Adventure In Magic World Book...

By Christine3099

41.8K 3.1K 510

sebelum baca yang ini, pastikan kalian sudah membaca yang book 1-nya. . di cerita sebelumnya terahir kali Dev... More

1. Masuk Kembali ke Dunia Sihir
2. Reuni
3. Petualagan Dimulai!
4A. Kekuatan YinYang
Permisi
4B. Lanjutan
5. CerSaPen
6. Pertarungan si kembar
Santai Sejenak (SS)
Yuko12
7. Aneh Bin Ajaib (ABA)
8. Perubahan Gender
10. Es Campur
11. Bertahan
12. Chap Nggak Penting
permohonan maaf.
13. Bernostalgia -penjara timur-
14. Mampir
PHP
15. Salju di Musim Panas
16
17. Truth
18
Character
19. Bebas
20. Tak Terkendali
21. Return
tag
22. Tamu Istimewa
23. Cerita
24. Dibalik
25. yang Berdiri
26. Tegap
Beri judul pada bagian cerita
Beri judul pada bagian cerita bag 2
Epilog
. . . . .
Draw
New Year!!

9. Gagal

1.2K 110 2
By Christine3099

Esok paginya Deva menunggu teman-temannya di luar rumah yang terdapat balkon di lantai satu, sambil memainkan rambut Aoi yang berwarna biru itu. Sedangkan Aoi sedang menikmati apapun yang ia lihat dan rasakan sambil memakan biskuit di tangannya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya seseorang di belakang Deva.

"Seperti yang kau lihat aku sedang mengepang Aoi-chan, kenapa kau juga mau Dev?" Tanya Deva tanpa menoleh dan masih asik dengan kegiatannya.

Devis duduk di sebelah Deva dan mengambil biskuit yang dipegang Aoi. "Ini apa?" Tanya Devis.

"Seperti yang kau lihat itu adalah bis-kuit," kata Deva yang sama sekali belum melihat Devis.

"Enak, diberi siapa?" Tanya Devis setelah memakan biskuit itu.

"Authornya!" Kata Aoi ceria dan juga ia tidak menoleh ke Devis.

"Yup, dia bilang masih ada sisa snack karena dia membeli kebanyakan untuk nyepi, jadi dia memberikan ke Aoi. Ngomong-ngomong, apa kau belum meminum ramuan kak Rafa?" Tanya Deva sambil melirik Deva.

"Buffft! Uhuk! Uhuk!" Devis langsung menyembur remahan biskuit yang ia kunyah tadi.

"Jorok, setidaknya kau tak boleh melakukan itu dengan fisik sebagai cewek kau tau," kata Deva sedikit melirik ke Devis.

"Kau tau?" Tanya Devis kaget.

"Yup, suaramu aneh. Jadi simpel saja," kata Deva sambil melanjutkan mengepang rambut Aoi.

"Iya itu betul!" Seru Aoi ceria.

"(Padahal aku sudah merendahkan suaraku...)" pikir Devis sambil memegang tenggorokannya.

"Bahkan sampai pakaian yang-mu juga berbeda. Berarti kau memang cocoknya menjadi cewek," Kata Deva jail.

"Enak saja! Aku tak mau!" Seru Devis kesal.

"Hehehehe... cobalah berputar, biar aku lihat perubahan bajumu," kata Deva sambil tertawa kecil.

"Aku ti..-"

"Tunjukan! Tunjukan!" Sorak Aoi sambil tertawa.

Akhirnya Devis pasrah lalu berdiri dan berputar. "Puas?" Tanya Devis lalu duduk lagi.

"Bedanya hanya di bawahannya ya..." kata Deva sambil berpikir.

"Aku suka roknya! Itu bagus. Cocok untukmu," kata Aoi sambil tersenyum ceria.

"Tidak, terimakasih," kata Devis dengan wajah datar.

"Ngomong-ngomong yang lain di mana?" Tanya Deva sambil melihat sekeliling.

"Menyembuhkan lidah," kata Devis cuek.

"Menyembuhkan....- lidah? Apa separah itu?" Tanya Deva bingung.

"Itu pahit banget!!" Seru Chloe di belakang.

"Banget?"

"Banget-banget!" Seru Rose kesal.

"Kau mau mencobanya?" Tanya Edward jail.

"Tidak trimakasih, aku masih normal," kata Deva sambil menjulurkan lidahnya.

"Hei, kau menyakiti hati teman-temanmu loh," kata Rafa yang keluar dengan baju profesornya.

Deva hanya terkekeh kecil.

"Ada yang mau?" Tanya Aoi sambil menyodorkan biskuit yang dibawanya.

Teman-teman Deva dan Devis langsung mengambilnya satu-satu.

"Tring tring, ada kiriman pocky dari authornya."

Deva langsung mengecek tabnya karena suara keluar dari sana. Terlihat seorang gadis sedang melambai-lambai dengan jaket yang kepanjangan untuk tangannya, rambutnya diikat setengah di samping dan setengah poninya juga ikut terikat.

"Kau... siapa?" Tanya Deva.

"Hai-hai, salken ya... namaku Trice, aku ocnya author. Aku hampir sama seperti Ene. Hehehehe...." kata gadis itu sambil tersenyum manis.

"Ene? Di MC/ Kagepro itu?" Tanya Deva.

"Bingbong... kau benar!" Seru Trice semangat.

"Kage...pro?" Tanya Leo.

"Ah! Kau tak perlu tau," kata Deva sambil mengibaskan tangannya yang membuat Leo kaget sedangkan Trice terkekeh sambil menutup mulutnya.

"Trice-san, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Aoi.

"Hanya mengirip paket kilat dari authornya yaitu pocky coklat dan ada pesan singkat:
-Hei para character di AIMW, nih ada hadiah kecil buat kalian. Soalnya kalian yang berubah gender akan dilamakan lagi waktunya untuk kembali normal. Karena aku mau nambahin romance nya kalau bisa dan jadiin ini pelajaran ya... nyahahaha!!
Salam author.-
Sekian!" Seru Trice di akhir kalimatnya sambil tersenyum.

"A-U-THOOOOOOOOOOOORRRR!!!!" Teriak Leo, Eric,Devis, Katryason, Chloe, Rose, Shafira, Edward dan Hayate bersamaan.

"Ah ada pesan kilat dari authornya:
-Kalian BRISIK!!!-
Itu katanya." Kata Trice yang sempat menirukan orang marah lalu kembali tersenyum.

"Lalu kira-kira kita akan begini terus sampai kapan?" Tanya Eric.

"-itu tergantung.-
Katanya."

"Yang benar saja! Jangan bercanda!" Seru wanita berambut merah kecoklatan.

"-ini untuk pengalaman kalian juga. Toh juga kau mendapat hal positifnya dengan dia bukan, Ka-try.-
katanya."

Wanita berambut merah kecoklatan alias Katryson, diwajahnya terlihat semburat merah.

Tiba-tiba ada tanda panggilan suara di tab Leo dan langsung dibalas dengan galak.

"Hei! Yang benar saja?!"

"Sabar... bisakah kau lebih lembut? Cih... bahkan dirubahin gendernya nggak ada berubah. Katanya cewek musti feminim. Weeee..."

Mulut Leo langsung tertutup sedangkan Deva menahan tawanya.

"Apakah dia authornya?" Tanya Aoi polos.

"Iya, benar Aoi-chan. Yoroshiku ne..."

"Hai! Yoroshiku!" Kata Aoi ceria.

"Author, apakah benar kita bakalan sepertini ini terus?" Tanya Edward sambil berdecak pingang.

"Huh? Siapa bilang terus? Nggak kok tenang. Walaupun saya fujo, tapi saya masih di perbatasan. Saya nggak suka di cerita saya ada LGBT serius. Toh juga ini untuk menambah pengalaman kalian, pasti nanti Shafira, Chloe ama Rose suka deh."

"Lalu bagaimana dengan kita?!" Tanya Devis kesal.

"Untuk kalian.... rasain jadi cewek. Rasain gimana susahnya jadi cewek!"

"Kau jahat sekali...." kata Katryson lemas.

"Nggak jahat Katryson, cuman pengalaman. Kapan lagi kalian kan berubah gender?"

"Huh.. iya..." kata Katryson kesal.

"Kira-kira kita bisa normal lagi kapan?" Tanya Hayate.

"Adoh.... gemez deh... tadikan sudah di bilang, itu tergantung... sayanya nyahahahahaha...."

Para cowok (yg berubah gender jadi perempuan) sudah terlihat perempatan di sana.

"Tapi tenang aja, nggak bakal lama banget. Yang penting kalian sudah mempunyai pengalaman bertarung dengan kondisi fisik yang seperti ini."

"Kapan ada pertarungan lagi?" Tanya Rose.

"Hmm... kalau nggak hari ini ya besok. Bah, lihat nanti aja."

"Tapi pasti benar ada bukan?" Tanya Devis.

"Nah-nah... sabar ja... lupa ya sama genre cerita ini? Masak characternya yang lupa heleh... crita apa'an ini?"

"Siapa juga yang buat?" Tanya Devis dan Deva bersamaan, bedanya Devis teriak tapi Deva datar.

"Siapa ya? Nggak kenal weee."

"AAAAUUUTHOOOOOOOOORRRRRR"

"Ups.... saatnya pergi, bye..."

Sambungan suara di tab Leo terputus.

Hening~

"Kak Leo, tabnya jangan di banting ya," kata Deva.

"Terimakasih sudah mengingatkan," kata Leo kesal.

"Sama-sama," kata Deva datar.

"Jadi apakah kalian akan pergi sekarang?" Tanya Aoi.

"Iya! Kita harus cepat-cepat bertarung!" Kata Devis geram.

"Seram sekali..." kata Deva pelan.

"Kau terdengar seram Devis," kata Rafa sambil sweatdrop.

"Karena kami ingin cepat-cepat kembali normal!" Kata Edward yang sama semangatnya dengan Devis.

Bukan hanya mereka berdua, para cowok (yang sementara ini berubah gender) berapi-api.

"Ayo! Kita pergi sekarang!" Seru Leo.

"Apa kalian tak lapar?" Tanya Deva sambil menopang dagunya.

"Tidak!" Seru Leo, tetapi detik kemudian terdengar suara dari perut Leo yang membuatnya menahan malu.

"Hehehe... kawaii."

"Trice! Apa kau sama sekali belum kembali?" Tanya Deva yang baru melihat tabnya dari beberapa menit yang lalu.

"Yup! Nih sekarang authornya ngirim paket bento, ayo di pilih!"

"Paket bekal?" Tanya Hayate bingung.

"Bento, itu artinya bekal ya... jadi aneh... yang ini keluarga author yang jual. Jadi skalian promosi katanya," kata Trice polos.

"Pinter juga tuh author."

"-yaiyalah, aku authornya gitu loh-
Katanya."

"Dasar authornya..." kata Katryson.

"Authornya itu sesuatu banget..." kata Eric.

"Huh? Kau nggak tau authornyakan tukang php, tukang ngaret, jalanin kehidupan sesuai mood," kata Deva ceplas-ceplos.

"Hehehe.... aku setuju!" Seru Leo.

"Tunggu, authornya tak marah nih?" Tanya Devis melihat ke Trice.

"En? Entahlah, aku belum dapat pesannya," kata Trice polos.

"Tumben..."

"Authornya lelah mungkin?" Tanya Rose sambil mengira-ngira.

"Kalian terlalu membuat authornya nggak semangat," kata Chloe sambil terkekeh.

"Hei, tak ada yang mau nih?"
.
.
Selesai makan.

"Baiklah, saatnya berangkat," kata Shafira sambil berdiri lalu mengulurkan tangannya ke Edward.

"Eh?!"

"Cieeeee!" Sorak Deva.

"Kok tiba-tiba???" Tanya Edward kaget.

"Aku yang suruh!" Sebuah suara yang sangat tak asing terdengar dari tab Shafira.

"Hah? Kau gila," kata Edward datar.

"Kenapa? Kau sukakan?"

"Apa! Aku hanya..-!"

"Heleh... klo si Edward jadi cewek kayaknya jadi cerewet."

"Tidak kok!"

"Lalu kenavah? Walaupun mengelak tapi situ suka kan?"

Edward hanya bisa menahan malunya.

"Shafira... coba gendong Edward gaya bridal style."

"APAAAA?!"

"Kenapa?" Tanya Shafira bingung.

"Coba saja dulu."

"AKU TIDAK MAU! ITU MEMALUKAN!"

"Nanti kalian bisa tukeran, toh juga ini kesempatan yang nggak bakal dateng 2 kali loh..."

Shafira terdiam sejenak sambil melihat Edward yang dari tadi menggeleng semakin cepat.

"Maaf ya, sekali ini saja," kata Shafira sambil tersenyum lalu langsung menggendong Edward ala bridal style.

"Ini memalukan!!!!" Kata Edward sambil menutup wajahnya dengan tangannya.

"Ringan!" Seru Shafira sambil tersenyum.

"Tuhkan... apa juga aku bilang...."

"Iya!" Seru Shafira tak sengaja ia melihat mata Edward yang mengintip dari balik jemarinya lalu tersenyum yang membuat rona merah di wajahnya tambah terlihat.

"Ini juga ringan!" Seru Rafa sambil menggendong Deva tiba-tiba.

"WOI!"

Hayate mendekati Rafa dengan wajah kesal tetapi di hentikan Deva dengan gerak tangannya. Hayate berhenti dengan wajah bingung.

BRUK!!
BRAK!!
DUK!!
PRANG!! (???)

Rafa sudah tergeletak di tanah dengan tidak mulus sedangkan Deva menepuk-nepuk tangannya seperti membersihkan debu lalu melihat kearah Rafa.

"Rasain wahahahaha... eh, aku harus pergi nih... dah."

"Eh tung..."

Hening~.

"Kalian semua sudah selesai makan bukan?" Tanya Leo yang meletakkan wadah makanannya tadi.

"Loh? Kau baru selesai?"

Jlep.

"Astaga... pak Leo tak sadar dari tadi semuanya sudah selesai," kata Davis datar.

Jlep.

"Memang nenek Leo, lama bener."

Jlep.

Sekarang Leo sedang duduk dengan tubuh yang lemas seperti habis tertusuk benda yang sangat tajam tiga kali berturut-turut.

"Begitu banget."

"Sudahlah! Ayo kita lanjutkan perjalanan. Pak Leo, jangan berlebihan. Ayo jalan," Kata Katryson sambil mendorong Leo.

"Ya..."(Devis.)

"Kami pergi dulu," kata Hayate sopan.

"Deva," panggil Rafa serius.

"Ya?"

"Kumohon pulanglah dengan selamat, lalu me-"

Bak!
Buk!
Krak!

Rafa sedang tengkurap menahan rasa ngilu dibagian bawah.

"Dah, kami pergi dulu... Aoi-chan... itu... kak Rafa," kata-kata Deva sedikit terputus-putus sambil menunjuk Rafa.

"Tenang saja aku mengerti," kata Aoi sambil tersenyum.

"Ok," seru Deva lalu melambai.

Aoi ikut melambai. Lalu mereka semua berbalik lalu berjalan menjauh sampai tak terlihat oleh Aoi dan Rafa.

"Aoi-chan..." panggil Rafa yang hanya menggerakkan kepalanya.

Bukannya membalas, Aoi jongkok di sebelah Rafa.

"Master..."

"Ya?"

"Kau ngenes sekali," kata Aoi datar.
.
.
.
Malamnya.

Para petualang itu duduk melingkari api unggun seperti biasanya. Hanya saja suasananya lebih suram di bagian cewek-cewek yang sebenarnya cowok itu. Oh kecuali Deva, ia sedang memasakkan makan malam untuk teman-temannya.

"Masakan sudah jadi... dan hindari suasana suram ini," kata Deva datar.

Para cewek (yang sebenernya cowok) itu tetap menunduk.

"Kalau masih menunduk aku siram satu-satu pake kuah kari yang masih panas," ancam Deva yang berhasil meneggakkan kepala para cewek (yang sebenarnya cowok).

Suasana makan berjalan dengan hening untuk beberapa saat. Dengan masih makanan di tangannya, Leo berdiri sambil marah-marah.

"KENAPA TAK ADA PERTARUNGAN HARI INI?! KENAPA SEPI SEKALI?!?!"

"Saat makan tidak boleh berisik. Tuh makananmu tumpah," kata Deva datar sambil mengintip Leo sebentar.

"Aaah! Deva..."

"Tak boleh!"

"Aku belum berbicara!"

"Huh... ya sudah tambah saja... kalau bisa," kata Deva sambil tersenyum sinis.

Leo merasakan firasat buruk lalu mengecek panci yang tadi dipakai Deva untuk memasak kari ayam itu. Hasilnyaaaaaaa......

Kosong.

Leo menatap miris ke Deva.

"Hehehe... aku punya insting kuat untuk takaran hari ini," kata Deva pede.

"Huh... kau jahat."

"Siapa suruh bergerak tiba-tiba saat makan? Aku sudah selesai. Selamat tidur," kata Deva sambil berdiri.

Singkatnya yang lain juga berdiri dan berjalan menuju tanda masing-masing yang sudah di dirikan terlebih dahulu. Akhirnya Leo pasrah dan hanya bisa menunggu pagi.
.
.
.
.
.
Nyaaahooo~

sebenernya aku mw buat yg lbh panjang lg, tp aku ikut di dalam. Tapi kok rasanya aneh ya? Jadinya nggak ush deh... kasih tau di sini aja... ehe... ehehe... ehehehehe...

Jadi pengumuman yang ingin aku beritahu adalah.....

Saya akan lebih fokus di cerita ini. Fokusnya gimana?

Fokusnya dalam hal sifat. Dan lebih memantapkan percakapannya siapa yang ngomong. Jujur aja aku milih yang ngomong siapa itu pasti acak ati yg blom bicara ma skali. Apalagi sifatnya kayak aku banget. Jadi... aku memakai zodiak sebagai pembantu sifat. Yah... masih lihat-lihat sih...

Untuk pertarungan selanjutnya masih belum terpikirkan, tapi udah sempet kebayang dikit-dikit lah... jadi... liat aj nanti apa yang akan tak ketik.

Entah kalian pikir ini kurang panjang ato sebagainya. Tapi menurut saya ini dah panjang. Ampe ngetiknya aja dah lelet wkwkwkwk...

Apakah ada yang baca ampe sini gak sih??

Terakhir! Don't forget to voment! Biar bisa ngitung siapa yang suka. Ama biar nggak dikata hantu wakakakaka... (canda ya XDD)

-(23/03/2016)-

Continue Reading

You'll Also Like

81.8K 12.7K 38
Setelah kelompok Cale hidup bahagia dan bebas dari para pemburu. Mereka pergi satu persatu karna umur mereka. Cale yang sudah memperkirakan meski dia...
191K 29.5K 120
Hal terakhir yang Cale ingat adalah dia berhasil mengambil kekuatan kuno milik lobak putih setelah membunuhnya, menyegel dewa keputusasaan dibuku dew...
4.8M 527K 54
Dia Cessie Bernadet, gadis yang entah mengapa membenci tokoh protagonis di semua novel. Dia si pembela garis keras tokoh antagonis. Namun bagaimana...
4K 466 16
Pair : Sasuhina Disclamier : Masashi Kishimoto "Siapa kau" tanya si gadis. "A-aku Uchiha Sasuke, a-apakah kau i-ingin menjadi p-pacarku?" tanya pemu...