi dengan duniaku?

Apa yang terjadi dengan hidupku?

Charles hanya tersenyum lalu mengelus kepalaku lembut. Ada sakit yang menelusup hatiku.

Aku merindukan Dad.

Vladimir berjalan memutari Cedric.

"Semua ditanganmu, Eric," Ucapnya licik. Aku melihat banyak tipu muslihat dimatanya. Rela mengkhianati apa saja untuk kepuasannya. Aku meludah dengan jijik.

Pendosa.

"Tetapi Rob sudah lama merindukan kebebasan." sambung Vladimir, ia tersenyum menampakkan semua giginya yang runcing.

Cedric terlihat terluka. Ia memejamkan matanya nampak berfikir keras. Aku menatap Charles penuh harap.

"Aku ingin pulang." Ucapku parau.

Charles hanya diam. Tidak lama Cedric membuka matanya, ada titik pengorbanan dalam tatapannya. Vladimir menyeringai senang.

Aku tahu hal buruk akan terjadi.

"Aku akan menikahinya."

Seketika aku terjatuh dan pandanganku menggelap.

--

"Russell, tolong ambilkan susu hangat dimeja itu."
Aku mengenal suara itu.

Bibi Maria.

Ia memiliki suara lembut dan penuh kasih sayang.

Kepalaku pusing dan aku masih belum bisa membuka mataku.

"Rosa, kau sudah datang," Suara Bibi Maria terdengar lagi, "Kau sangat cantik hari ini." Aku berusaha membuka mataku dan duduk.

"Isabelle sudah bangun," Suara berat Paman Russell terdengar. Aku melihat Rosalia, Paman Russell dan Bibi Maria. Jadi, semua kejadian gila itu hanya mimpi?

Aku menghela nafas lega.

Terimakasih, Tuhan.

Aku menatap sekeliling ruangan. Sangat aneh, dekorasi ruangan bergaya eropa kuno.

"Dimana aku?" Tanyaku
Tiba-tiba Paman Russell terlihat sedih ia berjalan menuju sudut ruangan bersama Rosalia.

"Dimana Mom dan Dad?" Tanyaku lagi. Bibi Maria tersenyum ia duduk disampingku.

"Terlalu berbahaya untuk mereka datang kesini dan untuk tahu semua ini, hanya aku dan Russell yang telah diterima disini." Ucapnya lembut.

"Apa maksudmu?" Tanyaku menuntut penjelasan

"Hari ini hari pernikahanmu dan Cedric Schiller, sayang," Jawab Bibi Maria seperti petir yang menyambar kepalaku dengan dentuman keras.

"Apa?!" Aku tersentak.

"Maaf, aku tidak dapat membantu lebih jauh, Isabelle," aku dapat melihat garis ketakutan di mata Bibi Maria sebelum bangkit lalu berlalu pergi.

Aku menatap Paman Russell yang berdiri disudut ruangan bersama Rosalia.

"Apa yang terjadi?" Tanyaku parau. Paman Russell berjalan kearahku. Ia tidak menjawab. Ia membiarkan keheningan yang menjawab pertanyaanku.

Dan aku sadar.

Kematian tengah menantiku.

---
.
.
.

"Lihat betapa cantiknya dirimu," Aileen Gilderoy menyentuh pundakku lembut sambil mengaggumi pantulanku dicermin besar. Aileen adalah seorang Nymph sahabat baik Bibi Maria, dia cantik bermata biru besar, berambut pirang dengan badan ramping. Aku yakin ia akan menjadi supermodel jika hidup di New York.

"Siapa saja yang akan datang?" Tanyaku. Aileen menyibakkan rambut pirang berkilaunya, ia terlihat lelah setelah menyanggul rambutku

"Tak ada yang datang, sayang," suara Aileen terdengar sangat lembut seperti nyanyian peri di film "Kau harus mengetahui perbedaan pernikahan dunia manusia dan dunia kami."

Aku mengerutkan dahiku bingung. Mata Aileen berubah panik,
"Jangan menghancurkan mahakaryaku!" Jeritnya, "Aku sudah lama merias wajahmu, nanti kau tidak cantik lagi." ia kembali memoleskan bedak padaku.

"Aily, apa kau sudah selesai?" Bibi Maria muncul dari balik pintu aku bisa melihatnya tanpa menoleh melalui pantulan bayangannya dicermin besar dihadapanku.

"Sudah." Jawab Aileen sambil menatapku bangga seolah-olah aku adalah lukisan terhebat yang pernah ia hasilkan dalam hidupnya.

"Cedric dan Caleb sudah menunggu," Ucap Bibi Maria sebelum kembali menghilang dari balik pintu. Aileen membantuku berjalan,
"Dimana tempatnya?" Tanyaku

"Masih jauh, kau harus bersabar," Aileen tersenyum. Ia sangat cantik.

"Aku haus, apa ada minuman selain darah disini?"

"Tentu saja ada, sebentar, aku akan kebelakang, kau berjalan lurus saja" Aileen berbalik arah, aku terus berjalan lurus sampai Aileen tidak kelihatan lalu membuka sepatuku dan berlari kabur.

Terlalu banyak lorong disini, aku memasuki lorong-lorong itu tanpa berfikir. Aku hanya ingin mencari ruang untuk bersembunyi lalu pergi. Kelihatannya sederhana tetapi jika yang menyekapmu adalah vampir maka rencana itu tergolong cukup rumit. Sampai aku menemukan sebuah ruangan berdebu, tak terurus, gelap dan pengap aku memasuki ruangan itu.

Tak akan ada yang tertarik memasuki ruangan ini, ruangan ini sangat bau. Aku masuk kedalam lemari besar di ruangan itu dan bersembunyi diantara baju-baju kulit yang berat.

"Apa yang kau lakukan disini?" Suara Cedric terdengar sangat jelas dibelakangku. Tiba-tiba ada cahaya remang dilemari ini. Aku menoleh mendapati Cedric sedang berdiri sambil memegang gelas berisi cairan merah.

Kenapa dia bisa ada disini?

"Kenapa kau disini?!" Jeritku kaget.

"Ini rumahku," Jawabnya dingin sebelum mencengram bahu telanjangku erat
"Berusaha kabur, Philip?"

Aku menggigit bibirku.

"Tidakkah kau tahu, aku bisa dengan mudah mengontrolmu selama kau disini. Jangan pernah mencoba lari karena itu sama sekali tidak berarti. Kau telah menjadi milikku." Suara Cedric terdengar menyeramkan seperti terompet kematian

BRAK!!

Suara pintu lemari terbuka dengan kasar. Aku melihat Caleb yang memegang Paman Russell sambil meletakkan pisau dilehernya.

Apa yang akan ia lakukan pada Pamanku?

"Mau bermain-main dengan kami, Froude?" Suara Caleb terdengar dingin, marah dan mematikan.

"Apa yang akan kau lakukan pada Pamanku, keparat?!!" Jeritku marah, aku keluar dari lemari menatap Paman Russell sedih.

"Isabelle.." Bibi Maria berkata sedih. Aku tahu apa yang ia maksud. Paman Russell.

"Apa yang kau mau, vampir?!" Tanyaku emosi.

"Tanda tangani ini." Caleb mengeluarkan sebuah kertas dari kayu papyrus dan sebuah pena bulu.

Bibi Maria mengambil kertas dan pena itu lalu memberikannya padaku,
"Aku mohon, Isabelle. Selamatkan Russell." Ucap Bibi Maria memelas

"Ini surat pernikahan?" Tanyaku
Bibi Maria mengangguk. Aku mengambil penanya dengan tangan kiriku, vampir-vampir itu selalu mengetahui titik terlemahku. Keluargaku.

"Gunakan tangan yang benar, Froude" Caleb berkata gusar. Aku menatapnya marah.

"Aku kidal!" seruku berbohong. Aku menulis namaku dengan berantakan pada kertas papyrus itu.

"Cepat!" Caleb menggeram marah. Ia menekan semakin dalam pisaunya pada leher Paman Russell

"Belle.." Suara Paman Russell melemahkan hatiku. Aku menyelesaikan tulisan namaku. Cedric tiba-tiba muncul dihadapanku dengan gelas berisi cairan merah dan menarik kertas papyrus itu.

"Sekarang kau milikku selamanya."

-------

Thank for reading, friends!❤

Continue Reading

You'll Also Like

14.1K 1.2K 11
Mansion vampire penuh darah manusia. kelalaian manusia yang datang ke mansion itu akan tiada tanpa kata kata yang keluar dalam mulutnya. sang vampire...
456K 4.8K 59
Open request jalur beda agensi Membuat birahimu meningkat setiap bacaan pertama Jangan lupa dukung saya
3.1M 320K 30
[M] Mikasa kabur dari rumah sang Bibi yang berniat menjualnya kerumah bordil. Gadis itu berlari masuk kesebuah hutan terlarang di daerahnya. Hutan At...
539K 68K 30
Do not allowed to copy paste my story for any reason! [Summary] "Mari kita buat kesepakatan. Kau boleh meminum darahku sebagai gantinya kau berikan t...