Test (Super Junior Fanfiction)

By cureme770

1.2K 66 7

Kau mau ikut ujian? Bagaimana jika dalam mengikuti ujian itu kau harus mempertaruhkan segalanya? Termasuk kem... More

The Leader
The Groom
Jealous
The Wedding

Presents

137 10 0
By cureme770

Kyuhyun berdiri tidak jauh dari depan sebuah rumah yang lumayan besar. Seorang yeoja keluar dari sana lalu berjalan ke depan pagar rumah itu dan menatap langit sore.

"Ke mana anak itu? Sudah sore belum pulang juga," gumam yeoja itu.

Ia berdiri di depan pagar rumah, seperti sedang menunggu seseorang. Melihat ke sekeliling, hingga matanya bertemu dengan mata Kyuhyun. Namja itu terkejut san spontan berbalik, ketika ia akan melangkahkan kakinya, sebuah suara lembut yang penuh kasih sayang menghentikannya.

"Kyuhyun-ah."

Namja itu terkejut kemudian kembali membalikkan tubuhnya perlahan lalu menatap yeoja itu.

"Eom..."

"Eomma..." seorang anak kecil berlari melewati Kyuhyun menuju yeoja itu dan memeluknya.

"Aigoo, kau dari mana saja sayang? Kenapa kau kotor sekali? Kau habis bermain bola lagi ya? Makan malam sudah siap. Mandilah dulu, lalu kita makan bersama appa."

"Tadi aku melawan anak-anak lain yang berbadan besar, tapi aku bisa mencetak gol, eomma."

"Oh ya?"

Anak itu bercerita seru sekali, sedangkan ibunya tersenyum sambil mendengarkan. Mereka bergendengan tangan lalu berjalan masuk ke dalam rumah itu. Kyuhyun hanya mematung sambil terus menatap pintu gerbang yang mulai menutup itu.

"Pengawas Cho? Pengawas Cho? Ya! Cho Kyuhyun!"

Kyuhyun menoleh ke belakang. Di sana ada Minji yang baru pulang sekolah.

"Minji? Sedang apa kau di sini?"

"Aku memang lewat jalan ini setiap hari. Aku yang seharusnya bertanya. Sedang apa kau melamun di tengah jalan begini?"

"Ani, hanya saja..."

"Kriet...." suara pintu pagar yang terbuka membuat Kyuhyun segera menoleh ke pintu pagar itu. Yeoja yang tadi keluar untuk membuang sampah ke tempat sampah di sebrang rumahnya. Lalu ia kembali masuk ke dalam. Kyuhyun terus menatap ke arah gerbang itu.

"Siapa itu? Apa kau mengenalnya?"

Kyuhyun tidak menjawab, ia hanya berbalik dan berjalan ke arah taman. Minji mengikutinya dari belakang.

Kini mereka berdua sedang duduk di bangku taman yang sepi. Sudah lima belas menit mereka terdiam. Minji bisa saja meninggalkan Kyuhyun. Tapi, entah mengapa ia merasa khawatir dengan namja itu. Ia hanya menatap Kyuhyun dan menunggunya untuk bicara. Ia tidak pernah melihat Kyuhyun semurung ini.

"Yang tadi itu eomma ku," kata Kyuhyun tiba-tiba.

"Mwo?!" jawab Minji terkejut.

"Yeoja yang keluar dari rumah itu, adalah eomma ku."

"Tapi bagaimana bisa? Dia tadi tidak menyapamu. Lalu, anak kecil yang tadi siapa? Adikmu?"

"Mungkin," Kyuhyun tersenyum hambar. "Eomma tadinya adalah penyihir pengawas sepertiku sekarang. Tapi, ketika ia sedang mengawas, klan Hitam menyerang peserta yang ia awasi. Ketika bertarung, sebenarnya ia sudah membuat prisai atau pelindung untuk manusia di sekelilingnya."

"Maksudmu, seperti kapsul biru yang melindungiku waktu serangan di sekolah?"

"Iya, seperti itu. Namun, eomma lupa melindungi satu manusia. Ketika ia akan menyerang manusia abadi brengsek itu, namja itu menghindar. Ternyata di belakang namja itu ada kereta bayi yang berisi bayi perempuan. Bayi itu tewas seketika. Pengawal kementerian pun datang dan langsung menangkap eomma." Kyuhyun menghela nafas beratnya. "Ia dijatuhi hukuman pengasingan seumur hidup."

Minji spontan menutup mulutnya yang sedikit terbuka dengan tangannya. Ia terlihat terkejut dan tidak percaya.

"Kementerian mengasingkannya ke dunia manusia, menghilangkan kekuatan sihirnya, dan semua ingatannya tentang dunia sihir. Termasuk ingatan tentang keluarganya. Tentangku," Kyuhyun menahan emosinya dan berusaha untuk tetap tenang. Minji merangkul pundak namja itu dan membiarkan tangannya tetap di pundak itu.

"Waktu itu umurku tiga tahun. Appa sangat stres saat itu dan sering mabuk-mabukan. Hingga akhirnya, appa bunuh diri dengan menggores urat nadinya. Aku akhirnya diangkat menjadi anak oleh keluarga Lee. Lalu, ketika aku berumur sepuluh tahun aku dan keluarga Lee pindah ke kota dan bertemu denganmu."

Minji mengelus punggung Kyuhyun. Namja itu tiba-tiba memeluk Minji. Yeoja itu agak terkejut dengan sikap Kyuhyun.

"Biarkan seperti ini sebentar saja, jaebal."

Dengan ragu Minji menerima pelukan kyuhyun lalu mengangguk.

~~***~~

Hembusan angin masuk dari balkon kamar Minji malam itu. Yeoja itu terbangun lalu duduk di tempat tidurnya. Ia menatap ke pintu kaca balkonnya. Pintu itu terbuka, merelakan angin malam memainkan tirai-tirai putihnya. Minji berjalan ke pintu itu lalu menutup dan menguncinya.

"Bukankah aku sudah menutupnya tadi?" tanya Minji pada dirinya sendiri. Ia berbalik dan berjalan menuju tempat tidur. Suara langkah kaki membuatnya kembali berbalik. Kini di hadapannya berdiri seorang namja dengan sayap hitamnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?!"

"Aku sudah memperingatkanmu untuk pergi dari dunia manusia. Kenapa kau tidak melakukannya?"

"Aku tidak ingin dan tidak akan melakukannya sebelum semuanya selesai."

"Kalau lulus kau hanya akan dimanfaatkan oleh kementerian. Kau akan disuruh bekerja dan mengabdi dengan seluruh aturan-aturan, hingga kau pun sulit bernafas. Sebaiknya kau menyerah sekarang dan pergi selama aku masih berprilaku ramah."

"Kau yang sebaiknya pergi, tuan Choi."

"Kenapa kau sangat keras kepala?"

Siwon segera menghampiri Minji. Yeoja itu mundur hingga kakinya tersandung kaki tempat tidur, membuatnya jatuh terduduk ke lantai. Ia berusaha mundur dan menjauh dengan tetap dalam posisi duduk hingga punggungnya menyentuh dinding. Perlahan tapi pasti, Siwon mendekatinya.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Minji dengan suara bergetar. Namja itu berlutut lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Minji.

"Pergi! Apa yang kau lakukan?!" Minji memukul dan mendorong Siwon.

Bagai tameng baja, Siwon tetap mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Minji dengan kasar. Tangan kekar itu memegang kedua bahu Minji. Terdengar bunyi sobekan dari gaun tidurnya ketika ia mencoba untuk melawan. Kuku Siwon yang panjang menggores bahu kanan Minji, meninggalkan luka yang cukup panjang. Namja itu mengigit bibir bawahnya. Bau dan rasa darah menyeruak ke dalam rongga mulut Minji.

"Hen..tikan! Kyu! Hmph...Kyuhyun!" ia berusaha memanggil Kyuhyun di antara nafasnya yang di tahan oleh bibir Siwon.

"PRANG!" terdengar suara pintu balkon yang pecah. Lalu tiba-tiba ada yang menarik Siwon. Sosok itu mendaratkan beberapa pukulan ke wajah Siwon dan dengan sihirnya ia melemparkan Siwon keluar dari kamar itu lewat balkon. Ia menyalakan lampu kamar dan segera menghampiri Minji.

"Kau terluka?"

Tanpa berkata apa-apa, Minji langsung memeluk Kyuhyun. Air matanya mengalir seketika.

"Mian, aku kurang waspada," Kyuhyun memeluk Minji erat.

Setelah yakin tidak ada tanda-tanda dari Siwon, Kyuhyun membantu Minji duduk di pinggir tempat tidur. Ia menggunakan sihirnya untuk mengembalikan keadaan pintu kaca yang sudah pecah berkeping-keping itu. Setelahnya, Kyuhyun mengambil kotak P3K yang ada di dapur. Ia mengobati luka-luka pada tubuh Minji.

"Aduh! Pelan-pelan! Sakit tahu!"

"Iya iya, ini sudah pelan-pelan. Memang agak sakit, jadi tahanlah sebentar. Manja sekali!"

"Aish! Ini memang sakit!" Minji meringis ketika Kyuhyun mengoleskan obat pada luka-luka Minji.

"Nah, sudah selesai," Kyuhyun memasukkan kembali obat-obatan itu ke dalam kotak P3K.

Minji memasukkan kakinya ke dalam selimut. Kyuhyun beranjak dari duduknya, hendak menaruh kotak P3K ke tempat semula. Minji menarik ujung jas Kyuhyun, membuat namja itu berbalik dan menatapnya.

"Tinggallah di sini malam ini."

"Mwo?"

"Aku takut."

"Selain peserta ujian, pengawas juga punya aturan. Pengawas dilarang bermalam bersama peserta ujian."

"Bagaimana jika dia kembali?"

"Aku akan mengawasimu dari luar rumah."

"Tapi..."

"Kau akan baik-baik saja."

Kyuhyun keluar kamar meninggalkan Minji sendirian. Karena takut, ia menyalakan seluruh lampu ruangan yang ada. Di luar sana, ia melihat Kyuhyun yang duduk di teras rumah. Dari tangannya muncul lidah api kecil dan ia pun mulai bermain-main dengan api buatannya. Cuaca memang dingin malam itu, musim sudah mulai memasuki musim gugur. Minji mencoba untuk tidur, tapi mengingat kejadian yang baru dialaminya, hal itu sulit dilakukan. Ia turun dari lantai dua dan mengintip dari jendela samping pintu. Di sana masih ada Kyuhyun. Ia segera mengambil selimut dan membuat minuman coklat hangat untuknya dan namja itu.

"Pengawas Cho?"

Kyuhyun menengok ke belakang dan menatap Minji bingung. "Kau belum tidur?"

"Mana bisa aku tidur setelah kejadian tadi," Minji duduk di sebelah Kyuhyun dan memberikannya segelas coklat hangat.

"Gomawo," Kyuhyun menerimanya. Minji melebarkan selembar selimut coklat dan menutupi punggung Kyuhyun dengannya.

Minji menatap langit sambil memegang gelas coklat hangatnya. "Sayang langit sedang mendung. Kalau cerah kan, bisa melihat bulan dan bintang."

Tiba-tiba Minji merasakan kehangatan menyelimuti. Ternyata Kyuhyun mendekat dan berbagi selimut dengannya. Samar-samar ia bisa melihat Kyuhyun tersenyum. Entah mengapa pipinya jadi panas. Apa pipinya merah? Seketika ia berubah pikiran. Dalam hati ia bersyukur malam ini tidak ada bulan dan bintang.

~~***~~

"Kenapa memanggilku malam-malam begini?" Kyuhyun muncul di belakang Minji. Mereka berdiri berhadapan di ruang tamu rumah Minji. Sejak kejadian Siwon menerobos masuk ke rumah, Minji jadi sering menghubungi Kyuhyun. Terutama pada malam hari.

"Mendekatlah."

Kyuhyun maju dua langkah. "Menunduk sedikit," pinta Minji.

"Kau ini sebenarnya mau a...?"

Minji mengalilitkan selembar syal rajutan berwarna merah di leher Kyuhyun dan membuat simpul.

"Otthe?"

Kyuhyun masih terkejut dan bingung. Dia berdiri tegak sambil menatap syal yang ada di lehernya. "Ini apa?"

"Aish! Tentu saja itu syal. Aku membuatnya sendiri, loh. Aku membuatnya untukmu, ambillah."

"Jinjja? Aku baru tahu kalau kau bisa merajut."

"Aku masih belajar. Jadi mian, kalau masih kurang rapi."

"Memang masih jelek. Syukurlah kalau kau sadar."

Minji mencubit lengan Kyuhyun.

"Tapi kenapa tiba-tiba kau memberiku ini?" kata Kyuhyun sambil mengelus-elus lengannya.

"Kita akan memasuki musim dingin, udara pun mulai dingin. Dari pertama aku datang ke sini, kau selalu memakai setelan jas. Kalau kau masuk angin, bagaimana? Lagi pula, apa kementerian melarangmu memakai pakaian selain jas?"

"Ne, mereka melarangku. Aku juga di sini untuk bekerja bukan untuk main-main."

"Jahat sekali. Mungkin kalau kembali nanti aku akan protes. Tapi.."

"Tapi apa?"

"Sepertinya syal itu terlalu panjang, ya? Atau hanya perasaanku saja?"

Kyuhyun kembali menatap syal itu dan menyadari kalau Minji benar. "Kan sudah kubilang, ini memang jelek."

Kembali namja itu dicubit oleh Minji yang cemberut mendengar perkataannya. Kyuhyun melepas simpul syal itu lalu berdiri di samping Minji. Ia melilitkan syal itu melewati lehernya lalu leher yeoja itu. "Lebih hangat."

"Ya! Apa maksudmu?" Minji melepaskan lilitan syal itu dan menjauh dua langkah dari Kyuhyun. Sedangkan namja itu hanya tertawa jahil. Wajah yeoja itu langsung berubah hangat dan menimbulkan semburat merah.

"Aku hanya bercanda. Gomawo. Tidurlah, besok kau tidak mau kesiangan, kan?"

~~***~~

Pagi itu, Donghae tiba-tiba menengadahkan tangannya di depan Minji. Yeoja itu memiringkan kepalanya tanda bingung. Saat itu waktu istirahat tiba dan hampir seluruh murid keluar kelas. Namun Donghae malah duduk di depan Minji dan menunggu respon dari yeoja itu.

"Wae? Ada apa dengan tanganmu?"

"Mana hadiahku?"

"Hah?"

"Kemarin aku menang kontes dance. Katamu kau akan memberi hadiah. Bulan lalu di hari ulangtahunku juga kau janji akan memberikan hadiah. Tapi kau belum memberikan hadiah untukku sampai sekarang."

"Itu..."

"Jangan bilang kau lupa lagi."

"Tentu saja tidak. Hanya saja... aku lupa membawanya," kata Minji lalu mencoba tertawa.

Saat makan siang, Minji segera melangkahkan kaki menuju atap gedung sekolahnya. Tidak lupa ia membawa ponsel. Segera ia menghubungi Kyuhyun.

"Ya Cho Kyuhyun!"

"Panggil aku pengawas Cho. Kau ini tidak sopan sekali! Lalu kenapa memanggilku? Kan sedang tidak ada keadaan darurat."

"Ini darurat untukku! Donghae ulangtahun bulan lalu dan kemarin dia menang kontes dance. Aku belum memberinya hadiah."

"Lalu? Apa hubungannya denganku?"

"Temani aku belanja dan membeli hadiah sepulang sekolah, ya? Aku tidak pernah memberikan hadiah untuk laki-laki sebelumnya."

"Lalu ini apa?" tanya Kyuhyun sambil memegang syal pemberian Minji semalam yang masih dipakainya.

"Itu hadiah, bukan hadiah ulangtahun. Tentu saja berbeda."

'Bukankah sama saja?' Kyuhyun menghela nafas memikirkan itu. "Baik baik baik. Nanti aku temani."

Pada sore hari, berangkatlah Minji dan Kyuhyun menuju toserba yang dekat dari rumah Minji. Mereka berkeliling. Kyuhyun dengan langkah malas mengikuti Minji dari belakang. Beberapa orang menatap mereka. Entah karena Kyuhyun yang tampan, atau Minji yang sejak tadi tidak bisa diam dan menarik-narik tangan Kyuhyun ke beberapa toko.

"Pengawas Cho, bagaimana kalau ini?"

"Dompet?"

"Hm-mm," kata Minji sambil menganggukan kepalanya, "Otthe?"

"Bagus juga. sepertinya juga dia sedang membutuhkannya."

"Kau memakai sihir untuk menyelidikinya, ya?"

"Sedikit."

"Uuu... kau curang," Minji cemberut. Tak peduli dengan orang-orang toko yang memperhatikan mereka, terutama Kyuhyun. "Baiklah, aku akan membeli ini. Setelah ini, temani aku ke supermarket sebentar."

"Kau mau apa? Bukankah sudah membeli hadiah?"

"Aku ingin membuat sesuatu untuknya."

Sesampainya di supermarket, Minji membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Ia ngin memberikan kue itu pada Donghae. Ia ingin berterimakasih karena Donghae sudah membantunya selama ini. Sementara itu, Kyuhyun terus menemaninya. Atau tepatnya, mengikutinya dari belakang. Setelah dirasa cukup, mereka pulang ke rumah Minji.

"Lalu masukan tepung dan aduk hingga rata," Minji membaca resep sambil melaksanakan perintah di resep tersebut.

"Kau benar-benar mau membuatnya?" tanya Kyuhyun yang duduk di hadapan Minji, memperhatikan.

"Aku hanya membuat kue. Jika hasilnya bagus, aku akan memberikannya."

"Jika tidak?"

"Ya! Jangan bicara begitu, aku ingin hasilnya bagus."

"Iya iya," Kyuhyun bosan dan beranjak ke ruang tamu dan mulai menonton televisi.

Satu jam kemudian...

"Waa.. bagusnya," kata Minji sambil menatap kuenya yang cantik dan mulai memasukkannya ke dalam kotak. Ia segera bersiap untuk ke rumah Donghae. Ia segera menghubungi namja itu.

"Ne, kau ada di rumah? .... Ok, aku akan ke sana. Jangan ke mana-mana, ya?" Minji memasukkan ponselnya ke dalam saku mantel.

"Pengawas Cho, aku akan per..."

Minji menghentikan ucapannya. Ketika ia melihat Kyuhyun dengan mata terpejam di sofa. Yeoja itu meraih remote dan mematikan televisi. Ia pergi meninggalkan Kyuhyun.

~~***~~

"Senggil Chukkae," Minji memberikan kue dan hadiah pada Donghae. "Mian, kalau aku terlambat memberimu hadiah."

"Gwenchana, aku mulai terbiasa dengan hal itu," Donghae menerima pemberian Minji. Yeoja itu memukul pelan bahu namja itu. Donghae hanya tertawa.

"Mana orangtuamu?"

"Appa masih bekerja, eomma sedang belanja."

Mereka masuk ke dalam rumah. Minji segera menghidangkan kue di atas meja. Tidak lupa ia menyanyikan lagu ulang tahun untuk Donghae. Setelah Donghae meniup lilin dan memotong kuenya, ia memulai suapan pertama.

"Bagaimana kuenya?"

"Lumayan enak."

"Syukurlah. Ini kue pertama buatanku."

"Jinjja? Kau yang membuatnya? Ini enak, kau mungkin bisa membuat toko kue nanti." Mereka pun tertawa bersama.

"Ini, kau juga harus mencobanya."

Donghae memberikan Minji potongan kedua kuenya, dan Minji mulai memakannya.

"Ah, ada krim di ujung bibirmu."

"Di mana?" tanya Minji menyentuh ujung bibir kirinya.

"Bukan, yang kanan. Kemari," Donghae mendekat, tangannya menyentuh wajah Minji.

Kini jarak hidung mereka hanya delapan centimeter. Donghae semakin mendekatkan wajahnya dan mengecup ujung kanan bibir Minji dengan bibirnya, memakan krim yang ada di sana. Donghae menatap mata Minji lalu mulai menutup matanya dan mulai melumat bibir Minji. Yeoja itu tidak menerima maupun menolak Donghae. Ia hanya terdiam dengan bibir yang masih tertutup, bingung harus berbuat apa. Akhirnya Donghae menyerah dan melepaskan ciumannya.

"Saranghae, Minji-ah."

Minji hanya terbelalak lalu segera pergi meninggalkan Donghae.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
511K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
2M 328K 66
Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- •BACK TO GAME•...