Rudyard House

PerfectIPB द्वारा

802K 26.5K 689

Rudyard House, merupakan rumah yang sangat mewah milik keluarga Rudyard. Sudah banyak orang yang mengincar ru... अधिक

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18 (END)

Part 15

35.5K 1.2K 32
PerfectIPB द्वारा

Brenda terbangun dalam tidurnya. Ia terbangun dengan guyuran air dingin yang membasahi tubuhnya. Brenda mengejap-ngejapkan matanya, ia melihat kesekeliling ruangan gelap dengan penerangan yang sangat minim. Ia melihat keadaan tubuhnya, pakaiannya masih lengkap namun ia terikat disebuah bangku, dengan tangannya dibelakang sandaran kursi. Brenda mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi. Terakhir sehabis Brenda dari makam kedua orang tuanya dia menuju cafe untuk menenagkan diri. Namun tiba-tiba ada yang membungkam mulutnya dan kesadarannya menghilang. Mungkinkah Brenda diculik?

"Sudah bangun tuan putri?" ucapan seorang pria menyadarkan lamunan Brenda. Ia mengangkat kepalanya, ia melihat pria sedang berdiri menjulang didepannya. Dengan samar-samar Brenda melihat wajah pria itu. Betapa kagetnya Brenda melihat siapa yang ada di depannya itu, James. James sahabatnya.

"James....." ucap Brenda.

"Iya Brenda ini aku, James sahabatmu." ucap James yang sekarang sudah berjongkok di hadapan Brenda. Brenda ketakutan dengan tatapan James. Tatapan yang mengerikan, ada kilatan tidak suka dalam tatapan James kali ini.

"James, kenapa kita ada disini? Kenapa aku terikat seperti ini, James?" ucap Brenda melihat kesekeliling ruangan dengan takut. Brenda menggigit bibir bawahnya menahan tangisnya karena ketakutan.

Alih-alih menenangkan Brenda, James malah menampar dengan kencang pipi sebelah kanan Brenda. Brenda dengan kaget dan kali ini air matanya sudah jatuh tidak tertahan lagi merasa sakit dipipi dan sudut bibirnya yang sudah mengeluarkan darah akibat tamparan James. 

"James....." ucap Brenda dengan mata berlinangan air mata menatap James yang sedang tersenyum sinis.

"Kenapa Brenda? Kenapa menangis, hem? Sakit?" tanya James tanpa ada perasaan bersalah.

"James, kenapa? Kenapa kamu menamparku? Kenapa aku diikat seperti ini?" tanya Brenda dengan heran menatap sahabat didepannya. Kenapa James yang ia kenal bisa berubah sangat drastis. Sahabat yang penuh kelembutan dan kasih sayang, bisa beruah menjadi sangat mengerikan.

"Kenapa? Kamu tanya kenapa? Kamu belum mengerti ya? Baik akan aku jelaskan." James menarik bangku kosong disampingnya dan duduk sejajar dengan Brenda didepannya.

"Aku ingin balas dendam, Brenda. Kau tau kedua orang tuaku meninggal, semua karena kelakuan papamu yang bersikap curang. Papamu meminjam uang cukup besar kepada papaku, dan papaku meminjamkannya. Itu karena papaku sudah menganggap keluarga Rudyard sudah seperti keluarganya sendiri. Suatu saat keluargaku sangat membutuhkan uang, papaku lalu ingin meminjam uang pada keluarga Rudyard. Namun apa yang keluargaku dapat, hanya hinaan dari keluarga Rudyard. Bahkan ketika aku yang memohon pada papamu, dia juga tidak menggubrisnya." ada jeda dalam cerita James, Brenda tidak percaya kalau papanya bisa bertindak kejam pada keluarga James.

"Saat itu usaha keluargaku benar-benar diambang kehancuran, Brenda. Tapi apa, papamu tidak mau membantu keluargaku. Sampai pada akhirnya kedua orang tuaku memilih bunuh diri karena usahanya sudah hancur, itu semua karena papamu. Mulai dari situ aku sudah bertekat akan membalas dendam, Brenda. Sayang papamu ternyata meninggal lebih cepat dari perkiraanku. Maka satu-satunya keluarga Rudyard yang tersisa hanyalah kau, Brenda. Yah, sebenarnya kamu tidak ada sangkut pautnya oleh ulah papamu, tapi mau bagaimana lagi. Aku sudah bersumpah pada almarhum papa dan mamaku, aku akan membaskan dendam pada keluarga Rudyard."

"Ta-tapi kita berteman, James. Aku, kamu, Mila kita bersahabat." ucap Brenda dengan air mata yang berjatuhan.

James terkekeh mendenganr ucapan Brenda, "Teman? Sahabat? Kemana kamu sewaktu aku terpuruk? Hanya Mila saat itu yang aku punya."

"Mila tau semuanya?" tanya Brenda tidak percaya.

"Mila tau semuanya. Tapi sepertinya dia sangat sayang padamu, buktinya dia tidak menceritakan semua sikap bejat papamu terhadap kelurgaku, Brenda."

Brenda memejamkan matanya dan menangis.

"Dan ketika aku tau kamu kembali, saat itu pula aku berpikir akan membalaskan dendamku." lanjut James.

"Kamu mau apa James dariku? Aku sudah tidak punya apa-apa. Bahkan Rudyard house kini bukan milikku lagi." ucap Brenda disela-sela tangisnya.

James kembali terkekeh lalu menyandarkan punggungnya kesandaran bangkunya, "Aku sudah tau kalau itu dari sepupuku."

"Sepupumu?" tanya Brenda bingung dengan arah pembicaraan James.

"Ah, kau belum tau ya? Lucy itu adalah sepupuku. Kebetulan sekali bukan? Aku dan Lucy memiliki visi yang sama, sama-sama ingin menyingkirkanmu." kali ini James tertawa dengan senang melihat kekagetan dan kepanikan diraut muka Brenda. Brenda benar-benar merasa panik sekarang ini, ternyata Lucy adalah sepupu James. Brenda harus keluar dari sekapan James!!

"Lepaskan aku James. Kau brengsek!!" ucap Brenda meronta-ronta dalam duduknya yang juga terikat. Melihat ulah Brenda yang meronta-ronta membuat James kesal lalu mendorong bangku Brenda hingga Brenda dan bangkunya terjatuh kelantai. Brenda menahan rasa sakitnya ketika ia terjatuh.

"Percuma Brenda kamu tidak akan aku lepaskan. Aku ingin melihat kamu mati perlahan-lahan." ucap James yang bangkit dari duduknya. Ia lalu menendang perut Brenda tidak keras menurutnya, namun Brenda berteriak dan meringis kesakitan karena tendangan James.

"James, a-aku mohon lepaskan aku. Aku...aku benar-benar tidak mengetahui semua perbuatan papaku pada keluargamu." ucap Brenda sambil menangis, antara ketakutan dan menahan rasa sakitnya.

James mengelus kepala Brenda, lalu detik berikutnya ia menarik rambut Brenda dengan kencang sampai kepala Brenda mendongak, menghadap James, "Tenang sayang, aku akan mengantarkan kamu ketempat kedua orang tuamu, Brenda." Brenda meringis menahan sakit karena rambutnya ditarik dengan keras oleh James.

"Kenapa kamu tidak langsung membunuh aku saja, James?" ucap Brenda dengan nada sinis.

"Tidak semudah itu Brenda sayang. Aku ingin semuanya pelan-pelan." ucap James seraya melepaskan cekalan tangannya pada rambut Brenda dan melenggang pergi dari ruangan Brenda disekap.

"James!! Lepaskan aku Brengsek!! James jangan tinggalkan aku......" Brenda berteriak memanggil nama James berulang kali. Brenda terus menangis meratapi nasibnya sekarang ini. Semua orang pergi, bahkan James sahabatnya sendiri tega melakukan semua ini. Brenda berkali-kali meronta-ronta, namun bukannya terlepas justru ia merasa sakit di tangannya karena gesekan pada ikatannya. Kepalanyapun pusing karena tamparan James yang kencang tadi. Russel, entah mengapa Brenda saat ini membutuhkan Russel.

******************************

Russel masih saja mondar-mandir di dalam ruang kerjanya. Sudah dua hari Brenda pergi dari rumah, dan ia masih belum bisa menemukan Brenda. Russel mengerahkan seluruh orang kepercayaannya untuk mencari Brenda. 

'dimana Brenda?'

'bagaimana kondisinya?'

'apa yang sedang dilakukannya?'

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu berputar-putar dalam pikiran Russel. Ia benar-benar merasa sangat bersalah dan bertanggung jawab dengan kondisi Brenda saat ini. Ia benar-benar merasa khawatir dengan perkiraannya sendiri, ia berpikir bisa saja Brenda diculik. Semua pekerjaannya dikantor ia serahkan kepada sekretarisnya untuk menghendelnya, Russel ingin benar-benar fokus dalam mencari Brenda.

*******************************

Lagi-lagi Brenda terbangun dengan guyuran air dingin yang membasahi wajah dan badannya. Rambut basahnya menutupi sebagian wajahnya yang terlihat pucat.

"Selamat pagi, Brenda. Aku membawakan makanan untukmu." ucap James yang sudah membawakan makanan dihadapan Brenda.

Dengan kesal Brenda menjawab, "Aku tidak sudi memakan makanan itu!"

Dengan kesal James menampar pipi Brenda, menyebabkan sudut bibir Brenda mengeluarkan darah kembali, lalu James menumpahkan makanan itu keatas tubuh Brenda. "Disaat seperti ini kamu masih bisa sombong, hah? Apa kamu tidak takut padaku Brenda?" tanya James dengan mendesisi penuh kebencian.

"Lebih baik kau bunuh aku, James. Itu kan yang kamu mau?" tantang Brenda, matanya sudah memanas mehan air matanya agar tidak tumpah.

"Hebat, Brenda Rudyard tidak takut padaku. Mari kita liat sampai mana kekuatanmu." ucap James, lalu ia mengeluarkan sebilah pisau tajam dari balik punggungnya.

Brenda membelalakn matanya melihat James yang sedang bermain-main dengan pisau ditangannya. 'apakah ini saatnya aku mati?' tanya Brenda dalam hatinya.

James mendekatkan pisau itu kelengan Brenda sebelah kanan. Brenda memejamkan matanya, ia bisa merasakan dinginnya pisau itu menempel dilengannya. James meliuk-liukan ujung pisau itu di permukaan kulit Brenda. Detik berikutnya Brenda merasakan perih dilengan kanannya, dan merasakan sesuatu yang hangat mengalir dari sana. Brenda membuka matanya, ia menengok lengannya. Sudah terdapat sayatan dalam dilengannnya.

"Bagaimana rasanya, Brenda? Sakit?" tanya James dengan sinis, lalu membersihan darah Brenda yang menempel dipisaunya.

Brenda tidak menjawab, namun menatap James dengan sinis. Air mata sudah jatud dari mata indah Brenda. Ia benar-benar tidak menyangka James bisa melakukan hal sekeji ini padanya.

"Well, lihat penampilanmu Brenda. Terlihat sangat kacau. Ayo, aku akan memandikanmu." dengan cepat James melepaskan ikatan tangan Brenda dengan bangku, namun ia tidak melepaskan ikatan pada kedua tangan Brenda.

"Kamu mau membawa aku kemana, James?!!" tanya Brenda meronta-ronta dalam cekalan tangan James yang sangat kencang, membuat Brenda meringis kesakitan.

"Sudah kukatakan kau akan mandi, Brenda." ucap James masih menyeret Brenda yang meronta-ronta dalam cekalannya.

James membawa Brenda kedalam kamar mandi, lalu membawa Brenda kedepan bathtub yang sudah dipenuhi air. James menggendong Brenda lalu melempar tubuh Brenda kedalam air dingin yang sudah disiapkan James

Brenda menggelinjang kaget dengan tindakan James yang tau-tau melemparkan dirinya kedalam bathtub berisikan air yang sangat dingin. Berkali-kali James menceburkan kepala Brenda kedalam air sehingga Brenda susah bernafas. James sangat menikmati pemandangan didepannya itu, melihat Brenda kesakitan. 

Air jernih itu berubah menjadi merah keruh, karena darah dilengan Brenda terus saja mengalir. Brenda meringis menahan rasa sakitnya. Brenda menggigil kedinginan, bibirnya membiru pucat karena terus-terusan berada didalam air yang sangat dingin itu. Setelah James puas, ia mengangkat tubuh Brenda yang sedang menggigil hebat, ia menaruh Brenda dikursinya dan kembali mengikat Brenda. Lalu kegelapan menyelimuti Brenda. James memotret kondisi Brenda yang tampak mengenaskan itu, lalu mengirimkan gambarnya keseseorang yang ia tau pasti sedang mengkhawatirkan Brenda.

*******************************

Russel sedang berkumpul dengan keluarganya. Russel sudah menceritakan kejadian perginya Brenda dari rumah. Seperti dugaannya, seluruh keluarganya menyalahkannya atas kepergian Brenda. Bahkan Russel mendapatkan pukulan telak dari Kent.

"Lalu kamu belum bisa menemukan Brenda?" tanya Clara dengan sedih, seperti ibu yang kehilangan putrinya. Poppy duduk disebelah Clara mencoba menenangkannya dengan memegang kedua tangan Clara. Poppy juga merasa sedih dengan kepergian Brenda.

"Aku belum bisa menemukannya." ucap Russel dengan wajah sendunya.

"Ini sudah empat hari, Russel. Mana tanggung jawabmu?" ucap Kent dengan dingin.

Russel mengertakan giginya menahan emosi mendengar sindiran Kent, "Aku sedang berusaha mencarinya." ucap Russel tidak kalah dingin.

"Om Lusel..." teriak suara mungil memecah ketegangan diruangan itu.

Berry baru bangun dari tidur siangnya. Ketika melihat Russel, ia langsung berlari menghambur kedalam pelukannya. Lalu ia mengedarkan penglihatannya, dan mengerutkan dahinya, "Mana tante Blendanya om?

Russel tertegun sejenak lalu tersenyum, "Tante Brendanya lagi ada urusan sayang, jadi belum bisa dateng kesini." ucap Russel berbohong.

Berry mengangguk-anggukan kepalanya, "Tapi nanti tante Blendanya kesini lagi kan?" tanya Berry dengan polosnya.

Russel mengangkat kepalanya melihat kesekeliling ruangan, lalu ia kembali menatap Berry, "Pasti sayang, tante Brenda pasti kesini lagi main sama Berry."

Tiba-tiba Aston masuk kedalam ruang keluarga membawa sebuah amlop coklat.

"Permisi tuan Russel saya mendaatkan amplop ini didepan pintu." ucap Aston seraya memberikan amplop itu kepada Russel. Poppy lalu mengambil Berry dari pangkuan Russel.

Dengan segera Russel membuka amplop itu, lalu ia melihat isinya. Tubuhnya bagai tersambar petir melihat gambar yang sedang ia pegang. Foto itu, foto seorang wanita yang sedang terikat di bangku, menampakkan beberapa luka ditubuhnya, dan wajah yang sangat pucat. Brenda, wanita itu Brenda. 

Russel menggenggam foto itu dengan sanagt kencang sampai tangannya memutih menahan emosinya. Ternyata dugaannya tepat, Brenda memang diculik.

 ###################################################

Nah nah nah... ternyata Brendanya diculik...

Jangan lupa di vote dan comment ya :)

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

Ratu Pilihan Y द्वारा

ऐतिहासिक साहित्य

376K 24.8K 20
AUTHOR BY SHERLS ASTRELLA Ketika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Quinn tahu ia harus melakukan sesuatu untuk keh...
218K 30.4K 76
Crazy Crown Princess *** Athena Nugraha. Seperti namanya yang diambil dari nama dewi perang paling kuat dalam Greek mythology, Athena benar-benar tum...
18.8K 1K 14
LEE JI EUN(IU) KIM SOO HYUN YOO IN NA LEE DONG WOOK
TSUNDERE ✔ rici द्वारा

फैनफिक्शन

1.5K 715 32
Semua bermula dari Ketidaksengajaan. Si cowok yang sedang merokok di belakang gedung sekolah, Si cewek yang panik karena mematahkan kran air. Darisit...