Test (Super Junior Fanfiction)

By cureme770

1.2K 66 7

Kau mau ikut ujian? Bagaimana jika dalam mengikuti ujian itu kau harus mempertaruhkan segalanya? Termasuk kem... More

The Leader
The Groom
Presents
The Wedding

Jealous

142 9 0
By cureme770

Yeoja itu masih mencoba untuk mengatur nafas. Ia baru saja menutup pintu dan masuk ke dalam rumahnya. Kepalanya penuh dengan pikiran-pikirannya, belum bisa mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Ia berjalan menuju ruang televisi. Matanya menangkap sosok yang masih pada posisi ketika ia tinggalkan. Minji menyalakan lampu ruangan dan bisa melihat wajah Kyuhyun yang terlelap di atas sofa. Ia melirik jam dinding. Sudah tiga jam berlalu sejak ia meninggalkan Kyuhyun dengan posisi seperti itu.

"Apa sebaiknya aku bangunkan saja, ya?" Minji bergumam sendiri sambil menatap Kyuhyun. Ia duduk di samping namja itu dan mulai mengguncang pundak namja itu, namun tidak ada reaksi apapun.

"Pengawas Cho? Pengawas Cho? Ya! Bangun Cho Kyuhyun!"

Kyuhyun tetap tidak merespon, Minji menepuk-nempuk pipi Kyuhyun sambil memanggil nama namja itu. Tapi hanya gumaman tidak jelas yang diterimanya. Minji menaruh tangannya di kening namja itu dan merasakan suhu tubuh Kyuhyun yang tinggi.

"Pengawas Cho? Apa kau sakit?"

Tetap tidak ada jawaban dari Kyuhyun. Karena ia tidak bisa mengangkat Kyuhyun ke kamar, Minji hanya bisa menyelimuti Kyuhyun dengan selimut tebal yang ada. Ia segera membuka lemari obat kecil di atas watafel. Ia meraih obat penurun demam. Setelah sampai di rumah, ia membuatkan bubur untuk Kyuhyun.

~~***~~

Kyuhyun merasakan kesejukkan di keningnya ketika ia membuka mata. Ia meraba keningnya dan mengambil handuk lembab itu. Perlahan ia mencoba duduk di sofa. Dilihatnya pemanas ruangan yang seharusnya ada di kamar Minji, kini ada di dekatnya.

"Kau sudah bangun?" seru Minji yang baru saja keluar dapur untuk mengecek Kyuhyun. Ia kembali masuk ke dapur dan kembali dengan semangkuk bubur.

"Mian, membiarkanmu sendirian di rumah. Aku tidak tahu kalau kau sakit. Kau belum makan, kan? Aku baru saja membuatkan bubur untukmu."

Minji duduk di samping Kyuhyun. Ia meniup sesendok bubur panas dan mulai menyuapi Kyuhyun. Namja itu melirik jam. Sudah tengah malam.

"Kenapa kau belum tidur?"

"Aish! Babbo! Bagaimana aku bisa tidur sementara kau sakit?"

Setelah minum obat, Kyuhyun menatap Minji yang membereskan mangkuk dan bungkus obat di meja. Memperhatikan setiap gerakannya.

"Kenapa menatapku terus, pengawas Cho?"

"Gomawo, sudah merawatku."

"Kau sudah melindungiku, jadi anggap saja sebagai balas budi."

"Balas budi apa? Itu sudah tugasku sebagai namja dan pengawas. Oh iya, bagaimana dengan kado dan kue Donghae?"

Minji seketika terdiam dan menatap Kyuhyun.

"Mwo? Apa tidak berjalan mulus?"

"Terlalu mulus."

"Hah?"

Minji duduk di samping Kyuhyun, kemudian menceritakan semua padanya.

"Kau membiarkannya menciummu?!" teriak Kyuhyun yang terkejut.

"Aish! Aku tidak tuli! Kau ini sebenarnya sakit atau tidak, sih?! Kenapa bisa berteriak sekencang itu?"

"Lalu? Apa yang terjadi?" kata Kyuhyun menuntut Minji meneruskan ceritanya.

"Waktu itu aku terkejut dan bingung, jadi aku diam," Minji membela dirinya.

"Lalu, apa yang kalian lakukan setelah itu?"

"Dia bilang kalau dia mencintaiku. Lalu aku pergi."

"Hah? Pergi bagaimana?"

"Aku meninggalkannya. Habis aku tidak tahu harus bagaimana menjawabnya," Minji menunduk.

"Terima dia."

"A-apa? Tadi kau bilang apa?"

"Biarkan dia menjadi kekasihmu. Kau lupa peraturannya? Dilarang melukai atau membunuh manusia. Itu juga berlaku bagi hati dan perasaan mereka, karena kau bisa merugikan manusia. Lagi pula, dia akan melupakanmu kurang dari dua bulan lagi."

"Apa harus seperti itu?"

"Hanya sebentar saja ku rasa tidak apa-apa. Hatchi!"

"Ah, kau sepertinya terkena flu. Kan sudah kubilang, jangan pakai jas lagi. Pakai sesuatu yang tebal dan hangat. Ini sudah akan masuk musim dingin. Pindahlah ke kamar, di sana lebih hangat."

"Sudah kubilang, aku tidak boleh menginap di sini."

"Biar aku yang bertanggungjawab nanti. Sekarang cepat pindah."

Kyuhyun menurut dan tidur kembali setelah sampai di kamar Minji. Yeoja itu mengembalikan penghangatnya ke kamar dan membetulkan letak selimut Kyuhyun yang sudah terlelap.

"Ya, Kyuhyun! Sedang apa kau di sini? Aku mencarim... hmp!" Sungmin yang tiba-tiba muncul di balkon dan hendak masuk ke kamar Minji berhenti berbicara ketika yeoja itu menutup mulutnya dengan tangan.

"Sssttt..! Keluar," Minji berbisik dan mendorong Sungmin kembali ke balkon. Yeoja itu melepaskan tangannya, menutup pintu kaca balkon dan menghadap Sungmin. "Ada apa?"

"Seharusnya aku yang bertanya begitu. Ada apa denganmu?"

"Kyuhyun sedang sakit, jadi biarlah dia istirahat di sini malam ini. Boleh, ya?"

"Mwo? Dia sakit? Apa parah? Biar ku periksa," Sungmin hendak masuk namun dicegah Minji.

"Dia baru saja tidur, jadi jangan dibangunkan. Kau sendiri kenapa mencari Kyuhyun malam-malam begini?"

"Setiap seminggu sekali aku memang pasti datang untuk pengecekan pengawas. Lalu, kenapa kau belum tidur? Ini sudah tengah malam."

"Aku tidak bisa tidur kalau ada orang sakit di dekatku. Oh iya, di sini dingin. Masuklah," Minji membuka pintu kaca itu lagi dan mereka masuk ke dalam.

"Ini," Minji memberikan teh hangat pada Sungmin lalu duduk di depannya.

"Gomawo."

"Sungmin-ssi?"

"Hm?" Sungmin meminum tehnya.

"Kau sudah tahu kalau Kyuhyun berhasil menemukan eomma nya?"

"Ne, dia sudah memberi tahuku. Bagaimana kau bisa tahu tentang ini?"

"Aku melihatnya sedang menatap seorang yeoja. Setelah itu dia menceritakannya begitu saja padaku. Apa kita tidak bisa berbuat apa pun? Mengembalikan ingatannya?"

"Ani, aku tidak punya kuasa untuk itu. Lagi pula, tidak ada mantra untuk mengembalikan ingatannya. Kenapa kau jadi sangat peduli padanya? Kau bahkan memberikannya syal."

"A-aku hanya sedang tidak ada kerjaan. Jadi aku membuatnya begitu saja."

Sungmin tersenyum. "Kau menyukainya."

"Ani, kau ini bicara apa? Mana mungkin aku menyukai si lidah tajam itu."

"Mengakulah. Kau buatkan syal untuknya, memberikannya selimut dan minuman ketika ia menjagamu di malam hari, merawatnya ketika sakit, dan sekarang mengkhawatirkan perasaannya. Kau menyukainya, kan?"

"Ah molla! Aku sendiri bingung dengan diriku. Kenapa malah bertanya?! Aish!" Minji jadi kesal sendiri, Sungmin tertawa penuh kemenangan.

"Dia itu sebenarnya anak yang baik, penyayang dan perhatian. Hanya saja terkadang dia memang terlalu jujur kalau bicara. Dulu, sebelum kami pindah ke desamu, dia bukan anak yang ceria. Cengeng, pendiam, dan selalu mengikutiku ke manapun aku bermain. Tapi sejak bertemu denganmu, dia mulai mau tersenyum, bermain dengan temannya yang lain, bahkan berbuat jahil."

"Dan aku lah yang jadi objek kejahilannya," kata-kata Minji membuat Sungmin tertawa.

"Kau benar, dia berubah ketika bertemu denganmu. Ia tertawa seakan tidak memiliki beban dihidupnya. Walau aku tahu, dia memiliki beban pikiran yang tidak enteng. Aku senang ketika ada orang yang masih mau berteman dengannya waktu itu."

"Bukannya kau senang karena tidak ada lagi yang mengikutimu ketika kau bermain?" Sungmin hanya tersenyum.

"Iya, itu juga benar. Jadi Minji-ah, ku rasa kau tidak salah jika menyukainya."

"Siapa yang menyukainya? Aku bahkan tidak..."

"Hati-hati dengan pernyataanmu. Semakin kau menahan perasaan itu, ia akan tumbuh semakin besar hingga kau tidak dapat menahannya lagi."

~~***~~

Sudah tiga minggu Minji memiliki status sebagai yeojachinggu Donghae. Sebenarnya ia sangat tidak suka dengan keadaan ini. Sepertinya perkataan Sungmin benar. Perasaannya tumbuh semakin besar dan membuat dadanya sesak setiap ia menatap wajah Kyuhyun. Bagaimana tidak? Namja itu malah menyerahkannya untuk bermesraan dengan namja lain. Sementara dia sendiri hanya memandangi mereka dari jauh dengan ekspresi datar. Apakah Minji hanya bertepuk sebelah tangan pada Kyuhyun?

"Kau akan menjadi pengiring pengantin Hyuna noona?" tanya Donghae. Sore itu mereka ada di taman, Donghae menjemput Minji sepulang kerja dan mereka beristirahat sejenak di taman. Kyuhyun duduk tidak jauh dari bangku mereka.

"Ne, aku sudah janji dengannya. Kau akan datang, kan? Bukankah kau sepupu Hyuna eonni?"

"Tentu saja aku akan datang."

"Donghae-ssi?

"Kenapa kau memanggilku seperti itu?"

"Mian. Oppa? Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Boleh tanyakan saja."

"Jika aku pergi dan menghilang, apa yang akan kau lakukan?"

"Maksudmu? Kenapa bicara seperti itu? Memangnya kau mau ke mana?"

"Aku hanya bertanya. Apa yang akan kau lakukan jika aku pergi dan tidak kembali lagi?"

"Em... molla. Mungkin aku tidak akan melakukan apapun."

"Hah? Wae?"

"Aku tidak akan menahanmu atau melepaskanmu. Aku hanya akan membiarkan kau bahagia, karena yang ku tahu sejauh apapun dirimu kau akan tetap ada di hatiku. Sekalipun kau tidak akan kembali lagi."

Minji terdiam menatap wajah Donghae yang sedang menengadah menghadap langit orange. Lalu namja itu menatap balik Minji.

"Kau kenapa? Ya! Jangan menatapku seperti itu," Donghae memalingkan wajahnya yang memerah karena malu.

"Ani, kajja! Kita pulang," Minji tersenyum dan menarik tangan Donghae lalu mereka bangit. Dongahe menahan langkah mereka berdua dan menarik Minji ke dalam pelukannya.

~~***~~

Dia menggandeng tangannya? Apa dia sudah benar-benar mencintai Donghae? Huh! Semudah itukah ia jatuh cinta? Tapi ini kan, hanya sementara. Ia memerankan perannya terlalu sungguh-sungguh. Baru kali ini ia mau menggandeng Donghae. Aku pun ia tinggalkan begitu saja. Tunggu! Kenapa aku jadi perhatian dan peduli dengannya? Aku kan hanya pengawas yang sedang bertugas. Ani! Andwe! Aku harus profesional.

~~***~~

Donghae memelukku erat. Aku terdiam, menunggu ia yang yang bicara.

"Jangan," Donghae melonggarkan pelukannya dan menatap wajahku, atau lebih tepatnya kedua mataku. "Jangan pernah bicara seperti itu lagi. Ara?"

Aku spontan menganggukkan kepala. Donghae mendekatkan wajahnya dan menciumku lembut.

Aish! Apa yang harus aku perbuat? Apa harus ku balas? Tunggu, aku di sini kan, berperan sebagai yeojachinggu nya. Apa salah kalau aku membalas ciumannya?

~~***~~

Mwo?! Mereka berciuman?! Lagi?! Han Minji kau benar-benar!

Aku bangkit dari duduk ku.

Tapi, dia kan di sana berperan sebagai yeojachinggu Donghae. Kalau aku pergi ke sana, itu hanya akan membuat kacau suasana. Tapi, kenapa di sini...

Namja itu kembali duduk. Tanpa sadar, Kyuhyun memegang dadanya sambil terus berfikir. Sungmin yang tiba-tiba duduk di sampingnya mengejutkan Kyuhyun.

"Hyung!"

"Apa sakit? Di situ," Sungmin menunjuk tangan Kyuhyun yang menutupi dadanya.

"Ah ani," Kyuhyun segera menurunkan tangannya. "Tumben sekali kau datang sore-sore begini. Ada apa?"

"Tiga hari lagi Siwon akan menikah dan Minji akan menjadi pengiring mereka. Aku hanya mengingatkanmu untuk hati-hati. Jangan lepaskan pandanganmu dari Siwon dan Minji. Menyamarlah menjadi tamu undangan, dan jaga Minji. Jangan sia-siakan perjuangan kalian selama enam bulan ini."

"Iya aku mengerti, hyung."

"Dan ingat, ini adalah ujian juga bagimu. Jika kau melakukan kesalahan, aku tidak akan mengijinkanmu kembali ke dunia manusia ini untuk alasan apapun."

"Iya aku tahu."

"Ini," Sungmin memberikan sebuah belati perak pada Kyuhyun. "Bunuh Siwon dengan ini. Tusuk kepalanya. Belati perak ini juga sudah kulumuri racun langka."

"Apa akan membunuhnya?"

"Mungkin, asalkan kau tusuk kepalanya."

Kyuhyun mengangguk mengerti.

Sungmin mengelus lengan kanan Kyuhyun dan dengan sekejab, Kyuhyun sudah memakai sebuah jaket tebal. "Minji selalu protes padaku tentang pakaianmu. Jangan lupa untuk memakai jaket jika keluar rumah."

"Lalu? Apa aku juga harus memberikannya jaket jika keluar rumah? Atau sekalian saja kubuatkan syal juga?" kata Kyuhyun ketus.

"Kau cemburu."

"Siapa? Aku? Pada siapa?"

"Kau cemburu karena Minji pacaran dengan Donghae. Iya kan?"

"Sudahlah, hyung. Aku tidak mau membicarakannya. Dan gomawo untuk jaketnya," Kyuhyun bangkit dan meninggalkan Sungmin.

"Ya! Itu bukan jaket dariku! Itu dari... Aish! Kenapa malah pergi?"

~~***~~

Donghae akhirnya melepaskan ciumannya dan membiarkan aku mengatur nafasku. Ketika ku lirik, Kyuhyun sedang mengobrol dengan Sungmin lalu tiba-tiba pergi. Entah apa yang dipikirkan namja itu. Kenapa malah pergi? Apa dia benar-benar tidak menyukaiku?

~~**~~**~~

"Kau benar-benar pintar akting, ya?"

Minji menoleh ke samping. Saat itu ia baru saja selesai makan malam dan menaruh piring-piring ke baki cucian di dapur. Kyuhyun tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Ia memposisikan tubuhnya agar menghadap Kyuhyun.

"Apa maksudmu?"

"Kau dan Donghae."

"Kau sendiri yang memintaku untuk berpura-pura menjadi pacarnya, kan?"

"Tapi spertinya kau sangat menikmati peranmu."

Minji terkesiap. "Pengawas Cho!"

"Atau jangan-jangan kau memang menyukainya?"

"Cukup! Sebenarnya ada apa dengamu?! Kau menyuruhku berpura-pura pacaran dengan Dongahe, dan sekarang kau malah menuduhku yang tidak-tidak?! Memangnya kau pikir mudah, berciuman dengan orang lain di depan orang yang kau sukai?!"

"M-mwo?"

"Lihat? Tahu apa kau tentang diriku? Jangan berfikir bahwa kau tahu segalanya pengawas Cho," Minji berbalik dan masuk ke kamarnya. Meninggalkan Kyuhyun yang menatap pintu kamar terbanting.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

100K 9.7K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
6.1M 707K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...