Test (Super Junior Fanfiction)

By cureme770

1.2K 66 7

Kau mau ikut ujian? Bagaimana jika dalam mengikuti ujian itu kau harus mempertaruhkan segalanya? Termasuk kem... More

The Groom
Presents
Jealous
The Wedding

The Leader

577 24 1
By cureme770

"Tok tok tok!"

Kyuhyun mengetuk pintu dengan papan nama yang tergantung tepat di depan wajahnya. Lee Sungmin, kepala pengawas pendidikan divisi II. Itulah yang terukir di papan tersebut.

"Masuk," perintah pemilik papan nama itu dari dalam ruangan yang langsung dituruti Kyuhyun.

"Ini data-data yang anda minta tuan Lee."

"Taruh saja di sana," tunjuk Sungmin pada meja di pojok ruangan.

Kyuhyun melirik data yang sedang diperiksa atasannya itu. Ada banyak sekali berkas-berkas yang menumpuk di hadapannya. Penampilan Sungmin pun berantakan. Lengan kemeja yang digulung, dasi yang longgar, dua kancing kemeja yang terbuka, rambut yang acak-acakan, dan pulpen yang menyangkut di daun telinganya.

"Sepertinya jumlah peserta ujian semakin banyak tahun ini tuan."

"Seperti yang kau lihat, aku sangat sibuk dengan data-data mereka. Aku khawatir kita akan kekurangan tenanga pengawas kali ini."

"Bagaimana denganku?"

Seketika Sungmin menghentikan kegiatannya dan menatap Kyuhyun.

"Aku bisa membantu mengawasi mereka."

"Kyuhyun jaebal, jangan mulai lagi."

"Tapi aku sudah menjadi asistenmu selama satu setengah tahun. Kenapa kau masih tidak bisa mempercayaiku?"

"Dunia manusia itu berbahaya."

"Ayolah, aku butuh pengalaman. Asistenmu yang lain sudah pernah mengawas, sedangkan aku?"

"Apakah hanya karena kau membutuhkan pengalaman? Bukankah kau ingin menemuinya?"

Kyuhyun terdiam.

"Memangnya kau kira aku ini siapa? Aku tahu kalau kau sedang menyembunyikan sesuatu."

"Kalau kau tahu kenapa masih melarangku? Ini sudah tujuh belas tahun, hyung!"

"Baik baik, akan kupikirkan. Sekarang sebaiknya kau lanjutkan pekerjaanmu, masih banyak yang harus ku kerjakan juga."

Kyuhyun keluar ruangan dan membiarkan pintu terbanting di belakangnya. Sungmin menghela nafas dan bersandar pada kursinya yang besar. Ia memutar kursinya menghadap jendela besar, memandangi langit sore yang membawanya pada masa lalu. Ketika Kyuhyun masuk ke dalam kehidupannya. Waktu itu Sungmin berumur tujuh tahun dan Kyuhyun berumur lima tahun.

"Eomma, kenapa Kyuhyun mengikutiku terus? Aku juga ingin main dengan teman-temanku yang lain."

"Sungmin, kenapa kau tidak mengajak Kyuhyun main juga?"

"Dia masih kecil. Aku tidak mau bermain dengannya!"

"Hyung, aku ikut," rengek Kyuhyun sambil menarik-narik lengan baju Sungmin.

"Lepaskan! Kau bukan dongsaengku!" Sungmin menepis tangan Kyuhyun dan membuatnya menangis.

"Sungmin! Jangan bicara seperti itu pada adikmu!" seru ibunya yang langsung memeluk Kyuhyun. Sungmin terdiam sesaat lalu berlari keluar rumah, tak peduli dengan eomma yang memanggilnya.

"Eomma, apa benar aku bukan anak eomma? Apa benar aku bukan adik Sungmin hyung?" tanya Kyuhyun di sela-sela tangisnya.

"Tidak sayang, itu tidak benar. Kau anak eomma dan Sungmin adalah kakakmu. Sekarang jangan menangis lagi ya?" kata wanita itu lalu mengusap air mata Kyuhyun lalu memeluknya.

Sekeras apapun Sungmin menghindar dan menolak keberadaannya, Kyuhyun tetap setia berada di dekat Sungmin. Suatu hari, Sungmin kembali berusaha menghindari Kyuhyun. Ia meninggalkan Kyuhyun di taman sendirian untuk membeli permen kapas di seberang jalan dan bersembunyi di balik mobil penjual permen itu. Kyuhyun pergi keluar taman untuk mencari hyung nya. Melihat ujung sepatu Sungmin di balik roda mobil penjual permen di seberang jalan, Kyuhyun segera menyebrang tanpa melihat ada mobil yang melaju kencang. Kecelakaan pun tidak terhindarkan, Kyuhun terluka parah dan sempat koma dua hari.

"Aku tidak mau kehilanganmu lagi, kyu," kata Sungmin sambil terus menatap langit sore.

~~***~~

Pagi yang cerah, dari jendela di belakang meja kerja Sungmin terlihat keseharian masyarakat Negara Sihir. Beberapa penyihir terbang ke sana ke mari dengan sapu terbangnya. Seekor kucing hitam bersayap kelelawar melintas dengan cepat. Kertas-kertas yang dilipat seperti pesawat terbang terbang bersama kawanan burung hantu yang bertugas mengantarkan surat dan paket. Kyuhun mengetuk pintu itu lalu masuk ke dalam ruangan itu. Mmebuat Sungmin berhenti menatap jendela lalu berbalik.

"Ini berkasnya," Sungmin menyerahkan sebuah map biru pada Kyuhyun pagi itu.

"Jadi kau mengizinkanku?" tanya Kyuhyun dengan wajah senang.

"Ini adalah ujian juga bagimu. Jika kau melakukan kesalahan, aku tidak akan mengizinkanmu kembali ke dunia manusia untuk alasan apapun."

"Aku mengerti, gomawo hyung," Kyuhyun langsung menghampiri Sungmin dan memeluknya.

"Ya! Ini kantor, kau harus menghormati atasanmu!"

Kyuhyun melepaskan pelukannya dan tertawa.

~~***~~

"Kau mau mengikuti ujian itu?" tanya Jinyoung pada sahabatnya yang dijawab anggukan. "Ya Han Minji! Kau mau mati, huh? Itu ujian yang mempertaruhkan segala-galanya. Di tambah dengan adanya klan Hitam."

"Klan Hitam? Siapa itu?"

"Kau tdak tahu? Mereka itu penyihir setengah siluman yang bebas hukum. Mereka selalu menggoda para penyihir calon guru yang sedang menjalani ujian di dunia manusia."

"Bebas hukum? Bagaimana bisa?"

"Mereka tinggal di dunia manusia, jadi mereka tidak terikat hukum sihir. Lagi pula, kenapa kau ingin sekali mengikuti ujian ini? Bukankah untuk menjadi guru sihir tidak harus mengikuti ujian itu?"

"Aku ingin diakui oleh negara dan bekerja di kementrian pendidikan sihir. Aku tidak ingin menjadi guru biasa."

"Tapi kau harus hidup di dunia manusia selama tujuh bulan dan dilarang menggunakan sihir. Kau sanggup?"

"Aku akan mencobanya. Lagi pula ujian itu memiliki tujuan yang tidak buruk. Untuk melatih dan menguji kesabaran dan emosi. Dan juga, aku tidak akan sendirian bukan?"

"Kau benar, memang akan ada pengawas yang ikut bersamamu."

"Sudahlah, jangan khawatir begitu. Aku akan baik-baik saja. Baiklah, aku akan menemui pengawasku."

Jinyoung berpisah dengan Minji di depan pintu ruang pengawas divisi II. Sementara dirinya mengetuk pintu di seberangnya. Ruang kepala pengawas pendidikan divisi III.

"Ah sunbae! Apa yang kau lakukan di sini?" kata Minji ketika ia melihat Kyuhyun duduk di ruangan pengawas pendidikan divisi II itu. Ruangan itu berukuran 6x3 meter dengan beberapa meja dan kursi hitam di dalamnya. Kyuhyun terlihat berdiri dan bersandar pada salah satu meja. Hanya ada mereka berdua di ruangan itu.

"Aku kan bekerja di sini. Kau lupa?"

"Oh iya, aku lupa. Mianhae."

"Han Minji, kau berumur sembilan belas tahun, kan?"

"Ne, tapi aku mencari pengawas untuk ujian menjadi staff negara. Apa kau melihat pengawas pendidikan divisi II di sini?"

"Pengawasmu ada di hadapanmu."

"Mwo? Kau? Kyuhyun sunbae? Kau yang jadi mengawasku?"

"Ya! Panggil aku pengawas! Walau kita saling mengenal, kita patner sekarang," kata Kyuhyun kesal. 'Kenapa hyung memilih dia yang harus ku awasi? Dia kan adik kelasku di SMA.' Kyuhyun menggerutu dalam hati.

"Iya aku mengerti."

"Peraturannya: tidak boleh menggunakan sihir sampai batas ujian berlalu, menjalani kehidupan manusia dan berinteraksi dengan manusia, dilarang melukai atau membunuh manusia, dilarang merusak tempat tinggal dan lingkungan manusia, dilarang menggunakan obat-obatan terlarang, dan dilarang membuat ramuan sihir."

"Bagaimana dengan tempat tinggal dan biaya hidup?"

"Ini identitasmu yang baru," Kyuhyun memberikan sebuah map kuning pada Minji. "Sekolah, air, gas, dan rumah serahkan pada kami. Tapi untuk biaya makanan dan yang lainnya ditanggung oleh peserta ujian."

"Jadi aku harus bekerja untuk mendapatkan uang di sana? Lalu apa maksudmu sekolah? Apa aku harus kembali menjadi anak SMA?"

"Jawabanku, iya untuk semua pertanyanmu barusan."

"Mwo?! Tapi tahun lalu tidak seperti ini."

"Tahun ini peserta ujian melebihi kuota yang ada. Itu cukup menguras kas negara sihir. Tentu saja ada penilaian tambahan jika kau bekerja dengan baik. Biaya hidup di seminggu pertama akan dibiayai kementrian."

"Oh... Jadi, kapan kita berangkat?"

"Nanti sore, datanglah ke perbatasan."

~~***~~

Kyuhyun meraih lengan Minji yang terulur. Ia menggenggam pergelangan tangan yeoja itu lalu melepaskannya. Kini sebuah gelang keperakan melingkar manis di pergelangan tangan Minji. Mereka kini berdiri di depan sebatang pohon dengan lubang hitam yang besar pada batangnya. Lubang itu terhubung dengan dunia manusia. Kyuhyun yang membuat portal itu tadi siang. Portal itu hanya bisa dimasuki oleh dua orang, setelahnya portal itu akan tertutup sendiri.

"Ini apa?" tanya Minji menatap pergelangan tangan kirinya.

"Gelang sihir. Jika kau memakai kekuatan sihir, kementrian akan segera tahu dan langsung mencoret namamu dari daftar peserta. Ini," Kyuhyun menyerahkan ponsel dan sebuah buku padanya.

"Kau bebas menulis kejadian yang kau alami setiap harinya ke dalam buku itu, seperti buku harian. Di akhir waktu ujian, serahkan buku itu pada kementrian untuk dinilai. Kalau yang itu ponsel untuk menghubungiku jika kau dalam keadaan darurat."

"Kenapa pakai ponsel segala? Bukankah kau akan mengawasiku setiap hari?"

"Aku akan mengawasimu dari jauh agar kau bebas beraktifitas. Tapi, aku bisa saja melakukan pemeriksaan mendadak ke tempat tinggalmu nanti. Apa kau siap?"

Minji mengangguk.

"Begitu kau masuk ke dalam pohon ini, kau akan otomatis menjalani kehidupan manusia. Semoga berhasil."

Minji melangkah masuk ke dalam pohon itu. Tiba-tiba sekelilingnya gelap.

"Piiippp...piiiippp..."

Minji segera membuka matanya dan meraih jam weker yang berusaha membangunkannya itu. Kini, ia adalah Minji yang baru. Seorang yeoja yatim piatu yang duduk di bangku kelas dua SMA. Ia memiliki tetangga yang baik, Kim Hyuna, seorang mahasiswi semester akhir yang tinggal sendirian karena orang tuanya yang sibuk bekerja di luar negeri. Ia juga memiliki seekor kucing persia coklat yang ia beri nama Choco.

'Di mana Kyuhyun?' batin Minji. 'Apa dia belum sampai di dunia manusia? Ah...aku lapar.'

Minji berjalan menuju dapur. Menguap sambil menggaruk-garuk kepalanya. Ia melihat sekeliling. Di atas meja sudah ada roti panggang dan segelas susu coklat. Di samping gelas ada selembar kertas.

"Aku tahu kau akan terlambat di hari pertamamu. Jadi ku buatkan sarapan untukmu. Kyuhyun," Minji membaca tulisan di kertas itu. "Mwo?!" Minji segera melihat jam dinding lalu berlari menuju kamar mandi.

~~***~~

"Huft... Untung saja masih dimaafkan," ucap Minji lega ketika keluar dari ruang guru pagi itu.

"Duk! Bruk!" tiba-tiba saja ada yang menabrak Minji dengan setumpuk buku di tikungan lorong. Keduanya terjatuh dan membuat buku-buku itu berserakan di lantai.

"Ya! Hati-hati kalau jalan."

"Mian, aku tidak tahu kalau ada kau tadi," kata seorang namja yang tadi menabrak Minji yang segera membereskan buku-buku itu.

"Bagaimana kau tahu ada orang di hadapanmu, kalau matamu saja terhalang oleh buku-buku ini," Minji membantunya memunguti buku-buku itu. Minji melirik tanda pengenal di seragam namja berkacamata itu. Lee Donghae. Menurut catatan identitasnya yang baru, Donghae adalah teman sekelas Minji dan cukup dekat dengannya karena mereka duduk bersebelahan.

"Biar ku bantu bawakan, aku juga ingin ke kelas."

"Gomawo. Ku kira kau tidak masuk hari ini. Tidak biasanya kau terlambat masuk kelas."

"Mungkin aku terlalu lelah jadi bangun kesiangan pagi ini."

Siang itu, Minji pergi ke atap sekolah ia segera mengutak-atik ponselnya dan menghubungi Kyuhyun. "Kenapa tidak ada jawaban? Nada tunggu pun tidak ada. Apa ponsel ini rusak?" Minji mengamati ponsel di tangannya.

"Apanya yang rusak?" suara dibelakang Minji membuat terkejut gadis itu. Hampir saja ponsel itu terjatuh dari tangannya.

"Kenapa tiba-tiba muncul?! Kau mengagetkanku."

"Kau sendiri yang memanggilku. Wae?"

"Ani, hanya mencoba apa ini berfungsi atau tidak."

"Aish! Jangan panggil aku jika tidak perlu!"

"Awas di belakangmu!" Minji tiba-tiba berteriak.

Di belakang Kyuhyun muncul seseorang yang dengan cepat menyemburkan api yang keluar dari telapak tangannya ke arah mereka berdua. Dengan refleks, Kyuhyun berbalik dan membuat tameng yang terbuat dari udara. Menahan semburan api itu untuk melindungi dirinya dan Minji. Setelah beberapa detik, api menghilang dan menyisakan asap yang lama-lama turut menghilang ditiup angin. Di balik asap itu, ada seseorang berjubah dan bersayap hitam dengan mata merahnya yang menatap langsung mata Kyuhyun.

"Kau sudah besar, ya?"

"Choi Siwon, mau apa kau ke sini?"

"Hanya menyapa mu dan nona manis ini. Siapa dia? Yeojachinggumu?"

"Bukan urusanmu."

"Ayolah, tadi aku hanya bercanda. Masa hanya karena api kecil itu kau marah?"

"Aku sedang tidak ingin bercanda denganmu. Sebaiknya kau pergi," Kyuhyun menanggapi namja itu dengan dingin.

"Baiklah aku akan pergi. Aku juga sedang lelah. Sampai jumpa lagi, kyu dan... nona," namja itu membungkuk ketika berpamitan pada Minji lalu menghilang.

"Siapa dia?" tanya Minji pada Kyuhyun setelah namja itu menghilang.

"Salah satu klan Hitam, tapi satu-satunya yang paling kubenci."

~~***~~

"Eomma...jangan pergi..jangan pergi eomma! Jaebal..."

"Kyuhyun, kau harus jadi anak baik ya? Turuti kata-kata appa. Mengerti?"

Kyuhyun kecil hanya mengangguk lalu menangis. Wanita itu lalu memeluknya.

"Ayo cepat! Kita pergi!" tiba-tiba wanita itu kedua tangannya ditarik oleh dua laki-laki petugas tahanan yang kemudian langsung menyeretnya pergi.

"Eomma! Eomma! Hua...Eomma..."

"Kyuhyun! Kyuhyun.....!"

"Andwe!!"

Kyuhyun terbangun dan terduduk di tempat tidurnya. Nafasnya tidak teratur, keringat membasahi tubuhnya. Kyuhyun memegangi kepalanya, kemudian menekuk kakinya dan memeluk kedua lututnya. Ia berusaha menenangkan pikiran dan mengatur nafas. Kamar apartemen itu sepi dan gelap, hanya ada dia di sana. Lalu sebuah suara mengejutkannya.

"Gwenchana?" Sungmin segera menghampiri Kyuhyun dan duduk di sampingnya.

"Ah, hyung! Sejak kapan kau ada di sini?"

"Baru saja. Sudahlah kyu, kalau kau tidak bisa biar aku saja. Kembalilah ke negara sihir."

"Tidak hyung! Aku akan menemukannya dan memastikan kalau dia masih hidup."

"Tapi dia tidak akan mengingatmu. Dia akan menganggap dirimu orang asing."

"Mengetahui dia masih hidup saja sudah membuatku lega. Jika dia lupa semua tentangku, kurasa itu bukan masalah."

Walau samar-samar, Sungmin bisa melihat Kyuhyun tersenyum kaku.

"Baiklah aku mengerti. Kembalilah tidur, aku akan memeriksa keadaan pengawas lainnya."

"Malam-malam begini?"

"Lalu, kau pikir aku akan terbang dengan sapu terbang di dunia manusia pada siang hari? Sepertinya kau masih bermimpi tuan Cho." Kyuhyun tertawa kecil mendengar perkataan Sungmin.

"Aigoo..." namja itu mengacak-acak rambut Kyuhyun.

"Ah hyung!" Kyuhyun berusaha mengelak.

"Aku pergi dulu. Jaga Minji baik-baik," Sungmin naik ke atas sapu terbangnya.

"Iya aku mengerti. Eh tunggu," Kyuhyun segera bangkit dan menghampiri Sungmin.

"Wae?"

"Kenapa kau menyerahkan Minji sebagai peserta yang harus aku awasi? Kau tahu aku sudah kenal dia sejak kecil. Kau punya maksud tertentu, ya?"

Sungmin hanya terkekeh. "Aku pergi dulu." Namja itu mulai berlalu dengan sapu terbangnya.

"Ya! Hyung! Jawab aku! Ya!"

~~***~~

"Pagi," Kyuhyun tiba-tiba muncul di dapur tepat saat Minji sedang minum.

"Huk! Uhuk!" yeoja itu menepuk-nepuk dadanya. "Bisakah kau gunakan pintu? Lagi pula untuk apa kau datang ke sini pagi-pagi begini?"

Senyum menghiasi wajah tampan Kyuhyun. "Aku hanya melakukan pemeriksaan." Kyuhyun berjalan mendekati Minji yang melakukan kegiatan paginya. Membuat panecake. "Kau sedang apa?"

"Hanya membuat sarapan. Kau mau?"

"Memangnya kau biasa memasak?" Kyuhyun tersenyum mengejek. Minji cemberut lalu menyikut pelan perut namja itu pelan, membuat Kyuhyun tertawa.

"Kau mau atau tidak?"

"Baiklah, tolong buatkan untukku."

"Tunggulah di meja makan," Minji menyingkirkan rambut pendek yang menghalangi pandangannya. Kyuhyun tersenyum melhat ada tepung yang menempel di pipi kiri Minji. "Apa yang ada di pipimu?"

"Mwo?" Minji mengusap pipi kanannya.

"Bukan di situ, tapi di sini," Kyuhyun mengusap pipi kiri Minji. Keduanya terdiam dan saling menatap.

'Kenapa aku baru menyadari kalau matanya seindah ini?' pikir Kyuhyun.

'Eh? Dia tampan juga kalau dari dekat. Aish! Apa yang kupikirkan? Sadarlah Han Minji!' pikir yeoja itu.

"Ehm," Kyuhyun menurunkan tangannya. "Aku akan menunggu di meja makan."

"Ah, n-ne," Minji menundukkan kepalanya menatap adonan panecake.

Bebera saat kemudian, sepiring panecake sudah terhidang di hadapan Kyuhyun. Namja itu mulai memotong-motongnya. Minji duduk berhadapan dengannya. Menatap Kyuhyun penasaran. Kyuhyun memasukkan satu potong panecake ke mulutnya.

"Otthe?"

"Enak," kata Kyuhyun setelah menelan satu potong panecake buatan Minji.

"Jinjja?"

"Ne," namja itu mengangguk dan meneruskan makannya.

"Pengawas Cho? Boleh aku bertanya?"

"Tanya apa?"

"Setelah ujian ini berakhir, apa orang-orang yang kenal denganku sekarang akan melupakanku?"

"Tentu saja. Kementrian akan menghapus ingatan tentangmu pada siapapun yang pernah mengenal atau bertemu denganmu."

"Oh begitu," Minji menundukkan kepalanya, membalik-balik panecake di hadapannya tanpa memakannya.

"Kenapa kau menanyakan hal itu?"

"Ani, hanya ingin tahu."

"Kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku." Kyuhyun berhenti makan dan fokus menatap Minji.

"Mwo?"

"Kau menggigit bibir bawah. Kau selalu begitu jika sedang berbohong atau menyembunyikan sesuatu."

Minji terkejut menyadari kalau Kyuhyun benar.

"Kau sekarang mengedipkan matamu dua kali. Kau selalu begitu ketika ada yang tahu kalau kau berbohong."

"Kau ini sebenarnya siapa, sih? Apa benar kau Cho Kyuhyun yang ku kenal? Bagaimana kau bisa sedetail itu?"

"Aku sudah mengenalmu sejak kecil, tentu saja aku tahu."

"Oh iya juga. Waktu itu kau pindah ke sebelah rumahku ketika aku berumur delapan tahun dan kau sepuluh tahun."

"Ting tong!" bunyi bel mengagetkan Minji dan Kyuhyun.

"Ah itu pasti Donghae."

"Kenapa dia datang pagi-pagi begini? Ini kan hari libur."

"Ada yang akan dia bicarakan denganku. Cepat pergi, aku bingung menjelaskannya jika ia melihatmu nanti." Kyuhyun cemberut lalu langsung menghilang. Minji segera membukakan pintu. Lalu terlihat Donghae yang tersenyum di baliknya.

"Kau rupanya, masuklah."

"Aku ada kabar bagus untukmu soal pekerjaan yang kau tanyakan kemarin," kata Donghae setelah Minji menaruh minuman di meja dan mereka duduk berhadapan di ruang tamu.

"Berita bagus apa itu?"

"Aku punya teman pemilik toko buku dan dia sedang membutuhkan pegawai paruh waktu. Tokonya tidak terlalu jauh dari sekolah kita. Otthe?"

"Baiklah, kapan aku bisa bertemu dengan temanmu?"

"Hari ini pun bisa, kalau kau mau akan ku antarkan ke sana."

"Kau tunggulah sebentar. Aku akan bersiap," Minji segera menaiki tangga menuju kamarnya.

~~***~~

"Gamsahamida tuan Lee," Minji sekali lagi membungkuk sebelum meninggalkan toko.

"Jangan lupa, kau mulai bekerja besok siang dan jangan terlambat."

"Baik, aku pergi dulu."

"Hati-hati di jalan. Kau juga hati-hati Donghae."

Donghae hanya tersenyum dan membungkuk.

Mereka berjalan menjauh dari toko itu. Matahari senja mulai semakin meredup, berpamitan pada hari yang bersiap untuk menyapa sang rembulan.

"Gomawo," kata Minji tiba-tiba.

"Mwo?"

"Kau sudah membantuku mendapatkan pekerjaan, mengantarku ke sana, dan sekarang kau mengantarku pulang. Gomawo."

"Ah... tidak usah terlalu dipikirkan. Aku hanya ingin membantumu."

Minji memperhatikan wajah namja di sampingnya. Ia penasaran dengan kedekatan Donghae dengan Minji yang sebagai manusia. Membayangkan namja itu akan melupakannya tiga bulan lagi, itu membuat hati Minji tidak nyaman.

"Donghae-ya?"

"Mwo?"

"Em... sudah berapa lama kita saling mengenal?"

"Kenapa tiba-tiba bicara begitu?" Donghae tertawa mendengarnya. Minji menunduk dan terdiam. "Waktu itu kau pindah ke sekolahku di kelas tiga SD, sejak itu lah kita mulai berteman. Ketika SMP kita berbeda sekolah, tetapi di SMA kita satu sekolah lagi. Dan... Oh iya! Kau juga sering memakan ice cream ku waktu kecil."

Minji tertawa mendengarnya.

"Wae? Apa ada sesuatu?"

"Ani, hanya ingin tahu saja."

"Aish! Kau aneh hari ini. Oh iya, besok ada ulangan matematika. Kau tidak lupa janjimu, kan?"

"Soal kalau nilaimu lebih tinggi dariku, aku akan mentraktir ice cream? Tentu saja tidak."

"Kau yang menantangku, jangan sampai menyesal, ya?" Donghae tersenyum menantang.

~~***~~

Pulang sekolah keesokan harinya, Minji mulai bekerja di toko. Dari sore hingga malam. Di luar sudah gelap, tapi masih banyak yang mengunjungi toko buku itu. Minji sedang membaca sebuah novel ketika seorang pelanggan datang menghampirinya untuk membeli sebuah buku.

"Selamat malam," Minji segera membungkuk dan mengambil buku itu. "Semuanya jadi..." yeoja itu berpaling dari layar komputer dan menatap wajah pelanggannya, namun kata-katanya terhenti ketika tahu siapa ia.

"Anyeong," sapa namja tampan itu.

"Choi Siwon? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Membeli buku sekaligus melihatmu dengan pekerjaan barumu."

Siwon sangat persis dengan manusia biasa. Sayapnya tidak ada, ia tidak mengenakan jas dan jubah hitamnya. Hanya mata merahnya saja yang tidak berubah. Siwon menaruh uangnya di atas meja kasir. Minji tidak berani meraih uang itu.

"Sebaiknya kau cepat pergi sebelum kupanggil pengawas Cho."

"Aku tidak akan menyakitimu. Lagi pula, mana mungkin anak ingusan itu mampu bertarung melawanku?" Siwon mengukir senyum meremehkannya.

"Apa maumu?"

"Mundurlah dari ujian ini, lalu pergi. Jangan kembali lagi ke dunia manusia."

"Bagaimana jika aku menolak?"

"Mungkin aku akan memaksa," Siwon mundur beberapa langkah. Tiba-tiba semua orang terdiam seakan waktu berhenti. Buku-buku itu berterbangan, Siwon membawa masuk badai ke dalam toko. Ia mengarahkan angin yang berisi buku-buku itu ke arah Minji. Tangan Minji sudah gatal ingin menangkis serangan-serangan Siwon. Kekuatannya sudah terkumpul di kedua tangannya.

Terdengar suara langkah terburu-buru masuk ke dalam toko. Kyuhyun segera berdiri di depan Minji. Ia menangkis serangan-serangan Siwon. Tiba-tiba angin itu berhenti, buku-buku itu berjatuhan. Beberapa ada yang kini menjadi lembaran-lembaran kertas.

"Kenapa kau selalu menggangguku?!" seru Siwon lalu ia mulai menyerang Kyuhyun dengan semburan apinya.

Kyuhyun tidak melawan, ia hanya mengakis serangan-serangan itu. Siwon kembali menyerang, ia melepaskan kertas-kertas dari buku-buku itu dan merubahnya menjadi kayu-kayu runcing yang siap menghujam namja di hadapan Minji. Kyuhyun mengangkat tangan kanannya dan membuat prisai dari udara, kayu itu berubah menjari serbuk ketika menyentuhnya. Tangan kirinya mengeluarkan sulur-sulur yang menjalar menuju orang-orang yang membeku di dalam toko. Sulur-sulur itu membalut tubuh mereka membentuk sebuah kapsul yang melindungi tubuh mereka.

"Kau masih melindungi mereka?! Kau tahu? Gara-gara mereka, kau berpisah dengannya!"

Setelah terdengar seruan Siwon, tiba-tiba saja lampu-lampu toko itu pecah. Tanpa bergerak, Kyuhyun memerintahkan pecahan-pecahan lampu itu untuk menghujam tubuh Siwon. Sayangnya ia kurang cepat. Namja itu sudah tidak ada di sana. Mata Kyuhyun dan Minji menrawang ke sekeliling mencarinya.

"Kau mencariku?" sebuah suara dengan hembusan nafas dingin itu menyentuh tengkuk Kyuhyun. Ia segera berbalik dan hendak mendaratkan pukulan di wajah mulus itu, meleset. Kini Siwon sudah ada di tempatnya semula. Kyuhyun kembali menyerang dengan melemparkan benda-benda di sekelilingnya tanpa menyentuhnya ke arah Siwon.

Siwon menangkis hanya dengan menyentuhnya dengan satu jari. Pecahan lampu itu kembali ingin menghujam Siwon. Anehnya, pecahan itu langsung berubah menjadi abu ketika menyentuh tubuh kekarnya.

"Sudahlah, aku bosan. Nona, sebaiknya kau pikirkan apa yang ku katakan tadi."

Siwon kembali menghilang bagai ditelan kabut. Kyuhyun menjentikkan jarinya. Semua benda bergerak, kembali ke tempatnya semula. Kyuhyun menarik kembali sulur-sulur yang membalut orang-orang. Pecahan lampu yang menjadi abu bersatu kembali dan menyala. Pada jentikkan ke dua, semua orang kembali beraktifitas. Seakan tidak terjadi apa-apa. Kyuhyun ke luar toko tanpa mengatakan apapun. Minji hendak mengejarnya, namun panggilan dari tuan Lee menghantikan langkahnya.

~~***~~

Hari sudah malam. Jam kerja Minji juga sudah selsai. Setelah menutup toko, Minji mencoba menghubungi Kyuhyun. Ia ingin menanyakan banyak hal pada namja itu. Ia meraih ponsel yang diberikan Kyuhyun padanya.

"Ada apa?" sebuah suara membuat Minji berbalik.

Jalanan itu sangat sepi. Dengan penerangan hanya berasal dari lampu jalan yang berwarna kuning, Minji sempat mengira kalau namja itu bukan Kyuhyun.

"Apa kau terluka? Kau tadi ke mana? Kenapa langsung pergi?"

"Aku ini hanya pengawas, dan aku tidak harus menjawab semua pertanyaanmu," kata Kyuhyun agak ketus.

"Kenapa klan Hitam sangat ingin membuat calon guru sihir gagal? Dendam apa yang dimilikinya pada kami?" Minji tidak peduli dengan perkataan Kyuhyun. Terpaksa namja itu menjawabnya. Perlahan Kyuhyun berjalan ke arah rumah Minji. Sementara Minji mengekorinya.

"Sebenarnya ketua klan hitam, Choi Siwon, adalah kakak dari raja negara sihir yang terdahulu. Suatu hari, ia mengalami kecelakaan saat membuat ramuan keabadian. Ia memiliki umur abadi, namun ia memiliki sifat yang jahat sehingga kementrian sihir memutuskan untuk mengasingkannya ke dunia manusia. Ia mengumpulkan seluruh siluman yang dibuang ke dunia manusia lalu membuat klan. Karena merasa terbuang, ia memiliki dendam yang besar pada kementrian. Tidak ada yang bisa menghukumnya karena hukum dunia sihir tidak berlaku bagi yang bukan penyihir di dunia manusia. "

"Jadi, Choi Siwon bukan penyihir?"

"Bukan, karena ia sudah berubah menjadi siluman."

Minji hanya mengangguk-angguk.

"Sudah sampai," Kyuhyun menunjuk rumah itu dengan dagunya. "Masuklah. Kalau dia muncul lagi, aku akan ada di sana." Kyuhyun berbalik namun di hentikan Minji.

"Em... Sunbae."

"Jangan panggil aku sunbae, aku bukan seniormu lagi. Panggil aku Pengawas Cho."

"Pengawas Cho, aku hanya penasaran. Sebenarnya di mana kau tinggal?"

"Di daerah ini, dekat dengan rumahmu. Wae?"

"Ani, hanya penasaran saja. Selamat malam."

Kyuhyun hanya mengangguk dan tersenyum. Minji berjalan dan membuka pintu. Ia kembali berbalik, lalu menyadari bahwa ia sendirian lagi. Padahal ia belum sempat mengucapkan rasa terima kasihnya pada Kyuhyun.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

505K 37.5K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
508K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
30.4M 1.7M 65
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
98.2K 9.6K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...