Flowers of Love [ Tamat ]

mynameis_12345

2.6K 202 31

Semuanya berawal dari toko bunga. Jika aku tak bekerja paruh waktu di sana mungkin aku ataupun dia tak akan s... Еще

(bukan) Prolog
.1 Kamu?
.2 Kamu lagi?
.3 Bayar
.4 Tiba-tiba
.5 Artikel
.6 Pendeteksi rasa
.7 Taman
.9 Canggung
.10 Perkelahian
.11 Pengumuman (1)
.12 Paket
.13 Pengumuman (2)
.14 Siapa?
.15 Finally
bukan (Epilog)

.8 Anti mainstream

303 22 15
mynameis_12345

"Dino suka sama lo dari kecil" ucap Fani

Revya kaget, tak percaya dengan apa yang dibicarakan oleh Fani

"Se-serius?"

Revya menatap Dino dengan tatapan tak percaya, yang di tatap malah tersenyum dengan memperlihatkan deretan giginya yang begitu bersih dan rapih

"Bohong"

Ucapan Revya membuat senyuman dibibir Dino menjadi pudar, Dino berjalan pelan ke arah Revya.

"Gue tau ungkapan gue kali ini telat banget, tapi gue emang beneran kok suka sama lo" Dino mengusap puncak kepala Revya

Revya layaknya sebuah batu, tak bergerak dan tak berbicara.

Revya menatap mata milik Dino, "Maaf" ucapnya pelan

"Enggak usah minta maaf, lu enggak salah."

Fani berjalan ke arah dua orang sahabatnya, "Jangan hanya karna hal seperti ini persahabatan kita jadi hancur"

"Sampai kapanpun persahabatan kita enggak bakal hancur kok Fan" ucap Dino

"Gue yakin kok No, ada perempuan yang lebih pantas lo sukai selain gue. Di luar sana begitu banyak perempuan yang ingin sekali menjadi kekasih lo, dan banyak banget yang lebih baik dari guee" ucap Revya panjang lebar

Dino tersenyum manis menjawab ucapan yang keluar dari mulut Revya.

FoL

Pagi ini begitu cerah sampai sampai pukul 5 pagi saja seperti pukul 6 pagi.

"Bangun lo, tumben masih tidur" Fani menggoyang goyangkan tubuh Revya sekuat tenaga

"Ih apa sih masih ngantuk tau" Revya menjawab tanpa membuka matanya sedikit pun

Fani menarik selimut yang digunakan Revya, "Yaudah kak Kevin gue suruh balik aja ya"

Revya membuka matanya saat terdengar olehnya terdapat nama 'Kevin'.

"Hah? Ada kak Kevin?" Revya setengah berteriak

"Iya. Pacar lo tuh ya rajin amat ke sini jam 5 pagi. Sana cepet, guee mau ke kamar lagi" ucap Fani

Revya segera keluar dari kamarnya.

"Kevin!" teriak Revya begitu ia menemukan sosok Kevin sedang meminum air mineral

"Baru bangun?" tanyanya dengan menatap Revya dari atas sampai bawah

Ups!

Revya baru sadar bahwa keadaannya saat ini tak pantas untuk diperlihatkan

Bayangkan saja, wajah yang baru bangun, rambut yang berantakan, dan baju piyama berwarna biru bercorak garis garis

"Enggak usah malu. Aku kan nerima kamu apa adanya kali Rev" jawabnya tanpa mempedulikan kondisi Revya saat ini

"Bentar kak! Eh Kev!"

Revya segera berlari ke kamarnya untuk mengambil baju, lalu setelah itu ia mandi.

"Nah sekarang aku udah wangiii" ujar Revya saat ia telah selesai mengganti bajunya

Kevin tersenyum singkat,

"Udah sholat?" tanya Kevin

"Hng- lagi halangan" Revya menyembunyikan wajahnya di telapak tangannya

"Ohh- eh maaf aku kesini pagi pagi"

"Hmm ga apa apa, emang mau ngapain?"

"Aku cuman mau kasih ini" ia memberikan bunga kertas berwarna biru, pink, merah, hijau, oren dan putih

"Bunga kertas?" Revya mengkerutkan keningnya

"Simpan bunga ini sampai kapanpun, jangan biarkan bunga kertas ini menghilang. Karena bunga kertas ini enggak akan pernah layu."

"Simpen ya?"

"Iyaa."

"Kalau gitu aku pulang dulu ya?"

"Iya. Hati hati ya Vin"

Kevin mengangguk.

.

REVYA POV

"Pacar lu emang anti mainstream ya" ucap Fani sambil menyikat giginya

"Iya dong, jangan jangan besok dia dateng tengah malam lagi" ucapku sambil tertawa

"Ya kagak mungkin lah neng. Btw lu kagak bakalan ganti baju? Entar telat ke sekolah tau rasa ya lo"

Aku berpikir sejenak,

"Astagfirulloh, hari ini sekolah yaa" aku segera beranjak dari sofa dan berganti baju

Setelah selesai aku mengganti baju seperti biasa Fani sudah dijemput oleh pacarnya.

"Ih sebel" aku berdecak sebal sambil melirik ke arah Kak Rey

"Hayolo kenapa?" tanyanya

"Lain kali tuh kak Rey harusnya bawa mobil, biar gue bisa numpang" kataku dengan ekspresi cemberut

"Lah kenapa tadi enggak minta pacar lo aja Rev" ucap Fani sambil merapikan rambutnya

"Ohh udah jadian sama Dino?" tanya kak Rey dengan wajah senang

"Bukan sama dia Rey" jawab Fani

"Sama Kevin" jawabku

Mata kak Rey membulat,

"Serius lo Rev? Kevin si anak teladan di sekolah pacaran sama lo? Kesambet apa dia sampe mau pacaran sama lo?" kak Rey tak percaya aku berpacaran dengan Kevin

"Tanyain ajalah Rey sama Kevinnya, lu kan temen dia" ucap Fani

"Heh lo pikir Kevin tuh anak yang terbuka? Enggak woy! Dia tuh kalo sama yang lain ngomong tuh seperlunya aja, bahkan menurut kami dia tuh enggak tertarik sama perempuan" jelas kak Rey

Aku menatap kak Rey sinis

"Bahkan menurut kami dia gay" ucap Kak Rey lagi sambil nyengir nyegir

Kini tatapan ku terhadap kak Rey layaknya tatapan seorang psikopat

"Eh tenang bro! Tenang!" kak Rey menutupi wajahnya dengan bantal sofa

"Ada yang membicarakanku ya sepertinya?"

Deg.

Suara itu.

Kok bisa.

Aku, Fani beserta kak Rey melihat seseorang yang baru saja berbicara seperti itu.

Dia. Kevin.

Yap kebetulan pintu apartement dibiarkan terbuka jadi secara otomatis Kevin bisa masuk

"Aku baru tau ternyata aku dipandang seperti itu oleh anak angkatan" ucap Kevin

"Eh? Enggak Vin! Itu cuman opini anak anak cowok aja kok, enggak semuanya kok! Buktinya anak anak perempuan diangkatan bahkan disekolah masih tergila gila sama lo kan?" Kak Rey mencoba melontarkan segala kata kata yang ia punya agar Kevin percaya

"Oh gitu ya. Yaudah, Rev, ayo berangkat" ucap Kevin singkat

Terlihat wajah kak Rey yang senyum senyum lega

Fani menyenggol bahu kak Rey, "Maafin dia ya kak Kevin"

Kevin tersenyum, "Sudahlah enggak apa apa"

Aku menatap ke tiga orang ini, lalu menatap lama seseorang yang bernama Kevin.

Kevin yang merasa sedari tadi ada yang menatapnya segera menatapku, "Eh? Ayo" Kevin segera menggandeng tanganku keluar dari apartement, aku hanya melambaikan tanganku pada Fani dan kak Rey

Di jalan kami sama sekali tak mengucapkan sepatah kata pun

Kevin memberhentikan motornya lalu menoleh ke arahku

"Canggung ya?" tanyanya padaku

Pertanyaannya ini berhasil membuat tubuhku seperti bongkahan es.

Kevin tersenyum sekilas melihat ekspresiku yang seperti itu.

"Nanti waktu bel istirahat berbunyi aku langsung ke kelas kamu ya" tawarnya padaku

Mulutku tak bisa berkata apapun, rasanya seperti ada yang membekam mulutku.

Jadi aku hanya mengangguk sebagai jawaban iya.

FoL

"Faniii!!! bentar lagi bel istirahat ya?!"

Fani hanya mengangguk santai, sedangkan aku panik enggak karuan

Rasa panikku semakin bergejolak tatkala mengingat perkataan Kevin sewaktu di jalan.

"Nanti waktu bel istirahat berbunyi aku langsung ke kelas kamu ya" perkataan itu terus menerus terngiang ngiang di pikiranku

Entahlah aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa sepanik ini, rasanya itu seakan akan Kevin adalah orang yang begitu terkenal

"Rev, itu ada- em kak Kevin nungguin lo di depan kelas" ucap seorang murid perempuan di kelasku

Deg.

Jantungku berdegup begitu kencang, aku mencoba berdiri dari tempat dudukku namun rasanya tak bisa.

Lebay amat sih ini author ヽ(*゚ー゚*)ノ

"Kak Kevin Revyanya lemes, bantuin jalan dong!" teriak Fani

"Kampret emang" gumam Revya pelan

Benar saja, Kevin masuk ke dalam kelas dan berjalan mengarah ke bangku Revya.

"Kamu enggak apa apa?" tanya Kevin padaku

Aku tak menjawab apapun, aku hanya tertunduk karena malu. Ditambah dipandangi oleh orang orang di kelas pula.

Kevin meraih tanganku, lalu membantuku untuk berdiri.

"Udah Kev, enggak apa apa. Gue bisa jalan sendiri kok." ucapku

Kevin mengerutkan keningnya, "Barusan kamu bilang 'gue'?"

Lah, salah ya? Ok. Aku tau kok Kevin tuh kakak kelas, jadi maksudnya aku harus bilang aku atau saya kan? Ok. Ok.

"Ikut aku" ia menarik pergelangan tanganku

Aku sampai di halaman belakang sekolah

Aku terkejut tatkala melihat sebuah pizza membentang di sana, sebenarnya aku juga tak yakin itu pizza atau kue

Mataku membulat kaget dengan perasaan yang begitu senang. Jelas siapa sih perempuan yang tidak senang diberi kejutan seperti ini?

Akhirnya kami duduk di tempat yang sudah disediakan oleh Kevin

"Kamu suka? Enak enggak?" tanyanya saat aku mencicipi satu potong makanan tersebut

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum, karena mulutku ini sudah terpenuhi oleh makanan tersebut

Tetapi, tiba tiba segerombolan anak anak datang menghampiri kami dengan tatapan sinis dan tajam.

"Mau apa dan kenapa mereka ke sini?"

================

a.n.

HAII GAISS, mau minta sarannya dong akuu atau tanggapan kalian dengan ceritaku ini, thx!

Vommentsnya jangan lupaa yaa!^^

Продолжить чтение

Вам также понравится

724K 67.6K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES) Aidahharisah

Подростковая литература

30.4M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
HERIDA Siswanti Putri

Подростковая литература

655K 25.5K 37
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...